Jumat, 10 Agustus 2012

Kebangkitan Islam di Asia Tenggara


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Mayoritas penduduk di asia tenggara memeluk agama islam, contoh negara yang mempunyai populasi terbesar adalah Indonesia, malaysia, brunai, filipina dan lain-lain. Di dunia ada beberapa macam agama yang tersebar, misalnya islam, kristen, budha, hindu, namun dari berbagai macam agama tesebut agama islam adalah agama yang paling banyak pemeluknya. Islam berkembang pesat bukan melalui penaklukan militer seperti yang terjadi di asia selatan, melainkan melalui perdagangan yang dilakukan oleh para sufi. Islam tersebar di sebagian besar Asia Tenggara  melalui jalur perdagangan, terbuka dan tidak ada paksaan sehingga islam mudah diterima oleh masyarakat. Pada akhir abad ketujuh belas islam di asia tenggara  telah mengalami kebangkitan, hal ini di karenakan interaksi antara umat islam dengan barat, dimana ada perbandingan yang dirasakan oleh umat islam, umat islam merasa jika lebih buruk dari pada bangsa arab sehingga umat islam berfikiran jika islam harus lebih maju dari pada bangsa arab, hal inilah yang memotivasi umat islam di asia tenggara unutk mempelajari islam lebih baik lagi. Namun awalnya umat islam bangkit bukan hanya karena bangsa barat melainkan kesadaran para umat islam asia tenggara terhadap kemajuan islam saat ini. Kebangkitan islam ini banyak fase yang dilakukan oleh umat islam karena banyak hal-hal yang melatarbelakangi kebangkitan tersebut, dan ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam kebangkitan islam di asia tenggara, baik domestik maupun faktor eksternal.

2.      Rumusan Masalah
1.      Jelaskan arti kebangkitan islam ?
2.      Jelaskan sejarah kebangkitan islam di asia tenggara ?
3.      Jelaskan fenomena tentang  kebangkitan islam di sia tenggara ?
4.      Jelaskan tentang kebangkkitan islam di asia tenggara ?

3.      Tujuan Makalah
Mengerti dan memahami sejarah kebangkitan islam serta sumber kebangkitan islan dan fenomena yang terjadi saat kebangkitan islam di asia tenggara.
BAB II
PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN KEBANGKITAN ISLAM

Kebangkitan islam adalah sebuah masa dimana umat islam ingin menghidupkan kembali martabat, latar belakang budaya serta peradaban yanng sesuai dengan kriteria islam, dan menolak setiap penguasa dan pemimpin yang berusaha merendahkan harkat dan martabat islam. Atau sebuah tahapan dimana kaum muslimin memiliki keinginan untuk kembali pada ajaran islam disetiap kehidupan sosialnya atau menghilangkan segala bentuk sistem yang diimpor dari barat dan timur, menolak segala bentuk hegemoni politik, ekonomi serta media informasi dan kembali kepada prinsip dasar al-quran yang meneguhkan bahwa allah swt sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk memusnahkan orang yang beriman[1].
Kebangkitan Islam merupakan sebuah sejarah yang menumbuhkan kembali semangat iman, pemikiran, fikih, serta gerakan dan jihad. Kebangkitan membawa ujian bagi umat Islam sehingga mendorong mereka mencari sebab-sebab kejatuhan dan kehinaan yang menimpa pada islam. Sehinga umat islam menemukan kesadaran baru yaitu: menghidupkan iman, mengaktifkan pemikiran, dan menggairahkan gerakan Islam.
            ash-shahwah[2] atau shaha-yashhu adalah bangun dari tidur. Namun, jika membicarakan tentang kebangkitan Islam (ash-shahwah al-Islamiyyah[3]) maka mempunyai arti yang berbeda yaitu umat islam sedang dalam kondisi terlena dari agamanya. Maksudnya umat seperti orang yang sedang tidur, yang terlena dari kesadarannya. Sehingga dapat disimpulkan kedua pengertian tersebut memiliki kedekatan makna.
Ada beberapa makna kebangkitan:
Ø  pertama menurut kamus Al-muhith yaitu ash-shahwah adalah lenyapnya mendung, meninggalkan masa kanak-kanak dan kebathilan.
Ø  Kedua menurut muktar as-shihah, shaha min sukrih shahw adalah dia benar-benar bangkit dari mabuknya dan as-sukran shah adalah oranng yang mabuk telah sadar atau bangkit.
Ø  Ketiga menurut lisan Al-arab, ash-shahw adalah semakin siang, sembuh dari kecantikan, tidak terdengar tentangnya kecuali sadar dari ambuk. Dan lisan al-arab juga mengatakan jika shaha qalbuhu wa shaha as- sukran min sukrih yashhu shahw wa shuhuw fa huwa shah yang artinya telah sembuh dari mabuknya sehingga ai menjadi orang yang bangkit.
Ø  Keempat menurut mu’jam maqayis al-lughah, ash-shahw yaitu bangkit lawan dari as-sukr yang artinya mabuk. shaha yashhu as sukran fahuwa shahiyyah artinya langit telah bangkit maka ia jernih.
Ø  Kelima Mu’jam al-Wasih I cetakan II hal 528, shaha an-na’im shahw adalah orang yang tidur itu benar-benar bangun dari tidurnya, shaha as-sukran wa nahwuh adalah orang yang mabuk dan semisalnya itu telah sadar, shaha al-qalbu ( hati bangkit ) yaitu bangun dari hawa nafsu atau keterlenaan.

Ash-shahwah atau kebangkitan adalah kata untuk menyatakan akan kesadaran pada diri manusia yang di ungkapkan dengan hati atau kesadaran atau akal[4]..
            Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan jika ash-shahwah atau kebangkitan adalah kembalinya kesadaran dan kembalinya kewaspadaan umat yang sebelumnya telah hilang. Sedangkan menurut istilah kebangkitan adalah bangun dari keterpurukan dan keterlenaan serta dari ketiadaan pemahaman terhadap realita hakiki yang menjadi realita hidup umat.

2.      SEJARAH KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Kebangkitan islam di asia tenggara terjadi sekitar abad ke-19 hingga 21, dimana kebangkitan ini merupakan hasil dari interaksi dengan peradaban yang ada di barat pada abad ke-18, para umat islam menyadari jika ada ketertinggalan peradaban dengan barat. Interaksi umat islam dengan barat ini dimanfaatkan umat islam untuk mempelajari peradaban yang ada di barat. Peradaban yang ada di barat bukanlah hal pokok yang menjadikan umat islam bangkit namun ada beberapa gerakan yang menjadikan umat islam bermotivasi untuk menjadi lebih maju.
ada empat gerakan yang dicatat oleh evers dan sharon siddiq yaitu :

1.      Gerakan gerakan penolakan atas rasionalisasi, yaitu penolakan atas demistifikasi dunia.
2.      Gerakan sebagai sebuah usaha untuk mengatasi tekanan-tekanan modernisasi.
3.      Gerakan anti imperialis dan hegemoni.
4.      Gerakan pembaruan yang merupakan doktrin agama itu sendiri.

Dari beberapa gerakan yang ada, ada beberapa faktor yang dikatakan sebagai respon negatif terhadap bangsa barat yaitu pada faktor 1, 2, dan 3.  Sedangkan pada faktor ke 4 merupakan determinasi doktrinal dan sejarah. Namun ada yang berpendapat jika kebangkitan islam di asia tenggara bukanlah sebuah reaksi terhadap kebangkitan barat melainkan sebuah kebangkitan yang selalu muncul yang menunujukkan keberlangsungan islam dalam sejarah. Sehingga dapat disimpulkan jika kebangkitan  islam di asia tenggara adalah sebuah dorongan dan dinamika internal. Dan kebangkitan Islam terkait dengan proses take and give dengan peradaban.
Pada masa sekarang kebangkitan islam adalah sebuah manifestasi penting kepada semua warga negara dunia. Di asia tenggara generasi baru muslim sedang bergerak ke arah memahami serta menterjemahkan ajaran-ajaran islam yang serba komprehensif dalam segenap bidang kehidupan[5].
           
3.      LATAR BELAKANG  KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Ada beberapa hal yang  melatar belakangi munculnya kebangkitan islam di asia tenggara yaitu :
a.       Paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah tercampur dengan kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat, pemujaan terhadap orang suci dan hal lain yang membawa kekufuran
b.      Sifat jumud  membuat umat islam berhenti berfikir dan usaha, umat islam maju dizaman klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan. Maka selama umat islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk ijtihad tidak mungkin mengalami kemajuan. maka perlu adanya kebangkitan yang berusaha memberantas kejumudan.
c.       Umat islam selalu berpecah belah, maka umat islam tidaklah akan mengalami kemajuan. Umat islam maju karena adanya persatuan dan kesatuan karena adanya persaudraan yang diikat oleh tali ajaran islam.
d.      Hasil kontak antara dunia islam dan barat. Hal ini mebuat islam sadar jika mengalami kemunduran di bandingkan dengan barat terutama ketika peperangan antara kerajaan usmani dengan negara eropa, dimana kerajaan usmani mengalami kekalahan di tangan barat.

4.      SEBAB-SEBAB KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Ada beberapa gagasan tentang penyebab kebangkitan islam di asia tenggara yaitu :

a.       Menurut Muhammad abduh
Ø  Bidang akidah
Muhammad abduh menyuruh kepada umat islam agar kembali kepada ajaran murni serta menyesuaikan dengan kebutuhan pada saat ini. Syaratnya adalah tidak boleh bertentangan dengan kehendak al-Quran dan sunnah. Muhammad abduh menolak konsep taqlid al-a’ma[6], beliau mengajak umat islam agar mau mempelajari ilmu fardhu ain dan kifayah untuk membina umata yang mempunyai daya fikir yang tinggi dan mampu keluar dari belenggu penjajahan
Ø  Bidang Integrasi Ilmu
Muhammad abduh mempunyai sistem pendidikan yang hanya bertumpu pada bidang agama.

b.      Menurut jamaludin al- afghani
Beliau mengatakan jika keyakinan pada islam adalah yang sesuai untuk semua bangsa, zaman, keadaan dengan interprestasi tentang ajaran islam yang ada pada al- quran dan hadist. Dimana interpretasi diperlukan ijtihat dan pintu ijtihat akan selalu terbuka. Kemunduran umat islam bukan karena agama islam sebagaiman yang telah dikatakan oleh perubahan zaman melainkan umat islam mundur karena mereka telah meninggalkan islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran diluar islam serta penyalah artian maksud hadist yang mengatakan umat islam akan mengalami kemunduran.



c.       Menurut M. Iqbal
Islam sebagai way of life yang mengatur kehidupan manusia. M iqbal memiliki pandangan jika manusia cenderung dimanis akan membuat umat islam menjadi pengikut bangsa barat dengan menanggalkan baju keislaman. Dan beliau merekontruksi paradigma umat islam agar mapu hidup dalam dinamika kehidupan yang normal tetapi tetap dalam ruang lingkup sebagai muslim yang mengabdi kepada allah SWT.

d.      Menurut M Ali Jinnah
Beliau berpendapat jika kebangkitan di india mempunyai peranan, baik disengaja maipun tidak. Sayyid ahmad khan dengan idenya tentang pentingnya ilmu pengetahuan, sayyid amir ali dengan idenya bahwa islam tidak menentang kemajuan modern, iqbal dengan ide dinamikanya sangat membantu usaha jinnah dalam menggerakkan umat islam yang telah lama berada kemunduran.

Selain gagasan di atas masih ada beberapa modal utama asia tenggara untuk bangkit dalam hal islam dunia yaitu

1.      Rakyat yang beriman dan bertaqwa
Rakyat yang beriman dan bertaqwa merupakn faktor utama dari bangkitnya islam. Seperti firman Allah dalam Al Qur’an : “Barang siapa yang melahirkan syiar itu dari hati yang bertaqwa”[7]. Keinginan akan Islam datang dari rakyat dengan penuh kesadaran dan penghayatan hasil dari dakwah dan tarbiyah yang diperjuangkan dengan lemah lembut, lunak, berhikmah, serta meyakinkan. Bukan dilobi dengan rasa marah dan semangat yang tidak menentu.
Kebangkitan rakyat yang menginginkan Islam menyebabkan seluruh peringkat masyarakat tunduk kepada islam secara sukarela. Terbentuklah sistem asuransi, jual beli, perbankan, universitas dan berbagai institusi pendidikan, ekonomi, budaya, sosial, kesehatan dll secara islam. Riba, judi, pemameran aurat, pergaulan bebas dan lain-lain kemungkaran semakin mendapat tantangan dan ditinggalkan.

2.      Jama’ah Islam yang bercita-cita besar
Di Asia tenggara khususnya Indonesia dan malaysia banyak jamaah dan kelompok dakwah Islam pimpinan Melayu yang bercita-cita besar, dan telah memulai kerja-kerja yang bertaraf internasional untuk merealisasikan cita-cita mereka. Gerakan dakwah yang bersifat universal dan global mempunyai wawasan yang lebih luas. Tidak seperti partai politik yang membatasakan perjuangannya hanya untuk menguasai sebuah negara, kelompok nasionalis yang memperjuangkan kepentingan suatu bangsa, atau bisnismen yang mencari keuntungan materi. Cita-cita besar jamaah Islamiah ialah mengislamkan dunia dengan menelusuri hadist Rasulullah SAW.

3.      Pemimpin islam yang berwibawa
Pemimpin Islam Melayu yang berwibawa bukan saja diakui dan disegani di Asia tenggara, namun juga diakui oleh banyak orang di luar Asia Tenggara. Banyak musuh-musuhnya semakin benci, tetapi penerimaan dari orang-orang yang cinta kebenaran di seluruh dunia semakin meningkat. Kewibawaan dan penerimaan ini bukan karena harta, kuasa atau kepentingan duniawi, tetapi karena akhlak, ketabahan, keberanian, kasih sayang, fikrah dan uslub perjuangannya demikian menonjol.
Pemimpin islam bukan saja mendapat kepercayaan, keyakinan dan harapan dari orang Melayu, tetapi juga umat islam di negara-negara lainnya seperti China, Uzbekistan, Turki, Pakistan, Timur Tengah dan Eropa. Majelis perbincangan dan mudzakarah dengan para pemimpin dan tokoh masyarakat setempat telah seringkali dilakukan. “Islam akan bangkit dari tempat kamu”[8].

4.      Fikrah (minda) yang global
Fikrah pemimpin islam Melayu yang mempunyai tafsiran terkini dalam memahami dan mengamalkan Islam serta menerapkan kaedah-kaedah perjuangan sudah diakui dan terbukti keunggulannya. Dahulu pejuang islam hanya mengambil kaedah Hassan Al banna, Sayyid Qutb, Maududi dll. kini sudah banyak yang mengambil kaedah perjuangan dan fikrah dari pemimpin Islam Melayu tersebut, baik secara sadar ataupun tidak disadari. Industri pemikiran Islam pemimpin Islam Melayu sudah beredar di berbagai belahan dunia, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga mencakup Timur Tengah, Uzbekistan dan Eropa. Islam yang diperjuangkan oleh bangsa melayu lebih lunak, berhikmah dan berkesan dari pada yang diperjuangkan oleh pejuang-pejuang Islam dari Timur Tengah dan belahan bumi lainnya.

5.      Asas peradaban yang kukuh
Jamaah Islamiah pimpinan Melayu juga sudah membangun asas kemajuan material yang syumul dan mencakup segala spek kehidupan manusia. Di masa yang akan datang potensi masyarakat untuk hidup secara Islami sangat cerah. Peradaban yang dibangun di atas pembangunan insan di tingkat jamaah sudah sangat kukuh dan sistem-sistem hidup Islam yang dibangunkan dalam jamaah tersebut hanya menunggu waktu saja untuk berkembang ke peringkat daulah (negara). Bagaikan benih-benih yang subur, suatu model kehidupan yang Islami dalam segala aspek kehidupan sudah tersedia untuk dicontoh oleh masyarakat dunia. Sistem kebudayaan, pendidikan, dakwah, ekonomi Islam dll, yang diperjuangkan oleh jamaah islam dari melayu (Asia tenggara) tersebut mendapat tempat di Uzbekistan, negara-negara barat, Timur Tengah, Turki, Pakistan dll.
Sistem hidup dan uslub membangunkan umat islam ini sudah diakui oleh kalangan cendikiawan. Berpuluh-puluh sarjana, magister dan doktor dari universitas-universitas ternama di Asia tenggara dan Eropa telah dihasilkan dengan menyiapkan tesis tentang sistem hidup islam dan uslub perjuangan jamaah ini. Seorang penguji doktor dari Universitas Oxford, Prof. Kent, ketika menguji sebuah disertasi tentang sistem sosial ekonomi jamaah tersebut, mengatakan bahwa “mereka akan membuat suatu revolusi sosial tidak lama lagi”.

6.      Pejuang-pejuang Islam yang gigih
Rakyat melayu bukanlah rakyat yang malas seperti yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini. Hal ini sengaja dibuat oleh penjajah dulu untuk meracun semangat perjuangan dan jihad orang melayu. Sejarah telah membuktikan bagaimana rajin dan gagah beraninya pejuangpejuang melayu dalam menegakkan kebenaran dan mengusir penjajah. Kalau dulu kegigihan pejuang-pejuang melayu itu dibentuk oleh tantangan-tantangan external, sekarang sifat itu disuburkan oleh faktor internal yaitu pembinaan roh islamiah.
Ternyata pejuang-pejuang islam Melayu telah dididik dan dilatih serta dihadapkan dengan berbagai suasana, ujian dan kerja-kerja yang memerlukan jiwa, ruh dan fisik yang kuat serta gigih. Perjalanan-perjalanan dakwah diberbagai negara tersebut telah membuktikan betapa mubaligh Islam melayu memang kuat dan gigih berhadapan dengan cuaca, cara hidup, makan minum dan ragam manusia yang berbeda. Walaupun sekarang ini adalah era perang fikiran bukan perang senjata, namun sifat kuat dan gigih ini tetap diperlukan untuk menyampaikan sistem dan cara hidup Islam ke seluruh pelosok dunia.


7.      Sumber Alam yang kaya
Negara-negara di Asia Tenggara adalah negara-negara yang kaya dengan sumber daya alam dan energi, baik yang ada di permukaan bumi berupa hutan, tanah yang subur, flora dan fauna yang beraneka ragam, maupun yang berada di dalam bumi yang berupa tambang-tambang minyak, gas bumi, emas dan berbagai jenis mineral lainnya. Begitu juga dengan kekayaan lautnya, baik yang berupa potensi perikanan maupun potensi pertambangan bawah laut. Di natuna misalnya telah ditemukan cadangan gas bumi terbesar di dunia. Kekayaan alam ini merupakan modal tambahan untuk memperjuangkan sistem hidup Islam ke seluruh dunia.

8.      Jumlah penduduk yang banyak
Jumlah umat islam melayu yang ada di Asia tenggara lebih dari 200 juta orang. Jumlah ini lebih besar dari jumlah gabungan umat islam yang ada di seluruh negara-negara Arab. Ini merupakan jumlah besar yang mampu mencipta sejarah, dan sangat dikhawatirkan oleh barat. Gelombang kebangkitan Islam alam melayu kalau berhasil digerakkan dengan iman dan taqwa adalah satu gelombang dahsyat yang Insya Allah tidak akan mampu dihadapi oleh kekuatan dunia manapun. Baik dari segi pemikiran, cara hidup maupun kerohanian.

5.      KARAKTERISTIK ISLAM DI ASIA TENGGARA

Ada beberapa karakteristik islam di asia tenggara yaitu :
a.       Damai
 Thomas W Arnold mengatakan dalam bukunya yang berjudul The Preaching of Islam dan sebagaimana dikutip oleh Azyumardi Arnold menyimpulkan bahwa penyebaran dan perkembangan sejarah Islam di Asia Tenggara berlangsung secara damai, terbuka dan tanpa paksaan. Tidak seperti  penyebaran Islam di sebagian besar wilayah Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang disebut fath atau futuh, yakni pembebasan, yang dalam realitanya melibatkan kekuatan militer. kebebasan di kawasan-kawasan yang disebutkan tidak selamanya berupa pemaksaan penduduk setempat untuk memeluk Islam. Sebaliknya, menurut Azyumardi, penyebaran Islam di Asia Tenggara tidak pernah disebut sebagai futuh yang disertai kekuatan militer.

b.      Toleransi
Sikap toleran telah membuat Islam di Asia Tenggara tidak memusuhi peradaban Barat. Kolonialisme dan imperialisme Barat terhadap masyarakat Asia Tenggara tidak membuat umat Islam menutup diri untuk berdialog dengan peradaban Barat. Imperialisme adalah sisi jahat peradaban Barat yang tidak bisa ditolerir, sedangkan demokrasi adalah sisi bagus peradaban Barat yang layak diapresiasi. Islam di Asia Tenggara memang cukup prospektif dan diperkirakan akan muncul menjadi kawasan alternatif bagi kebangkitan Islam. Dimana Islam telah diidentikkan dengan radikalisme dan dianggap tidak cocok dengan demokrasi, Indonesia dan Malaysia telah mampu menepis stereotip semacam itu. Meskipun penilaian Esposito ini diungkapkan sebelum munculnya dugaan kuat adanya jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Indonesia, dan terlepas dari kontrovesi ada tidaknya Jamaah Islamiyah, namun penilaian Esposito ini mencerminkan keterpesonaan pengamat Barat terhadap kemampuan umat Islam di Asia Tenggara dalam mendialogkan doktrin Islam dengan masalah modernitas.

6.      CONTOH KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
a.       Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Meskipun sebagian besar penduduk Indonesia adalah Muslim, Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara secular yang berdasarkan Pancasila sebagai ideology nasional. Secara umum di Jawa kaum Muslim dapat diklasifikasi ke dalam kaum Muslim nominal dan santri, yaitu mereka yang taat pada ajaran Islam.misalnya kaum santri bisa dibagi lagi dengan ke dalam pembaharu, tradisionalis, mistis, dan lainnya. Komunitas muslim juga bisa dibagi berdasarkan perbadaan latar belakang, misalnya pendidikan, di mana ada yang mendapat pendidikan secular dan yang mendapat pendidikan agama, dan lain sebagainya. Semakin secular pendidikan seorang Muslim, semakin cenderung ia berorientasi keluar dan hidup dengan gaya Barat. Seringkali mereka juga mempunyai latar belakang kota dan kosmopolit. Kaum Muslim juga bisa dibagi ke dalam kelompok elit dan kelompok massa. Mayoritas kaum Muslim, bagaimanapun juga, cenderung berasal dari daerah pedesaan dan berlatar belakang petani. Kaum Muslim yang bekerja di perkotaan biasanya terdiri dari kaum pedagang maupun buruh.


b.      Malaysia
Penduduk Muslim di malaysia tidak lebih dari 55% dari seluruh jumlah penduduk. Meskipun tidak semua orang Muslim adalah Melayu, secara konstitusional, orang Melayu mesti Muslim. Fenomena kebangkitan Islam di Malaysia terutama pada tahun 1980-an, telah merusak. Kini di mana-mana terdapat tanda-tanda konformitas yang cukup besar terhadap tata cara hidup Islam di Malaysia. Juga ada kegairahan yang meningkat akan kajian-kajian Islam di kalangan kaum Muslim. Lembaga-lembaga baru di bidang perbankan, pendidikan, kesehatan, industri, dan perdagangan yang merefleksikan visi Islam telah dibangun, bahkan dengan bantuan dari pemerintah. Perkumpulan dan badan-badan Islam baru yang mempunyai komitmen untuk mewujudkan cita-cita Islam menjamur di mana-mana. Aktivitas tabligh dan dakwah dilakukan oleh berbagai macam kelompok dengan penuh semangat. Yang menarik, lepas dari perkembangan-perkembangan ini, kaum Muslim Malaysia, dengan sengaja ataupun tidak tetap memiliki hubungan baik dengan sesama warga Malaysia yang non-Muslim.
c.       Singapura
Singapura adalah Negara-kota dengan jumlah penduduk 2,5 juta jiwa yang multirasial, multilingual dan multi agama. Seluruh penduduk muslim di Singapura berjumlah 320.000 jiwa. Penduduk singapura bersifat heterogen, mayoritas dari mereka adalah orang Melayu. Masyarakat melayu muslim kebanyakan hidup dengan standar ekonomi yang lebih rendah disbanding dengan saudara mereka yang non-Melayu, apalagi jika di banding dengan penduduk singapura lainnya. Di bawah system pendidikan yang maju, kaum melayu muslim tetap saja tertinggal dibidang pendidikan. Tahun 1980 hanya terdapat 679 orang Melayu yang tamat Universitas.

d.      Filipina
Filipina adalah Negara kepulauan dengan 7.107 buah pulau. Penduduknya berjumlah 47 juta jiwa. Islam telah mempunya sejarah panjang di Filipina, sejak zaman pra-kolonial, dan masyarakat muslim dibagian selatan tercatat sebagai mayarakat yang mampu mempertahankan diri dari penerasi Spanyol selama tiga ratus tahun. Sejak permulaan abad ke-20 sajalah wilayah kaum muslim di Selatan mulai disatukan secara administratif dan sistematis ke dalam masyarakat politik yang lebih luas. Orang-orang Islam di Filipina menamakan diri mereka Moro. Namun nama ini sebetulnya lebih bersifat politis, karena dalam kenyataannya Moro terdiri dari banyak kelompok etnolinguistik. Mayoritas orang-orang Moro adalah nelayan dan petani, namun ada juga orang islam yang bekerja di sektor pemerintahan sebagai guru, administrator, personil angkatan bersenjata, dll.
e.       Brunei Darussalam
Situasi politik di Negara Brunei Darussalam tampaknya sangat tenang. Hal ini mungkun karena ukuran Negara ini yang kecil. Brunei berpenduduk hanya 200.000 jiwa dengan kaum Muslim sebagai mayoritas. Hamper seluruh penduduk Brunei adalah Melayu, meskipun ada sejumlah kecil kaum Cina pendatang. Sebagai agama resmi, Islam mendapat lindungan dari Negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang pemerintahan dan tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijaksanaan di bidang agama dan kebijaksanaan umum lainnya tanpa anyak kesulitan. Dan juga karena Brunei sangat berhati-hati terhadap pengaruh luar. Tampaknya masyarakat feudal tradisional ini tetap bertahan.

f.        Thailand
Dari jumlah pemeluknya, Islam adalah agama kedua yang cukup penting di Thailand. Menurut gambaran resmi, masyarakat Muslim merupakan 4% dari seluruh penduduk Thailand. Ada juga yang menunjukkan persentasi yang lebih besar. Yang perlu dicatat aalah bahwa kaum Muslim merupakan kelompok minoritas dalam kerajaan. Meskipun jumlah kam Muslim yang sangat besar terkonsentrasi di empat propinsi bagian selatan, yaitu Satun, Narathiwat,Pattani, dan Yala, di mana mereka merupakan kelompok mayoritas. Mereka juga tersebar di seluruh kerajaan di sekitar tiga puluh propinsi lainnya. Di Thailand terdapat 2.000 masjid ang terdaftar dan jumlah masjid di ibukota Bangkok dalah dua kali lipat dari jumlah seluruh masjid di Singapura. Masyarakat Muslim bukanlah masyarakat yang homogen. Istilah Thai-Issalam atau Thai-Muslim digunakan secara resmi untuk menyebut mereka. Pada beberapa kalangan, kaum Muslim disebut khaeg, yaitu sebuah julukan yang kedengarannya agak menggelikan dan berbau penghinaan. Masyarakat Muslim di Thailand sebagian besar berlatar belakang pedesaan. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani. Di daerah selatan, mereka kebanyakan bekerja sebagai nelayan. Di Bangkok dan pusat perkotaan lainnya, sebagian beasr Muslim bekerja sebagi pedagang, buruh, tukang, dan pegawai negeri. Terdapat pula sekelompok kecil kaum Muslim professional yang bekerja di bidang industry, perdagangan, perbankan, kesehatan dan hukum. Ada pula yang bekerja sebagai anggota pasukan kepolisian ataupun sebagai anggota militer. Secara keseluruhan, profil ekonomi kaum Muslim tidak jauh berbeda dengan orang Thai lainnya yang beragama Budha.
BAB III
PENUTUP
1.      KESIMPULAN

Kebangkitan Islam merupakan sebuah sejarah yang menumbuhkan kembali semangat iman, pemikiran, fikih, serta gerakan dan jihad. Kebangkitan islam di asia tenggara terjadi sekitar abad ke-19 hingga 21 dimana ini bukan hasil militer maupun kekerasan tetapi islam disebarkan secara damai, terbuka dan tidak ada paksaan. Latar belakang kabengkitan : Paham tauhid yang dianut kaum muslimin, Sifat jumud, umat islam selale berpecah belah, Hasil kontak antara dunia islam dan barat. Sedangkan modal utamanya adalah Rakyat yang beriman dan bertaqwa, Jama’ah Islam yang bercita-cita besar, Pemimpin islam yang berwibawa, Fikrah (minda) yang global, Asas peradaban yang kukuh, Pejuang-pejuang Islam yang gigih, Sumber Alam yang kaya, Jumlah penduduk yang banyak.
2.      SARAN
Penulis menyadari jika makalah ini belumlah sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk perbaikan makalah selanjutnya.







[1] . surah annisa :141
[2] . ash shahwah (kebangkitan)
[3] . ash-shahwah al-islamiyah ( kebangkitan islam)
[4] . Dr. Yusuf al-Qardhawi, Ash-Shahwah al-Islamiyah wa Humum al Wathan al-‘Arabi wa al-Islami, hal. 11-12 cet. 1, Mu’asasah ar-Risalah, Beirut. 1409H/ 1988M.

[5]. Prof. Dr. Amir luthfi,elviriadi, s. Pi, Kebangkitan generasi baru asia tenggara, Hal. 113 cat. 11, suska press, pekanbaru, 2005.
[6]taqlid al-a’ma  adalah taqlid buta
[7] . QS Al Haj 32
[8] . ungkapan  Dr. Abdul sallam Harras, dosen senior di jamiah Qarawiyyun , Universitas Islam tertua di dunia, dibangun 200 tahun sebelum Al Azhar di Kairo

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Bluehost