tag:blogger.com,1999:blog-32595319827673540812023-11-16T07:42:44.251-08:00Pengetahuan dan AgamaSemua bidang ilmu Pengetahuan dan ilmu AgamaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.comBlogger161125tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-80995385428847703882013-10-12T19:06:00.001-07:002013-10-13T05:51:17.619-07:00Tool Sumrf pada Denial of Service (DoS) Attack<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzudEUQuvjvzfbE3J_OUORNvtdTQRKapWhEZo8G9aU-z4-PTZpLdWUMF7ibRvYdz8X-Ly9IAopQcafsgqq9Nr28QZZIkmcmBA9fFvrf17SB_GhR7LKYkpBzmr5wDcKujr8RP65nlYj7OEq/s1600/smurf.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzudEUQuvjvzfbE3J_OUORNvtdTQRKapWhEZo8G9aU-z4-PTZpLdWUMF7ibRvYdz8X-Ly9IAopQcafsgqq9Nr28QZZIkmcmBA9fFvrf17SB_GhR7LKYkpBzmr5wDcKujr8RP65nlYj7OEq/s400/smurf.png" width="400" /></a></div>
<br />
Kali ini saya akan membahas tentang tools smurf attack...silahkan dibaca dan dipahami....<br />
ilmu-pengetahuan21....<br />
Smurf Attack Merupakan salah satu jenis serangan Denial of Service yang mengeksploitasi protokol Internet Control Message Protocol (ICMP).<br />
<br />
Smurf attack adalah sebuah serangan yang dibangun dengan menggunakan pemalsuan terhadap paket-paket ICMP echo request, yakni sebuah jenis paket yang digunakan oleh utilitas troubleshooting jaringan, PING. Si penyerang akan memulai serangan dengan membuat paket-paket "ICMP echo request" dengan alamat IP sumber berisi alamat IP host target yang akan diserang (berarti alamat telah dipalsukan atau telah terjadi address spoofing). Paket-paket tersebut pun akan dikirimkan secara broadcast ke jaringan di mana komputer target berada, dan host-host lainnya yang menerima paket yang bersangkutan akan mengirimkan balasan dari "ICMP echo request" ("ICMP echo reply") kepada komputer target, seolah-olah komputer target merupakan komputer yang mengirimkan ICMP echo request tersebut. Semakin banyak komputer yang terdapat di dalam jaringan yang sama dengan target, maka semakin banyak pula ICMP echo reply yang dikirimkan kepada target, sehingga akan membanjiri sumber daya komputer target, dan mengakibatkan kondisi penolakan layanan (Denial of Service) yang menjadikan para pengguna tidak dapat mengakses layanan yang terdapat di dalam komputer yang diserang. Beberapa sistem bahkan mengalami crash atau hang, dan lagi, banjir yang berisi paket-paket "ICMP echo request/reply" akan membuat kongesti (kemacetan) jaringan yang dapat memengaruhi komputer lainnya.<br />
<br />
Karenanya, serangan ini seringnya dilancarkan kepada sebuah sistem atau jaringan yang dimiliki oleh penyedia jasa Internet (Internet Service Provider/ISP), sehingga dapat menyebabkan masalah terhadap kinerja jaringan dan tentu saja menolak akses dari klien. Smurf attack pertama kali muncul pada tahun 1997 dan mencuat saat server web Yahoo! mengalaminya (diserang sebagai target), dan selama tiga jam, server Yahoo! pun tidak dapat digunakan. Selain server pusat jaringan, web server, dan server ISP, beberapa target lainnya yang sering diserang adalah Internet Relay Chat (IRC) Server.<br />
<br />
Keuntungan dari serangan ini adalah si penyerang tidak harus membuat banyak lalu lintas data untuk melakukan penyerangan (dengan demikian, tidak membutuhkan komputer dengan kekuatan yang tinggi), karena memang si penyerang mengirimkan paket ICMP echo request secara broadcast kepada komputer-komputer yang "bertetanggaan" dengan komputer target. Meski paket ICMP echo request yang dikirimkan hanya satu, hal ini dapat menjadi masalah besar jika memang jaringan tersebut sangat besar (memiliki banyak host).<br />
<br />
Selain Smurf Attack, ada juga serangan yang menggunakan metode serupa, yang disebut sebagai Fraggle Attack, dengan satu perbedaan yakni paket yang dikirimkan oleh penyerang. Jika dalam Smurf Attack, si penyerang mengirimkan paket ICMP, maka dalam Fraggle Attack, si penyerang akan mengirimkan paket protokol User Datagram Protocol (UDP).<br />
<br />
Cara Kerja I<br />
<br />
Smurf attack adalah sebuah serangan yang dibangun dengan menggunakan pemalsuan terhadap paket-paket ICMP echo request, yakni sebuah jenis paket yang digunakan oleh utilitas troubleshooting jaringan,”PING”<br />
<br />
Cara Kerja II<br />
<br />
Penyerang akan memulai serangan dengan membuat paket-paket "ICMP echo request" dengan alamat IP sumber berisi alamat IP host target yang akan diserang,yang mana paket ini nantinya akan dikirimkan secara broadcast ke jaringan di mana komputer target berada.<br />
<br />
Cara kerja III<br />
<br />
Host-host lainnya yang menerima paket yang bersangkutan akan mengirimkan balasan dari "ICMP echo request" ("ICMP echo reply") kepada komputer target, seolah-olah komputer target merupakan komputer yang mengirimkan ICMP echo request tersebut<br />
<br />
Cara Kerja IV<br />
<br />
Semakin banyak komputer yang terdapat di dalam jaringan yang sama dengan target, maka semakin banyak pula ICMP echo reply yang dikirimkan kepada target, sehingga akan membanjiri sumber daya komputer target, dan mengakibatkan kondisi penolakan layanan (denial of service)<br />
<br />
Ilustrasi I<br />
<br />
- Penyerang mengirim paket ICMP echo request ke router dengan bobot 128 kbps, sang attacker mengubah(spoof) IP address –nya menjadi ip address milik target sehingga icmp echo reply akan dikirimkan ke komputer target,dan alamat tujuan packetnya adalah broadcast address dari jaringan itu yakni 129.64.255.255<br />
<br />
Ilustrasi II<br />
<br />
Dan bila router ditugasi untuk menforward paket2 ke jaringan yang ada di kanan router maka seluruh host akan mereply ke komputer target dan menghasilkan ICMP echo reply yang berbobot 649 kbps (5x128kbps)<br />
<br />
Pencegahan<br />
<br />
- Untuk menghindari jaringan tidak menjadi perantara serangan ini, maka broadcast addressing harus dimatikan di router kecuali sangat dibutuhkan untuk keperluan multicast<br />
- Memfilter permohonan ICMP echo pada firewall<br />
<br />
<br />
Inilah sekilas tentang smurf attack, semoga menambah wawasan anda semua :)<br />
<br />
sumber : wikipedia.com<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-31988383425686449672013-09-27T08:05:00.002-07:002013-09-27T08:05:49.618-07:00Apa itu Social Engineering?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZferqK5xCByQqmH4H7Sdu5FWOQky0U_FfVX6sIf9x_hjmN3sbJ4qwwcBeVpDN6p67gdhpDuCxVZwzRMYKcl2_jjwLnk8n6XiIv9nrKidPZ9P2KLzNP2R80iehhhWIQDLkqgMh4iSPTwkp/s1600/social.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZferqK5xCByQqmH4H7Sdu5FWOQky0U_FfVX6sIf9x_hjmN3sbJ4qwwcBeVpDN6p67gdhpDuCxVZwzRMYKcl2_jjwLnk8n6XiIv9nrKidPZ9P2KLzNP2R80iehhhWIQDLkqgMh4iSPTwkp/s1600/social.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Apa itu social engineering? pasti semua anak IT tau apa itu social engineering. Social engineering adalah suatu cara atau teknik sosial dimana kita memanfaatkan manusia sebagai alat bagaimana kita bisa mencari sebuah informasi dan memperoleh suatu rahasia yang ingin kita targetkan. Biasanya social engineering ini sering disebut dengan penipuan. kenapa? karena teknik ini kita memperdaya seseorang bagaimana orang tersebut mau membocorkan sebuah kunci rahasia dalam suatu perusahaan atau sistem.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Social engineering ini tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja, juga melibatkan semua orang supaya kerja dalam mendapatkan suatu kunci rahasia target bisa berjalan dengan mulus dan tanpa diketahui oleh pihak yang akan ditipu. Biasanya social engineering ini sebelum melancarkan aksi nya mereka terlebih dahulu menyusun strategi supaya target tidak curiga dan bisa mendapatkan jasil yangmaksimal.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
bisa kita ibaratkan dalam sebuah film spongebob squerpant (maaf kalo salah dalam penulisan :D)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Dalam cerita yang ada di film spongebob, dia sebagai seorang koki di suatu restoran yang namanya krasty crab. krasty crab di pimpin oleh tuan krab. dalam suatu bisnis restoran, pasti ada yang namnya persaingan. jadi saingan dari krasty krab adalah chumbaket. chumbaket di pimpin oleh plankton. jadi suatu hari si plankton berusaha mendekati spongebob,karna spongebob itu dalam karakternya agak oon oon gitu..hahaha :D jadi dengan cara dan tipu daya plankton akhirnya spongebob percaya bahwa plankton baik dan jadi sahabatnya, lalu spongebob dengan cuma2 memberikan sebuah kraby petty kepada plankton"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Jadi untuk memperoleh sebuah informasi rahasia itu mudah, hanya dengan berpura-pura baik dan kita harus menempatkan diri kita serendah-rendahnya hanya ingin mendapatkan informasi rahasia.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Kalo dalam internet, yang saya kenal adalah teknik phising. itu kita mengirimkan suatu situs, dimana situs itu kita buat persis sama dengan situs aslinya. kita buat supaya mereka masuk atau login dengan user dan password yang mereka punya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Sosial engineering adakalanya menjadi ancaman serius. memang sepertinya tidak ada kaitan dengan teknologi, namun sosial engineering harus diwaspadai karena bisa berakibat fatal bagi sistem. Karena bagaimanapun juga suatu komputer tetap saja tidak bisa lepas dari manusia. ya, tidak ada satu sistem komputerpun di muka bumi ini yang bisa lepas dari campur tangan manusia. Sehebat apapun pertahanan kita, jika kita sudah dikuasai oleh attacker melalui social engineering, maka bisa jadi kita sendirilah yang membukakan jalan masuk bagi sang attacker</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
hanya itu yang saya ketahui tentang social engineering, untuk lebih lengkapnya bisa di cari di Mbah Gugel :D<br /><br /><br />Ajiez (Teknik Informatika UIN SUSKA RIAU)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-43850150499556460912012-11-30T19:10:00.002-08:002012-11-30T19:10:13.799-08:00fiqih kontemporerjjdhfjhdkmfhbdmnfbkjdbfknjdbfkdbfdAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-47681707918412801672012-09-04T06:02:00.000-07:002012-09-04T06:02:00.024-07:00lagu PON RIAU 2012niii adalah lagu pon di RIAU<br />
bagii yang mau donlod silahkan..<br />
gratiiis:D<br />
<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?ew12ph1w6xeeegd" target="_blank">Download lagu pon 2012</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-15274414521529738472012-08-24T23:59:00.000-07:002012-08-24T23:59:47.207-07:00Hukum Bai`at<br />
<span lang="EN-US">Secara bahasa baiat mempunyai dua makna. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">1. Janji untuk taat<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">2. Kesepakatan dalam jual beli.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Secara istilah Ibn Khaldun dalam muqaddimahnya menyebutkan bahwa baiat itu maknnya adalah janji unuk mentaati. sehingga seorang yang berbaiat kepada seorang pemimipin seolah-olah berjanji unuk menyerahkan urusannya kepadanya dan tidak menentangnya dalam segala sesuatu. Termask mentaatinya atas beban yang dipikulkan dipundaknya baik dalam keadaan suka maupun duka. ketika seseorang membaiat pemimipinnya dan menyalami tangannya sebagai penguat janjinya seperti akad yang dilakukan oleh seorang penjual dan pembeli sehingga baiat itu identik dengan bersalaman tangan. (Lihat muqaddimah Ibn Khaldun halaman 209)<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Baiat dalam Qur'an dan sunnah </span><br />
<span lang="EN-US">" Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah . Tangan Allah di atas tangan mereka , maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.(al Fath :10)</span><br />
<span lang="EN-US">Yang dimaksud dalam ayat ini adalah baiatur ridwan yaitu yang terjadi pada perjanjian Hudaibiyah. Hadis Nabi, Rasulullah bersabda kepada Majasya' keika ditanya untuk apa kami dibaiat, beliau saw, menjawab untuk Islam dan jihad (HR. Bukhari Muslim)<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Hukum Taklifi<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Hukum baiat itu berbeda sesuai dengan orangnya. ahlul hilli wal aqdi diwajibkan untuk membaiat orang yang mereka pilih menjadi pemimpin, yaitu orang-oragn yang sudah memnuhi syarat-syarat secara syariah.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Sedangkan khlayak manusia secara dasar juga wajib untuk membaiat sang pemimpin sebagai kewajiban ahlul hilli wal aqdi. Dasarnya adalah sabda Nabi :<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Siapa yang meninggal dan dilehernya tidak ada baiat seorang imam maka matinya mati jahiliyah (HR Muslim)<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Namun al Malikiyah berpendapat cukuplah bagi orang kebanyakan untuk meyakini dalam hati bahwa dirinya berada dibawah kepemimipinan imam yang dibaiat, dan bahwa dirinya terikat untuk mentaatinya. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">(Lihat Ibn Abidin 1/368, as Syarqul Kabir 4/298, Minhajuth Thalibin 4/173).<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Dari sisi imam yang di baiat wajiblah dia menerima baiat itu bila dipilih menjadi imam, yaitu dengan tidak adanya orang lain yang sebanding degannya dalam hal persyaratan. Namun bila ada orang-orang lain yang juga memenuhi syarat seperti dirinya maka menerima baiat baginya fardu kifayah. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Hakikat Bai'at<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Baiat itu adalah sebuah akad yang bersifat saling ridha dan boleh memilih tidaj boleh disusuli penekanan dan pemaksaan.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Baiat adlah kesepakatan antara kedua belah pihak. pertama adalah Ahlul hilli wal aqdi dan kedua adalah orang yang dipilih menjadi imam, yaitu orang yang memenuhi syarat-syarat dan dipilih oleh ahlul hilli wal aqdi. Bila seluruh anggota ahli hilli wal aqdi sepakat untuk memilih seseorang dan meyakini terpenuhinya syarat-syarat pada diri orang itu maka mereka akan membaiat orang tersebut, bila orang itu menyetujui pembaiatan dirinya dan sudah di baiat maka wajiblah seluruh umat untuk masuk kedalam baiat itu dan mentaatinya.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Namun bila orang tadi tidak menerima dirinya diangkat menjadi imam maka harus dicarikan orang lain,ia tidak boleh dipaksa.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Para fuqaha sepakat bahwa seorang imam itu baru resmi menduduki jabatanya manakala telah disepakati oleh seorang anggota ahlul hilli wal aqdi baik yang ada dipusat maupun didaerah. Dalilnya adalah perkataan Umar bin Khatab r.a, "Orang yang membaiat seorang imam tanpa bermusyawarah dengan seluruh umat Islam maka baiatnya tidak sah.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Teknis Bai'at<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Cara berbaiat adalah dengan ucapan yang disampaikan oleh masing-masing anggota ahlul hilli wal aqdi kepada seseorang yang dipilih menjadi anggota khlaifah :<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">"Kami membaiatmu untuk menegakkan keadilan dan segala kewajiban imamah"<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Tidak diharuskan dengan menyalaminya meskipun baiat dizaman Rasulullah dan kaumnya baiat dengan menggunakan jabatan tangan, namun baiatun nisa' tidak dengan tangan.<o:p></o:p></span><br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-54433254660994198342012-08-12T23:57:00.000-07:002012-08-12T23:57:13.349-07:00Euthanasia Dalam Pandangan Syariah<br />
<span lang="EN-US">Euthanasia adalah sebuah istilah kedokteran. Istilah lain yang hampir semakna dengan itu dalam bahasa arab adalah qatl ar-rahmah (pembunuhan dengan kasih sayang) atau taisir al-maut (memudahkan kematian). <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Euthanasia sendiri sering diartikan sebagai tindakan memudahkan kematian seseorang dengan sengaja tanpa merasakan sakit, karena kasih sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan si sakit, baik dengan cara positif maupun negatif. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Sedangkan yang dimaksud 'taisir al-maut al-fa'al' (eutanasia positif) ialah tindakan memudahkan kematian si sakit --karena kasih sayang-- yang dilakukan oleh dokter dengan mempergunakan instrumen (alat). Beberapa contoh di antaranya: <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">1. Seseorang menderita kanker ganas dengan rasa sakit yang luar biasa hingga penderita sering pingsan. Dalam hal ini dokter yakin bahwa yang bersangkutan akan meninggal dunia. Kemudian dokter memberinya obat dengan takaran tinggi (overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan pernapasannya sekaligus. 2. Orang yang mengalami keadaan koma yang sangat lama, misalnya karena bagian otaknya terserang penyakit atau bagian kepalanya mengalami benturan yang sangat keras. Dalam keadaan demikian ia hanya mungkin dapat hidup dengan mempergunakan alat pernapasan, sedangkan dokter berkeyakinan bahwa penderita tidak akan dapat disembuhkan. Alat pernapasan itulah yang memompa udara ke dalam paru-parunya dan menjadikannya dapat bernapas secara otomatis. Jika alat pernapasan tersebut dihentikan, si penderita tidak mungkin dapat melanjutkan pernapasannya. Maka satu-satunya cara yang mungkin dapat dilakukan adalah membiarkan si sakit itu hidup dengan mempergunakan alat pernapasan buatan untuk melanjutkan gerak kehidupannya. Namun, ada yang menganggap bahwa orang sakit seperti ini sebagai "orang mati" yang tidak mampu melakukan aktivitas. Maka memberhentikan alat pernapasan itu sebagai cara yang positif untuk memudahkan proses kematiannya. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Hal ini berbeda dengan eutanasia negatif (taisir al- maut al-munfa'il) Pada eutanasia negatif tidak dipergunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan si sakit, tetapi ia hanya dibiarkan tanpa diberi pengobatan untuk memperpanjang hayatnya. Contohnya seperti berikut: <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">1. Penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit yang sudah dalam keadaan koma, disebabkan benturan pada bagian kepalanya atau terkena semacam penyakit pada otak yang tidak ada harapan untuk sembuh. Atau orang yang terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak diobati --padahal masih ada kemungkinan untuk diobati-- akan dapat mematikan penderita. Dalam hal ini, jika pengobatan terhadapnya dihentikan akan dapat mempercepat kematiannya. 2. Seorang anak yang kondisinya sangat buruk karena menderita tashallub al-Asyram (kelumpuhan tulang belakang) atau syalal almukhkhi (kelumpuhan otak). Dalam keadaan demikian ia dapat saja dibiarkan --tanpa diberi pengobatan-- apabila terserang penyakit paru-paru atau sejenis penyakit otak, yang mungkin akan dapat membawa kematian anak tersebut. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">At-tashallub al-asyram atau asy-syaukah al-masyquqah ialah kelainan pada tulang belakang yang bisa menyebabkan kelumpuhan pada kedua kaki dan kehilangan kemampuan/kontrol pada kandung kencing dan usus besar. Anak yang menderita penyakit ini senantiasa dalam kondisi lumpuh dan selalu membutuhkan bantuan khusus selama hidupnya. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Sedangkan asy-syalal al-mukhkhi (kelumpuhan otak) ialah suatu keadaan yang menimpa saraf otak sejak anak dilahirkan yang menyebabkan keterbelakangan pikiran dan kelumpuhan badannya dengan tingkatan yang berbeda-beda. Anak yang menderita penyakit ini akan lumpuh badan dan pikirannya serta selalu memerlukan bantuan khusus selama hidupnya. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Dalam contoh tersebut, "penghentian pengobatan" merupakan salah satu bentuk eutanasia negatif. Menurut gambaran umum, anak-anak yang menderita penyakit seperti itu tidak berumur panjang, maka menghentikan pengobatan dan mempermudah kematian secara pasif (eutanasia negatif) itu mencegah perpanjangan penderitaan si anak yang sakit atau kedua orang tuanya. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Memudahkan proses kematian secara aktif (eutanasia positif) seperti pada contoh nomor satu tidak diperkenankan oleh syara'. Sebab yang demikian itu berarti dokter melakukan tindakan aktif dengan tujuan membunuh si sakit dan mempercepat kematiannya melalui pemberian obat secara overdosis. Maka dalam hal ini, dokter telah melakukan pembunuhan, baik dengan cara seperti tersebut dalam contoh, dengan pemberian racun yang keras, dengan penyengatan listrik, ataupun dengan menggunakan senjata tajam. Semua itu termasuk pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan termasuk dosa besar yang membinasakan. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Perbuatan demikian itu tidak dapat lepas dari kategori pembunuhan meskipun yang mendorongnya itu rasa kasihan kepada si sakit dan untuk meringankan penderitaannya. Karena bagaimanapun si dokter tidaklah lebih pengasih dan penyayang daripada Dzat Yang Menciptakannya. Karena itu serahkanlah urusan tersebut kepada Allah Ta'ala, karena Dia-lah yang memberi kehidupan kepada manusia dan yang mencabutnya apabila telah tiba ajal yang telah ditetapkan-Nya. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Adapun contoh kedua dari eutanasia positif ini kita tunda dahulu pembahasannya setelah kita bicarakan eutanasia negatif. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">EUTANASIA NEGATIF (MENGHENTIKAN/TIDAK MEMBERIKAN PENGOBATAN) <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Adapun memudahkan proses kematian dengan cara pasif (eutanasia negatif) sebagaimana dikemukakan dalam pertanyaan, maka semua itu --baik dalam contoh nomor satu maupun nomor dua-- berkisar pada "menghentikan pengobatan" atau tidak memberikan pengobatan. Hal ini didasarkan pada keyakinan dokter bahwa pengobatan yang dilakukan itu tidak ada gunanya dan tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan sunnatullah (hukum Allah terhadap alam semesta) dan hukum sebab-akibat. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Diantara masalah yang sudah terkenal di kalangan ulama syara' ialah bahwa mengobati atau berobat dari penyakit tidak wajib hukumnya menurut jumhur fuqaha dan imam-imam mazhab. Bahkan menurut mereka, mengobati atau berobat ini hanya berkisar pada hukum mubah. Dalam hal ini hanya segolongan kecil yang mewajibkannya seperti yang dikatakan oleh sahabat-sahabat Imam Syafi'i dan Imam Ahmad sebagaimana dikemukakan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah dan sebagian ulama lagi menganggapnya mustahab (sunnah). <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Para ulama bahkan berbeda pendapat mengenai mana yang lebih utama: berobat ataukah bersabar? Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa bersabar (tidak berobat) itu lebih utama, berdasarkan hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan dalam kitab sahih dari seorang wanita yang ditimpa penyakit epilepsi. Wanita itu meminta kepada Nabi saw. agar mendoakannya, lalu beliau menjawab:</span><br />
<span lang="EN-US">"'Jika engkau mau bersabar (maka bersabarlah), engkau akan mendapatkan surga; dan jika engkau mau, akan saya doakan kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu.' Wanita itu menjawab, aku akan bersabar. 'Sebenarnya saya tadi ingin dihilangkan penyakit saya. Oleh karena itu doakanlah kepada Allah agar saya tidak minta dihilangkan penyakit saya.' Lalu Nabi mendoakan orang itu agar tidak meminta dihilangkan penyakitnya." <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Disamping itu, juga disebabkan banyak dari kalangan sahabat dan tabi'in yang tidak berobat ketika mereka sakit, bahkan diantara mereka ada yang memilih sakit, seperti Ubai bin Ka'ab dan Abu Dzar radhiyallahu'anhuma. Namun demikian, tidak ada yang mengingkari mereka yang tidak mau berobat itu. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Dalam kaitan ini, Imam Abu Hamid al-Ghazali telah menyusun satu bab tersendiri dalam "Kitab at-Tawakkul" dari Ihya' Ulumuddin, untuk menyanggah orang yang berpendapat bahwa tidak berobat itu lebih utama dalam keadaan apa pun. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Demikian pendapat para fuqaha mengenai masalah berobat atau pengobatan bagi orang sakit. Sebagian besar diantara mereka berpendapat mubah, sebagian kecil menganggapnya mustahab (sunnah), dan sebagian kecil lagi --lebih sedikit dari golongan kedua-- berpendapat wajib. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Dalam hal ini kami sependapat dengan golongan yang mewajibkannya apabila sakitnya parah, obatnya berpengaruh, dan ada harapan untuk sembuh sesuai dengan sunnah Allah Ta'ala. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Inilah yang sesuai dengan petunjuk Nabi saw. yang biasa berobat dan menyuruh sahabat-sahabatnya berobat, sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Ibnul Qayyim di dalam kitabnya Zadul-Ma'ad. Dan paling tidak, petunjuk Nabi saw. itu menunjukkan hukum sunnah atau mustahab. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Oleh karena itu, pengobatan atau berobat hukumnya mustahab atau wajib apabila penderita dapat diharapkan kesembuhannya. Sedangkan jika sudah tidak ada harapan sembuh, sesuai dengan sunnah Allah dalam hukum sebab-akibat yang diketahui dan dimengerti oleh para ahlinya --yaitu para dokter-- maka tidak ada seorang pun yang mengatakan mustahab berobat, apalagi wajib. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Apabila penderita sakit diberi berbagai macam cara pengobatan --dengan cara meminum obat, suntikan, diberi makan glukose dan sebagainya, atau menggunakan alat pernapasan buatan dan lainnya sesuai dengan penemuan ilmu kedokteran modern-- dalam waktu yang cukup lama, tetapi penyakitnya tetap saja tidak ada perubahan, maka melanjutkan pengobatannya itu tidak wajib dan tidak mustahab, bahkan mungkin kebalikannya (yakni tidak mengobatinya) itulah yang wajib atau mustahab. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Maka memudahkan proses kematian (taisir al-maut) --kalau boleh diistilahkan demikian-- semacam ini tidak seyogyanya diembel-embeli dengan istilah qatl ar-rahmah (membunuh karena kasih sayang), karena dalam kasus ini tidak didapati tindakan aktif dari dokter. Tetapi dokter hanya meninggalkan sesuatu yang tidak wajib dan tidak sunnah, sehingga tidak dikenai sanksi. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Jika demikian, tindakan pasif ini adalah jaiz dan dibenarkan syara' --bila keluarga penderita mengizinkannya-- dan dokter diperbolehkan melakukannya untuk meringankan si sakit dan keluarganya, insya Allah. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">MEMUDAHKAN KEMATIAN DENGAN MENGHENTIKAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PERNAPASAN <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Sekarang kami akan menjawab contoh kedua dari eutanasia positif menurut pertanyaan tersebut --bukan negatif-- yaitu menghentikan alat pernapasan buatan dari si sakit, yang menurut pandangan dokter dia dianggap sudah "mati" atau "dihukumi telah mati" karena jaringan otak atau sumsum yang dengannya seseorang dapat hidup dan merasakan sesuatu telah rusak. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Kalau yang dilakukan dokter itu semata-mata menghentikan alat pengobatan, hal ini sama dengan tidak memberikan pengobatan. Dengan demikian, keadaannya seperti keadaan lain yang diistilahkan dengan ath-thuruq al-munfa'ilah (jalan-jalan pasif/eutanasia negatif). <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Karena itu, kami berpendapat bahwa eutanasia seperti ini berada di luar daerah "memudahkan kematian dengan cara aktif" (eutanasia positif), tetapi masuk ke dalam jenis lain (yaitu eutanasia negatif) <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Dengan demikian, tindakan tersebut dibenarkan syara', tidak terlarang. Lebih-lebih peralatan-peralatan tersebut hanya dipergunakan penderita sekadar untuk kehidupan yang lahir --yang tampak dalam pernapasan dan peredaran darah/denyut nadi saja-- padahal dilihat dari segi aktivitas maka si sakit itu sudah seperti orang mati, tidak responsif, tidak dapat mengerti sesuatu dan tidak dapat merasakan apa-apa, karena jaringan otak dan sarafnya sebagai sumber semua itu telah rusak. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Membiarkan si sakit dalam kondisi seperti itu hanya akan menghabiskan dana yang banyak bahkan tidak terbatas. Selain itu juga menghalangi penggunaan alat-alat tersebut bagi orang lain yang membutuhkannya dan masih dapat memperoleh manfaat dari alat tersebut. Di sisi lain, penderita yang sudah tidak dapat merasakan apa-apa itu hanya menjadikan sanak keluarganya selalu dalam keadaan sedih dan menderita, yang mungkin sampai puluhan tahun lamanya. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Dr. Yusuf Al-Qaradhawi telah mengemukakan pendapat seperti ini sejak beberapa tahun lalu di hadapan sejumlah fuqaha dan dokter dalam suatu seminar berkala yang diselenggarakan oleh Yayasan Islam untuk ilmu-ilmu Kedokteran di Kuwait. Para peserta seminar dari kalangan ahli fiqih dan dokter itu menerima pendapat tersebut. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US"><br />
</span> <span lang="EN-US">Segala puji kepunyaan Allah yang telah memberi petunjuk kepada kita ke jalan Islam ini, dan tidaklah kita akan mendapat petunjuk kalau bukan Allah yang menunjukkan kita. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Wallahu a`lam bishshowab. Wassalamu `alaikum Wr. Wb. <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US">Rujukan utama : Dr. Yusuf Al-Qaradhawi (Fiqih Kontemporer) <o:p></o:p></span><br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-77585661963435287092012-08-10T21:41:00.000-07:002012-08-10T21:41:02.823-07:00Islam di Indo-China<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">KAT</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">A PENGANTAR<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa pula penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat sekalian alam. Seiring dengan itu, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan secara ringkas mengenai </span><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PERKEMBANGAN ISLAM DI INDOCINA</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Akan tetapi, Penulis menyadari banyak kekurangan dari makalah ini. Setiap kesalahan tidak akan luput dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan masukan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat berguna bagi kita semua.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">Pekanbaru, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">Mei</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 201</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">2 <o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 324.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">Penulis</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">DAFTAR ISI<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: dotted 432.35pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">KATA PENGANTAR............................................................................................................ 1<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: dotted 432.35pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">DAFTAR ISI.......................................................................................................................... </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">2<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: dotted 432.35pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">3<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: dotted 432.35pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 6<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">A.MYANMAR................................................................................................................. 4<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 1.Negara Myanmar........................................................................................................ 4<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 2.Sejarah Masuknya Islam............................................................................................. 4<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">B.KAMBOJA................................................................................................................... 8<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 1.Negara Kamboja........................................................................................................ 8<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 2.Sejarah Masuknya Islam............................................................................................. 8<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 3.Islam dan Bangsa Khmer............................................................................................. 9<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 4.Nasib Islam Kamboja............................................................................................... 10<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">C.VIETNAM.................................................................................................................. 17<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 1.Negara Vietnam........................................................................................................ 17<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 2.Sejarah Masuknya Islam........................................................................................... 17<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">D.LAOS.......................................................................................................................... 19<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 1.Negara Laos............................................................................................................. 19<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 2.Pengungsi Kamboja.................................................................................................. 19<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 3.Sejarah Masuknya Islam........................................................................................... 20<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> 4.Politik Islam di Laos................................................................................................... 21<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">BAB III PENUTUP............................................................................................................... 31<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;"> Kesimpulan..................................................................................................................... 31<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 439.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN;">DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 32<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 180.0pt; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">LATAR BELAKANG<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dugaan kuat kedatangan Islam ke wilayah Asia Tenggara karena proses perdagangan dan bukan melalui proses penaklukan suatu wilayah. Hal ini bisa dilihat dari peranan wilayah Asia Tenggara pada saat itu sebagai salah satu jalur perdagangan yang diminati oleh para pedagang. Jalur perdagangan itu masyur dikenal sebagai jalur sutra laut yang membentang dari mulai Laut Merah- Teluk Persia- Gujarat- Bengal- Malabar- Semenanjung Malaka- hingga ke China.<a href="" name="more"></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teori-teori masuknya Islam ke Asia Tenggara sebagaimana yang telah masyur adalah ada tiga,namun berkembang menjadi empat yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l6 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teori Arab<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 2.0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendapat ini dikemukakan oleh Crawfurd(1820), Keyzer(1859), Niemann(1861), de Holaander (1861), dan Veth (1878).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l6 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teori India<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 2.0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendapat ini dikemukakan oleh Pijnapel (1872).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l6 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teori Benggali(Bangladesh)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 2.0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teori ini dikemukakan oleh Fatimi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l6 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teori China<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengan keberadaan jalur perdagangan ini, memudahkan dalam penyebaran agama Islam, terutama di wilayah pesisir pantai hingga akhirnya masuk ke wilayah pedalaman. Selain itu penguasaan wilayah pesisir oleh komunitas muslim pada saat itu semakin mempermudah penyebarluasan dakwah dan syiar Islam kepada penduduk pribumi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam studi penyebaran Islam di wilayah daratan Asia Tenggara yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Filiphina dan Indocina, pola penyebaran melalui perdagangan sangat dominan sekali. Selain itu adanya emigrasi suatu penduduk untuk mendiami wilayah baru di daratan Asia Tenggara ikut pula mempengaruhi proses penyebaran</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">agama Islam seperti contohnya di wilayah Indocina.<br />
Maka dalam pembahasan kali ini akan mengkaji penyebaran agama islam di wilayah daratan Asia Tenggara dengan fokus kajian di wilayah Indocina (Myanmar,Kamboja,Laos,dan Vietnam).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br />
<br />
<b><o:p></o:p></b></span></div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l5 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">MYANMAR</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">NEGARA MYANMAR</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Republik Persatuan Myanmar</span><span lang="EN-US"> (juga dikenal sebagai Birma, disebut "Burma" di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_Barat" title="Dunia Barat">dunia Barat</a>) adalah sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Negara" title="Negara">negara</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a>.Negara seluas 680 ribu km² ini telah diperintah oleh pemerintahan militer sejak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kudeta" title="Kudeta">kudeta</a> tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1988" title="1988">1988</a>.Negara ini adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_berkembang" title="Negara berkembang">negara berkembang</a> dan memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa.<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_kota" title="Ibu kota">Ibu kota</a> negara ini sebelumnya terletak di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yangon" title="Yangon">Yangon</a> sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Naypyidaw" title="Naypyidaw">Naypyidaw</a> pada tanggal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/7_November" title="7 November">7 November</a><span class="MsoHyperlink"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2005" title="2005">2005</a>.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI96.259/kelompok%2013.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></a></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Agama Islam di Negara ini adalah agama minoritas karna hanya terdapat 4% dari total keseluruhan agama yang ada di Myammar.Di Myanmar sendiri,terdiri atas banyak etnik dan Rohingya adalah grup etnis yang kebanyakan beragama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Negara_Bagian_Rakhine&action=edit&redlink=1" title="Negara Bagian Rakhine (halaman belum tersedia)">Negara Bagian Rakhine</a> Utara di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Myanmar" title="Myanmar">Myanmar</a> Barat. Populasi Rohingya terkonsentrasi di dua kota utara Negara Bagian Rakhine (sebelumnya disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arakan" title="Arakan">Arakan</a>).</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US">2.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US">SEJARAH MASUKNYA ISLAM <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Islam sampai ke Myanmar melalui banyak jalan yaitu, para pedagang Arab muslim menetap di garis pantai selama abad pertama hijriyah (ke 7 M) atau sesudahnya, mula mula di atas pantai Arakan, dan kemudian ke selatan. Kemudian disusul oleh komunitas india dan malaysia (melayu) yang telah efektif dalam menyebarkan agama islam. Akhirnya para pengungsi dari Yunan pada abad ke 19 menetap di utara Negara itu.Negara muslim pada saat itu didirikan di Arakan ketika Sultan Bengal yang Muslim Nasiruddin Mahmud Shah (1442-1459 M) membantu raja Sulaiman Naramitha membangun negara Mrauku yang muslim. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemerintahan muslim berlangsung beberapa abad di Arakan dan meluas ke selatan sejauh Moulmein selama pemerintahan Sultan salim Shah Razagri 91593-1612 M). Pada saat itu bahasa Persia merupakan bahasa baku negara muslim Arakan. Ibukotanya Myohaung.<br />
Pada 1784 Myanmar yang pengikut budha menaklukan negara muslim, diikuti antara 1824 dan 1826 oleh Inggris. Maka pada saat Myanmar merdeka pada 1948, Arakan dimasukkan kedalam wilayah kekuasaan negara Myamnar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Proses Islamisasi</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Islam masuk ke Myanmar khususnya wilayah Arakan adalah pada abad ke-1 H/7 M yang dibawa oleh para pedagang Arab yang datang ke Akyab, ibu kota Arakan. Namun Muslim di Arakan dalam proses islamisasi memakan waktu yang lama untuk mewujudkan suatu kekuasaan, mereka baru dapat mendirikan Negara Islam Arakan pada abad ke-8 H/14 M. Proses penyebaran Muslim dari pantai Arakan kemudian lanjut ke selatan dan masuknya Islam ke Myanmar tidak hanya dibawa oleh para pedagang Arab, Muslim Malaysia dan India juga mempunyai peranan yang penting dalam penyebaran Muslim di Myanmar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kekuasaan Islam di Arakan berjalan lebih kurang selama 350 tahun dengan 48 orang sultan yang memerintah silih berganti,hingga dijajah oleh Burma pada tahun 1784 dan penjajahan ini berlanjut dengan diambil alih oleh British pada tahun 1822. Pada tahun 1880-an orang-orang Islam di India berbondong-bondong hijrah ke Myanmar, sehingga jumlah Muslim semakin meningkat di Myanmar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada tahun 1948 British memberikan kemerdekaan kepada Myanmar, dengan demikian Arakan daerah kekuasaan Islam menjadi daerah kekuasaan Myanmar.Hal ini membuat Muslim tidak senang, karena mereka diperlakukan secara kejam oleh pemerintah bahkan kewarganegaraan mereka dinafikan.Kondisi ini telah membuat Muslim menuntut agar mereka diberi otonomi untuk menjalankan pemerintahan sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Generasi Pertama Muslim Myanmar<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Generasi awal Muslim yang datang ke delta Sungai Ayeyarwady Burma, yang terletak di pantai Tanintharyi dan di Rakhine bermula pada abad ke 9, sebelum pendirian Imperium pertama Burma pada tahun 1055 AD oleh Raja Anawrahta dari Bagan. Keberadaan orang-orang Islam dan da’wah Islam pertama ini didokumentasikan oleh para petualang Arab, Persia, Eropa, dan Cina abad ke 9.Orang-orang Islam Burma merupakan keturunan dari orang-orang Islam yang menetap dan kemudian menikahi orang-orang dari etnis Burma setempat.Orang-orang Islam yang tiba di Burma umumnya sebagai pedagang yang kemudian menetap, anggota militer, tawanan perang, pengungsi, dan korban perbudakan. Bagaimanapun juga , ada diantara mereka yang mendapat posisi terhormat sebagai penasehat raja, pegawai kerajaan, penguasa pelabuhan, kepala daerah, dan ahli pengobatan tradisional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muslim Persia tiba di utara Burma yang berbatasan dengan wilayah Cina Yunnan sebagaimana tercatat pada Chronicles of China pada tahun 860. Orang-orang Islam Burma kadang-kadang di sebut Pathi, sebuah nama yang dipercayai berasal dari Persia. Banyak perkampungan di utara Burma dekat dengan Thailand tercatat sebagai penduduk Muslim, dengan jumlah orang-orang Islam yang sering melebihi penduduk lokal Burma. Dalam sebuah catatan,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pathein dikatakan mendiami Pathis, dan pernah dipimpin oleh Raja India Muslim pada abad ke 13.Para pedagang Arab juga tiba di Martaban, Margue, dan ada pula perkampungan Arab di kepulauan Meik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selama pemerintahan Raja Bagan Narathihapate (1255-1286), pada masa perang pertama orang Cina dan Burma, Muslim Tartar Kublai Khan menyerang Kerajaan Kafir dan menduduki wilayah hingga ke Nga Saung Chan. Pada tahun 1283, Kolonel Nasruddin dari Turki menduduki wilayah hingga ke Barnaw (Kaungsin). Orang Turki (Tarek) disebut Mongol, Manchuria, Mahamaden atau Panthays.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. Muslim Setelah Kemerdekaan Myanmar</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setelah Myanmar merdeka dari British pada tahun 1948, pemerintah Myanmar senantiasa waspada terhadap kedudukan Muslim yang penting di ibu kota Negara. Kemudian Muslim juga banyak yang mempunyai jabatan penting di pemerintahan disamping keterlibatan mereka dalam urusan perniagaan yang membuat Muslim memperoleh kemewahan dari hasil perdagangan.Hal ini telah melahirkan sentimen bagi pemerintah Myanmar dan akhirnya terjadilah kontroversi antara Muslim dengan orang Myanmar yang berakibat banyaknya nyawa orang-orang Islam yang menjadi korban.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rasa sentimen yang begitu mendalam juga menyebabkan munculnya tindakan keganasan dari pemerintah Myanmar terhadap orang Muslim tanpa perikemanusiaan. Tahun 1930-an merupakan permulaan era kemelaratan dan penindasan bagi orang-orang Islam di Myanmar. Beberapa serangan kejam telah dilakukan terhadap Muslim pada tahun 1931 sampai 1938 dan serangan yang paling ganas serta kejam telah terjadi di Yangon dan Mandanay. Di perkirakan dalam peristiwa tersebut sebanyak 200 orang Muslim terbunuh akibat keganasan tentara Myanmar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanah-tanah Muslim dirampas, pemerintah dengan masyarakat Buddha juga menindas masyarakat Islam dengan memeras uang dan memaksa mereka memberi opeti serta memenjarakan mereka dengan sewenang-wenang.Sebagian umat Islam di usir dan tidak boleh kembali kekampung halamannya.Menjelang tahun 1971 dan tahun-tahun berikutnya, kekejaman yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhadap Muslim terus meningkat tajam. Pada tahun 1977 pemerintah Myanmar melancarkan Operasi Raja Min yang juga dikenal dengan Operasi Naga Min, yaitu operasi benci untuk memeriksa semua penduduk dan mengklasifikasikan mereka kepada dua kategori, yaitu penduduk Burma dan rakyat asing.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang-orang Buddha mulai di tempatkan di daerah-daerah Muslim dan mesjid-mesjid dibakar, gedung-gedung perniagaan milik orang-orang Islam di kota Akyab juga dibakar. Orang-orang Islam diejek, dipukul dan dibunuh sewenang-wenang, wanita-wanita diperkosa serta sebagian besar dipaksa menikah dengan tentara Myanmar yang beragama Buddha. Kondisi yang lebih parah lagi pada tahun 1964 orang Muslim tidak dibenarkan lagi melaksanakan ibadah haji, walaupun pada tahun 1980 kebijakan itu dicabut tetapi perbelanjaannya sangat mahal dan terpaksa melalui berbagai prosedur yang sangat rumit.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Perlawanan Muslim </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perlakuan pemerintah Myanmar yang tidak baik terhadap Muslim telah membangkitkan semangat Muslim untuk melakukan pemberontakan dan perlawanan terhadap pemerintah Myanmar.Apalagi keinginan otonomi tidak mendapat sahutan dari pemerintah yang sangat kejam, semakin membuat Muslim sadar karena mereka sudah diotak atik oleh pemerintah sesuai seleranya. Puncak perlawanan Muslim terjadi pada tahun 1948 berlanjut sampai tahun 1954 yang dikenal dengan Pemberontakan Mujahid yang dipimpin oleh Kasim. Namun Kasim akhirnya tertangkap, tetapi perjuangan umat Islam terus berjalan sampai tahun 1961 dalam memperjuangkan kemerdekaan dari pemerintah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perjuangan yang pada mulanya sempat memudar akhirnya pada dekade 1970-an dan 1980-an kembali aktif. Semenjak itu, perlawanan umat Islam tidak henti-hentinya terhadap pemerintah yang selalu bertindak zalim terhadap umat Islam. Kemudian semenjak tahun 1980, Muslim dari daerah lain dipaksa keluar dari Myanmar dengan penganiayaan yang tidak kalah pelaknya dan ribuan Muslim lari ke Thailand dan Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l5 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">KAMBOJA</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l7 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">NEGARA KAMBOJA</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kamboja terletak di bagian Timur Asia, berbatasan dengan Thailand dari arah utara dan barat, Laos dari arah utara dan Vietnam dari arah timur dan selatan. Luas negara ini 181.055 Km<sup>2</sup> dengan jumlah penduduk 11.400.000 jiwa, 6% beragama Islam dan mayoritas beragama Budha serta minoritas beragama Katholik. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l7 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">SEJARAH MASUKNYA ISLAM<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beberapa ahli sejarah beranggapan bahwa Islam sampai di Kamboja pada abad ke-11 Masehi.Ketika itu kaum muslimin berperan penting dalam pemerintahan kerajaan Campa, sebelum keruntuhannya pada tahun 1470 M, setelah itu kaum muslimin memisahkan diri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sepanjang sejarah Kamboja baru-baru ini, kaum muslim tetap teguh menjaga pola hidup mereka yang khas, karena secara agama dan peradaban mereka berbeda dengan orang-orang Khmer. Mereka memiliki adat istiadat, bahasa, makanan dan identitas sendiri, karena pada dasarnya, mereka adalah penduduk asli kerajaan Campa yang terletak di Vietnam yang setelah kehancurannya, mereka hijrah ke negara-negara tetangga di antaranya Kamboja, ini terjadi sekita abad ke-15 Masehi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l7 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ISLAM DAN BANGSA KHMER<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada permulaan tahun 1970-an, jumlah kaum Muslimin di Kamboja sekitar 700 ribu jiwa.Mereka memiliki 122 mesjid, 200 mushalla, 300 madrasah Islamiyyah dan satu markas penghafalan Al-Qur’an. Namun karena berkali-kali terjadi peperangan dan kekacauan perpolitikan di Kamboja dalam dekade 70-an dan 80-an lalu, mayoritas kaum Muslimin hijrah ke negara-negara tetangga.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagi mereka yang masih bertahan di sana menerima berbagai penganiayaan; pembunuhan, penyiksaan, pengusiran. Termasuk juga penghancuran masjid-masjid dan sekolahan, terutama pada masa pemerintahan Khmer Merah.Merek dilarang mengadakan kegiatan-kegiatankeagamaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hal ini dapat dimaklumi, karena Khmer Merah berfaham komunis garis keras, mereka membenci semua agama dan menyiksa siapa saja yang mengadakan kegiatan keagamaan, Muslim, budha ataupun lainnya. Selama kepemerintahan mereka telah terbunuh lebih dari 2 juta penduduk Kamboja, di antaranya 500.000 kaum Muslimin, di samping pembakaran beberapa masjid, madrasah dan mushaf serta pelarangan menggunakan bahasa Campa, bahasa kaum Muslimin di Kamboja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Baru setelah runtuhnya pemerintahan Khmer Merah ke tangan pemerintahan baru yang ditopang dari Vietnam, secara umum keadaan penduduk Kamboja mulai membaik dan kaum Muslimin yang saat ini mencapai kurang lebih 45.000 jiwa dapat melakukan kegiatan keagamaan mereka dengan bebas, mereka telah memiliki 268 masjid, 200 mushalla, 300 madrasah Islamiyyah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">satu</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">markas penghafalan Al-Qur’an.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">NASIB MUSLIM KAMBOJA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kamboja pernah mengalami suatu kejadian yang mengguncang panggung sejarah umat Islam , baik menyangkut politik maupun ekonomi. Dominasi kaum Muslim dalam perdagangan dan upaya penyiaran Islam yang amat gencar dilakukan di daerah ini membantu memfasilitasi naiknya pamor kelompok Muslim di kerajaan Kamboja. Di Kamboja , peranan dan pengaruh kaum Muslim lebih besar karena beberapa abad sebelumnya di Champa yane kemudian bergabung dengan kerajaan Kamboja pernah terdapat kesultanan Muslim.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">2</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Penduduk Muslim Kamboja , sebagaimana kaum Muslim lain, bersifat kosmopolitan. Mungkin karena faktor inilah yang kemudian menjadikan penguasa Kamboja masuk Islam di awal abad ketujuhbelas.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">3</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Masuk Islamnya penguasa Kamboja ini lebih memperkuat posisi dominasi masyarakat Muslim di Kamboja; namun, seperti pengalaman Ayutthaya, ketidakstabilan hubungan internasional di wilayah ini memengaruhi posisi masyarakat Muslim di Kamboja. Mereka tidak mampu mencapai posisi sebelumnya, dan Islam tidak bisa memasuki elit penguasa sebagaimana di kerajaan lain di Asia Tenggara. Konspirasi dikalangan istana negara mengakhiri kekuasaan islam yang singkat di Kamboja. Nasib kaum Muslim yang berubah dengan cepat itu merupakan akibat dari serangan gencar yang dilakukan Eropa yang kemudian mengakhiri dominasi kaum Muslim di Asia Tenggara.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">4</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t32" o:oned="t" o:spt="32" path="m,l21600,21600e"> <v:path arrowok="t" fillok="f" o:connecttype="none"> <o:lock shapetype="t" v:ext="edit"> </o:lock></v:path></v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1031" o:connectortype="straight" style="height: 0; left: 0; margin-left: 1.5pt; margin-top: 2.3pt; position: absolute; text-align: left; width: 169.5pt; z-index: 251657728;" type="#_x0000_t32"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></v:shape></div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">2</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">D.G.E Hall, <i>loc.cit.,</i> hlm. 90-105.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">3</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibid</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">., hlm.105-122. Lihat pula tulisan Lucian M.Hanks dan Jane Richardson hanks, “ Suku Kham” dalam <i>Berita Antropologi</i>, <i>Kebudayaan Beberapa Suku Bangsa di Asia Tenggara</i>, Terbitan khusus No. 1, Cetak Ulang, Fak. Sastra UI, Th. VIII No. 28,Oktober 1976, hlm.118-126.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">4</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Baca tulisan Seddik Taouti,”Muslim Kamboja dan Vietnam yang Terlupakan” dala</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">m</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> Ahmad Ibrahim (et. al.),<i>loc.cit.,</i> hlm.132-144.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam tragedi yang lebih tragis, ketika Rezim Pol Pot yang telah mengusir penduduk kota besar, menghancurkan pagoda-pagoda, masjid-masjid, bank-bank serta tempat-tempat bisnis dan membantai kaum intelektual. Khmer Merah merusak seluruh infrastuktur Kampuchea, mulai dari orang terpelajar dan intektual , kemudian menyerang bangunan-bangunan serta semua instasi lainnya yang dibutuhkan bagi kehidupan negeri ini. Dalam penghancuran ini orana-orang muslimlah yang paling menderita.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">5</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Muslim Kamboja dalam acara yang tertutup, mendapat bantuan dari Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank IDB) yang digunakan semata-mata untuk kaum Muslim yang menderita kekurangan bahan pokok dalam segala sektor.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">6</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari sebuah laporan statistik mengenai penduduk yang melek huruf di Kamboja pada tingkat sekolah dasar tercatat 1.304.225 anak yang 761.811 diantaranya duduk di tahun pertama. Usaha ini yang baru dimulai pada 1975 tergolong sangat membanggakan , mengingat buku-buku pelajaran sekolah ditulis tangan oleh sekelompok guru untuk semua tingkat pendidikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Namun, di bawah rezim Pol Pot sekolah-sekolah ditutup atau ditinggalkan dan bantuan serta bahan pelajaran sekolah dimusnahkan. Tak ada anak yang bersekolah. Anak – anak yang berusia 6-10 tahun tak pernah sekolah dan semuanya duduk di tahun pertama sekolah mereka. Bersama mereka terdapat juga mereka yang berusia 10-15 tahun; artinya, mereka yang pernah bersekolah selama 1,2,3, atau 4 tahun, tetapi telah keluar. Oleh karena itu, mereka telah lupa pada pelajarannya.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">7<o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal"><v:shape id="_x0000_s1032" o:connectortype="straight" style="height: 0; margin-left: 2.25pt; margin-top: 17.1pt; position: absolute; width: 169.5pt; z-index: 251658752;" type="#_x0000_t32"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> <o:p></o:p></span></v:shape></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">5</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sedik Taouti, <i>Ibid.,</i> hlm. 132-144.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">6</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibid.,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> hlm.135,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">7</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam konteks sejarah kelam masyarakat Kamboja yang panjang, masalah utama yang dihadapi sekarang yang mendesak adalah pendidikan dan pengajaran, ekonomi, dan hubungan eksternal dengan dunia luar. Lihat George Mc. Turnan Kahin,<i>loc.cit.,</i>hlm.857-872. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam iklim yang tertekan dan tertindas, telah muncul pemimpin yang sadar akan perlunya pembebasan kaum Muslim di Kamboja. Salah seorang pemimpin komunitas Muslim, yakni Dr. Abdul Kayoun yang mewakili kaum minoritas ini duduk di badan tertinggi , yaitu Front Persatuan Nasional. Teman seperjuangannya , Al-Taman Ibrahim, alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo serta Mohammad Wan-Wan yang bertanggung jawab atas urusan agama dalam Front Persaudaraan nasional Nasional itu terus berjuang untuk pembebasan kaum Muslim disana. Gambaran lengkap mengenai situasi komunitas islam yang sangat menderita di bawah rezim kolonial, Sihanouk, Lon Nol dan Pol Pot terdahulu ,strukturnya, para pemimpinnya serta orang-orang militannya , banyak nama –nama para penentang yang tewas sebagai syuhada bagi Islam dalam berbagai rezim.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">8</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Penduduk Muslim di Kamboja berkisar 800.000 orang, tetapi lebih dari 70% diantaranya telah terbantai. Dari 113 masjid, hanay 20 yang tertinggal, sedangkan yang lainnya telah dimusnahkan. Bahkan kedua puluh masjid tadi setelah diperbaiki, diruntuhkan pula. Para mantan pemimpin agama yang di bantai seperti Mufti Haji Abdullah, dibanati juga seperti Hagi Slimane Chekri dan Haji Slimane Fekri.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">9</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Lebih dari 300 guru terlibat dalam pengajaran agama kepada para anggota komunitas. Ada beberapa syeikh yang terkenal , sembilan pemegang diplomaAl-Azhar, lima dari universitas Islam Madinah yang lainnya mendapat pendidikan di Universitas Al-Mohammadiyah di Kelantan, Malaysia, dan ada juga beberapa orang yang dididk di India. Dari semua ini , hanya 38 orang yang masih hidup , sisanya telah dibunuholeh rezim Pol Pot ; dan dari lulusan Al-Azhar hanya dua orang saja yang tertinggal.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">10<o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">8</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Seddik Taouti,<i>op.cit.,</i> hlm.136.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">9</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibid.</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">10</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibid.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Ada pula masjid yang didirikan tahun 1813 , tetapi dibangun kembali dan diperbaiki 60 tahun yang lalu. Sekitar 40 sampai 50 jamaaah berkumpul untuk menunaikan shalat harian. Pada hari-hari jumat masjid ini penuh sesak dan banyak yang harus shalat di pekarangan.<sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">1</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Masjid hanya memiliki satu Al-quran berbahasa Arab. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Negeri Kamboja ini sebelumnya mempunyai 500 orang dokter, tapi hanya 40 orang yang masih hidup.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Tempat pembantaian oleh Pol Pot yaitu di kamp pembantaian di Toul Sleng.Kamp ini terletak dalam sebuah gedung bekas sekolah menengah atas yang dahulu mempunyai 2000 murid, kemudian diubah oleh Pol Pot menjadi sebuah tempat untuk penyiksaan,penjara dan kuburan.<sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">2<o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> UNICEF pada 1979, telah mengoordinasikan semua kegiatan PBB dengan menugaskan delapan orang pakar. Wakil FAO membantu menhidupkan kembali kegiatan pertanian. Komisi tinggi untuk pengungsi mengarahkan tiga pakar yang bertanggung jawab untuk menerima dan menempatkan kembali pada pengungsi yang kembali ke negeri ini. 185.000 pengungsi kembali dari Thailand, 115.000 dari Vietnam dan 20.000 dari Laos. Dari jumlah 320.000 ini, sekitar 20% adalah Muslim.<sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">3</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Meskipun komunitas Islam menderita akibat pemusnahan terencana yang besar-besaran selama periode dari tahun 1975 hingga Januari 1979, kini para anggota komunitas ini bebas melaksanakan kewajiban agamanya dan pemerintah sekarang ini sedang berupaya dengan sungguh-sungguh untuk memberikan mereka perwakilan di semua tingkat</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> <sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">1</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibid.,hlm 137<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span></i><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1</span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">2</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibid.,hlm 138.<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span></i><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1</span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">3</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibid.,hlm 139.<o:p></o:p></span></i></div><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></i> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mayoritas Muslim berasal dari etnis Cham. Sulit memastikan kapan Cham mulai mengenal Alquran. Islam memasuki masyarakat Cham diperkirakan pada periode Dinasti Zoong di Cina (960-1280). Komunitas Muslim Cham sudah ada pada abad ke X. Tampaknya melalui hubungan dengan orang-orang melayu lah Cham menjadi Muslim. Cham, setelah kejatuhan negeri pada tahun 1470 , menyaksikan sebagian anggota komunitas mereka mengungsi ke Kamboja di mana mereka semua adalah Muslim.<sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">4<o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Masih tersisa , fenomena kepemimpinan dan hierarki keagamaan di kalangan Muslim Kamboja terdiri dari seorang kepala kerohanian bagi seluruh komunitas yakni Mufti. Di bawahnya terdapat tiga penanggung jawab administrasi yaitu tuan kalik, vadjak dan tuan pake. Di bawahnya lagi , di tingkat masjid terdapat hakim (atau ke vat), dan imam. Khatib bertugas menbacakan doa-doa dan memimpin jemaah, sedangkan bilal bertanggung jawab atas ketertiban agama.<sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">5<o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1</span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">4</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibid.,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> hlm.142.<sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1</span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">5</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> Ibid.,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> hlm.143. <o:p></o:p></span></div><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun demikian, perlu diketahui surut ke belakang, ada hasil penelitian yang menggambarkan tentang bagaimana sesungguhnya Islam hidup berdampingan dengan sesama non-Muslim (Buddhis), dan pemahaman mereka tentang Islam sebagaimana dituturkan oleh Aymonier, bahwa tahun 1891 , diketahui hubungan antara umat Muslim dengan pendeta-pendeta cukup baik. Menurut beliau , orang-orang Muslim terpisah dari dunia Islam , akibatnya mereka tidak memiliki semangat untuk menyebarkan agama mereka. Praktik-praktik keagamaan mereka melemah , hukum-hukum kesucian tidak dipatuhi dan sembahyang lima waktu hanya dikerjakan pada hari jumat dan pada bulan Ramadhan. Usaha mempelajari Alquran berkurang . mereka tetap meminum alkohol (Aymonier,1891:79-80). Ner (1941) yang menulis sesudah itu merasakan orang-orang Muslim tidaklah merupakan merupakan orang-orang Islam yang benar-benar. Mereka masih memegang sebagian kepercayaan pra-Islam, dan juga mengambil sebagian dari kepercayaan dan praktik-praktik kelompok-kelompok tetangga mereka. Ner melihat mereka tidak mengerjakan sembahyang lima waktu dan juga tidak mematuhi larangan memakan daging babi dan minuman alkohol. Bagaimanapun mereka tetap mengakui tokoh-tokoh makhluk halus dari agama Islam. Malah orang-orang non muslim pun mempunyai sikap hormat pada Allah SWT. Orang – orang Muslim Kham juga mempunyai kepercayaan pada Muhamad dan inkarnasi dari Porathulak (Rasul Allah , salah satu Nabi). Mereka juga percaya kepada Jiburailak(Jibril) yang telah dicipta oleh Muhammad dan Pohaova(Hawa) dan Po Adam, yang keduanya dicipta oleh Ovlah. (Aymunier , 1891: 40-47). Untuk lebih jelas baca tulisan Lucian M.Hanks dan Jane Richardson hanks, dalam <i>Berita Antropologi</i> ,<i>loc.cit., </i>hlm. 124. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Upacara- upacara Islam dilaksanakan dan dihormati; bulan Ramadhan (boulan Oek) dan bulan Haji (boulan Cek Hadjih) serta bulan Tuhan (olan Ovlah). Melut suatu upacara pengkhitanan anak-anak , serta tamat Alquran , suatu ritual yang lain untuk menghormati orang-orang yang telah menamatkan membaca Alquran sampai sekarang tetap dilaksanakan.<sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">6</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Keterangan mengenai pemusnahan besar-besaran yang terencana dari pihak Khmer Merah ini agaknya kurang lengkap dan berbias. Sekalipun begitu, jelaslah bahwa antara dua pertiga hingga tiga perempat Muslim dibunuh secara individual ataupun kolektif hanya karena mereka beragama Islam.<sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">7<o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pembunuhan massal yang sistematis terhadap kaum muslim di Kamboja timbul dari rasa kebencian terhadap agama. Hal ini mungkin karena ternyata kepercayaan kepada Allah tak pernah dapak dirukunkan dengan kepatuhan yang membuta kepada Angkar , organisasi tertinggi Khmer Merah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Meskipun umumnya mereka berasimilasi dengan penduduk Khmer lainnya yang pada dasarnya Buddhis , bagian terbesar dari kaum Muslim Cham tinggal di wilayah Tonle Sap dan di tepi Sungai Mekong. Mereka juga bermukim di provinsi Kampot dan sekitar ibukota. Kebanyakan mereka adalah nelayan, petani, dan peternak. <sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">8</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dewasa ini mereka sedang berusaha memulai kembali kehidupan mereka. Pertama-pertama yang digarap dalam hal ini material , karena kebanyakan di antaranya hancur luluh. Perlahan-lahan mereka mendapatkan kembali sarana untuk menghidupi keluarga mereka dan komunitas mereka yang bercerai-berai , agar tetap hidup seperti orang-orang Khmer yang lain.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Meski merupakan bagian dari minoritas agama dan etnik sekaligus , orang Cham tidak berselisih dengan tetangga meraka yang beragama Budha. Kedua unsur ini hidup dengan selaras.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kelangsungan hidup komunitas Muslim Cham di Kamboja terjamin dalam milieu Budddhis yang secara tradisional bersikap toleran. Wajar saja bila komunitas Muslim Cham dan mayoritas Budddhis Khmer harus bersama-sama membuka halaman baru dalam sejarah negeri mereka. Namun, ada benarnya juga bahwa sejarah komunitas Muslim Cham akhir-akhir ini masih tetap tidak dikenal selain oleh beberapa pakar , dan bahwa ia patut dikenal lebih baik.<sup>1</sup></span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">9</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal"><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">1</span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">6</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Seddik Taoti, <i>Ibid.<sup><o:p></o:p></sup></i></span></div><div class="MsoNormal"><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">1</span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">7</span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"> </span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Ibid.<sup><o:p></o:p></sup></span></i></div><div class="MsoNormal"><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">1</span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">8</span></sup><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Ibid.</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal"><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">1</span></sup><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">9</span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Ibid.,hlm.144</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l5 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">VIETNAM<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">NEGARA VIETNAM<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Vietnam berbentuk negara Republik Sosialis dan salah satu negara Asia Tenggara yang terletak di antara Kamboja dan Republik Laos di bagian barat dan Cina di bagian utara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Adapun jumlah penduduknya mencapai 85 Juta jiwa, Ibu kotanya Hanoy, dan kota terbesarnya adalah Ho Chi Minh City atau Saigon (nama lama). Luas negaranya mencapai 329560 km2, dan terbagi pada 59 wilayah daerah dan 5 kota besar yang kesemuanya tunduk pada pemerintah pusat di kota Hanoy. Di antara kota-kotanya adalah Ho Chi Minh City atau Saigon, dan Haiv Onh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut sensus tahun 1999, 80.8% orang Vietnam tidak beragama.Keanggotan Islam Bashi dan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunni" title="Sunni"><span style="color: black;">Sunni</span></a> biasanya diakreditasikan kepada etnis minoritas Cham, tetapi ada juga pengikut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam"><span style="color: black;">Islam</span></a> lainnya di bagain Barat Daya Vietnam.Pemerintah Vietnam telah dikritik atas kekerasan beragama.Tetapi, berkat perbaikan tentang kebebasan beragama belakangan ini, pemerintah Amerika Serikat tidak lagi menganggap Vietnam sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Country_of_Particular_Concern&action=edit&redlink=1" title="Country of Particular Concern (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Country of Particular Concern</span></a> (negara yang ikut campur dalam bidang-bidang tertentu).<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI96.259/kelompok%2013.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><strong><span lang="EN-US">SEJARAH MASUKNYA ISLAM</span></strong></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang penentuan tahun masuknya Islam ke Vietnam, namun mereka sepakat bahwa Islam telah sampai ke tempat ini pada adab ke 10 dan 11 Masehi melalui jamaah dari India, Persia dan pedagang Arab, dan menyebar antara jamaah cham sejak adanya perkembangan kerajaan mereka di daerah tengah Vietnam hari saat ini, dan dikenal dengan nama kerajaan Cham.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tapi secara umum, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">slam sudah mulai menyebar di daratan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ndo</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">C</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ina itu pada </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">zaman </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dinasti Tang<a href="" name="_ftnref2"></a> di </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">C</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ina sekitar tahun 618-907 M. Islam diperkenalkan oleh para saudagar muslm dunia yang berlayar sepanjang kota-kota tepi pantai. Hal yang telah diketahui dengan pasti bahwa </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">slam telah ada di Vi</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tnam pada abad ke 11 M. Dengan ditemukannya 2 batu tulis (prasasti) yang ber</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">sal </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ari muslim </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI96.259/kelompok%2013.doc"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN;">Campa</span></a><a href="" name="_ftnref3"></a> b</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ertanggal awal</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> tahun</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> 11M. Kerajaan Campa ini telah berdiri sejak abad ke 2 sampai abad ke-17.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kekuasaan kerajaan ini tembentang sepanjang pesisir pantai yang sekarang terletak di daerah Vi</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tnam. Pada awal kedatangan </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">slam, hanya sedikit orang-orang Campa yang memeluk </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">slam. Akan tetapi ada tahun 1607 dan 1676, seorang </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">R</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">aja </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">C</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ampa memeluk agama </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">slam, yang menyebabkan banyak rakyatnya memeluk </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">slam </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">j</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">uga. Selama berabad-abad, sedikit demi sedikit wilayah C</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mpa dikuasai oleh bangsa </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">V</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">i</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tnam ( bangsa Vi</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tnam ini awalnya bertempat tinggal didaerah </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">p</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">edalaman dekat </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">engan daerah Cina), sampai pada akhirnya pada abad ke-17, seluruh kekuasaan kerajaan Campa dikuasai oleh bangsa Vi</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">e</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tnam. Akibat nya bangsa Campa tinggal di daerah pesisir pindah kedaerah yang sekarang terkenal degan nama Trengganu (Malaysia).</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada awalnya Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok" title="Tiongkok"><span style="color: black;">Tiongkok</span></a>, namun peperangan dan penaklukan terhadap wilayah tetangganya yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerajaan_Funan&action=edit&redlink=1" title="Kerajaan Funan (halaman belum tersedia)"><span style="color: black;">Kerajaan Funan</span></a> pada abad ke-4, telah menyebabkan masuknya budaya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India"><span style="color: black;">India</span></a>.Setelah abad ke-10 dan seterusnya, perdagangan laut dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jazirah_Arab" title="Jazirah Arab"><span style="color: black;">Arab</span></a> ke wilayah ini akhirnya membawa pula pengaruh budaya dan agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam"><span style="color: black;">Islam</span></a> ke dalam masyarakat Champa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Di Vietnam ,umat muslim di pecah menjadi 3 ,yakni:</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Kelompok pertama: Muslim cham, yang merupakan kelompok mayoritas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2. Kelompok kedua: umat yang berasal dari suku-suku yang beragam, mereka adalah pedagang</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">muslim yang datang dari negeri-negeri yang beragam kemudian menikah dari anak-anak negeri tersebut, seperti Arab, India, Indonesia, Malaysia dan Pakistan, dan jumlah mereka merupakan kelompok terbesar dari jumlah umat Islam secara keseluruhan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3. Kelompok ketiga: muslim dari warga Vietnam asli, dan mereka adalah warga Vietnam yang masuk setelah berinteraksi dengan para pedagang muslim dan komunikasi secara baik, seperti kampng Tan Buu pada bagian kota Tan An, baik dengan masuknya warga kepada Islam atau mereka masuk Islam melalui pernikahan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -21.8pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">T</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">erdapat 2 mahzab besar yang diikuti oleh muslim di Vietnam,yakni:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mazhab Sunni tersebar diseluruh penjuru negara kecuali dua tempat antara Tuan Han dan Ninh Thuan, dan mayoritas mereka menganut mazhab Syafi’i.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Mazhab Bani tersebut di daerah Ninh Thuan dan Binh Thuan, dan mazhab ini tidak banyak dikenal oleh umat Islam di dunia; karena memiliki ciri khusus domistik dan memiliki pengaruh kuat warisan dari India yang banyak bertentangan dengan ajaran Islam yang benar. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">D.LAOS</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> 1. NEGARA LAOS <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Laos adalah salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang berbatasan dengan <span class="ilad">Myanmar</span> dan Cina di sebelah barat laut, <span class="ilad">Vietnam</span> di timur, Kamboja di selatan, dan <span class="ilad">Thailand</span> di sebelah barat. Dari Abad ke-14 hingga abad ke-18, negara ini disebut Lan Xang atau Negeri Seribu Gajah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Beribu kota Vientiane, Laos dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pemerintahan komunis yang masih tersisa di dunia. Mayoritas penduduknya merupakan pemeluk Buddha Theravada.Karena itu, tak mengherankan kalau Laos merupakan negara dengan penduduk Muslim terkecil di Asia Tenggara</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">2. </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PENGUNGSI KAMBOJA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Laos merupakan salah satu negara yang kaya dengan keberagaman etnis. Saat ini, jumlah penduduk Laos mencapai 6,2 juta jiwa. Setengah dari populasi penduduk Laos berasal dari etnis Lao atau yang dikenal masyarakat lokalnya sebagai Lao Lum. Selain mendominasi dari segi jumlah penduduk, mereka juga mendominasi pemerintahan dan komunitas masyarakat di Laos.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Mereka yang berasal dari etnis ini memiliki hubungan kekerabatan dengan penduduk kawasan timur laut Thailand.Mereka berasal dari dataran rendah Mekong yang hidup mendominasi di Vientiane dan Luang Prabang.Secara tradisional, mereka juga mendominasi pemerintahan dan masyarakat Laos.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Keberagaman etnis ini juga tampak pada komunitas Muslim di sana. Muslim Laos didominasi oleh para pendatang dari kawasan Asia Selatan dan juga Muslim Kamboja.Khusus untuk Muslim Kamboja, mereka adalah para pengungsi dari rezim <span class="ilad">Khmer</span>.Mereka melarikan diri ke negara tetangga mereka, Laos, setelah pemimpin rezim, Pol Pot, menyerukan gerakan pembersihan massal etnis Kamboja Cham Muslim dari tanah Kamboja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Sebagai pengungsi, kehidupan mereka terbilang miskin.Selain itu, mereka mengalami trauma akibat pengalaman hidup di bawah tekanan rezimKhmer sejak 1975.Semua masjid di Kamboja dihancurkan.Mereka juga dilarang beribadah atau berbicara dalam bahasa Kamboja dan banyak di antara mereka dipaksa untuk memelihara babi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Sejarah pahit mengiringi kepergian Muslim Kamboja ke Laos.Mereka dipaksa makan rumput, sementara satu-satunya daging yang mereka dapatkan dari tentaraKhmer hanyalah daging babi yang diharamkan oleh Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Beberapa orang Kamboja, seperti mereka yang tinggal di Vientiane, kemudian melarikan diri dari kampung halamannya. Sementara itu, sisanya berhasil bertahan dengan <span class="ilad">cara</span> menyembunyikan identitas etnis mereka dan juga keislamannya. Dari seluruh populasi Muslim Kamboja, diperkirakan tujuh puluh persennya tewas akibat kelaparan dan pembantaian.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <span class="ilad">Kini</span>, di Laos, diperkirakan ada sekitar 200 orang Muslim asal Kamboja. Mereka memiliki masjid sendiri yang bernama Masjid Azhar atau yang oleh masyarakat lokal dikenal dengan nama Masjid Kamboja. Masjid ini berlokasi di sebuah sudut di distrik Chantaburi yang berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat kota Vientiane. Sebagai sebuah tempat ibadah, bangunan Masjid Kamboja ini memang terlihat sederhana sekali.Sebagian bangunan dinding masjid tampak belum selesai dipasang karena kendala pendanaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Meski berjumlah sangat sedikit dan tergolong miskin, mereka teguh memegang agama.Umumnya, mereka adalah penganut Mahzab Syafii yang berbeda dengan komunitas Asia Selatan dan Di Vientiane menganut mahzab Hanafi.<o:p></o:p></span></div><h3 style="margin-left: 49.65pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB;"> </span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">SEJARAH MASUKNYA ISLAM</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Agama Islam pertama kali masuk Laos melalui para pedagang Cina dari Yunnan.Para saudagar Cina ini bukan hanya membawa dagangannya ke Laos, namun juga ke negara tetangganya, sepertiThailand dan Birma (Myanmar saat ini). Oleh masyarakat Laos dan Thailand, para pedagang asal Cina ini dikenal dengan nama Chin Haw.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peninggalan kaum Chin Haw yang ada hingga hari ini adalah beberapa kelompok kecil komunitas Muslim yang tinggal di dataran tinggi dan perbukitan.Mereka menyuplai kebutuhan pokok masyarakat perkotaan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Dari para pedagang tersebut, kemudian umat Islam di Laos berkembang dengan membangun tempat ibadah, seperti mendirikan masjid di negara Laos</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">20</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;"> Sebelum Islam masuk, sebenarnya telah ada etnis lain yang beradaptasi di negara Laos, seperti etnis Lao atau yang dikenal sebagai etnis Lao Lum, etnis tersebut yang mendominasi dari kuantitas jumlah penduduk serta selalu mendominasi dalam hal komunitas masyarakat dan dalam aspek pemerintahan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Islam </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">memasuki kebanyakan wilayah Asia selama abad pertama Hijriah. Inti komunitas muslim pertama dibangun oleh para pedagang Arab dan Persia, terutama para pelaut dari Arabia Selatan. Kenyataannya pengaruh Saudi Arabia Selatan tampak bahwa semua komunitas muslim di Lautan India dan lebih jauh lagi dari Afrika Timur sampai ke Indo-China pengikut mazhab syafi’i yang menjadi mazhab terpenting di Arabia Selatan</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">21</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Lebih jauh, banyak komunitas minoritas di negara-negara Asia kenyataannya dulu merupakan negara-negara muslim merdeka yang digabungkan secara paksa ke dalam entitas non-muslim yang lebih besar. Lebih dari itu, orang-orang muslim dianiaya di banyak negara Asia. </span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">22</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Dari perjalanan sejarah, umat muslim di Asia Tenggara rata-rata mencapai setengah abad terlepas dari empayer kolonial. Berdasar</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">kan</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;"> hitungan waktu, tentunya telah banyak peristiwa yang disaksikan oleh umat muslim Asia Tenggara sebagai suatu pengalaman empiris yang memiliki makna tersendiri bagi kehidupan masa depan.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">23</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Dari data berbeda, negara-negara Asia (yang bukan Arab) telah mengenal Islam sejak masa awal munculnya, melalui penaklukan-penaklukan besar yang telah dimulai pada masa khulafaur Rasyiddin. Kemudian berlanjut di masa Umayyah, hingga sampai ke negeri yang berada di belakang dua sungai dan negeri Sind. Penaklukan-penaklukan besar ini terjadi pada masa al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715M). Dia telah menaklukan negeri yang berada di belakang dua sungai pimpinan Qutaibah bin Muslim di tengah penaklukan negeri Sind di bawah pimpinan panglima Muhammad Ibnul-Qasim.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">24</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">20</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Agus Ulum Mulyo, “Islam di Laos”, artikel diakses pada 13 Juni 2011 dari `http://alkayyiscenter.blogspot.com/2010/02/islam-di-laos.html.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">21</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">M</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">. Ali Kettani, Minoritas Muslim di dunia Dewasa Ini (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005), h. 193</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Ketika melihat latar belakang sejarah negara Laos, maka akan ditemukan pemahaman bahwa negara Laos dahulu berbentuk kerajaan yang dikelola oleh kerajaan Nanzhao, kemudian diteruskan kembali oleh kerajaan Lan Xang pada abad ke-14 hingga berkuasa sampai abad ke-18 dan sempat menguasai wilayah Thailand pada waktu itu, sempat juga wilayah kerajaan ini dikuasai oleh negara Perancis, serta akhirnya dikuasai juga oleh Jepang, yang kemudian memberikan kemerdekaan kepada kerajaan Laos pada tahun 1949.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><h3 style="margin-left: 49.65pt; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB;"><a href="http://indonesia.faithfreedom.org/forum/politik-islam-di-laos-t48558/#p848376">POLITIK ISLAM DI LAOS</a><o:p></o:p></span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Memahami peta politik Islam di Asia Tenggara tidak terlepas dari berbagai macam perkembangan yang terjadi di kawasan tersebut dalam membentuk suatu negara modern. Kajian ini adalah gambaran dalam mencerna pemahaman-pemahaman yang terjadi di ruang lingkup Asia Tenggara, khususnya mengenai peran dari politik Islam. Dalam bagian lain, politik Islam di Asia Tenggara juga mencerminkan beberapa aspek pola dinamis dari beragamnya perkembangan pemikiran Islam yang menyebar, sehingga Islam di dalam negara pada kawasan Asia Tenggara memiliki corak yang berbeda ketika bersentuhan dengan dasar-dasar negara tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">P</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">embahasan politik Islam Asia Tenggara tidak akan mendapatkan sesuatu yang lengkap tanpa melibatkan peran kajian sejarah Islam di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut juga menguatkan penilaian bahwa Islam mampu di kemudian hari menjadi sebuah kekuatan politik yang di bawa oleh pemeluknya dalam melakukan sebuah proses politik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Negara Laos dipilih berdasarkan peranan dari um</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">a</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">t Islam di kawasan negara tersebut yang berbeda dengan negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Dari dasar perbedaan ini, seperti jumlah umat Islam yang sangat rendah dibanding dengan negara-negara lain sehingga menimbulkan rangsangan untuk mengkaji lebih jauh peranan dari umat Islam pada tahap politik Islam di Asia Tenggara.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">22</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Ibid., h. 194.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">23</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Institute For Southeast Asian Islamic studies (ISAIS), Dinamika dan Problematika Muslim di Asia Tenggara (Pekanbaru: ISAIS IAIN SUSQA, 2001), h. 11.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">24</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Ahmad</span><span lang="EN-GB" style="font-size: 7.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;"> </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">al-Usairy, Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2004), h. 550.</span><span style="font-size: 7.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Di negara Laos, pihak komunis memang sangat dominan, sebab hal tersebut tidak terlepas dari sejarah bahwa negara Laos pernah didukung oleh Uni Soviet dan negara tetangganya, yaitu Vietnam dalam upaya mencari kemerdekaan, hingga akhirnya kaum komunis Pathet Lao diberi dukungan yang sangat besar oleh dua negara tersebut, yaitu Uni Soviet danVietnam dalam mencapai kemerdekaannya</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">25</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">. Dengan demikian, Laos mendapat kemerdekaannya dengan mengganti nama negara resmi sebagai Republik Demokratik Rakyat Laos.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Dari pembahasan ini, sebenarnya tidak ada unsur-unsur umat Islam dalam membantu kemerdekaan di negara Laos. Hal tersebut bukan karena umat Islam tidak berkenan, namun harus diingat bahwa Islam adalah agama pendatang dan belum mencapai pola adaptasi yang baik di kawasan tersebut sehingga umat Islam pada waktu itu hanya meningkatkan peran dakwah dan ekonomi, sehingga tidak terlibat dalam hal seperti itu. Hal tersebut juga menjadi pembenaran karena umat Islam pada waktu itu tidak mendapat tempat di kalangan etnis asli negara Laos, sehingga etnis asli negara Laos mendominasi hal tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Di Asia Tenggara, orang Islam sebagai penduduk mayoritas hanya di Indonesia, Malaysia dan Brunei. Sedangkan di Thailand, Filipina dan Singapura, orang-orang Islam menjadi minoritas. Bahkan di Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar, jumlah penduduk muslim sangat sedikit. Dengan gambaran seperti itu, akar persoalan orang Islam di masing-masing negara juga berbeda.</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">26</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">25</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Rodotul Munawaroh, Politik Islam di Laos (makalah pada FUF UIN Jakarta, 2008), h. 2.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">26</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">S.Yunanto, Gerakan Militan Islam di Indonesia dan di Asia Tenggara (Jakarta: The Ridep Institute, 2003), h. 161.<br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">a.</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> <b><i>Islam dan Komunitas Politik<o:p></o:p></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Umat Islam di negara Laos memang ada, namun jumlahnya tidak terlalu banyak, hal ini bahkan sangat sedikit dibanding dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Dalam kalkulasi angka terdapat klasifikasi komunitas politik yang mempuntayi jumlah kuantitatif terbanyak adalah mereka yang beragama Budha Theravada sekitar 65%, yang terdiri dari berbagai etnis di negara Laos, seperti etnis Mon-Khmer, etnis Lao, Khadai, Austro Asiatik, dan berbagai keturunan campuran dari negara Thailand dan negara Vietnam. dan 15 %-nya adalah orang-orang Thai dengan 10 % sisanya merupakan suku-suku daerah perbukitan. Dari umat Islam sendiri hanya sekitar 0,01% dari jumlah penduduk negara Laos yang berjumlah 6,5 juta orang. Selain itu, pihak Kristen mendapat sekitar 1,3% dan lainnya, seperti kepercayaan animisme dan baha’i sekitar 33,6%</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">27</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo8; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Islam dan Konstitusi</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Negara Laos mengikuti konstitusi baru pada tahun 1991 sehingga pada tahun berikutnya mengadakan pemilihan umum untuk memilih 85 kursi Dewan Nasional yang para anggota-anggotanya dipilih secara rahasia untuk masa jabatan selama 5 tahun. Di dalam konstitusi Laos sebenarnya menjamin dan menghormati kebebasan berkeyakinan dan beragama, hal tersebut terlihat ketika banyak kejadian tentang penistaan terhadap suatu agama, maka dapat diselesaikan dengan baik. Dasar dari konstitusi ini ada di bab 3 Pasal 23 tentang kewarganegaraan konstitusi negara Laos yang berbunyi Pasal 22 yang berbunyi semua warga negara Laos sama di depan hokum, terlepas dari apapun kepercayaan, etnis, status sosial dan ekonomi</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">28</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><br clear="ALL" /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">27</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">“Profil Negara Laos”, dalam blog Kedutaan Besar Amerika Serikat, artikel diakses 12 Juni 2011 pada <a href="http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/2770.htm">http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/2770.htm</a></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">28</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Konstitusi Republik demokrasi Rakyat Laos yang diakses pada 12 Juni pada <a href="http://www.un.int/lao/constitution.htm">http://www.un.int/lao/constitution.htm</a></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l0 level1 lfo8; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Islam dan Tipe Rezim</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Sebenarnya dalam konstitusi negara Laos terdapat makna bahwa semua kekuasaan berada di tangan rakyat, namun dalam kenyataan prakteknya tidak demikian. Sistem pemerintahan yang dipakai oleh Laos adalah sistem parlementer, dimana ada seorang presiden dan perdana menteri. Saat ini yang menjabat Presiden adalah Choummaly Sayasone dan Perdana Menteri adalah Thammavong Thongsing. Dapat diketahui bahwa tipe rezim dari negara Laos ini adalah sosialis-komunis yang dianut ketika pada waktu terjadi pra-kemerdekaan yang dibantu oleh Uni Soviet dan Vietnam. Setiap pemberontakan di negara Laos selalu ditekan oleh rezim yangbbersangkutan, dengan begitu sangat kecil kemungkinan para pemberontak dapat mendominasi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l0 level1 lfo8; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Islam dan Pemerintahan (kebijakan)</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Pemerintahan yang ada di negara Laos mengikuti pemerintahan yang ada di negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, namun dalam parkteknya juga berbeda. Di dalam sistem pemerintahannya dikenal dengan Trias Politica yang kemudian berkembang lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Ketiga lembaga ini yang kemudian mengambil peran dalam menetukan kebijakan yang terjadi di negara Laos, namun harus didingat bahwa setiap kebijakan memang harus disetujui oleh kepala pemerintahan. Dalam konstitusi tertulis dari negara Laos disebutkan bahwa pemerintah adalah organisasi adminitrasi dari negara yang bertugas mengemban tanggung jawab dari rakyat. Selanjutnya, dalam bagian lainada juga lembaga peradilan yang bertugas mengadili setiap kebijakan-kebijakan yang keliru. Berikut adalah tugas-tugas dari pemerintahan negara Laos berdasarkan konstitusi, antara lain adalah:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">1) Untuk melaksanakan konstitusi, hukum dan resolusi dari Majelis Nasional serta keputusan negara dan bertindak.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">2) Untuk menyerahkan rancangan undang-undang kepada Majelis Nasional, draft keputusan dan bertindak kepada Presiden negara.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">3) Untuk memetakan rencana strategis pada pembangunan sosial-ekonomi dan anggaran negara tahunan dan menyerahkannya kepada Majelis Nasional.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">4) .Untuk mengeluarkan dekrit dan keputusan tentang pengelolaan pertahanan nasional sosial-ekonomi, ilmiah dan teknis bidang dan keamanan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">5) Untuk mengatur, membimbing dan mengawasi fungsi organisasi manajerial dari seluruh cabang dan organisasi administrasi lokal.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">6) Untuk mengatur dan mengawasi kegiatan pertahanan nasional dan keamanan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">7) Untuk menandatangani perjanjian dan kesepakatan dengan negara-negara asing dan pedoman pelaksanaannya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">8) Untuk menangguhkan atau mencabut keputusan, instruksi dari kementerian, organisasi-organisasi pelayanan-setara, organisasi yang melekat pada pemerintah, dan organisasi administratif lokal jika mereka bertentangan dengan undang-undang.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">9) Untuk melaksanakan hak-hak lain dan melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh hokum.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l0 level1 lfo8; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Islam dan Parlemen</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Negara Laos ini menganut sistem parlemen satu kamar yang dikenal Dewan Nasional yang bertugas membentuk kabinet dalam pemerintahan negara Laos. Dengan cara seperti ini seluruh kabinet dipilih berdasarkan kehendak dari partai tunggal yang ada di negara Laos. Sampai saat ini, Dewan Nasional terdiri dari 115 anggota dewan yang berasal dari Partai Komunis Rakyat Laos. Dari 115 anggota Dewan Nasional yang duduk, diantaranya terdapat 14 orang yang mengurus Partai Komunis di tingkat pusat, sedangkan hanya dua orang yang ada di Dewan Nasional yang berada pada posisi netral. Dengan begitu, umat Islam di negara Laos sangat sulit menembus Parlemen.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l0 level1 lfo8; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">f.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Islam dan Partai Politik</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Negara Laos menganut komunis yang dibawa pada waktu pra-kemerdekaan, dengan begitu sistem kepartaian juga menjadi sistem partai tunggal dan partai politik yang diakui oleh pemerintahan negara Laos adalah Partai Revolusioner Rakyat Laos (PRRL). Dengan demikian, umat Islam dalam menjalankan aktivitas politknya tidak dapat dengan membuat partai Islam, oleh karena itu cara yang baik adalah dengan terlibat di partai tunggal tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l0 level1 lfo8; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">g.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Islam dan Civil Society</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Di negara Laos terdapat beberapa lembaga sosial yang bertugas dalam berbagai program kemanusiaan di tengah-tengah kehidupan perpolitikan pada negara Laos, diantaranya adalah:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">1) Lao Women Union (LWU), yang bekerja pada pengembangan keahlian kaum perempuan dalam mengurangi kemiskinan, hal tersebut juga kemudian digunakan sebagai sarana studi gender.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">2) Lao Natioanl Front For Rekonstruksi (LNFFR), yang bekerja untuk membangun solidaritas nasional dan membantu kelompok minoritas.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">3) Lao People’s Revolutionary Youth Union (LPRYU), yang bertugas memberikan pelatihan ketenagakerjaan terhadap para pemuda.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">4) Lao Front Trade Union (LFTU), yang berugas menyalurkan aspirasi kaum buruh dan hak-hak para pekerja.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">h. </span></i></b><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Islam dan Perilaku Massa</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">P</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">erilaku massa yang terjadi ketika semua tindakan represif yang hadir memberikan sebuah penekanan bahwa ada beb</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">e</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">rapa gerakan-gerakan yang radikal dalam memprotes tindakan yang terlalu kuat dari pemerintah. Tindakan seperti ini dat</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">a</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">ng dari berbagai kelompok yang tidak terlibat dalam sistem pemerintahan, akan tetapi di luar dari sistem pemerintahan. Namun, dalam hal umat Islam mengenai perilaku massa masih snagt kecil untuk mempengaruhi karena berbagai kekurangan dan kelemahan yang terjadi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">i. </span></i></b><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Analisa Prospek Islam di Laos</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Seperti yang telah dijelaskan bahwa sebelum Islam datang sebenarnya telah ada berbagai etnis di wilayah Laos, yang terdiri dari suku asli dan pendatang. Pada aspek seperti ini, akan menjelaskan bahwa agama islam memang agama pendatang yang secara langsung masuk ke dalam wilayah Laos dengan berbagai bentuk saluran, termasuk saluran perdagangan/ekonomi, dan sebagainya. Oleh karena itu, agar memberikan kesan analisa yang terperinci, maka akan dibagi ke dalam beberapa segi pendekatan dalam menganalisa, yaitu:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.45pt; mso-list: l4 level1 lfo7; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Analisa mengenai kekuatan Islam</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 53.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Walaupun Islam masuk ke dalam wilayah Asia Tenggara, khususnya Laos sebagai agama pendatang, namun harus diingat bahwa dari factor sejarah, Islam mampu memberikan pemahaman lebih terhadap pola kehidupan universal, dari hal tersebut dapt diterjemahkan bahwa salah satu kekuatan Islam terlihat pada dirinya yang terbuka/inklusif terhadap berbagai perkembangan yang terjadi sehingga Islam mampu menyesuaikan diri tanpa dibentuk oleh pengaruh dari luar Islam. Selanjutnya, hal tersebut ditopang dengan konstitusi Laos yang memberi jaminan terhadap kebebasan beragama dan penjaminan, hal ini memberikan justifikasi bahwa Islam mampu, khususnya umat Islam menyebar-luaskan dakwah islam secara terbuka dalam media pendidikan sehingga dapat memberikan pemahaman kelompok non-Islam tentang Islam dan memperkuat basis dari umat Islam sendiri dalam memajukan Islam kultural.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 53.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Salah satu aspek yang terpenting dalam memaksimalkan hal tersebut adalah dengan cara penguatan basis Islam kultural, yaitu membudayakan Islam ke tengah-tengah masyarakat tanpa melihat kelompk apapun. Hal ini jelas menjadi kekuatan Islam karena penguatan basis Islam kultural akan sulit terdeteksi oleh rezim yang terlalu represif terhadap gerakan Islam yang terlalu vokal dan militan/radikal. Dengan begitu, Islam lewat media penguatan Islam kultural dapat menjamin terhadap apapun yang umat Islam perlukan dalam berbagai produk kebijakan. Dengan penguatan Islam kultural pula yang didukung oleh konstitusi yang sedikit terbuka akan mampu merambah ranah politis, seperti memungkinkan umat Islam masuk ke ranah pemerintahan atau non-muslim yang mempunyai kedekatan erat dengan basis Islam kultural dan mempunyai program yang Islami dapat masuk ke dalam pemerintahan sehingga kebijakan selanjtnya mampu memberikan kontribusi yang baik bagi keberlangsungan umat Islam.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.45pt; mso-list: l4 level1 lfo7; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Analisa mengenai kelemahan Islam</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 2.0cm;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Dalam menganalisa hal ini, dapat dijelaskan bahwa ada banyak kelemahan yang terdapat dalam umat Islam di Laos, seperti dalam segi kuantitas uamt Islam sangat rendah, yaitu hanya 0,01 dari 6,5 juta penduduk negara Laos, hal ini menun jukkan bahwa umat Islam di laos menjadi penduduk yang sangat minoritas disbanding yang lain. Di samping itu, ketika melihat dari tipe rezim pun selalu dipegang oleh komunitas yang berkuasa sehingga ini mengakibatkan umat Islam selalu terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan yang langsung dari rezim tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 2.0cm;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Setelah itu, ketika dilihat dari segi yang berbeda, yaitu pemerintahan dan parlemen, umat islam sungguh mendapat perlakuan yang diskriminatif, sebab anggota dari pemerintahan dan parlemen selalu dipilih oleh pihak dari partai yang berkuasa, yaitu partai tunggal yang menganut paham komunis, dimana dalam hal pengkaderan selalu mengesampingkan pihak-pihak dari umat islam dan lebih condong ke kader yang sehaluan dengan partai tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 2.0cm;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Kelemahan tersebut bertambah berat ketika di negara Laos hanya diterapkan sistem kepartaian t</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ungg</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">l</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">, artinya tidak diperbolehkan partai politik Islam sehingga untuk menuju kepada kekuasaan umat Islam harus mampu berada pada partai tunggal tersebut. Dari berbagai kelemahan tersebut yang paling penting adalah, umat Islam dilemahkan oleh rezim dan umat Islam sendiri belum mampu bangkit dalam membentuk kekuatan baru sebagai peningkatan basis internal dari umat Islam sendiri di negara Laos.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.45pt; mso-list: l4 level1 lfo7; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Peluang dan Tantangan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 53.45pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Dilihat dari berbagai kekuatan dan kelemahan Islam, khususnya umat Islam di negara Laos. Peluang umat Islam berada pada tahap penguatan internal atau dalam bahasa lain adalah menimbulkan Islam kultural di negara Laos, setelah seperti itu maka peluang selanjutnya adalah lewat pemaksimalan konstitusi yang terbuka bagi perkembangan Islam di negara Laos. Islam di negara Laos harus menjadi agama yang toleran dan terbuka, dan tidak menutup diri, dengan strategi tersebut diharapkan mampu memberikan pemahaman lain bagi perkembagan Islam di negara Laos.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 53.45pt;"><v:shape id="_x0000_s1030" o:connectortype="straight" style="height: 0; left: 0; margin-left: -.55pt; margin-top: 149.65pt; position: absolute; text-align: left; width: 169.5pt; z-index: 251656704;" type="#_x0000_t32"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Selain itu, tantangan yang harus dihadapi juga lebih banyak, yaitu kondisi dari sistem (kepartaian, pemerintahan, dsb.), yang terjadi di negara Laos yang mempersempit ruang gerak Islam secara keseluruhan serta rezim yang bersangkutan yang dapat saja secara langsung atau tidak langsung memberikan tindakan represif bagi perkembangan Islam di wilayah tersebut. Selanjutnya tantangan lain adalah adanya fenomena-fenomena globalisasi yang dapat saja merenggut eksistensi Islam ditengah-tengah arus globalisasi, msekipun tidak jarang megundang kesalah-pahaman dan konflik-konflik internasional</span><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">29</span></sup><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></v:shape></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">29</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Muhammad Tholhah hasan, Prospek Islam Dalam Menghadapi Tantangan Zaman (Jakarta: Lantabora Press, 2005), h. 253.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">AB III<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kedatangan Islam ke wilayah daratan IndoCina secara garis besar bersamaan dengan kedatangan Islam di wilayah semenajung Asia Tenggara hal ini dikarenakan adanya keterkaitan hubungan perdagangan antar wilayah –wilayah tersebut</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Masuknya Islam kedaratan tak lepas dari proses perdagangan sebab para pedagang yang beragama Islam ikut menyebarkan syariat sembari berniaga.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berbeda Negara lainnya di Asia Tenggara ,daerah daratan IndoCina merupakan wilayah yang beragama Islam adalah agama minoritas,namun para pengikutnya tetap berpegang teguh pada pendirian mereka.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">K</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">hususnya umat Islam di negara Laos ini untuk bangkit dari keterpurukan masih ada, namun memiliki kemungkinan yang kecil—kalau tidak ingin dikatakan tidak ada—hanya saja perlu kerja keras untuk memperkuat basis internal dan penguatan kebangkitan Islam di negara Laos dengan cara penguatan Islam kultural yang bersifat terbuka dan toleran sesuai dengan perkembangan pola kehidupan di negara Laos. Dengan demikian, Islam secara membudaya akan menjadi kekuatan besar di negara Laos, namun waktu untuk menentukan hasil yang seperti itu membutuhkan beberapa abad sehingga persatuan di dalam umat Islam itu sendiri harus kuat dan erat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Azra,Azyumardi(ed.).1989.<i>Perspektif Islam di Asia Tenggara.</i> Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ismail Hussein, P.B. Lafont dan Po Dharma (Penyt.). 1995. <i>Dunia Melayu dan Dunia Indocina</i>.Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia: Kua</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">l</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a Lumpur.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">M. Ali Kettani. 2005. Minoritas Muslim di Dunia Dwasa Ini.Terj. Zarkowi Suyuti. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Po Dharma. 1996. <i>“Kerajaan Campa” dalam Semenanjung Indocina: Suatu Pengenalan. P.B.</i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lafont (Pnyt.)</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">. Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia: Kuala Lumpur.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Thohir,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ajid</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> 2009. Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif etno-Lingusitik dan Geo-Politik.Jakarta: Rajawali Pres.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://cerminsejarah.blogspot.com/2010/03/penyebaran-islam-di-daratan-asia.html"><span style="color: black;">http://cerminsejarah.blogspot.com/2010/03/penyebaran-islam-di-daratan-asia.html</span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.dakwatuna.com/2009/06/2737/umat-islam-di-vietnam/"><span style="color: black;">http://www.dakwatuna.com/2009/06/2737/umat-islam-di-vietnam/</span></a></span><span class="MsoHyperlink"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Institute For Southeast Asian Islamic studies (ISAIS), Dinamika dan Problematika Muslim di Asia Tenggara (Pekanbaru: ISAIS IAIN SUSQA, 2001)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Hasan, Muhammad Tholhah, Prospek Islam Dalam Menghadapi Tantangan Zaman (Jakarta: Lantabora Press, 2005)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Kettani, M. Ali, Minoritas Muslim di dunia Dewasa Ini (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Munawaroh, Rodotul, Politik Islam di Laos (makalah pada FUF UIN Jakarta, 2008)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Usairy, Ahmad, Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2004)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB;">Yunanto, S. Gerakan Militan Islam di Indonesia dan di Asia Tenggara (Jakarta: The Ridep Institute, 2003)</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI96.259/kelompok%2013.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="X-NONE"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="X-NONE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: X-NONE; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: X-NONE;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="X-NONE"> </span><span lang="EN-US">www.wikipedia.com/Myanmar,Senin,12-mei-2012<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI96.259/kelompok%2013.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="X-NONE" style="font-size: 10.0pt;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="X-NONE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: X-NONE; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: X-NONE;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="X-NONE" style="font-size: 10.0pt;"> Wikipedia.com<o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-63946395958872919432012-08-10T21:35:00.000-07:002012-08-10T21:35:52.397-07:00Islam di Philipina<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: -14.2pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">A. Latar belakang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Umat Islam di Filipina adalah salah satu contoh muslim minoritas di</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">negaranya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan keadaan masyarakat muslim</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">di wilayah tersebut pada awal mula kedatangan Islam. Apa yang menjadi latar </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> belakang sehingga mayoritas muslim abad 15-17 berubah menjadi minoritas padaabad ke-18 hingga sekarang inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembahasan akan dimulai dari sejarah masuknya Islam ke wilayah ini</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">serta proses Islamisasi yang ada. Masa kolonial yang kemudian di hadapi oleh bangsa ini akan menjadi pembahasan berikutnya, sekaligus dampak yang terjadi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">terhadap perkembangan Islam di Negara tersebut. Sebagaimana diketahui, Filipina</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menghadapi dua kali masa penjajahan, yaitu oleh Spanyol dan Amerika.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitu juga akan menjadi salah satu sub pembahasan dalam makalah ini,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> perkembangan Islam di Filipina pasca kemerdekaan. Berbagai perjuangan bangsa <span style="letter-spacing: .75pt;">Moro dalam memperjuangkan hidupnya sebagai bangsa minoritas akan dibahas</span>satu per satu meskipun tidak dapat dijelaskan secara panjang lebar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan pembahasan sebagaimana tersebut di atas, diharapkan dapat</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">diperoleh sebuah pengetahuan mengenai sejarah Islam di Filipina berikut latar belakang dan perkembangannya sejak awal masuknya Islam di Filipina hingga</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sekarang, dimana bangsa Moro (sebutan untuk umat Islam Filipina) hanya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menjadi kaum minoritas di negerinya sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B. Rumusan masalah<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sejarah masuknya islam di filipina<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perkembangan islam di filipina<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perjuangan bangsa Moro di Filipina<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jidah bangsa moro</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gerakan Moro dengan golongan-golongan nya<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">\<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 450.0pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: -14.2pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1. Sejarah masuknya Islam di Filipina<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam bukunya yang berjudul Islam Sebagai Kekuatan International, <i>Dr. Hamid</i> mencantumkan bahwa Islam di Philipina merupakan salah satu kelompok ninoritas diantara negara negara yang lain. Dari statistik demografi pada tahun 1977, Masyarakat Philipina berjumlah 44. 300.000 jiwa. Sedangkan jumlah masyarakat Muslim 2.348.000 jiwa. Dengan prosentase 5,3% dengan unsur dominan komunitas Mindanao dan mogondinao.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></sup></span></sup></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hal itu pastinya tidak lepas dari sejarah latar belakang Islam di negeri philipina. Bahkan lebih dari itu, bukan hanya penjajahan saja, akan tetapi konflik internal yang masih berlanjut sampai saat ini.<sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sejarah masuknya Islam masuk ke wilayah Filipina Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao pada tahun 1380 M. Seorang tabib dan ulama Arab bernama Karimul Makhdum dan Raja Baguinda tercatat sebagai orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di kepulauan tersebut. Menurut catatan sejarah, Raja Baguinda adalah seorang pangeran dari Minangkabau (Sumatra Barat). Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun setelah berhasil mendakwahkan Islam di kepulauan Zamboanga dan Basilan. Atas hasil kerja kerasnya juga, akhirnya Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari Manguindanao memeluk Islam. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari sinilah awal peradaban Islam di wilayah ini mulai dirintis. Pada masa itu, sudah dikenal sistem pemerintahan dan peraturan hukum yaitu Manguindanao Code of Law atau Luwaran yang didasarkan atas Minhaj dan Fathu-i-Qareeb, Taqreebu-i-Intifa dan Mir-atu-Thullab. Manguindanao kemudian menjadi seorang Datuk yang berkuasa di propinsi Davao di bagian tenggara pulau Mindanao. Setelah itu, Islam disebarkan ke pulau Lanao dan bagian utara Zamboanga serta daerah pantai lainnya. Sepanjang garis pantai kepulauan Filipina semuanya berada dibawah kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datuk atau Raja. Menurut ahli sejarah kata Manila (ibukota Filipina sekarang) berasal dari kata Amanullah (negeri Allah yang aman). Pendapat ini bisa jadi benar, mengingat kalimat tersebut banyak digunakan oleh masyarakat sub-kontinen.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></sup></span></sup></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para ahli sejarah menemukan bukti abad ke-16 dan abad ke-17 dari sumber-<span style="letter-spacing: .75pt;">sumber Spanyol tentang keyakinan agama penduduk Asia Tenggara termasuk </span>Luzon, yang merupakan bagian dari Negara Filipina saat ini, sebelum kedatangan Islam. Sumber-sumber tersebut memberikan penjelasan bahwa sistem keyakinan <span style="letter-spacing: .75pt;">agama yang sangat dominan ketika Islam datang pada abad ke-14 sarat dengan</span><span style="letter-spacing: 1.5pt;"> berbagai upacara pemujaan untuk orang yang sudah meninggal. Hal ini jelas </span><span style="letter-spacing: .75pt;">sekali tidak sejalan dengan ajaran Islam yang menentang keras penyembahan berhala dan politeisme. Namun tampaknya Islam dapat memperlihatkan kepadamereka bahwa agama ini memiliki cara tersendiri yang menjamin arwah orang </span>yang meninggal dunia berada dalam keadaan tenang, yang ternyata dapat mereka terima</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di sisi lain, tidak dapat di ragukan lagi bahwa skala perdagangan Asia Tenggara mulai melesat sangat pesat pada penghujung abad ke-14. Hasil dari perdagangan ini,kota-kota berkembang dengan kecepatan sangat mencengangkan termasuk sepanjang wilayah pesisir Kepulauan Filipina. Para pedagang dari berbagai negeri bertemu dan menimbulkan adanya pertukaran baik di bidang ilmu pengetahuan maupun agama. Di antara semua agama besar di dunia, Islam barangkali yang paling serasi dengan dunia perdagangan. Al-Qur’an maupun Al-Hadits sebagai sumber tertinggi dalam agama islam banyak memuji kepada pedagang yang dapat dipercaya.<span style="letter-spacing: 2.25pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 2.25pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hal ini mengakibatkan orang yang cenderung bergerak dalam dunia</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> perniagaan pasti terpikat dengan ajaran Islam. Dari sini, Islam terus memperluas<span style="letter-spacing: .75pt;"> pengaruhnya secara cultural yaitu dengan melalui perkawinan antar etnis hinggaakhirnya melalui system politik. Jalur yang terakhir ini (politik) terjadi ketika</span>Islam telah dipeluk oleh para penguasa khususnya para raja.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></sup></span></sup></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Secara umum, gambaran Islam masuk di Philiphina melalui beberapa fase, dari penjajahan sampai masa modern.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Masa kolonial spanyol<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedatangn orang-orang Spanyol ke Filipina pada tahun 1521 M, selain</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">untuk menjajah juga bertujuan untuk menyebarkan agama Kristen. Dengan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kekerasan, persuasi atau menundukkan secara halus dengan hadiah-hadiah, orang-<span style="letter-spacing: 1.5pt;">orang Spanyol dapat memperluas kedaulatannya hampir ke seluruh wilayah Filipina. Namun, ketika Spanyol menaklukan wilayah utara Filipina dengan mudah dan tanpa perlawanan berarti, tidak demikian halnya dengan wilayah </span><span style="letter-spacing: 2.25pt;">selatan. Tentara kolonial Spanyol harus bertempur mati-matian melawan</span><span style="letter-spacing: 1.5pt;">kesultanan Islam di wilayah selatan Filipina, yakni Sulu, Manguindanau dan </span><span style="letter-spacing: .75pt;">Buayan. Rentetan peperangan yang panjang antara Islam dan Spanyol hasilnya tidak nampak kecuali bertambahnya ketegangan antara orang Kristen dan orang </span>Islam Filipina.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></sup></span></sup></span></a></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selama masa kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and rule (pecah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> belah dan kuasai) serta mision-sacre (misi suci Kristenisasi) terhadap orang-orang <span style="letter-spacing: .75pt;">Islam. Bahkan orang-orang Islam di-stigmatisasi (julukan terhadap hal-hal yang</span><span style="letter-spacing: 1.5pt;"> buruk) sebagai "Moor" (Moro). Artinya orang yang buta huruf, jahat, tidak </span> bertuhan dan huramentados (tukang bunuh). Sejak saat itu julukan Moro melekat pada orang-orang Islam yang mendiami kawasan Filipina Selatan tersebut. Tahun1578 M terjadi perang besar yang melibatkan orang Filipina sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bangsa Spanyol juga melakukan inkuisisi yang buruk terhadap orang-orang<span style="letter-spacing: 2.25pt;">muslim di semenanjung Iberia. Mereka menyerang karajaan muslim Sulu,</span><span style="letter-spacing: .75pt;">Manguindanau dan Manilad dengan fanatisme dan keganasan yang sama sepertimereka memperlakukan penduduk muslim mereka sendiri di Spanyol. Bahkan</span><span style="letter-spacing: 1.5pt;">Raja Philip memerintahkan Kepala Staf Angkatan Lautnya sebagai berikut:</span><span style="letter-spacing: 2.25pt;">“Taklukkan pulau-pulau itu dan gantikan agama penduduknya (ke agama</span><span style="letter-spacing: .75pt;">Katolik)”. Menghadapi latar belakang seperti ini, orang-orang muslim Filipina</span>(bangsa Moro) harus berjuang bagi kelangsungan hidupnya sampai saat ini, lebihdari empat abad. Spanyol tidak pernah dapat menaklukkan kesultanan Islam Sulu<span style="letter-spacing: 3.75pt;">walaupun dalam keadaan perang terus menerus, dan harus mengakui</span>keberadaannya yang merdeka.<sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b. </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Masa Imperialisme Amerika Serikat <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 3.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada tahun 1896, Presiden Mc. Kinley dari AS memutuskan untuk </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 2.25pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menduduki Filipina untuk “mengkristenkan dan membudayakan” rakyat</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebagaimana ia ajukan. Amerika datang ke Mindanao dengan menampilkan diri</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebagai seorang sahabat yang baik dan dapat dipercaya. Hal ini dibuktikan dengan<span style="letter-spacing: 2.25pt;">ditandatanganinya Traktat Bates (20 Agustus 1898 M) yang menjanjikan</span><span style="letter-spacing: 3.0pt;">kebebasan beragama, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan</span>mendapatkan pendidikan bagi Bangsa Moro.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Amerika berhasil menduduki jajahan Spanyol ini pada tahun 1899, namunmendapatkan perlawanan dari Negara muslim Sulu. Traktat tersebut ternyata hanya taktik mengambil hati orang-orang Islam agar tidak memberontak, karena pada saat yang sama Amerika tengah disibukkan dengan pemberontakan kaum revolusioner Filipina Utara pimpinan Emilio Aguinaldo. Terbukti setelah kaumrevolusioner kalah pada 1902 M, kebijakan AS di Mindanao dan Sulu bergeser </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kepada sikap campur tangan langsung dan penjajahan terbuka. Setahun kemudian<span style="letter-spacing: 1.5pt;">(1903 M) Mindanao dan Sulu disatukan menjadi wilayah propinsi Moroland dengan alasan untuk memberadabkan (civilizing) rakyat Mindanao dan Sulu.</span><span style="letter-spacing: .75pt;">Periode berikutnya tercatat pertempuran antara kedua belah pihak. Kesultanan Sulu jatuh ke tangan Amerika pada tahun 1914. Pada tahun 1915, Raja (Sultan)</span>Muslim dipaksa turun tahta, tetapi diakui sebagai ketua komunitas muslim. Hanya<span style="letter-spacing: .75pt;"> pada April 1940 Amerika menghapuskan Kesultanan Sulu dan menggabungkan</span> bangsa Moro ke dalam Filipina.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span style="letter-spacing: 3.0pt;">Patut dicatat bahwa selama periode 1898-1902,</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 3.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> AS ternyata </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menggunakan waktu tersebut untuk membebaskan tanah serta hutan di wilayah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Moro untuk keperluan ekspansi para kapitalis. Bahkan periode 1903-1913</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dihabiskan AS untuk memerangi berbagai kelompok perlawanan Bangsa Moro.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Namun Amerika memandang peperangan tak cukup efektif meredam perlawanan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 2.25pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bangsa Moro,Amerika akhirnya menerapkan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 2.25pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 2.25pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">strategi penjajahan melali</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 2.25pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kebijakan pendidikan dan bujukan. Kebijakan ini kemudian disempurnakan olehorang-orang Amerika sebagai ciri khas penjajahan mereka.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan pendidikan dan bujukan yang diterapkan Amerika terbukti</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">merupakan strategi yang sangat efektif dalam meredam perlawanan Bangsa Moro.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagai hasilnya, kohesitas politik dan kesatuan diantara masyarakat Muslim</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mulai berantakan dan basis budaya mulai diserang oleh norma-norma Barat. Pada <span style="letter-spacing: .75pt;">dasarnya kebijakan ini lebih disebabkan keinginan Amerika memasukkan kaum Muslimin ke dalam arus utama masyarakat Filipina di Utara dan mengasimilasi </span>kaum Muslim ke dalam tradisi dan kebiasaan orang-orang Kristen.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 3.75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seiring dengan berkurangnya kekuasaan politik para Sultan dan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> berpindahnya kekuasaan secara bertahap ke Manila, pendekatan ini sedikit demi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 2.25pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sedikit mengancam tradisi kemandirian yang selama ini dipelihara oleh </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">masyarakat Muslim.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. Masa peralihan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Masa pra-kemerdekaan ditandai dengan masa peralihan kekuasaan dari</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> penjajah Amerika ke pemerintah Kristen Filipina di Utara. Untuk menggabungkan<span style="letter-spacing: .75pt;">ekonomi Moroland ke dalam sistem kapitalis, diberlakukanlah hukum-hukumtanah warisan jajahan AS yang sangat kapitalistis seperti Land Registration Act</span> No. 496 (November 1902) yang menyatakan keharusan pendaftaran tanah dalam<span style="letter-spacing: 1.5pt;"> bentuk tertulis, ditandatangani dan di bawah sumpah. Kemudian Philippine</span><span style="letter-spacing: .75pt;">Commission Act No. 718 (4 April 1903) yang menyatakan hibah tanah dari paraSultan, Datu, atau kepala Suku Non-Kristen sebagai tidak sah, jika dilakukan</span>tanpa ada wewenang atau izin dari pemerintah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span style="letter-spacing: 1.5pt;">Pada intinya ketentuan tentang hukum tanah ini merupakan legalisasi</span><span style="letter-spacing: .75pt;"> penyitaan tanah-tanah kaum Muslimin (tanah adat dan ulayat) oleh pemerintah</span>kolonial AS dan pemerintah Filipina di Utara yang menguntungkan para kapitalis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span style="letter-spacing: 2.25pt;">Kepemilikan tanah yang begitu mudah dan mendapat legalisasi dari</span><span style="letter-spacing: .75pt;"> pemerintah tersebut mendorong migrasi dan pemukiman besar-besaran orang-</span>orang Utara ke Mindanao.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></sup></span></sup></span></a> Banyak pemukim yang datang, seperti di Kidapawan,<span style="letter-spacing: .75pt;">Manguindanao, mengakui bahwa motif utama kedatangan mereka ke Mindanaoadalah untuk mendapatkan tanah. Untuk menarik banyak pemukim dari utara ke</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mindanao, pemerintah membangun koloni-koloni yang disubsidi lengkap dengan<span style="letter-spacing: 2.25pt;">seluruh alat bantu yang diperlukan. Konsep penjajahan melalui koloni ini</span><span style="letter-spacing: .75pt;">diteruskan oleh pemerintah Filipina begitu AS hengkang dari negeri tersebut.</span><span style="letter-spacing: 1.5pt;">Sehingga perlahan tapi pasti orang-orang Moro menjadi minoritas di tanah</span>kelahiran mereka sendiri.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[7]</span></sup></span></sup></span></a></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d. Masa pasca kemerdekaan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kemerdekaan yang didapatkan Filipina pada 4 Juli 1946 M dari Amerika</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Serikat ternyata tidak memiliki arti khusus bagi Bangsa Moro. Hengkangnya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> penjajah pertama (Amerika Serikat) dari Filipina ternyata memunculkan penjajah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">lainnya (pemerintah Filipina). Namun patut dicatat, pada masa ini perjuangan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bangsa Moro memasuki babak baru dengan dibentuknya front perlawanan yang</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">lebih terorganisir dan maju, seperti MIM (Mindanao Independece Movement),</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MNLF,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.75pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> MILF,</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.75pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> MNLF-Reformis,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.75pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> BMIF.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namun pada saat yang sama, juga merupakan masa terpecahnya kekuatan Bangsa Moro menjadi faksi-faksi yang melemahkan perjuangan mereka secara keseluruhan. Tekanan semakin terasa hebat dan berat ketika Ferdinand Marcos</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> berkuasa (1965-1986). Dibandingkan dengan masa pemerintahan semua presiden</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Filipina dari Jose Rizal sampai Fidel Ramos maka masa pemerintahan Ferdinand</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 2.25pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Marcos merupakan masa pemerintahan paling represif bagi Bangsa Moro.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembentukan Muslim Independent Movement (MIM) pada 1968 dan Moro</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Liberation Front (MLF) pada 1971 tak bisa dilepaskan dari sikap politik Marcos.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perkembangan berikutnya, MLF sebagai induk perjuangan Bangsa Moroakhirnya terpecah. Pertama, Moro National Liberation Front (MNLF) pimpinan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Nur Misuari yang berideologikan nasionalis-sekuler. Kedua, Moro Islamic</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Liberation Front (MILF) pimpinan Hashim Salamat, seorang ulama pejuang, yang<span style="letter-spacing: .75pt;">murni berideologikan Islam dan bercita-cita mendirikan negara Islam di Filipina</span>Selatan.</span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: 2.25pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Namun dalam perjalanannya, ternyata MNLF pimpinan Nur Misuari</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mengalami perpecahan kembali menjadi kelompok MNLF-Reformis pimpinan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dimas Pundato (1981) dan kelompok Abu Sayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani(1993). Tentu saja perpecahan ini memperlemah perjuangan Bangsa Moro secara<span style="letter-spacing: 1.5pt;">keseluruhan dan memperkuat posisi pemerintah Filipina dalam menghadapiBangsa Moro. Ditandatanganinya perjanjian perdamaian antara Nur Misuari</span>(ketua MNLF) dengan Fidel Ramos (Presiden Filipina) pada 30 Agustus 1996 di Istana Merdeka Jakarta lebih menunjukkan ketidaksepakatan Bangsa Moro dalammenyelesaikan konflik yang telah memasuki 2 dasawarsa itu.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[8]</span></sup></span></sup></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span style="letter-spacing: 1.5pt;">Disatu pihak mereka menghendaki diselesaikannya konflik dengan cara</span><span style="letter-spacing: 2.25pt;">diplomatik (diwakili oleh MNLF), sementara pihak lainnya menghendaki</span><span style="letter-spacing: 1.5pt;"> perjuangan bersenjata/jihad (diwakili oleh MILF). Semua pihak memandang</span><span style="letter-spacing: .75pt;">caranyalah yang paling tepat dan efektif. Namun agaknya Ramos telah memilihsalah satu diantara mereka walaupun dengan penuh resiko. "Semua orang harus</span>memilih, tidak mungkin memuaskan semua pihak," katanya. Dan jadilah bangsaMoro seperti saat ini, minoritas di negeri sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut Majul, minimal ada tiga alasan yang menjadi penyebab sulitnya bangsa Moro berintegrasi secara penuh kepada pemerintah Republik Filipina.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Pertama</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, bangsa Moro sulit menerima Undang-Undang Nasional karena jelasundang-undang tersebut berasal dari Barat dan Katolik dan bertentangan dengan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ajaran Islam.Kedua, sistem sekolah yang menetapkan kurikulum yang sama tanpa<span style="letter-spacing: .75pt;">membedakan perbedaan agama dan kultur membuat bangsa Moro malas untuk belajar di sekolah yang didirikan oleh pemerintah.</span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketiga, adanya trauma dan kebencian yang mendalam pada bangsa moro atas program perpindahan penduduk yang dilakukan oleh pemerintah Filipina ke wilayah mereka di Mandanao, karena program ini telah mengubah merka dari mayoritas menjadi minoritas di segala bidang kehidupan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e. </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Muslim Filipina Masa kini</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br />
Kendati telah terluka oleh kolonialisme Spanyol dan Amerika, kaum muslim Filipina terus berusaha menghidupkan kebudayaan dan peradaban baru sesuai harapan dan cita-cita mereka. Di negeri yang memiliki 7000 kepulauan dan 100 dialek bertutur ini, kaum muslim Filipina pelan-pelan mengumpulkan kembali sisa-sisa kemajuan Islam dahulu kala. Baik fisik<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">maupun non-fisik<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br />
Pada tingkat fisik, misalnya. Banyak masjid dan madrasah baru didirikan berdasarkan bantuan dari organisasi-organisasi Muslim luar. Bahkan, dewasa ini terdapat 1500 madrasah yang sudah berdiri, tetapi kebanyakan tidak lebih dari tingkat menengah saja. Tidak hanya itu, pemerintah Filipina sendiri memberikan beasiswa untuk para pelajar Moro yang bberprestasi. Sementara pemerintah Mesir menawarkan beasiswa bagi orang-orang Moro untuk belajar di Universitas Al-Azhar di Kairo. Untuk meningkatkan mutu pendidikan anak-anak Moro, guru-guru Muslim dari luar negeri pun mulai berdatangan untuk mengajar di <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">wilayah Moro selama beberapa tahun. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br />
Wajar bila orang-orang Moro banyak yang mulai berkarir di pemerintahan Filipina, meskipun baru sebatas diterima pada posisi-posisi puncak Departemen Kehakiman dan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Departemen Urusan Luar Negeri saja. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br />
Di lain hal, pada tahun 1977, Undang-Undang Hukum Perdata Muslim Nasional, dengan satu pasal mengenai mufti, disahkan, meskipun tidak semua kantor peradilan dan wilayah syari'at memberlakukan undang-undang tersebut. Selanjutnya pada tahun 1981, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">sebuah Kementrian Urusan Islam (Office of Muslim Affairs) pertama dibentuk. <br />
<br />
<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dari kantor inilah diketahui, orang-orang Filipina banyak yang kembali memeluk Islam. Dalam bahasa Tagalog, bahasa Nasional Filipina, mereka disebut kaum 'Balik Islam'. <br />
Kebanyakan mereka tinggal di kepulauan Luzon. Dan berdasarkan data Office of Muslim Affairs itu, 6,599 juta orang lokal komunitas Islam di sana, 200 ribu diantaranya adalah kaum Balik Islam. Bahkan, sejak peristiwa 11 September yang menyerang Amerika Serikat, jumlah tersebut kian meningkat. Banyak orang-orang Balik Islam yang kembali memeluk Islam setelah mengkaji lagi ajaran Islam. Terlebih bagi orang Filipina yang memiliki keterkaitan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">sejarah yang panjang dengan dunia Islam. <br />
<br />
Demikianlah kondisi terakhir Islam di Filipina. Walaupun sekarang muslim Filipina hanya menempati posisi penduduk kelas dua, namun usaha untuk merajut kembali sejarah yang pernah terkoyak masih terus berlanjut. Terutama sekali, upaya membangun kehidupan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">sosio-ekonomi orang-orang Moro agar lebih baik dari hari kemarin.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Perkembangan islam di filipina</span></b><a href="http://www.anneahira.com/images/article/perkembangan-islam-di-filipina.jpg"></a><b><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></sup></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span></b><a href="http://www.anneahira.com/perkembangan-islam-di-filipina.htm" title="Perkembangan Islam di Filipina"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">Perkembangan Islam di Filipina</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> pada awal abad ke-14 dikatakan cukup pesat. Islam diterima dengan tangan terbuka karena kondisi </span><a href="http://www.anneahira.com/kebudayaan-thailand.htm" title="kebudayaan thailand"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">kebudayaan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> dan sosial masyarakat yang masih memuja berhala dan sering melakukan upacara pemujaan orang yang sudah meninggal. Islam datang dengan cara menyesuaikan upacara pemujaan itu.Islam memang tidak mengenal </span><a href="http://www.anneahira.com/suku-tengger-6820.htm" title="suku tengger"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">upacara</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> semacam itu. Namun, arwah yang sudah meninggal akan dijamin berada dalam ketenangan. Hal ini pun dapat diterima oleh sebagian besar </span><a href="http://www.anneahira.com/peradaban-awal-masyarakat-indonesia.htm" title="peradaban awal masyarakat indonesia"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">masyarakat</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Filipina.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pengaruh Perdagangan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span><a href="http://www.anneahira.com/dampak-perdagangan-internasional.htm" title="dampak perdagangan internasional"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">Perdagangan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> di sekitar wilayah Asia Tenggara membawa pengaruh agama Islam di sepanjang pesisir Kepulauan Filipina. Dalam buku <i>Sejarah Modern Awal Asia Tenggara</i> karya Antony Reid, diungkapkan bahwa para pedagang dari segala penjuru negeri berkumpul untuk mengadakan transaksi sekaligus menyebarkan agama.</span><a href="http://www.anneahira.com/institut-agama-islam.htm" title="institut agama islam"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">Agama</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> yang berkembang cukup pesat adalah Islam, dimulai sejak abad ke-14. Islam sendiri adalah agama yang menjadi pedoman bagi para pedagang. Al quran dan Alhadis sebagai sumber ajaran agama Islam telah memberikan </span><a href="http://www.anneahira.com/menjaga-pandangan-dalam-islam.htm" title="menjaga pandangan dalam islam"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">pandangan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> hidup pada mereka dengan istilah 9 dari 10 pintu rezeki berasal dari perniagaan. Tampaknya, inilah yang menjadi pertimbangan pelaku kegiatan perniagaan untuk masuk Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Islam di Filipina</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Penduduk Islam Filipina di mata dunia kini adalah </span><a href="http://www.anneahira.com/teori-komunikasi-kelompok.htm" title="teori komunikasi kelompok"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">kelompok</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> minoritas, berbeda sekali dengan awal kedatangan agama Muhammad SAW dahulu. Akhir abad ke-14, peradaban Islam mulai terbentuk di Filipina ditandai dengan Raja Manguindanao yang masuk Islam. Raja tersebut kemudian menjadi Datuk yang berkuasa di Provinsi Davao, sebelah tenggara Pulau Mindanao.Dari sanalah, Islam mulai berkembang pesat hingga ke Pulau Lanao dan dan daerah </span><a href="http://www.anneahira.com/memancing-di-pantai.htm" title="memancing di pantai"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">pantai</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> lainnya. Pemimpin-pemimpin Islam di Filipina semuanya menyandang panggilan Datuk di depan namanya. Memasuki abad ke-16, Filipina dijajah oleh bangsa </span><a href="http://www.anneahira.com/dunia/spanyol.htm" title="Mengenal Spanyol"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">Spanyol</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">. Selain menjajah, mereka menyebarkan agama Kristen. Hampir seluruh wilayah Filipina dapat dikuasainya.Mereka menyebarkan agamanya dengan jalan kekerasan. Bahkan, orang-orang </span><a href="http://www.anneahira.com/hukum-islam-di-indonesia.htm" title="hukum islam di indonesia"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">Islam</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> di sana mendapat julukan Moor atau Moro yang artinya 'tidak bertuhan, buta huruf, dan jahat'. Inilah cikal bakal munculnya Suku Moro, orang-orang Filipina yang kukuh mempertahankan keyakinannya menjadi warga muslim minoritas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Keteguhan Suku Moro</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Suku Moro harus berjuang keras menghadapi para penjajah yang ingin mengoyak kebebasan beragamanya. Bahkan, hingga saat ini. Mereka sampai harus berperang melawan </span><a href="http://www.anneahira.com/adat-suku-asmat.htm" title="adat suku asmat"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">suku</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> bangsa sendiri untuk bisa diakui sebagai bagian dari bangsa Filipina. Pada 1940, Suku Moro bergabung dengan Filipina setelah Amerika menghapuskan Kesultanan Sulu, raja atau sultannya yang seorang muslim pernah berkuasa.Hal ini lambat laun mengancam eksistensi masyarakat muslim pada umumnya karena banyak sultan muslim yang kehilangan kekuasaan </span><a href="http://www.anneahira.com/politik-global.htm" title="politik global"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">politik</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> di negaranya. Meskipun begitu, Islam Filipina yang minoritas tetap bertahan karena keyakinan mereka yang kuat akan agama yang penuh rahmat dan kasih sayang ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. perjuangan bangsa moro di philipina<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Suku Bangsa Moro</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> adalah sebuah suku yang terdapat di Pilina, Indonesia bahkan tersebar diberbagai pulau. Di antaranya di Maluku dengan nama Pulau Moro Tai, di Sumatera terdapat kecamatan Moro di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, Indonesia. Di Pilipina Suku Moro di Mindanao adalah suku </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Etnoreligius&action=edit&redlink=1" title="Etnoreligius (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">etnoreligius</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> yang terdiri atas 13 </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa" title="Suku bangsa"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">suku</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> yang mendiami </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filipina" title="Filipina"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">Filipina</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> bagian Filipina selatan. Daerah tempat kelompok ini meliputi bagian selatan Mindanao, kepulauan Sulu, Palawan, Basilan dan beberapa pulau yang bersebelahan. Suku Moro merupakan suku bangsa pelaut yang gigih dan dapat beradaptasi diberbagai tempat mereka berdiam. Sebagian besar mereka berdiam di Mindanao Pilipina<sup>.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[9]</span></sup></span></span></a><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Pulau kalimantan bagian timur Rumpun Bangsa moro bernama Suku Bajau : Berau Suku Bajau adalah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Suku ini merupakan suku nomaden yang hidup di atas laut, sehingga disebut gipsi laut. Suku Bajau menggunakan bahasa Sama-Bajau. Suku Bajau sejak ratusan tahun yang lalu sudah menyebar ke negeri Sabah dan berbagai wilayah Indonesia. Suku Bajau juga merupakan anak negeri di Sabah. Suku-suku di Kalimantan diperkirakan bermigrasi dari arah utara (Filipina) pada zaman prasejarah. Suku Bajau yang Muslim ini merupakan gelombang terakhir migrasi dari arah utara Kalimantan yang memasuki pesisir Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan dan menduduki pulau-pulau sekitarnya, lebih dahulu daripada kedatangan suku-suku Muslim dari rumpun Bugis yaitu suku Bugis, suku Makassar, suku Mandar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Wilayah yang terdapat suku Bajau, antara lain :<o:p></o:p></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kalimantan Timur (Berau, Bontang, dan lain-lain)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kalimantan Selatan (Kota Baru) disebut orang Bajau Rampa Kapis<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sulawesi Selatan (Selayar)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sulawesi Tenggara<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Nusa Tenggara Barat<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Nusa Tenggara Timur (pulau Komodo)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dan lain-lain<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Luas Mindanao ialah 94.630 km², lebih kecil 10.000 km² dari Luzon. Pulau ini bergunung-gunung, salah satunya adalah Gunung Apo yang tertinggi di Filipina. Pulau Mindanao berbatasan dengan Laut Sulu di sebelah barat, Laut Filipina di timur dan Laut Sulawesi di sebelah selatan. Penduduk mindanau adalah 19 juta dimana kurang lebih 5 juta adalah muslim.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Mindanao adalah pulau terbesar kedua di Filipina dan salah satu dari tiga kelompok pulau utama bersama dengan Luzon dan Visayas. Mindanao, terletak di bagian selatan Filipina, adalah kawasan hunian bersejarah bagi mayoritas kaum muslim atau suku moro yang sebagian besar adalah dari etnis Marano dan Tasaug. Moro adalah sebutan penjajah spanyol kepada kaum muslim setempat. Pada masa dahulu mayoritas penduduk midanau dan pulau sekitarnya adalah muslim. Peperangan untuk meraih kemerdekaan telah ditempuh oleh berbagai kaum Muslim selama lima abad melawan para penguasa. Pasukan Spanyol, Amerika, Jepang dan Filipina belum berhasil meredam tekad mereka yang ingin memisahkan diri dari Filipina yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Kini mayoritas populasi Mindanao beragama katolik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Pada saat sekarang muslim hanya menjadi mayoritas di kawasan otonOmi ARMM, The Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM). ARMM di bawah kepemimpinan Misuari mencakup Maguindanao, Lanao del Sur, Sulu, dan Tawi-Tawi. ARMM dibentuk oleh pemerintah pada tahun 1989 sebagai daerah otonomi di Filipina Selatan. Sebagai hasil dari kesepakatan damai antara MNLF dan pemerintah pusat filipina. Ketika itu penduduk boleh menyatakan pilihannya untuk bergabung dalam wilayah otonomi Muslim dan hasilnya empat wilayah tersebut memilih untuk bergabung. Meskipun begitu kesepakatan itu tidak cukup memuaskan sebagian pejuang muslim sehingga munculah Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan kelompok Abu Sayyaf. Kelompok ini bersumpah untuk menentang dan memboikot ARMM dan tetap memperjuangkan kemerdekaan. Meskipun pada saat sekarang MILF juga menerima otonami dengan syarat wilayah otonami ARMM diperluas dengan ditambahkan beberapa propinsi lagi sebagai tambahan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Selama masa kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and rule (pecah belah and kuasai) serta mision-sacre terhadap orang-orang Islam. Bahkan orang-orang Islam di-stigmatisasi (julukan terhadap hal-hal yang buruk) sebagai "Moor" (Moro). Artinya orang yang buta huruf, jahat, tidak bertuhan dan huramentados (tukang bunuh). Sejak saat itu julukan Moro melekat pada orang-orang Islam yang mendiami kawasan Filipina Selatan tersebut. Bangsa Eropa pertama kali tiba pada tahun 1521 dipimpin oleh Magellan yang kemudian dibunuh oleh kepala suku setempat dalam peperangan. Kemudian Tentara Spanyol yang dipimpin Miguel Lopez Legaspi, yang tiba di pantai kepulauan Filipina pada tahun 1565, menghentikan perkembangan dakwah Islam pada tahun 1570 di Manila, yang menyebabkan terjadinya pertempuran selama berabad-abad masa pendudukan Spanyol.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Sehingga dapat dikatakan bahwa penjajahan Spanyol bermula pada tahun 1565 di salah satu pulau Filipina dan mereka segera mengetahui bahwa sebagian penduduk setempat beragama Islam. Mereka mengidentifikasi orang-orang itu dengan musuh historis mereka yaitu umat Islam Andalus yang disebut Moor, yang kemudian menjadi sebutan untuk umat Islam di kawasan Filipina selatan. Hal ini membuat bangsa Spanyol memusuhi umat Islam setempat dan selama tiga ratus tahun penjajahan Spanyol perang terus terjadi. Disamping suku Maguindanao, suku lain yang bertempat tinggal di pulau Mindanao adalah suku Maranao yang merupakan kelompok Muslim terbesar kedua di Filipina. Dari sekian kelompok Muslim Filipina Maranao adalah yang terakhir memeluk Islam. Sufisme memengaruhi corak Islam di Maranao, terutama dalam hal kosakata dan musik ritual. Nama Bangsamoro merujuk pada empat suku yang mendiami Filipina selatan, yaitu Tausug, Maranao, Maguindanao, dan Banguingui.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Sejarah Awal Muslim Filipina Muslim Filipina memiliki sejarah panjang, sama panjangnya dengan kedatangan Islam ke kawasan Asia Tenggara secara umum. Menurut cendekiawan Muslim Filipina, Ahmed Alonto, berdasarkan bukti-bukti sejarah yang terekam, Islam datang ke Filipina pada tahun 1280. Muslim pertama yang datang adalah Sherif Macdum (Sharif Karim al-Makhdum) yang merupakan seorang ahli fikih. Kedatangannya kemudian diikuti oleh para pedagang Arab dan pendakwah yang bertujuan menyebarkan Islam. Pada mulanya dia tinggal di kota Bwansa, dimana rakyat setempat dengan sukarela membangun masjid untuknya dan banyak yang ikut meramaikan masjid. Secara bertahap beberapa kepala suku setempat menjadi Muslim. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kemudian dia juga mengunjungi beberapa pulau lain. Makamnya dipercaya terdapat di pulau Sibutu. Selain orang Arab, umat Islam India, Iran dan Melayu datang ke Filipina, menikahi penduduk lokal dan mendirikan pemerintahan di pulau-pulau yang tersebar di kepulauan Filipina. Salah seorang pendiri pemerintahan itu adalah Sherif Abu Bakr, yang berasal dari Hadramaut. yang datang ke kepulauan Sulu melalui Palembang dan Brunei. Dia menikahi putri pangeran Bwansa, Raja Baginda, yang sudah beragama Islam. Ayah mertuanya menunjuknya sebagai pewaris. Setelah menggantikan mertuanya dia menjalankan pemerintahan dengan hukum Islam dengan memerhatikan adat istiadat setempat.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Dengan demikian, dia bisa disebut sebagai pendiri kesultanan Sulu yang bertahan hingga kedatangan Amerika ke Filipina. Kesultanan Sulu mencapai puncak kejayaannya pada abad delapan belas dan awal abad sembilan belas, ketika pengaruhnya membentang hingga Mindanao dan Kalimantan utara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Kepulauan Sulu di Filipina selatan terletak sepanjang rute perdagangan antara Malaka dan Filipina, karenanya pedagang Arab dikenal sebagai orang yang membawa Islam ke wilayah ini. Kepulauan Sulu merupakan jalur perdagangan penting yang menghubungkan antara pedagang Arab dan Cina selatan. Menurut sebagian ahli, ada kemungkinan telah terjadi Islamisasi oleh Cina Muslim. Disamping kepulauan Sulu, pulau Mindanao adalah tempat tinggal Muslim. Di Mindanao, Islam dibawa oleh Sharif Kabungsuwan yang berasal dari Johor yang merupakan keturunan Nabi saw. dan ibu seorang Melayu. Dia menikahi Putri Tunina.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Pulau Mindanao di tinggali oleh suku Maguindanao, yang sebagian besar tinggal di bagian selatan yang disebut Cotabato. Bangsa Eropa pertama kali tiba pada tahun 1521 dipimpin oleh Magellan yang kemudian dibunuh oleh kepala suku setempat dalam peperangan. Kolonisasi Spanyol bermula pada saat Tentara Spanyol yang dipimpin Miguel Lopez Legaspi, yang tiba di kepulauan Filipina pada tahun 1565, menghentikan perkembangan dakwah Islam pada tahun 1570 di Manila, yang menyebabkan terjadinya pertempuran selama berabad-abad masa pendudukan Spanyol di salah satu kepulauan Filipina dan mereka segera mengetahui bahwa sebagian penduduk setempat beragama Islam. Mereka mengidentifikasi orang-orang itu dengan musuh historis mereka yaitu umat Islam Andalus yang disebut Moor, yang kemudian menjadi sebutan untuk umat Islam di kawasan Filipina selatan. Hal ini membuat bangsa Spanyol memusuhi umat Islam setempat dan selama tiga ratus tahun penjajahan Spanyol perang terus terjadi. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Disamping suku Maguindanao, suku lain yang bertempat tinggal di pulau Mindanao adalah suku Maranao yang merupakan kelompok Muslim terbesar kedua di Filipina. Dari sekian kelompok Muslim Filipina Maranao adalah yang terakhir memeluk Islam. Sufisme memengaruhi corak Islam di Maranao, terutama dalam hal kosakata dan musik ritual. Nama Bangsamoro merujuk pada empat suku yang mendiami Filipina selatan, yaitu Tausug, Maranao, Maguindanao, dan Banguingui. Sebagai penutup bagian ini akan dihadirkan kesimpulan C. A. Majul dalam bukunya Muslims in the Philippines. Majul membagi Islamisasi awal di Sulu ke dalam beberapa tahap. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tahap pertama terjadi pada seperempat terakhir abad ketiga belas atau lebih awal ketika para pedagang asing mendiami kawasan ini. Beberapa pedagang ini menikahi keluarga setempat yang berpengaruh. Pada tahap ini elemen-elemen Islam awal diintegrasikan ke dalam masyarakat setempat dan secara bertahap terjadi pembentukan keluarga Muslim. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tahap kedua, yang diperkirakan terjadi pada paruh kedua abad keempat belas, adalah kelanjutan dari pendirian kumpulan keluarga Muslim yang secara bertahap melakukan dakwah terhadap masyarakat setempat. Peristiwa ini bersamaan dengan proses dakwah Islam di Jawa. Pada tahap ini para pendakwah dikenal dengan sebutan makhdumin. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Tahap ketiga adalah kedatangan Muslim Melayu dari Sumatra pada permulaan abad kelima belas. Hal ini ditandai dengan kedatangan Rajah Baguinda dengan beberapa penasehatnya yang ahli agama, yang membuat umat Islam saat itu memiliki penguasa Muslim yang menjamin berjalannya proses dakwah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Tahap selanjutnya ialah pendirian kesultanan oleh Shariful Hashim menjelang tengah abad kelima belas. Pada saat ini, Islam telah menyebar dari daerah pantai ke daerah pegunungan di pedalaman pulan Sulu. Penerimaan kepala suku-kepala suku setempat di daerah pantai menandakan bahwa kesadaran tentang Islam telah menyebar luas. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menjelang permulaan abad keenam belas, hubungan politik dan perdagangan yang semakin meningkat dengan bagian kepulauan Nusantara lain yang telah diislamisasi menjadikan Sulu sebagai bagian dari darul Islam yang berpusat di Malaysia. Sekitar akhir abad keenam belas dan beberapa dekade awal abad ketujuh belas, persekutuan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam yang bertetangga untuk menghadapi bahaya penjajahan dan Kristenisasi Barat dan para pendakwah yang terus berdatangan menjamin keberlangsungan Islam di Sulu hingga sekarang. Muslim Filipina Sebagai Minoritas Sejak awal hingga pertengahan abad dua puluh, hubungan antara Muslim Filipina dan dunia Islam secara umum dilakukan melalui umat Islam Asia Tenggara yang lain.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Hal ini disebabkan kedekatan kultural dan, terutama, relijius Bangsamoro dan bangsa Melayu yang lain. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa, sebelum penggunaan bahasa Arab menjadi populer, buku-buku agama di Mindanao dan Sulu kebanyakan berbahasa Melayu yang ditulis dalam aksara jawi, hanya sedikit orang yang mampu membaca huruf Arab. Setelah Filipina merdeka pada 1946 dan pulau Mindanao dan Sulu dijadikan bagian dari Republik Filipina, hubungan antara Muslim Filipina dan negara Timur Tengah semakin kuat. Hubungan ini ditandai dengan pengiriman para pelajar Mindanao ke universitas al-Azhar dan semakin banyaknya beasiswa yang disediakan oleh negara-negara Arab. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dengan ini hubungan Muslim Filipina yang pada mulanya berorientasi Asia Tenggara menjadi semakin terbuka terhadap akses langsung Islam di Timur Tengah. Tidak hanya itu, pengaruh gerakan reformis di Mesir dan Indo-Pakistan ikut memengaruhi umat Islam di Mindanao dan Sulu. Keterpengaruhan ini terlihat, misalnya, pada sosok Salamat Hashim, pendiri dan kepala MILF (Moro Islamic Liberation Front) yang diinspirasi oleh pemikiran Sayid Qutb dan Abul A’la al-Maududi. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hubungan yang erat dengan komunitas Muslim yang lebih luas mendatangkan keuntungan bagi umat Islam di Mindanao dan Sulu. Seperti yang terjadi pada awal tahun tujuh puluhan, ketika media massa melaporkan pembantaian terhadap kaum Muslim, Libya langsung bereaksi dan berinisiatif membawa kasus ini ke hadapan OKI (Organisasi Konferensi Islam).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Pada mula umat Islam Filipina memilih jalan damai untuk merebut kedaulatan. Setelah terbukti bahwa perjuangan konstitusional untuk merebut kemerdekaan tidak dapat dilakukan, mereka membentuk MNLF (Moro National Liberation Front) untuk mengorganisasi perjuangan bersenjata. Tujuan berdirinya MNLF pada mulanya ialah untuk membentuk negara sendiri. Namun kemudian hal ini berubah ketika pemerintah Filipina memulai negosiasi dengan MNLF pada 1975 dan setahun kemudian tercapai kata sepakat tentang kerangka penyelesaian masalah di Filipina. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Persetujuan ini dikenal dengan Kesepakatan Tripoli yang ditandatangani pada 23 Desember 1976 antara MNLF dan pemerintahan Filipina. Kesepakatan ini mengikat MNLF untuk menerima otonomi sebagai status bagi wilayah Filipina selatan. Penerimaan MNLF terhadap Kesepakatan Tripoli memicu perpecahan di kalangan internal MNLF, yang berakibat pada munculnya faksi baru yang bernama MILF.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Kesepakatan Tripoli berisi pembentukan pemerintahan otonomi di Filipina selatan yang mencakup tiga belas propinsi, yaitu Basilan, Sulu, Tawi-Tawi, Zamboanga del Sur, Zamboanga del Norte, Cotabato utara, Manguindanao, Sultan Kudarat, Lanao Norte, Lanao Sur, Davao Sur, Cotabato selatan, dan Palawan. <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[10]</span></sup></span></sup></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Otonomi penuh diberikan pada bidang pendidikan dan pengadilan, sementara bidang pertahanan dan politik luar negeri tetap menjadi wewenang pemerintahan pusat di Manila. Kesepakatan damai yang ditanda tangani di Tripoli ternyata dikhianati oleh Ferdinand Marcos, dengan mengadakan referendum di tiga belas propinsi yang tercantum dalam Kesepakatan Tripoli untuk mengetahui penduduk ketiga belas propinsi yang akan diberi otonomi khusus. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Referendum yang dilakukan Marcos ini sebenarnya adalah cara yang dia gunakan untuk membatalkan Kesepakatan Tripoli secara halus. Dengan program perpindahan penduduk yang digalakkan pemerintah pusat untuk mendorong rakyat bagian utara yang mayoritas Katolik, kawasan selatan yang semula lebih banyak penduduk Muslim menjadi didominasi warga Katolik/Kristen. Kondisi ini memastikan hasil yang diharapkan Marcos, yaitu menolak otonomi. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Disamping perjuangan bersenjata melalui organisasi seperti MNLF, masyarakat sipil juga melakukan pendekatan damai dan demokratis dibawah pengawasan PBB, melalui Bangsamoro People’s Consultative Assembly yang melakukan pertemuan pada tahun 1996 dan 2001. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pertemuan pertama, yang menurut laporan dihadiri lebih dari satu juta orang, menghasilkan pernyataan untuk mendirikan kembali negara dan pemerintahan Bangsamoro. Hal ini semakin nyata dalam pernyataan bersama yang dideklarasikan oleh ratusan ribu Bangsamoro yang ikut serta dalam Rapat Umum untuk Perdamaian dan Keadilan in Cotabato City dan Davao City pada 23 Oktober 1999, di Marawi City pada 24 Oktober 1999, dan di Basilan pada 7 Desember 1999. Dalam serangkaian rapat umum mereka mengeluarkan pernyataan sikap terhadap pemerintah Filipina: ”…kami percaya bahwa satu-satunya solusi berguna dan abadi bagi hubungan yang tidak sehat dengan pemerintah Filipina adalah pengembalian kebebasan kami yang secara ilegal dan imoral telah dicuri dari kami, dan kami diberi kesempatan untuk mendirikan pemerintahan sesuai dengan nilai-nilai sosial, relijius dan budaya kami”. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sikap ini dipertegas dalam pertemuan kedua, yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan dihadiri sekitar dua setengah juta orang, yang menyatakan ”Satu-satunya solusi yang adil, bermakna dan permanen untuk persoalan Mindanao adalah kemerdekaan rakyat dan wilayah Bangsamoro sepenuhnya”. Dan hingga sekarang masyarkat moro masih berjuang untuk merdekan atau otonami dengan wilayah yang diperluas.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[11]</span></sup></span></sup></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Jihad bangsa Moro<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Islam memasuki tanah air Bangsa Moro pada tahun 1310 M (sekitar 710 H) melalui para pedagang Arab, perantau, pengembara Sufi, dan para dai. Institusi-institusi politik dan pengaruh islami berasal dari Sumatera melalui kedatangan Raja Baginda Ali dengan menteri dan prajuritnya. Islam berkembang pesat sehingga berdirilah negara muslim Sulu dan Maguindanao pada tahun 1830. Sultan pertama dari Kesultanan Sulu ialah Sayyid Abu Bakar. Kesultanan ini merupakan sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, yang memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan dengan negara-negara lain di wilayah tersebut. Sedangkan Syarif Muhammad Kabungsuan, seorang Arab Melayu dari Malaysia, mendirikan Kesultanan Maguindanao yang berada di pulau kedua yang terbesar dan terkaya di Filipina.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[12]</span></sup></span></sup></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Ketika dua kesultanan Muslim di selatan berkembang dengan cepat dan semakin kuat dan menjadi bangsa yang merdeka, kabupaten-kabupaten muslim lain lahir dan kemudian dikenal sebagai emirat (keamiran) seperti Emirat Raja Sulaiman (Manila ) dan Emirat Panay. Dapat dikatakan pula bahwa negara-negara Islam dan emirat muslim merdeka berdiri 600-an tahun yang lalu, jauh sebelum Barat (Spanyol) menemukan Filipina. Kesultanan Sulu dan Maguindanao eksis secara <i>de facto </i>sampai tahun 1933 dan terus eksis secara seremonial saja dari tahun 1935 hingga 1946.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Fakta-fakta penting tentang tanah air Bangsa Moro yang tidak bisa diabaikan oleh para sarjana dan ahli sejarah modern yang meneliti akar permasalahan Bangsa Moro adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> 1. Institusi politik pertama yang berdiri di tanah air Bangsa Moro bersifat islami.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> 2. Agama samawi pertama yang sampai di wilayah tersebut adalah Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> 3. Sistem pendidikan pertama di pulau itu adalah pendidikan Islam dengan naskah pertama kali yang dikenalkan adalah berbahasa Arab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> 4. Peradaban pertama yang diperkenalkan di Filipina adalah peradaban Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 1.0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Invasi Spanyol sekitar 160 tahun setelah eksistensi kesultanan dan kabupaten-kabupaten Islam menandai permulaan pengawasan Spanyol dan hambatan terhadap perkembangan Islam di kepulauan bagian utara (Luzon dan Visayas). Selanjutnya Bangsa Moro dari Mindanao dan Sulu berjuang melawan kolonialisme Barat atas nama Islam selama 377 tahun (1521-1898).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Hispanisasi dan kristenisasi yang dilakukan oleh orang-orang Filipina Baru (muda) menjadi landasan kuat bagi kampanye antimuslim—baik secara militer maupun lainnya—setelah Perjanjian Paris 10 Desember 1898 yang menyerahkan Filipina kepada Amerika Serikat dengan kompensasi 20 juta dolar AS. Agresi AS pada tahun 1899 dihadapi dengan ketahanan kaum muslimin di selatan yang bertekad untuk bertempur sampai titik darah penghabisan. Dengan keyakinan bahwa Spanyol tidak pernah punya hak untuk menjual tanah air mereka dan tidak mau menerima aturan Amerika, kaum muslimin memberikan perlawanan berdarah yang berlangsung selama 47 tahun (1899-1946).<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[13]</span></sup></span></sup></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Amerika membalas secara taktis dengan menawarkan sebuah gencatan senjata yang menghasilkan Bates Treaty, The Carpenter Agreement, dan seterusnya. Ini merupakan manuver politis dan sosial ekonomi yang membuat Amerika mampu untuk menaklukkan Bangsa Moro.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aneksasi (perebutan) Filipina terhadap Kesultanan Islam Bangsa Moro</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Di samping memperlakukan Kesultanan Sulu dan Maguindanao sebagai wilayah protektorat, Amerika Serikat mendirikan pemerintahan Persemakmuran Filipina pada tahun 1935. Pemerintahan semacam ini berfungsi sebagai transisi ke arah kemerdekaan penuh yang akan dihadiahkan segera kepada Filipina. Sebenarnya pada situasi semacam ini sekalipun tanah air Bangsa Moro tidak pernah dimasukkan oleh Amerika ke dalam wilayah administrasi Filipina.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Dengan memanfaatkan pemerintahan transisi dan ketidakpedulian politis masyarakat awal Bangsa Moro, para pemimpin politik Kristen Filipina melakukan manuver dan berusaha menganeksasi Tanah Air Bangsa Moro yang terdiri dari Kepulauan Mindanao, Basilan, Sulu, Tawi-Tawi, dan Palawan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Di samping memberikan kemerdekaan pada Filipina pada tanggal 4 Juli 1946 AS juga menganeksasi Tanah Air Bangsa Moro ke dalam negara Filipina Merdeka. Tindakan pemerintah AS ini berlawanan dengan kemauan masyarakat Bangsa Moro.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Ketika orang-orang Kristen Filipina dari Luzon, Visayas, dan daerah-daerah lain di kepulauan bagian utara dengan gembira ria merayakan apa yang mereka anggap sebagai awal dari kebebasan dan kelahiran bangsa baru, masyarakat Bangsa Moro bersedih karena mereka menganggap itu sebagai akhir dari kebebasan, kemerdekaan, dan kedaulatan selama ratusan tahun. Namun Bangsa Moro tidak bisa bereaksi secara cepat karena mereka berperang melawan Spanyol selama 377 tahun dan 47 tahun melawan Amerika. Hal itu memperlemah mereka bahkan lebih dari itu membawa mereka kepada kemiskinan, kebodohan, dan kesehatan yang buruk.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Bangsa Moro seolah menjadi orang sakit yang tidak mempunyai obat untuk menyembuhkan dirinya sendiri serta tidak cukup makanan dan ketika alam menyembuhkannya dia mendapati dirinya diperbudak oleh orang yang lebih kuat dan sehat. Karena itu, ketika Bangsa Moro masih dalam taraf penyembuhan dari kerusakan-kerusakan parah akibat peperangan, pemerintah Filipina memanfaatkan kelemahan Bangsa Moro untuk merintis jalan penegakan pendudukan orang-orang Kristen di Tanah Air Bangsa Moro.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Penting dicatat bahwa selama masa Pra-Spanyol tidak diketahui ada seorang Kristen pun di tanah air Bangsa Moro. Orang-orang Kristen yang tinggal di negeri itu adalah budak-budak Spanyol atau buruh-buruh Amerika yang memilih untuk tinggal di tanah air Bangsa Moro untuk menikmati kebebasan daripada pulang ke negeri asal di bagian utara dan tetap menjadi budak dan pekerja..<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Langkah-langkah yang diambil orang-orang Kristen Filipina untuk menaklukkan dan menggagalkan aspirasi Bangsa Moro selama rezim sipil mengindikasikan pengaruh yang semakin kuat dari teori bahwa kristenisasi atau filipinisasi merupakan satu-satunya jalan untuk menghentikan perlawanan kaum Muslimin. Kali ini masa depan Bangsa Moro sebagai Muslim terancam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sebuah hukum Filipina diberlakukan untuk mendorong pendudukan orang-orang Kristen dari selatan dengan membuka lahan-lahan besar dari tanah-tanah Bangsa Moro kepada para penghuni Kristen dengan bantuan pemerintah secara langsung dan material-material.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pada tahun 1946 dasar hukum yang lebih kuat diberlakukan yang memberi orang-orang Kristen Filipina pengaruh dan kekuatan lebih di wilayah-wilayah kaum Muslimin yang menimbulkan migrasi besar-besaran orang-orang Kristen dari tahun 1950-1970 untuk merebut tanah leluhur Bangsa Moro Muslim. Penduduk Kristen ini berkembang secara cepat sehingga melebihi penduduk asli Bangsa Moro dan pemilik sah dari tanah-tanah tersebut pada tahun 70-an di berbagai area di Mindanao. Bersamaan dengan meningkatnya jumlah orang-orang Kristen, gangguan terhadap Bangsa Moro Muslim juga meningkat. Tujuan utamanya adalah untuk meraih kekuasaan politik<sup>.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[14]</span></sup></span></span></a><o:p></o:p></sup></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gerakan Ilaga dan Teror Orang-Orang Kristen</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pada tahun 1970 para penduduk Kristen di Tanah Air Moro mengorganisir dan mendirikan sebuah organisasi bersenjata yang dinamai ILAGA yang para pemimpin serta perintisnya adalah personil militer Kristen yang aktif, perwira purnawirawan angkatan darat Kristen dan para politisi Kristen.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Organisasi teroris ini digerakkan dengan persetujuan pemerintah Manila. Operasinya dimulai dengan membunuh individu muslim dilanjutkan dengan pembantaian keluarga-keluarga muslim. Bersamaan dengan meningkatnya semangat permusuhan, orang-orang kristen fanatik mulai menyerang desa-desa muslim, membunuh wanita-wanita muslimah, anak-anak, dan orang-orang lanjut usia. Para teroris itu membakar rumah-rumah, masjid-masjid, madrasah-madrasah, buku-buku Islam termasuk setiap kopian Al-Qur’an. Mereka menghancurkan ladang-ladang pertanian Bangsa Moro, kebun buah-buahan, ladang-ladang dan hampir segala hal yang dimiliki orang Muslim. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Otoritas pemerintah Filipina tetap tuli terhadap keluhan-keluhan kaum Muslimin dan tidak menghiraukan seruan kaum muslimin untuk menciptakan kedamaian. Kedamaian dan keteraturan telah menjadi agak genting. Darah orang Islam yang tak bersalah berceceran di berbagai sudut tanah air Bangsa Moro.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Ketika peristiwa-peristiwa tersebut berkembang sehingga meningkatkan ketegangan, kaum Muslimin tidak punya pilihan lain lagi kecuali balas memerangi dan mempertahankan diri. Dalam perkembangan pergerakan Moro di tanah airnya, kaum muslimin menyaksikan munculnya sebuah pergerakan revolusioner baru yang berbeda dalam hal sifat dan pendekatan dari pergerakan Moro pada era yang lalu. Elemen baru tersebut adalah para pemimpin Moro muda yang merupakan keturunan dari kaum Muslimin yang gagah berani melawan Spanyol dan Amerika selama lebih dari 400 tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Dengan persenjataan yang kurang, para pembela kaum muslimin menunjukkan superioritas mereka dalam perang. Ketika milisi teroris Kristen tidak mampu menghadapinya, oknum-oknum dari Angkatan Darat Filipina turut campur dan membantu ILAGA. Pada tahun 1972 Martial Law (Hukum Perang) diumumkan untuk menerobos pertahanan kaum Muslimin.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">5</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">. </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gerakan Moro dengan golongan-golongan nya<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Ketika Philipina merdeka ditahun 1946, mayoritas warga Islam Moro di pulau Mindanao, meminta supaya tidak menjadi bagian negara yang baru itu, namun permintaan itu diabaikan. Sejak itu konflik berkepanjangan pun berlangsung. Dan puncaknya disaat Philipina dipimpin Ferdinand Marcos yang menerapkan kondisi perang ‘Martial Law’. Akibatnya menjadi sangat luar biasa terjadi konflik besar antara penduduk muslim dan non-muslim di Mindanao Selatan. Perang itu memusnahkan banyak perkampungan muslim. Banyak tanah dan harta milik kaum muslim Moro yang berpindah tangan. Agar perjuangan lebih terorganisir terbentuklah MIM (Muslim Independent Movement) pada tahun 1968 dan MLF (Moro Liberation Front) pada tahun 1971. MLF sebagai induk perjuangan bangsa Moro akhirnyaterpecah. <br />
<br />
<b><i>•</i>MNLF (Moro National Liberation Front)<i><o:p></o:p></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRhHmgSYDsvJ0p51qfDbgbtGUjq1X-ALoGuGS90ZzEY2XjkYCH0Ql5SG-bU7dO6mEHoB4s_F3kA0Z32UKixXOLJ3e4QCdgcXK9Y_SDLPR_Ph-aY5yWOUk_ALNVi1BpU4QAoSYP3hmfIypE/s1600/MNLF+flag.gif"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><img alt="mnlf" border="0" height="115" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" v:shapes="Picture_x0020_1" width="199" /></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MNLF ( Moro National Libertion Front), MNLF menyatakan perang dengan pemerintah Philipina sejak 1972-1976, mereka memaksa pemerintahan Ferdinand E. Marcos untuk menandatanagani perjanjian yang disebut “perjanjian Tripoli”. Tapi perjanjian Tripoli menurut opini MNLF, tidak dipatuhi pemerintah Philipina. ketentuan yang dibutuhkan oleh Legislatif Philipina telah sesuai dengan perjanjian Tripoli. Seperti kewenagan kekeuasaan, pembagian daerah dan sistem administratif memberikan alibi sempurna bagi pemerintah Philipina untuk menolak. Kongres yang dikontrol oleh pihak legislatif yang bertentangan dengan semangat perjanjian terutama dalam memberikan otonomi berarti bagi bangsa Moro. MNLF pimpinan Dr. Nurulhaj Misuari. Kelompok ini beraliran nasionalis-sekuler. Namun dalam perjalanannya MNLF pecah menjadi dua yaitu MNLF Reformasi pimpinan Dimas Pundato tahun 1981 dan Abu Sayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani tahun 1993. Abu Sayyaf sendiri kini berbasis di Jolo, Basilan dan Mindanao<sup>.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[15]</span></sup></span></span></a></sup></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></sup></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">•</span></i></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MILF ( Moro Islamic Liberation Front)</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnnP_TyQQE7A29Dix_O73fxQgGeCA0bZObUw3a3h8NX4O7Ma0xEJ8Lon3IkRqrgQIgpg7KcxAmfAFpu4A0-aDiRb8KcWlmK0iJUq2hMTe5scotHm-ZFvxEhFmg01qp54qgKA5MBcgkgdO4/s1600/MILF-flag.gif"><b><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><img alt="milf" border="0" height="139" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif" v:shapes="Picture_x0020_3" width="199" /></span></b></a><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1. Ideolog MILF</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Di bawah kepemimpinan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dr. Nurul Haj Misuari</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, MILF tumbuh dan berkembang di atas manajemen yang rapi dan solid. Tujuan asasi perjuangan MILF telah dikukuhkan sedemikian rupa. Perumusan tujuan ini melibatkan orang-orang besar dari kalangan ulama, cendekiawan, dan para pakar militer muslim Moro. Tujuan itu adalah sebagaimana berikut,<o:p></o:p></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menghambakan manusia hanya kepada Allah Ta’ala.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mendapatkan ridha Allah Ta’ala dalam seluruh aspek kehidupan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menguatkan dan meningkatkan hubungan antara hamba dan penciptanya.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menguatkan dan meningkatkan hubungan antara manusia.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menghancurkan penjajahan dan perjuangan mendapatkan hak-hak asasi serta menentukan nasib sendiri.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengokohkan pemerintahan dan Negara Islam (Daulah Islam) yang merdeka, dan menegakkan syariat Islam (hukum-hukum Islam).<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Dengan tujuan dasar di atas, MILF membuat program-program yang dilaksanakan bertahap, selangkah demi selangkah. Hingga kini, paling tidak MILF sudah melewati satu program besar dan tengah memasuki program besar lanjutan. Untuk program 20 tahunan, yang dimulai dari tahun 1981 dan berakhir tahun 2000, berisi,<o:p></o:p></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Islamisasi seluruh aspek kehidupan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Membangun militer yang kuat.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kepercayaan kepada diri sendiri.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l5 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengokohkan dan mengembangkan kemampuan organisasi, administratif dan manajemen.<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Tiga tahun sebelum masa program 20 tahunan berakhir, dalam pertemuan umum mujahidin Moro ke-15 (15<sup>th</sup> General Assembly) yang dihelat MILF di Kamp Bushra pada tanggal 15-17 Desember 1997, disusun program lanjutan untuk rentang 50 tahun selanjutnya. Mulai tahun 2001 hingga 2050. Selain merupakan kelanjutan dari program lama, program baru tersebut memiliki titik tekan pada beberapa hal yang harus direalisasikan. Yaitu,<o:p></o:p></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengokohkan stabilitas hukum Islam.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menjamin kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Mengatasi dan menanggulangi kriminalitas, kemiskinan, kebodohan dan penyakit.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menjamin persamaan peluang dan mendapatkan pendidikan dan hidup yang lebih baik.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Mengatasi dan menanggulangi suap-menyuap dan korupsi, dan mencegah penggunaan sarana umum untuk kepentingan pribadi.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Melanjutkan tindakan-tindakan yang tepat untuk melakukan pemecahan terhadap problem-problem sosial.<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Seluruh tokoh teras MILF selalu konsisten menyuarakan perlawanan bersenjata (<i>jihad fie sabilillah</i>) melawan penindasan, perampasan hak dan penjajahan Filipina sebagai satu-satunya metode untuk menegakkan Islam. Metodologi yang dipraktekkan oleh para pejuang MILF adalah menyempurnakan penghambaan manusia kepada penciptanya. Prinsip yang mereka tempuh ini merupakan implementasi dari Al-Qur`an surat Adz-Dzariyat ayat 56, <i>“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.”</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> MILF membuat seluruh kebijakan, keputusan-keputusan dan aktivitas programnya merujuk dan mengacu kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah. Seluruh anggota MILF dan pengikut-pengikutnya wajib menyesuaikan diri dalam kehidupan mereka berdasarkan pemahaman dan penegakan syariat Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Corak dan <i>style</i> perjuangan yang dipilih MILF ini tak lepas dari prinsip-prinsip. Dalam sebuah surat resmi yang dikirimkan kepada PAS Malaysia, beliau menuangkan pesan-pesan (yang merupakan kristalisasi dari ilmu-ilmu Islam yang beliau kuasai) kepada para cendekiawan muslim mengenai metode menegakkan Islam. Diantara isinya, beliau tulis, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Kuncinya hanya satu, untuk mencapai kejayaan Islam yang sangat menakjubkan seperti para salaf dan para pendahulu kita, yaitu mempersiapkan dan mengamalkan <i>jihad fie sabilillah</i>, semata-mata untuk mengharapkan rihda Allah ta’ala dan meninggikan kalimat-Nya yang didasari oleh keimanan yang kokoh dan kuat, dengan prinsip-prinsip hidup yang dipegang kuat tak tergoyahkan, dan keyakinan yang sangat kuat bahwa pertolongan Allah amat dekat. Hal ini didukung oleh pemahaman (<i>tashawur</i>) Islam yang benar sesuai dengan pemahaman para <i>salaful ummah</i><sup>.”<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[16]</span></sup></b></span></span></a></sup></span></b><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Di baris lain dari surat itu beliau mengutarakan, “Islam tidak memberikan toleransi kepada pengecut dan penakut. Sebab, Islam adalah dien yang menjadikan semua makhluk berani, seperti sosok Rasulullah Saw yang sangat pemberani. Islam adalah dien keberanian, keluhuran budi, pengorbanan yang agung, dien perjuangan (<i>struggle religion</i>), dorongan dan hasrat untuk mati syahid semata-mata hanya mengharap balasan yang besar dan ampunan Allah setelah kematian.”<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj415i7iX_P5xPFkY_XPOt_rLeA3SxWgxuo7BYt7xI8vChVa0Bs0TPNWFCmD0xlTlRTyBn0WJmp1w5wI9_rPUNKegrNcA_5hu1FHBidyBHOZJcyRVizxCtVK0_Z69B2P2RJ8FNCgcHocT5/s1600/Dr.+Nurul+Haj+Misuari.jpg"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><img alt="nurul haj misuari" border="0" height="320" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.jpg" v:shapes="Picture_x0020_2" width="234" /></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dr. Nurul Haj Misuari<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MILF (Moro Islamic Liberation Front) / Front Pembebasan Islam Moro adalah militan Islam yang menghuni Philipina Selatan meliputi bagian selatan Mindanao, Kepulauan Sulu, Palawan, Basilan dan beberapa pulau yang bersebelahan. Organisasi ini didirikan oleh Salamat Hasyim yang beraliran Islami murni. MILF mayoritas berasal dari suku Manguindanao, Maranao, Iranon, Taosug, dan Yakan di Basilan. MILF merupakan gerakan yang paling merepotkan pemerintah Philipina. Dikarenakan organisasi ini memiliki system organisasi yang rapi, akademi militer super lengkap, mampu membuat persenjataan sendiri (memiliki senjata anti serangan udara bahkan memiliki RPG atau senjata anti tank) serta memiliki lebih dari 125.000 prajurit tempur.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[17]</span></sup></span></sup></span></a><br />
<br />
<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">•</span></i></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu Sayyaf</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrPecm-nz3iTz0h_9Fi2xio-twMncAEj_9IZHc0jponDx5YbGi7wd6lzueWhfLPUN9fcE4kRi6dCIhyphenhyphenwzZaVy-jmF2OSFIem3lpAIgmNBpsuXyfWKPkxZEt0gk1hyAzYFRp3MOHNf4RpuE/s1600/abu_sayyaf_flag.png"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><img alt="abu sayyaf" border="0" height="205" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.jpg" v:shapes="Picture_x0020_4" width="199" /></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Inilah organisasi yang paling sering diberitakan di Indonesia. Yang berita terakhirnya ditangkapnya tokoh kunci pergerakan ini di Indonesia. Organisasi pecahan MNLF ini dipimpin oleh Abdurrazak Janjalani dan didirikan tahun 1993. Kelompok ini dianggap memiliki kaitan dengan JI (Jama’ah Islamiyah) dan Al Qaeda. Dan tentu saja dikait-kaitkan dengan aksi-aksi bom di Indonesia (POLRI menyatakan militan Indonesia yang melakukan aksi-aksi bom bunuh diri, melakukan pelatihan di kamp-kamp milik Abu Sayyaf<sup>).<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[18]</span></sup></span></span></a><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Abu Sayyaf adalah suatu gerakan yang bersifat radikal, dimana gerakan ini selalu mengunakan kekerasan dalam setiap aksinya. Gerakan Abu Sayyaf di Filipina ini telahsangat meresahkan warga Filipina dengan aksi-aksi pengeboman,penculikan dan pengeksekusisn terhadap sandra. Gerakan Abu Sayyaf ini telah mengarah ke taraf teroroisme. <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[19]</span></sup></span></sup></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mengenai hal Teroroisme, menyangkut istilah ideology ini sulit disepakati dan secara objektif bahwa suatu kelompok terorisme yang ditunjukan melalui aksi kekerasan. Ideologiterorisme mungkin digunakan pada berbagai bentuk misalnya agama atau politik, tetapi masih memiliki tujuan motif aksi yang sama, yang menyatukan kelompok, dan jaringan organisasi pada komunitas yang memiliki isi pokok adalah pertengkara. Menurut Charles W Kigley Jr dan Eugene R Wirtkopf adalah suatu penggunaan ancaman kekerasan, suatu metode pertempuran atau strategi untuk meraih tujuan tertentu, yang ditujukan untuk menimbulkan keadaan takut di pihak korban. Ranstop berpendapat bahwa fanatisme agama adalah sebuah motif principal dari terorisme, dan dinyatakan dengan tegas oleh keberagaman keyakinan, seperti Islam, Yahudi, Kristen, dan keyakinan lain, acapkali menempuh aksi terorisme. Dia berpendapat bahwa terorisme agama adalah suatu tipe kekerasan politik yang dimotivasi oleh rasa krisis spiritual dan sebuah reaksi terhadap perubahan sosial dan politik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut Ronald Gottersman, terdapat dua jenis organisasi teroris yaitu domestik dan internasional. Teroris dari organisasi berjenis domestik melakukan aktifitasnya hanya didalm negeri tempat ia berdomisili. Sedangkan teroris dari organissasi berjenis internasional menyerang musuh mereka dimana saja dan kapan saja. Sedangkan Atif M Mir membedakan lingkup gerakan dalam dua bagian yaitu <i>domestic terorism </i> dan <i>International Terorism</i>. <i>Domestic Terorism </i>yaitu gerakan terorisme yang dilakukan didalam batas teritorial suatu negara dan dilakukan oleh perseorangan atau kelompok dengan tujuan-tujuan khusus politik, ekonomi atau agama. <i>Internasional terorism</i> yaitu gerakan terorisme yang dihubungkan dengan penyerangan-penyerangan terhadap susunan-susunan pihak ketiga (<i>Third Party Target</i>) di wilayah atau teritorial asing dan dapat pula di dukung serta disponsori oleh suatu negara. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Gerakan Abu Sayyaf ini adalah sebuah gerakan terorisme domestik, yangmana gerakan ini hanya beraksi di wilayah-wilayah tertentu di Filipina.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada awalnya Abu Sayyaf (bapak penyandang pedang) dikenal dengan nama al-Harakatul al-Islamiya. Di awal tahun 1980-an sekitar 300 dan 500 fundamentalis Moro tiba di Peswahan, Pakistan, untuk membantu Mujahiddin yang sedang melawan invasi dan pendudukan Soviet ke Afghanistan. Salah seorang dari mereka, Ustadz Abdurajak Janjalai, muncul sebagai seorang pemimpin.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kelompok Abu Sayyaf pertama muncul pada tahun 1989 dibawah kepemimpinan Abdurajak Janjalani, anak seorang ulama di Basilan, dia belajar di sebuah Universitas Islam di Arab Saudi, lulus pada tahun 1981 sebelumnya belajar hukum Islam di Ummu l-Qura di Mekkah selama 3 tahun.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dia kembali ke Basilan dan Zamboanga untuk berkhutbah pada 1984. Pada 1987 dia mengunjungi Libya dan kemudian melanjutkan bersama Mujahiddin dan melawan Soviet selama beberapa tahun di Afghanistan. Abu Sayyaf telah memiliki hubungan dengan sebuah gerakan fundamentalis Islam, Al-Islamic Tabligh, di tahun 1980. Kelompok dibawah pimpinan Janjalani sedang menjalankan sebuah pembentukan negara Islamic Theocratic State of Mindanao (MIS), dan memasukan sebuah kepercayaan agama yang meneriakan intoleransi dengan tujuan untuk menyebarkan Islam melalui Jihad dan yang menjadi target sasarannya semua umat Kristen Filipina. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam pencarian objeknya, Kelompok Abu Sayyaf telah menetapkan ideologinya dengan tegas dan agenda operasional yang telah mendalam terikat pada sebuah maksud usaha pengabungan yang memaksa dominasi Islam dunia melalui perlawanan bersenjata. Kelompok Abu Sayyaf sangatlah kecil dan merupakankelompok separatis Islam yang sangat radikal di Filipina Selatan. Mereka menggunakan pemboman, pembunuhan, penculikan dan pemerasan untuk mengupayakan berdirinya sebuah negara Islam yang merdeka di Mindanao bagian Barat dan daerah Sulu, dimana daerah Filipina Selatan merupakan populasi tertinggi umat Muslim tinggal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kepemimpinan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Typical infrastruktur teroris kontemporer seperti gaya sentripugal sebuah sistem tata surya: dimna pemimpin bagaikan matahari, dan anggotanya seperti planet yang mengelilinginya, biasanya cukup memiliki pengaruh langsung yang kuat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Zawordy, berpendapat bahwa dalam sistem hirarki ini, pemimpin berada diposisi teratas ketika dalam sistem sentripugal pamimpin adalah pusatnya. Pemimpin gerakan teroris, dijadikan pusat organisasi. Tidak hanya sebagai katalisator langsung dari setiap aksi, dengan rencana, tetapi mereka jugaberpartisipasi dalam setiap aksi. Disatu sisi, Cragin dan Daily telah menunjukan bahwa kepemimpinan sangatlah lebih berarti dan berpendapatbahwa pemimpin berperan dalam mepertahankan kohesiensi kelompok dan bertangungjawab terhadap organisasi seperti yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang berkarisma.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kemunculan Abu Sayyaf di awal tahun 990-an dipresentasikan sebagai pergerakanseparatis Muslim yang radikal yang dikepalai oleh Abdurajak Janjalani, yang merupakan seorang veteran perang dari Afghanistan. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dia berjuang bersama-sama dengan kelompok mujahidin dibawah pimpinan Abdul rasul Abu Sayyaf. Ketika Soviet menarik diri dari Afghanistan pada tahun 1989, Abdurajak kembali ke Basilan dan mendirikan al-Harakut al-Islamiya atau gerakan Islam yang kita kenal dengan Abu Sayyaf bersama kader-kader muda MNLF yang tidak sepaham dengan kebijakan MNLF. Abdurajak Janjalani mendirikan kelompok Abu Sayyaf terpisah dari Moro Nastional Liberation Front (MNLF), yang merupakan suatu kelompok pemberontak nasional yang menggunakan cara-cara perang Geriliya melawan pemerintah Filipina sejak tahu 1960-an. Abdurajak dipandang sebagai seorang yang kharismatik, Abdurajak tertarik terhadap pergerakan pemuda-pemuda Muslim yang kembali dari belajar di Saudi Arabia, Libya, Pakistan dan Mesir, dan juga militant local. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bila dibandingkan dengan Hizbullah, kelompk Abu Saayaf memiliki anggota yang sangat sedikit, diperkirakan 500 orang lebih kuat ditahun 1990-an. Antara tahun 1991 dan 1998, kelompok militant ini mulai memperluas dan mengembangkan kemampuannya, dilihat dari pergerakannya kelompok ini rapi dalam melancarkanserangkaian serangan kecil terhadap warganegara asing. Pada tahun-tahun pertama, kelompok Abu Sayyaf banyak melakukan penculikan penduduk local, dan levelkemampuan mereka meningkat disebabkan oleh banyaknya angota mereka adalah direkrut dari kelompok-kelompok yang tidak sejalan dengan perjuangan MNLF ataupun MILF.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perekrutan Anggota<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Suatu keompok atau organisasi yang telah terbentuk, untuk mengembangkan dirinya, maka di perlukanlah anggota, perekrutan anggota adalah suatu persyaratan terpenting unuk sebuah kelangsusngan sebuah organisasi.suatu kelompok membutuhkan anggota-angoota baru untuk menumbuhkan kekuatan dan melengkapi dari kehilangan setiap anggota. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Pada awlnya perekrutan anggota dari gerkan Abu Sayyaf diambil dari para pemuda Muslim yang tidak sejalan dengan kebijakan MNLF. Pada awal pembentukannya, kelompok ini hanya berkisar 500 orang. Walupun hanya sedikit tetapi gerakan ini berhasil membuat resah pemerintah Filipina dengan melakukan penculikan, pemboman dan pembunuhan orang-orang Kristen local maupun Asing. Menurut data pada tahun 2005 kelompk ini diperkirakan ada sekitar 200-300 anggota di bawah kepemimpina Khadafi Janjalani. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Menurut </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Eusoquito P. Manalo, berargumen bahwa, “anggota kemopok Abu Sayyaf telah direkrut terbatas pada sebuah komunitas tertentuoleh kelompok etnic linguistic dan keluarga dimana kordinasi internal yang telah difasilitasi oleh kepercayaan.” Hal ini dibuat pengkelompokan yang sebenarnya mustahil dimasuki oleh agen pemerintah.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
<b><i>•</i>NPA (New People’s Army)</b></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh49Z3X9X7xtupvquz3qj76ZwnL3unwHzuy5M7L4yMegyhjU0ivrVorDwo0rg23oqpwWa3uEhIQO0SN47mY6_dQmnmiC2L2mNQdfqYd0SXqxtQbIvKe-xQZKSTONylrsbtCY_OXf3HieV_c/s1600/NPA+flag.png"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><img alt="npa" border="0" height="133" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif" v:shapes="Picture_x0020_5" width="199" /></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kelompok ini merupakan gerakan beraliran komunis, yang bercita-cita ingin mendirikan gerakan komunis di Philipina. Walaupun gerakan ini menyebar dibeberapa tempat di Selatan Philipina namun belum memiliki kemampuan militer yang memadai. Persenjataannya pun dibeli di toko-toko yang ada di Philipina. NPA mendanai pergerakannya dengan cara merampok di sekitar wilayah kekuasaannya. Informasi terakhir menyebutkan OPM (Gerakan Papua Merdeka) mengikuti kamp pelatihan di kamp NPA<sup>.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[20]</span></sup></span></span></a><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BAB III<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Proses islamisasi di Filipina pada masa awal adalah melalui tiga hal, yaitu perdagangan, perkawinan dan politik. Diterimanya Islam oleh orang-orangMindanao, Sulu, Manilad dan sepanjang pesisir pantai kepulauan Filipina tidak terlepas dari ajaran Islam yang dibawa oleh para pedagang tersebut dapatmengakomodasi tradisi lokal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Umat islam Filipina yang kemudian dikenal dengan Bangsa Moro,pada akhirnya menghadapi berbagai hambatan baik pada masa kolonial maupun pasca kemerdekaan. Bila direntang ke belakang,perjuangan bangsa Moro dapat dibagi menjadi tiga fase : <i>Pertama</i>,Moro berjuang melawan penguasa Spanyol selama lebih dari 375tahun (1521-1898). <i>Kedua</i>,Moro berusaha bebas dari kolonial Amerika selama 47tahun (1898-1946). <i>Ketiga</i>,Moro melawan pemerintah Filipina (1970-sekarang).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Minimal ada tiga alasan yang menjadi penyebab sulitnya bangsa Moro berintegrasi secara penuh kepada pemerintah Republik Filipina. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bangsa Moro sulit menerima Undang-Undang Nasional karena jelas undang-undang<span style="letter-spacing: .75pt;">tersebut berasal dari Barat dan Katolik dan bertentangan dengan ajaran Islam.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem sekolah yang menetapkan kurikulum yang sama tanpamembedakan perbedaan agama dan kultur membuat bangsa Moro malas untuk belajar di sekolah yang didirikan oleh pemerintah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Adanya trauma dan kebencian yang mendalam pada bangsa Moro atas Program perpindahan penduduk yang dilakukan oleh pemerintah Filipina ke wilayah mereka di Mindanao, karena program ini telah mengubah mereka dari mayoritas menjadi minoritas di segala bidang kehidupan. <o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pamungkan, Cahyo. Bab III : Perkembangan Pergerakan Separatisme Bangsa Moro. </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Siti Maryam dkk <em>Sejarah Peradaban Islam</em>, Lkis, 2004<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%;"><i><span lang="EN-US">Dr. Hamid A. Rabie, <em>Islam Sebagai Kekuatan International</em>, CV. Rosda Bandung 1985<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Artikel <em>Sejarah Masuknya Islam di Philipina</em>. oleh Imam nugroho di </span></i><a href="http://www.duiniaislam.com/"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">www.duiniaislam.com</span></i></a><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hamka, <em>Sejarah Umat Islam, </em>Pustaka Hidayah, 2001</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><a href="http://cintailmoe.wordpress.com/2008/04/07/sejarah-islam-di-filipina/"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://cintailmoe.wordpress.com/2008/04/07/sejarah-islam-di-filipina/</span></i></a><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><a href="http://www.scribd.com/doc/14181987/PERKEMBANGAN-ISLAM-DI-KEPULAUAN-FILIPINA"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://www.scribd.com/doc/14181987/PERKEMBANGAN-ISLAM-DI-KEPULAUAN-FILIPINA</span></i></a><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/bangsa-moro-di-filipina.html"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/bangsa-moro-di-filipina.html</span></i></a><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Moro"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Moro</span></i></a><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><a href="http://27victory.wordpress.com/2011/12/02/jihad-bangsa-moro/"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://27victory.wordpress.com/2011/12/02/jihad-bangsa-moro/</span></i></a><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><i><u><span lang="EN-US" style="color: #002060; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">http://www.</span></u></i><i><u><span lang="EN-US" style="color: #002060; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></u></i><a href="http://www.an-najah.net/" target="_blank"><i><span style="color: #002060; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">an-najah.net</span></i></a><i><u><span lang="EN-US" style="color: #002060; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></u></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-size: 9.0pt;">. Dr. Hamid A. Rabie, Islam Sebagai Kekuatan International, CV. Rosda Bandung 1985</span></div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoNormal"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat di </span><span lang="EN-US"> </span><a href="http://www.duniaislam.com/"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">www.duniaislam.com</span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-size: 9.0pt;">artikel <i>Sejarah Masuknya Islam di Philipina</i>. oleh Imam nugroho</span></div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat, </span><span lang="EN-US" style="font-size: 9.0pt;">artikel <i>Sejarah Masuknya Islam di Philipina</i>. oleh Imam nugroho</span></div></div><div id="ftn5"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat, </span><span lang="EN-US" style="font-size: 9.0pt;">artikel <i>Sejarah Masuknya Islam di Philipina</i>. oleh Imam nugroho</span></div></div><div id="ftn6"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US">. 7 Lihat, </span><span lang="EN-US" style="font-size: 9.0pt;">artikel <i>Sejarah Masuknya Islam di Philipina</i>. oleh Imam nugroho</span></div></div><div id="ftn7"> <div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn8"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[8]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> http://www.anneahira.com/islam-di-filipina.htm</span></div></div><div id="ftn9"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[9]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat , http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Moro</span></div></div><div id="ftn10"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[10]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat, http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Moro</span></div></div><div id="ftn11"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[11]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Moro</span></div></div><div id="ftn12"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[12]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span></div></div><div id="ftn13"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[13]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat, http://27victory.wordpress.com/2011/12/02/jihad-bangsa-moro/</span></div></div><div id="ftn14"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[14]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat, http://27victory.wordpress.com/2011/12/02/jihad-bangsa-moro/</span></div></div><div id="ftn15"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[15]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/bangsa-moro-di-filipina.html</span></div></div><div id="ftn16"> <h2><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: windowtext; font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="font-size: 13pt; line-height: 115%;">[16]</span></b></span></span></span></a><span style="color: windowtext;"> </span><a href="http://laskarpena007.wordpress.com/2012/01/27/kaul-imam-ahmad/" title="Permanent link to Kaul Imam Ahmad"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; font-weight: normal; line-height: 115%; mso-bidi-font-weight: bold;">Kaul Imam Ahmad</span></a><span lang="EN-US" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; font-weight: normal; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold;"><o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn17"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[17]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat , http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/bangsa-moro-di-filipina.html</span></div></div><div id="ftn18"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[18]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat, http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/bangsa-moro-di-filipina.html</span></div></div><div id="ftn19"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[19]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat, http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/bangsa-moro-di-filipina.html</span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn20"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI65.112/kel.12.docx#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[20]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Lihat, http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/bangsa-moro-di-filipina.html</span></div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-53956871577152943232012-08-10T21:34:00.000-07:002012-08-10T21:34:24.559-07:00Islam di Thailand<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kedatangan Islam ke wilayah Asia Tenggara diduga karena proses perdagangan dan bukan melalui proses penaklukan suatu wilayah. Hal ini bisa dilihat dari peranan wilayah Asia Tenggara pada saat itu sebagai salah satu jalur perdagangan yang diminati oleh para pedagang. Jalur perdagangan itu masyur dikenal sebagai jalur sutra laut yang membentang dari mulai Laut Merah- Teluk Persia- Gujarat- Bengal- Malabar-SemenanjungMalaka-hinggakeChina.<br />
<a href="" name="more"></a><br />
Teori-teori masuknya islam ke Asia Tenggara sebagaimana yang telah masyur adalah ada tiga kemudian berkembang menjadi empat pada saat ini, yaitu:<br />
a.TeoriArab<br />
b.TeoriIndia<br />
c.TeoriPersia,dan<br />
d.TeoriChina<br />
<br />
<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dengan keberadaan jalur perdagangan ini, memudahkan dalam penyebaran agama islam, terutama di wilayah pesisir pantai hingga akhirnya masuk ke wilayah pedalaman. Selain itu penguasaan wilayah pesisir oleh komunitas muslim pada saat itu semakin mempermudah penyebarluasan dakwah dan syiar islam kepada penduduk pribumi.<br />
<br />
<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dalam studi penyebaran Islam di wilayah daratan Asia Tenggara yang meliputi Thailand, Myanmar dan Indocina, pola penyebaran melalui perdagangan sangat dominan sekali. Selain itu adanya emigrasi suatu penduduk untuk mendiami wilayah baru di daratan Asia Tenggara ikut pula mempengaruhi proses penyebaran agama islam seperti contohnya di wilayah Indocina.<br />
Maka dalam pembahasan kali ini akan mengkaji penyebaran agama islam di wilayah daratan Asia Tenggara dengan fokus kajian di wilayahThailand,MyanmardanIndocina.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l6 level1 lfo8; tab-stops: 70.9pt; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo9; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Bagaimana sejarah islam di thailand<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo9; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> bagaimana perkembangan islam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo9; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Apa saja problema islam di thailand<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo9; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Bagaimana perjuangan islam di thailand<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo9; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dan lain-lain<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l6 level1 lfo8; tab-stops: 70.9pt; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tujuan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Tujuan utamanya adalah supaya kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan islam di thailand. dan dapat menambah wawasan kita dalam pendidikan siat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 70.9pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 70.9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 180.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 36.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sejarah masuknya Islam di Thailand selatan</span></b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Karena studi ini merupakan studi agama dalam cakupan kawasan, maka Sebelum memasuki ranah antropologi -dalam hal ini keadaan sosial-politik masyarakat muslim minoritas di Thailand selatan- diperlukan pendekatan dan penelitian dari ranah sejarah. Pasalnya, studi kawasan-keagamaan mempunyai cakupan yang komplek dari sebuah kultur politik, ekonomi, bahasa, adat, sosial dll.<a href="" name="_ftnref3"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[1]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Islam tidak serta merta ada di negeri Siam (sekarang Thailand). Meskipun Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, akan tetapi Islam merupakan agama minoritas di daratan utama asia tenggara yang telah dihuni oleh Hindu dan Budha jauh sebelum Islam datang ke daerah tersebut sekitar abad ke-9, <i>In mainland Southeast Asia, however, Islam has been a minority religion and Buddhism is a national religion. Historically the region had been dominated by Hinduism and Buddhism for centuries before the arrival of Islam around the ninth century.<a href="" name="_ftnref4"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[2]</span></b></span></span></a></i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hal ini sedikit bertentangan dengan apa yang dikemukakan Azyumardi Azra dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Asia Tenggara, bahwa Islam masuk di Thailand diperkirakan pada Abad ke-10 atau ke-11.<a href="" name="_ftnref5"></a>di kawasan Thailand selatan atau tepatnya di daerah Pattani. Islampun masuk ke daerah kerajaan Pattani melalui pedagang-pedagang muslim dari Arab dan India<a href="" name="_ftnref6"></a>karena daerah Pattani merupakan daerah yang maju dan strategis untuk disinggahi.<a href="" name="_ftnref7"></a> yang mana mereka disebut sebagai <i>khek Islam</i> atau orang muslim sebelum kerajaan Siam (Thailand) dibentuk. Karena pada awalnya, Pattani merupakan daerah yang terpisah dari Siam (saat ini Thailand), <i>Muslims have been in Thailand since before the formation of the Thai kingdoms in the ninth century</i>. <a href="" name="_ftnref8"></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pada mulanya, Pattani sendiri merupakan kerajaan yang terletak di sebelah selatan Thailand dengan mayoritas penduduk melayu yang dipimpin oleh penguasa muslim yang bernama Sulaiman.<a href="" name="_ftnref9"></a>Siam pada waktu itu berusaha untuk menguasai Pattani dengan mengirimkan pasukannya berkali kali akan tetapi selalu gagal. Hingga pada pemerintahan Sultan Muzhaffar, Pattani menuju zaman keemasannya<a href="" name="_ftnref10"></a>sehinnga menarik ketamakan Siam untuk kembali meguasaii Pattani dan akhirnya dapat menguasainya setelah perang bertahun tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dari sinilah permulaan pemberontakan kaum muslim Pattani untuk melepaskan diri dari Thailand yang telah menguasainya. Pasalnya<i>, Siam bersikap keras dan menekan kaum minoritas muslim dengan menyuruh mengganti nama nama mereka dengan nama Thailand serta mengambi adat istiadatnya<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[3]</span></b></span></span></a></i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kehidupan Sosio-Politik Minoritas Muslim Thailand.</span></b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pada tahun 1982 diadakan pertemuan di Malaka yang diikuti oleh utusan beberapa negara Asia tenggara termasuk Thailand. Pada kesempatan itu, hadir 800 melayu muslim Thailand dan terdapat beberapa lulusan Al Azhar mesir. Mereka berceramah tentang kehidupan minoritas Muslim di Thailand. Secara geografis, umat Muslim di Thailand bertempat di empat wilayah selatan Thailand yaitu;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 2.4pt; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 2.4pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="color: #383838; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #383838; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Patani<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 2.4pt; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 2.4pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="color: #383838; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #383838; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Yala<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 2.4pt; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 2.4pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="color: #383838; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #383838; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Narathiwat<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 2.4pt; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 2.4pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="color: #383838; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #383838; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Satun<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dengan jumlah penduduk melayu muslim di Thailand 710.906, dan jumlah umat muslim keseluruhan di Patani lebih dari 3 juta jiwa. Sedangkan mayoritas penduduknya beragama Budha.</span><a href="" name="_ftnref12"></a><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://artikelilmiah.wordpress.com/2009/01/15/minoritas-muslim-thailand-selatan/#_ftn12#_ftn12"><span style="color: windowtext;">[12]</span></a><span style="color: #242424;"> </span></span></sup><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kaum muslim di Thailand sendiri terbagi menjadi 2 bagian. Muslim melayu dan muslim non-melayu. Dengan persentase 80% : 20%.<a href="" name="_ftnref13"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[4]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dalam tatanan sosial, muslimin Thailand mendapatkan julukan yang kurang enak untuk didengar. Yaitu <i>khaek</i>yang berarti orang luar, pendatang atau tamu. Meskipun pada mulanya <i>khaek</i> merupakan term untuk makro-etnis bagi orang selain <i>Thai,</i> tapi lama kelamaan <i>term</i> tersebut dipakai pemerintah untuk mendeskripsikan kaum melayu-muslim diselatan Thailand.<a href="" name="_ftnref14"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[5]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hingga istilah Thai-Islam dibuat pada 1940-an. Akan tetapi istilah ini menimbulkan kontradiksi karena istilah “Thai” merupakan sinonim dari kata “Budha” sedangkan “Islam” identik dengan kaum muslim melayu pada waktu itu. Jadi bagaimana mungkin seseorang menjadi budha dan muslim pada satu waktu? Maka dari itu kaum muslim melayu lebih suka dipanggil Malay-Islam,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">‘The problem is that, while the word “Thai” is synonymous with “Buddhism”, for the Malay-Muslims the word “Muslim” also means “Malay.” So how can they be both “Thai” and “Islam”? The category of “Thai-Islam”, therefore, has been regarded as insensitive, if not an insult, on the part of the Thai government by the Muslims, especially those in the South. They prefer to be called by the historically and politically correct term Malay-Muslims’<a href="" name="_ftnref15"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[6]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dari problem rasial seperti di atas, timbullah pengelompokan kaum muslim di Thailand menjadi 2 golongan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pertama</span></b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, <i>assimilated group</i>. Atau golongan yang terasimilasi atau berbaur dengan kaum mayoritas yaitu agama masyarakat Thai-Budha pada segala bidang tatanan kehidupan hanya saja tidak sampai pada masalah keagamaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kedua</span></b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, <i>unassimilated group</i>. Atau golongan yang tidak berbaur namun menyendiri di Thailand bagian selatan. Yang masih menunjukkan kultur melayu-Islam pada nama, bahasa dan adat. Golongan ini bertempat tinggal di daerah Yala, Narathiwat dan Pattani. Kecuali daerah Satun yang sudah terasimilasi dengan kelompok mayoritas Thai.<a href="" name="_ftnref16"></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dalam kaca mata historis, kehidupan sosio-politik kaum muslim Thailand selatan khususnya di patani bisa dibagi menjadi tiga fase.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Fase kerajaan melayu Pattani.</span></b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menurut A.Teeuw dan Wyatt kerajaan ini berdiri sendiri tanpa aturan dari kerajaan Siam atau Thailand. Fase ini dimulai sekitar abad ke-14. dimana kerajaan melayu patani telah dibentuk,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“A.Teeuw dan Wyatt berpendapat bahawa Patani telah ditubuhkan sekitar pertengahan abad ke-14 dan ke-15. Pendapat mereka berasaskan kepada tulisan Tomes Pires dan lawatan Laksamana Cheng Ho ke rantau ini dalam tahun 1404-1433 T.M. (Teeuw & Wyatt 1970,3). Mengikut Hikayat Patani pula, Kerajaan Melayu Patani berasal dari kerajaan Melayu yang berpusat di Kota Mahligai yang diperintah oleh Phya Tu Kerab Mahayana (Teeuw & Wyatt 1970,68).”<a href="" name="_ftnref17"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[7]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kehidupan Pattani di semenanjung Siam yang strategis menjadi tujuan pedagang-pedagang dari berbagai penjuru dunia, sehingga menjadikan patani daratan yang ramai dan sibuk. Sehingga dalam waktu yang singkat patani telah menjadi kerajaan yang kuat dan ramai dari segi ekonomi maupun politik. Hubungan patani dengan luar negeri yang baik menjadikannya selamat dari penjajahan negara Siam, Portugis dan Belanda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Islam masuk di kerajaan Melayu-Pattani sekitar abad ke-13. <i>historically, the muslim presence in traditional thai polity is traceable to the 13th century in the Sukhothai era. It was, however, during the Ayutthayant period that muslim asserted their dominan position</i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">.</span></i><a href="" name="_ftnref18"></a><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Nik Anuar Nik Mahmud menambahkan bahwa Islam masuk ke kerajaan patani pada abad ke-13 dan lebih awal dari malaka, <i>Islam telah bertapak di Patani lebih awal daripada Melaka (Mills 1930). Dalam hal ini, Teeuw danWyatt berkeyakinan bahawa Islam telah bertapak di Kuala Berang, Terengganu, iaitupada sekitar 1386- 87 T.M. (Teeuw & Wyatt 1970, 4).<a href="" name="_ftnref19"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[8]</span></b></span></span></a></i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Keadaan yang seperti ini menjadikan kerjaan melayu patani menjadi tuan para pedagang-pedagang muslim maupun non-muslim dari belahan bumi barat dan menancapkan ajaran agama Islam pada sekitar abad ke-13.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Fase kerajaan Melayu-Pattani dalam kekuasaan kerajaan Siam</span></b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Fase ini dibagi menjadi beberapa bagian dimana kerajaan melayu Pattani mendapatkan hak otonomi dari kerajaan Siam sebelum tahun 1808 M. Dan lambat laun mendapat pengaruh dari Sukhotai. Penjelasan struktur melayu patani di bawah kekuasan Thailand ada pada tabel berikut ini,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><table align="left" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; margin-bottom: -1.5pt; margin-left: .75pt; margin-right: .75pt; margin-top: -1.5pt; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-table-anchor-horizontal: column; mso-table-anchor-vertical: paragraph; mso-table-bspace: .75pt; mso-table-left: left; mso-table-lspace: 3.0pt; mso-table-rspace: 3.0pt; mso-table-tspace: .75pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 577px;"><tbody>
<tr> <td style="border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 53.2pt;" valign="top" width="71"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pre-1808<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-left: none; border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-left-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 379.55pt;" valign="top" width="506"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Patani was an autonomous state and gradually came under Sukhothai influence as a vassal state and under Ayutthaya control as a tributary state.<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 53.2pt;" valign="top" width="71"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1808<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid #B5B5B5 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #B5B5B5 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-left-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 379.55pt;" valign="top" width="506"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Bangkok ruled and divided Patani into 7 muang [states]: (1) Patani (2) Nongchik (3)Yaring (4) Raman (5) Yala (6) Saiburi (7) Rangae<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 53.2pt;" valign="top" width="71"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1832 and 1838<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid #B5B5B5 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #B5B5B5 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-left-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 379.55pt;" valign="top" width="506"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Revolts in the “Seven States”<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 53.2pt;" valign="top" width="71"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1901<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid #B5B5B5 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #B5B5B5 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-left-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 379.55pt;" valign="top" width="506"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Bangkok under Rama V launched a central administration of the provinces and issued the “Regulations Concerning the Administration of the Area of the Seven Provinces” which aimed at increasing centralized Thai control over the area.<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 53.2pt;" valign="top" width="71"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1902<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid #B5B5B5 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #B5B5B5 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-left-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 379.55pt;" valign="top" width="506"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Raja of Patani, Abdul Kadir, led a rebellion against the Thai Reform.<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 53.2pt;" valign="top" width="71"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1906<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid #B5B5B5 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #B5B5B5 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-left-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 379.55pt;" valign="top" width="506"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">The “Seven States” were made into a Circle[monthon] Patani<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 53.2pt;" valign="top" width="71"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1909<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid #B5B5B5 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #B5B5B5 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-left-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 379.55pt;" valign="top" width="506"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">The Anglo-Siamese Agreement established the present border between Thailand and Malaysia.<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 53.2pt;" valign="top" width="71"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1932<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid #B5B5B5 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #B5B5B5 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-left-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 379.55pt;" valign="top" width="506"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Revolution overthrew the monarchy<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid #B5B5B5 1.0pt; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 53.2pt;" valign="top" width="71"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1933<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid #B5B5B5 1.0pt; border-left: none; border-right: solid #B5B5B5 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-left-alt: solid #B5B5B5 .75pt; mso-border-top-alt: solid #B5B5B5 .75pt; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 379.55pt;" valign="top" width="506"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 3.0pt; mso-element-frame-vspace: .75pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Abolished the Circle system; re-organization of the southernmost area into (1) Pattani Province (2) Yala Province (3) Narathiwat Province and (4) Satun Province<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa muslim Pattani menjadi minoritas yang sepenuhnya diatur dibawah kekuasaan Thailand. Hingga pada akhirnya muslim Thailand yang berada di wilayah selatan Thailand dibagi dalam empat propinsi, Patani, Yala, Narathiwat dan Patun.<a href="" name="_ftnref20"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[9]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Fase modern muslim Thailand selatan.</span></b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dimana masuknya pengaruh pengaruh barat pada awal abad ke-19 telah merubah Siam menjadi modern pada berbagai bidang, ekonomi, politik dan pendidikan. <i>After years under colonial rule-both direct and indirect in the case of Siam or Thailand-the society and politics of the region had been shaped largely by modernization, including an invention of a centralized administrative government, a modern education system and a modern economy. <a href="" name="_ftnref21"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[10]</span></b></span></span></a></i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hal serupa telah memberi pengaruh pada generasi muda muslim Thailand selatan yang selama ini dalam kekuasaan Thailand dan menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri mereka untuk menjadi merdeka dan berdiri sendiri dari kekangan Thailand, <i>Thus, it can be said that the Western impact that drove Siam to secure its independence and modernization also gave the Malay-Muslim states an opportunity to assert its own autonomous state and religion vis-à-vis the modernized Thai nation-state</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dimulailah perjuangan utuk menuntut kemerdekaan bagi wilayah muslim Thailand pattani dan empat wilayah lainnya di Thailand selatan. Kesempatan untuk merdeka semakin terbuka lebar ketika terjadi terjadi perang pasifik dengan Thailand dan Jepang melawan Britain dan Amerika. Setelah kekalahan Britain di melayu dan kekalahan Amerika di Hawai, pada 21 Disember 1941, Pibul Songgram berpihak kepada Jepang. Sebagai imbalan, Jepang berjanji akan menyerahkan wilayah melayu utara, Kelantan, Kedah, Trengganu dan Perlis Kepada Thailand.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pada 25 januari 1941, Thailand mengobarkan perang melawan Britain, akan tetapi berbeda dengan Amerika yang membiarkan kedua negara tersebut bertikai. Hal ini dimanfaatkan oleh Pattani dan wilayah muslim Thailand selatan untuk memanfaatkan Britain membantu mereka merdeka dari belenggu Thailand dan dipimpin oleh Tengku Muhyidin. <a href="" name="_ftnref23"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[11]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Akan tetapi Britain mempunyai kehendak lain dibalik perseteruannya dengan Thailand sehingga tengku Muhyidin sadar bahwasanya dirinya telah menajadi mangsa percaturan politik Britain-Thailand.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kegagalan tengku Muhyidin dalam membebaskan wilayah selatan Thailand telah menggalakkan ulama muslim untuk turun berjuang di wilayah terbuka. Akan tetapi mereka sadar bahwa keadaan politik yang ada menjadikan mereka sulit untuk mendapatkan kemerdekaan. Lebih lebih ketika Britain dan Amerika mengakui kedaulatan Thailand pada 1 janurai 1941. Hal ini menyisakan satu solusi bagi umat muslim di Thailand selatan, yaitu menuntut otonomi penuh bagi empat wilayah Thailand selatan dari penguasa thailand. <a href="" name="_ftnref24"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[12]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kegagalan merebut kemerdekaan bagi wilalyah muslim di Thailand selatan telah memunculkan gerakan gerakan baru yang lebih besar. Pada tahun 1950 dan seterusnya hubungan melayu muslim Thailand selatan dengan penguasa Thailand diliputi ketidakpercayaan, kecurigaan dan kesalahpahaman yang berlarut larut. Hal itu dikarenakan ketidak setujuan komunitas muslim pada aturan aturan dan proses <i>asimilasi</i> yang dilakukan oleh pemerintah Thailand kepada komunitas muslim,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“From the late 1950s to the present, relations between the Malay-Muslims of the South and Thai authorities have been relatively the same. Mistrust, patronizing and misunderstanding on the part of the government officials are still prevalent. Fear, resentment and disapproving of Thai rule and power are also rampant among the Malay-Muslims. Similar policies aimed at integration and assimilation of the Muslims are still being prescribed to the local offices.” <a href="" name="_ftnref25"></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pada tahun 1970, diberlakukan operasi pembersihan gerakan anti-pemerintah diwilayah muslim Thailand selatan. Keadaan menekan tersebut menimbulkan reaksi keras dari komunitas muslim dengan bermunculannya gerakan pemberontakan dan pembebasan wilayah muslim Thailand selatan; Barisan Nasional Pembebasan Pattani (BNPP), Barisan Revolusi Nasional (BRN), Bertubuhan perpaduan Pembebasan Pattani (PPPP) atau PULO. Yang menjadi motor pergerakan pembebasan muslim Pattani dan wilayah muslim lainnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Akan tetapi, Pergolakan menahun antara muslim minoritas dengan pemerintah, menurut Patrick Jory, sebenarnya adalah perseteruan dua etnis, Melayu-Pattani dengan etnis “Thai” sebagai mayoritas. Akan tetapi mengapa pada saat ini menggunakan label agama “Islam”? Masih menurut Patrick Jory, bahwa pada masa kolonial, pemerintah berusaha untuk menghilangkan istilah “Malay” (melayu) pada masyarakat Thailand selatan dan menggantinya menjadi “Thai-Muslim” atau “Thai-Islam”. Karena identitas melayu akan memberikan kekuatan menumbuhkan semangat nasionalisme dan berusaha berpisah dari pemerintah Thailand, <i>it feared that with the new, post-colonial logicof nation-based states, recognition of the people of the region as “malay” might give credibility to demands for the separate malay state.<a href="" name="_ftnref26"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[13]</span></b></span></span></a></i> Dan diharapkan dengan pergantian linguistik tersebut, gerakan asimilasi malay-muslim dengan thai-budha akan tercapai, <i>the government has attempted to replace it with the religious label “Thai-Muslim” in the hope that this linguistic change would contribute to the overall goal of assimilation</i>.<a href="" name="_ftnref27"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[14]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Terlepas dari konflik etno-religious yang terjadi, umat muslim di Thailand selatan di masa kontemporer ini telah mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai bidang. Meskipun tetap berada dalam tekanan dan diskriminasi dari pemerintah Thailand. Muslim di thailand bukanlah komunitas baru dan juga bukan komunitas yang dipinggirkan. Maka dari itu muslim di thailand saat ini adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat Thailan secara keseluruhan dan tetap menjadi minoritas di berbagai bidang, sosial maupun politik. <i>The muslims today just as the past continue to be numerically and politically significant as national minority in modern-day Thailand.</i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span></i><a href="" name="_ftnref28"></a><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Muslim di Thailand mempunyai sejarah tersendiri yang bisa dibilang tragis dan berliku. Mulai dari abad ke-13 dimana Agama Islam menapakkan kakinya di kerajaan Pattani dan kemudian menjadi mayoritas di wilayah tersebut. Masyarakat muslim Thailand saat ini telah menjadi bagian integral dari keseluruhan pemerintahan dan komunitas Thailand dari beberapa abad yang lalu. Secara historis, kultur dan ekonomi, masyarakat minoritas muslim di Thailand selatan telah mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu. Akan tetapi mereka tetap berusaha menjadi bagian komunitas yang dipahami.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hal itu berangkat daari background masyarakat muslim sendiri, yaitu komunitas melayu Pattani yang dari awalnya berdiri sendiri dan kemudian dikuasai oleh Siam atau Thailand. Dan saat ini, dimana modernisme merambah semua negara dan Thailand menjadi negara demokrasi, muslim Thailand mulai dipandang positif oleh komunitas yang lainnya. Hal ini memunculkan era baru antara muslim-pemerintah yang memberikan ruang lebih luas bagi umat muslim Thailand merambah dunia politik dan ekonomi. Hal ini tampak dari pertumbuhan masjid di Thailand yang berkembang pesat; Bangkok 159 masjid, Krabi 144 masjid, Narathiwat 447 masjid, Pattani 544 masjid, Yala 308 masjid, Songkhla 204 masjid, Satun 147 masjid.<a href="" name="_ftnref29"></a><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #242424; font-size: 12pt;">[15]</span></span></span></a>Dan beberapa masjid di berbagai kota di thailand. Biarpun begitu, minoritas muslim thailand masih jauh dari kelapangan dalam hidup. Karena mereka tetap menjadi minoritas yang mendapatkan tekanan dan diskriminasi yang tak henti henti. (scribd.com)<o:p></o:p></span></div><h2 style="margin-left: 25.1pt; mso-list: l5 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Perkembangan Islam di Thailand Selatan<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melayu Pattani atau yang acapkali disebut Pattani, merupakan satu dari sekian banyak kelompok etnik Melayu di Asia Tenggara. Kelompok sosial ini bermukim di Tanah Genting Kra, Provinsi Pattani, Thailand Selatan (Pantai Teluk Thailand). Pattani juga merupakan salah satu nama dari empat provinsi di Thailand bagian selatan yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam atau sekitar 80% muslim. Di sebelah selatan, wilayah ini berbatasan langsung dengan Malaysia bagian utara, Semenanjung Malaka, region Asia Tenggara. Sementara di bagian utara dan barat, provinsi ini berbatasan langsung dengan Provinsi Yala (Jala) dan Narathiwat (Menara) di mana kedua provinsi ini pada masa lalu merupakan bagian dari Tanah Genting Kra atau Pattani Raya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam presentasenya, penduduk muslim di Negeri Gajah Putih hanya sekitar 5,5% dari keseluruhan warga negara yang mayoritas beragama Buddha (Asian Survey, Mei 1998). Dari 5,5% ini hampir seluruhnya orang Melayu Pattani yang bermukim di Provinsi Pattani. Fakta kuantitatif tersebut menyebabkan mereka terpinggirkan secara sosial dan politik, serta menjadikannya sebagai sukubangsa minoritas di Thailand. Karena hal itu pula, hingga kini, masih saja muncul gerakan-gerakan perlawanan terhadap negara (penguasa) dari orang Pattani. Salah satunya ialah gerakan separatis masyarakat Pattani yang dikenal dengan dar al-Islam.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[16]</span></span></span></a><sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bila menilik dari sejarahnya, sejak abad ke-11 M hingga tahun 1786, Kerajaan Pattani Raya merupakan sebuah kerajaan dengan wilayah kekuasaan yang cukup luas, kira-kira luasnya setara dengan luas wilayah negara Thailand saat ini plus beberapa area yang kini termasuk teritori Malaysia Utara. Pada masa kejayaan Sriwijaya di Nusantara, Pattani dan kerajaan-kerajaan kecil lainnya yang terdapat di daerah Semenanjung Melayu dan Sumatra sempat berada dalam kekuasaan imperium Sriwijaya. Dari abad ke-7 M hingga awal abad ke-13 M, Sriwijaya menguasai jalur pedagangan di Selat Malaka, dan menarik pajak dari para pedagang yang melintasi dan berdagang di kawasan itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nama Pattani sesungguhnya baru muncul di sekitar abad ke-14 M. Sebelum itu, tanah Pattani adalah hak milik dari kerajaan yang bernama Langkasuka. Langkasuka merupakan salah satu dari puluhan kerajaan kuna di Asia Tenggara. Langkasuka berubah menjadi Pattani pada abad ke-14 karena berbagai hal yang sifatnya politik-ekonomi, terutama lantaran kerajaan ini berada di pusat perdagangan dan bertemunya para merkantil dari Asia dan Eropa (Syed Serajul Islam, 1998). Pedagang Arab mulai masuk sekitar abad ke-12, dan mencapai puncaknya di abad ke-15 melalui para pedagang Arab yang berlabuh di pelabuhan-pelabuhan milik Kerajaan Pattani Raya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada masa itu, pertumbuhan ekonomi Kerajaan Pattani Raya tumbuh pesat. Oleh karenanya, interaksi semakin intens antara raja Pattani dan masyarakatnya dengan para pedagang yang berlabuh tadi, maka pada abad ke-15 raja Pattani mendeklarasikan bahwa dirinya—yang juga diikuti masyarakatnya—memeluk Islam. Sejak itu, Pattani dikenal sebagai masyarakat berbasis Islam dengan corak budaya, organisasi sosial masyarakatnya, dan institusi pemerintahan yang tentu berlainan dengan model Kerajaan Langkasuka yang berkiblat pada Hindu-Buddha.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di awal abad ke-20, ketika Perang Dunia II meletus, bangsa Siam berpihak pada Jepang untuk menentang kependudukan Inggris. Sementara itu, Tengku Mahmud Muhyiddin, salah seorang putera mantan raja Pattani, berdinas dalam ketentaraan Inggris dengan pangkat mayor. Ia kemudian membujuk penguasa kolonial Inggris yang berkantor di India agar mengambil alih Pattani dan menggabungkannya dengan Semenanjung Melayu. Pada 1 November 1945, sekumpulan tokoh Pattani dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil menyampaikan petisi pada Inggris agar empat wilayah di daerah selatan Siam dibebaskan dari kekuasaan Siam dan digabungkan dengan Semenanjung Melayu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam perkembangannya, ternyata Inggris tetap mengutamakan kepentingan dirinya sendiri sebagai tolok ukur dalam mengambil keputusan. Dengan alasan tergantung pada pasokan beras dari Siam, maka kemudian Inggris memilih tetap mendukung pendudukan Siam atas Pattani. Pada tahun 1909 M, Inggris dan Siam menandatangani perjanjian yang berisi pengakuan Inggris terhadap kekuasaan Siam di Pattani. Dalam perjanjian itu, dijelaskan secara tegas mengenai batas wilayah kerajaan Siam dan Semenanjung Melayu. Garis batas yang disepakati dalam perjanjian tersebut sekarang menjadi daerah batas Malaysia dan Thailand.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari semua itu, sejarah panjang rakyat Pattani kerap diwarnai dengan perang dan damai; dua keadaan ini datang silih berganti. Namun, apapun kondisinya, ternyata rakyat Pattani tetap memiliki kehidupan sosial budaya yang tidak jauh berbeda dengan kawasan Melayu lainnya. Di Pattani, ternyata juga berkembang berbagai pertunjukan dan permainan rakyat, seperti Makyong, mengarak burung, wayang kulit Melayu, dan seni musik nobat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bahkan, permainan tradisional masyarakat Siam, yaitu menora, juga digemari oleh masyarakat muslim Pattani. Dalam permainan menora, terdapat unsur ritual, nyanyian, tarian dan lakon. Berkaitan dengan alat-alat musik, yang berkembang luas di masyarakat adalah serunai, nafiri, dan rebab. Sebagai bangsa yang hidup di dalam kuasa bangsa Siam, di Pattani tetap muncul suatu perlawanan. Perlawanan tersebut terefleksi dalam nyanyian rakyat ketika menidurkan anak (lagu dodoi).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><h2 style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">D.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dinamika Penduduk Thailand<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: .55pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tradisi Muslim di wilayah ini mengakar sejak kerajaan Sri Vijaya yang menguasai wilayah Asia Tenggara, termasuk Thailand Selatan. Thailand Selatan terdiri dari lima provinsi: Pattani, Yala, Narathiwat, Satun dan Songkhla. Songkhla adalah provinsi terbesar di Thailand Selatan, yang memiliki bandara Internasional, dan sebagai pusat perdangangan di Selatan. Masyarakat Buddha etnis Thai kebanyakan tinggal di perkotaan. Meskipun mereka minoritas di Selatan, mereka termasuk kelompok ekonomi menengah, sebagai pegawai pemerintahan dan atau pengusaha.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[17]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Thailand Selatan terdiri dari lima provinsi: Pattani, Yala, Narathiwat, Satun dan Songkhla, dengan total penduduk 6.326.732 (Kantor Statistik Nasional, Thailand, 2002). Mayoritas penduduk Muslim terdapat di empat provinsi: Pattani, Yala, Narathiwat dan Satun, yaitu sekitar 71% di perkotaan, dan 86 % di pedesaan (YCCI, 2006: 34), sedangkan di Songkhla, Muslim sekitar 19 %, minoritas, dan 76.6 % Buddha. Sementara mayoritas penduduk yang berbahasa Melayu, rata- rata 70 persen berada di tiga provinsi: Pattani, Yala dan Narathiwat, sementara penduduk berbahasa China, ada di tiga provinsi: Narathiwat, 0.3 %, Pattani, 1.0 %, dan Yala, 3.0 % .<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[18]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejak 1906, sesuai dengan perjanjian Inggris-Siam secara resmi mengambil alih negara-negara di Melayu Utara: Pattani, Narathiwat, Songkhla, Satun dan Yala, yang kemudian menjadi provinsi di Thailand. Sementara negara di Melayu utara yang lain: Kedah, Kelantan, Perlis dan Terengganu oleh Inggris dimasukkan sebagai bagian dari Malaysia (Yusuf, 2006: 170).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejak penyatuan kelima negara di wilayah Melayu Utara ke dalam bagian dari Thailand, terjadi benturan budaya antara Muslim Melayu dan Buddis Thailand. Pada awal pemerintahan Thailand yang dikuasai oleh tentara Jenderal Luang Pibulsongkram, yang memimpin 1938-1944, Marshal Sarit Thanarat, 1958-1963 dan pemimpin jenderal lainnya, kebijakan nasionalisme budaya Thailand menjadi kebijakan utama. Thaisasi – upaya penggunaan budaya dan bahasa Thai- secara kuat di seluruh Thailand, termasuk wilayah Selatan, membuat benturan budaya yang keras, yang menimbulkan resistensi sangat kuat bagi Muslim Melayu di Thailand Selatan. Dua peristiwa yang mengenaskan pada tahun 2004 sangat menarik perhatian semua pihak baik di Thailand maupun di luar Thailand.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Muslim di Tailand Selatan memiliki identitas etnis dan agama yang berbeda dengan mayoritas penduduk (dan juga pemerintah) Thailand. Muslim memiliki bahasa Melayu dan beragama Islam, dua identitas budaya dan agama yang menjadi bagian dari Bangsa Patani. Mereka selama ratusan tahun terbentuk dalam Kerajaan Islam Patani. Kuatnya identitas lokal keislaman dan kemelayuan ini mendorong banyak intelektual Thailand untuk menggagas status otonomi Thailand Selatan, khususnya di tiga provinsi: Patani, Yala dan Narathiwat, atau dalam banyak istilah sejarah ketiga provinsi ini disebut Muslim Patani (Yusuf dan Schmidt, 2006).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Identitas ini sangat dekat dengan etnisitas Aceh yang tidak sekedar memiliki status Daerah Istimewa, tetapi otonomi khusus dengan peran dan hak lebih besar bagi pemerintah lokal atas kekayaan sumber daya alam. Otonomi luas barangkali solusi bagi Muslim Patani untuk menentukan arah ekonomi dan politik wilayahnya di bawah kekuasaan pemerintah pusat Thailand. Tetapi ide otonomi nampaknya belum menjadi agenda pemerintah pusat. Seandainya wacana dimunculkan kalangan intelektual, muncul banyak kekhawatiran atas sikap tanggapan yang tidak fair dan berlebihan bahwa otonomi bisa dijadikan jembatan menuju kemerdekaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kaum Muslim di Thailand sendiri terpecah menjadi empat kelompok, yaitu : kelompok <i>Chularajmontri</i> (kepala kantor masyarakat), kelompok modernis yang menerbitkan jurnal <i>al-jihad,</i> kelompok ortodok yang menerbitkan jurnal <i>Rabithah</i>, dan kelompok muslim melayu yang menentang kelompok <i>Chularajmontri</i>, namun menolak dikatakan sebagai rival kelompok <i>Al-jihad</i> dan <i>Al-rabithah. <o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun, meskipun terpecah-pecah, mereka tetap sama-sama memiliki komitmen terhadap kemajuan islam di Muangthai.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[19]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><h2 style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">E.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Problema Minoritas Muslim Thailand<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejak 1906, sesuai dengan perjanjian Inggris-Siam secara resmi mengambil alih negara-negara di Melayu Utara: Pattani, Narathiwat, Songkhla, Satun dan Yala yang kemudian menjadi provinsi di Thailand. Minoritas Muslim yang hidup di Thailand menghadapi masalah yang sama dengan bangsa Moro di Filipina. Problem yang dihadapi kaum Muslim Thailand dan Filipina adalah problem kelompok minoritas yang harus hidup berdampingan secara damai dengan non-Muslim dalam negara yang sama. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Persoalan integrasi dan asimilasi di satu sisi serta bagaimana melestarikan nilai-nilai budaya dan agama adalah persoalan mendasar bagi kedua kelompok minoritas Muslim di dua negara ini. Kebijakan pemerintah yang memaksakan asimilasi dan integrasi –dalam perspektif masyarakat Muslim di kedua negara itu- dipandang tidak adil, karena dapat membahayakan dan menghilangkan identitas mereka sebagai Melayu dan Muslim. Andaikan mereka dapat memilih, mereka nampaknya akan memilih menyatu dengan negara Malaysia atau memisahkan diri menjadi negara tersendiri. Karena itu, kebijakan integrasi dan asimilasi pemerintah mendapat respon yang keras dari minoritas Muslim di kesua negara itu dan telah melahirkan konflik bersenjata antara kelompok minoritas dan pemerintah. <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[20]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br />
</div><h2 style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">F.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Minoritas Muslim Thailand (Akar Sejarah)<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Minoritas Muslim di Muangthai tinggal di empat provinsi bagian Selatan: Pattani, Yala, Satun dan Narathiwat, juga termasuk sebagian dari Provinsi Songkhla. Seluruh provinsi ini dulunya termasuk wilayah kesultanan Patani. Kapan tepatnya kerajaan Patani beralih ke agama Islam hingga kini belum diketahui dengan pasti. Dengan berdirinya kesultanan Patani, wilayah ini kemudian tidak hanya meneguhkan diri sebagai pusat kekuasaan politik dan dunia dagang, namun juga menjadi tempat persemaian wacana agama dan intelektual.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Institusi sosial politik kesultanan setidaknya telah berupaya menopang proses Islamisasi dengan cara mempraktekan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Namun usaha lebih lanjut untuk mempertajam akar Islamisasi masyarakat ini terhalang oleh instabilitas politik kesultanan, terutama setelah Patani masuk dalam periode “Ratu-ratu Patani” (976-1101/1568-1688). Dalam taraf tertentu Patani masih menjadi daerah tujuan berkunjung dan tempat mengenyam pendidikan dini bagi anak-anak Muslim.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn21" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[21]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam tatanan sosial, muslimin Thailand mendapatkan julukan yang kurang enak untuk didengar. Yaitu Kheik atau khaek yang berarti orang luar, yang secara harfiah berarti pendatang atau orang yang datang menumpang. Dalam bahasa Thai, istilah ini juga selama berabad-abad sudah dikenal untuk menyebut kaum pendatang berkulit hitam dari daerah Melayu dan Asia Selatan, orang-orang Thai-Islam menolak sebutan ini dan menyatakan bahwa kedatangan mereka (khususnya di kawasan Thailand Selatan), jauh lebih awal daripada kedatangan orang-orang Budha Thailand.[24] Hingga istilah Thai-Islam dibuat pada 1940-an. Akan tetapi istilah ini menimblkan kontradiksi karena istilah Thai merupakan sinonim dari kata Budhasedangkan Islam identik dengan kaum muslim melayu pada waktu itu. Jadi bagaimana mungkin seseorang menjadi budha dan muslim pada satu waktu? Maka dari itu kaum muslim melayu lebih suka dipanggil Malay-Islam.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn22" name="_ftnref22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[22]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><h2 style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">G.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Minoritas Muslim Thailand dan Kebijakan Pemerintah<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-indent: 28.9pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Derita yang dialami masyarakat muslim di Thailand Selatan yang sebagai minoritas ini adalah akibat dari pembatasan ruang gerak mereka untuk memperoleh hak-haknya dalam bidang ekonomi, politik, dan keagamaan. Juga karena problematika klasik yang telah berlangsung lama yang menyalahi keyakinan dan nilai-nilai keislamannya<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn23" name="_ftnref23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[23]</span></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebenarnya, Muslim Thailand lebih memilih untuk memisahkan diri dari kerajaan Muangtha atau bergabung dengan Malaysia, meskipun berada di bawah pemerintahan Inggris, karena dengan begitu mereka dapat hidup bersama dengan masyarakat yang seagama, sebahasa, sebudaya dan sebangsa. Kaum Muslim Thailand terkesan cenderung mengisolasi diri, hal itu karena kesulitan beradaptasi. Pertama, karena kebanyakan mereka (terutama yang tinggal di daerah <i>rural </i>seperti Pattani, Yala dan Narthiwat) hanya dapat berbicara sedikit bahasa Thai atau tidak bisa sama sekali. Ini membuat mereka tidak mampu berkomunikasi dengan kaum China dan Thai Buddha. Perdamaian Aceh (Gerakan Aceh Merdeka) menjadi model upaya perdamaian dan rekonsiliasi di Thailand Selatan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kedua, berdasarkan keyakinan agama, kaum Muslim Thailand secara militan menolak prilaku sosial yang berkaitan dengan kedua kelompok tersebut. Selain itu, proses isolasi terhadap kamu muslim Thai, sebagian disebabkan oleh self impossed, sebagian juga disebabkan oleh tekanan orientasi komunikasi media. Banyak Media komunikasi seperti televisi lokal dan beberapa stasiun radio di wilayah tersebut khusus untuk melayani pemirsa <i>native speaking</i> Thai. Informasi-informasi yang disiarkan banyak menggunakan bahasa Thai dan memfokuskan diri pada soal-soal yang menjadi kepentingan populus Thai Buddhis dan China. Lebih dari itu surat kabar juga dicetak dalam huruf dan bahasa Thai, kecuali koran lokal, ada kolom yang menggunakan bahasa Melayu. Kebananyakan muslim Thai justru mendengarkan siaran atau membaca koran yang datang dari negara tetangga dekatnya, Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mereka lebih banyak melakukan kegiatan dalam segala hal menurut aturan negara tetangga mereka, yaitu Malaysia. Mulai dari bahasa komunikasi hingga tata cara beradab mereka semua berdasarkan adat melayu. Singkatnya, meskipun mereka berada berdiam di Tahiland tapi mereka lebih sering menggunakan bahasa Melayu. Selain itu, mereka juga terbiasa hidup berdampingan dengan kaum sesama Muslim dari Malaysia karena mereka lebih nyaman berinteraksi dengan sesama umat Islam. Oleh karena itu, tidak heran jika mereka lebih fasi berbicara bahasa melayu ketimbang bahasa negara mereka sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Adanya banyak kesenjangan sosial yang masih berlanjut antara kaum Muslim Thai dan kaum Buddhis Thai, mengakibatkan kaum muslim Thai yang tinggal di Selatan Thailand merasa tidak puas dengan kebijakan pemerintah dan pengaturan administrasi di wilayah “tanah tumpah darah mereka”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perasaan diasingkan dan ketidakpuasaan semakin kuat dirasakan ketika kaum bangsawan Patani dicopot dari semua kekuasaannya, dan semua jabatan yang dulu mereka pegang dialihkan kepada birokrat dari Bangkok atau provinsi-provinsi Utara, yang memiliki Bahasa, Agama, dan Budaya yang berbeda dengan masyarakat muslim Patani.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn24" name="_ftnref24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[24]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><h2 style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">H.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perjuangan-Perjuangan dan Konflik Minoritas Islam ThaiPattani<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada tahun 1940, dibawah pemerintahan Menteri Phibul Songkhram, pemerintah Tahailand mengeluarkan beberapa kebijakan pemerintah sebagai bentuk rasa kekhawatiran pemerintah bagi rakyat Muslim di Muangthai. Di antara beberapa kebijakan itu antara lain pemerintah Thailand berusaha men-Siamkan semua kelompok minoritas non-Buddhis di Muangthai. Pemerintah juga memaksakan aturan-aturan kultural tertentu seperti, memakai pakaian bergaya barat, harus mengadopsi nama-nama Thai bila ingin memasuki sekolah-sekolah pemerintah atau bila ingin melamar pekerjaaan di dalam jajaran pemerintah, bahasa melayu dilarang diajarkan di sekolah-sekolah negeri atau digunakan dalam percakapan dengan para pejabat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan yang diterapkan oleh Phibul tersebut didukung sepenuhnya oleh sistem politik yang berlaku di Muangthai dimana otoritas bersifat absolut, tidak dapat diganggu gugat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Para penguasa di Muangtahi cenderung menggunakan berbagai cara untuk menjamin kesesuaian dengan kelompok minoritas dan mengatur setiap <i>contervailing power.</i>Sistem ini dikenal dengan “politik birokrasi”. Kebijakan dan segala aturan yang dipaksakan ini semakin memperkuat umat Muslim di Thailand untuk menentang pemerintahan mereka sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ini mengakibatkan minoritas Muslim di Thailand merasa tidak senang dengan itervensi pemerintah yang sangat dalam terhadap kehidupan keagamaan dan sosial budaya mereka. sehingga umat Musli di Thailand beranggapan bahwa kewarganegaraan yang mereka miliki tidak mungkin diselaraskan dengan ketaatan mereka terhadap Islam. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hal ini semakin memperkuat gerakan separatis Muslim yang gigih melakukan perang gerilya untuk melawan kekuatan pemerintahan Maungtahi untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka dan berserikat dengan Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pertentang umat Muslim Thailand melawan pemerintahan yang paling serius terjadi pada tahun 1947 ketika Haji Sulong, seorang pemimpin Muslim dan Presiden Deawan Agama Islam, bersama dengan beberapa pemimpin Muslim lainnya menandatangani petisi yang menutut beberapa hal antara lain :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Otonomi penuh<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peneriman bahasa Melayu sebagai bahasa resmi selain bahasa Thai<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantardi Sekolah Dasar khususnya di wilayah minoritas kaum Muslimin Thai<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Merekrut kaum Muslim dalam pemerintahan di provinsi-provinsi yang dikuasai Muslim dengan komposisi 80%<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Membentuk Dewan Muslim yang khusus mengurusi persoalan-persoalan spesifik kaum Muslim Thailand<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun petisi ini akhirnya ditolak oleh pemerintah dan Haji Sulong kemudian ditangkap dan ditahan selama 7 tahun . Namun demikian dibebaskan pada setelah mendekam dipenjara selama 3 setengah tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Adanya sikap ketidakpuaasaan serta pertentangan yang secara terbuka oleh kaum Muslim Thai kepada pemerintah, membuat pemerintah mengatur ulang sistem birokrasi mereka dan berusaha mengubah kebijakan ekstrem yang sebelumnya dipaksakan menjadi lebih fleksibel sehingga bisa merangkul umat Muslim seperti memberikan kebebasan kepada minoritas muslim untuk menjalankan agamanya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selain itu, pemerintah juga berusaha menarik perhatian kaum Muslim Muangthai dengan menjadikan hari Jum’at sebagai hari libur sekolah, membantu biaya pembangunan mesjid, memberlakukan hukum Islam, memperkenalkan bahasa dan budaya Melayu sebagai mata pelajaran di Sekolah Menengah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan ini berhasil membuat kaum Muslim Thai sedikit demi sedikit mau membuka diri terhadap pemerintah Thailand dan menggandeng saudaranya sesama muslim untuk lebih bereran aktif dalam pembangunan nasional di Muangthai. Namun beberapa kebijakan di atas tidak pernah dipelihara dan dilaksanakan secara konsisten.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam rangka mewujudkan cita-citanya, baik pemisahan diri dari pemerintahaan Muangthai maupun otonomi penuh, minoritas Muslim membangun beberapa kelompok organisasi politik seperti <i>Pattani United Liberation Organization</i> (PULO), Barisan Nasional Pembebasan Patani (BNPP), Barisan Revolusi Nasional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika dibawah rezim ultranasionalis Phibul Songkram di tahun 1938, dibuatlahsuatu kebijakan “nasionalis” untuk menjalankan asimilasi berbagai budaya minoritas kesuatu budaya pokok Buddha “Thai-ness”<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn25" name="_ftnref25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[25]</span></span></span></a> yang dibuat untuk membentuk “the mono-ethnic character of the state”.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn26" name="_ftnref26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[26]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan ini langsung mendapat tentangan dari Melayu-Muslim. Mereka tidak mau identitas mereka sebagai orang Melayu dihilangkan dan diganti dengan identitas“nasional” Thailand. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Melayu Muslim teguh mempertahankan identitasnya dan menolak usaha asimilasi yang dilakukan pemerintahThailand adalah pertama kepercayaan tradisional mereka dan kepercayaan terhadap mitos Kerajaan Pattani (Patani Darussalam). Lalu, yang kedua, identitas yang dimiliki olehmasyarakat Melayu Muslim dipengaruhi oleh kontak kebudayaan dengan provinsi diutara di Malaysia. Ketiga Orientasi Religius yang berdasarkan Islam<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn27" name="_ftnref27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[27]</span></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Konsep religiusIslam dapat digunakan untuk melihat penyebab keengganan warga Melayu-Muslim berasimilasi, seperti konsep Ikhwahyakni suatu konsep persaudaraaan dalam Qur’an danHadits, dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa persaudaraan sesama Muslim seperti tubuhmanusia. Seluruh tubuh manusia akan menderita jika ada salah satu bagian tubuh yangterluka. Jadi, jika salah satu umat Muslim terluka atau ditekan maka seluruh tubuh umatMuslim akan menderita.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keempat, munculnya nasionalisme Melayu yang melanda daerah ThailandSelatan, hal ini ditakutkan oleh Pemerintah Thailand dan ditakutkan akan berkembangmenjadi aksi yang resisten terhadap pemerintah Thailand. Nasionalisme yang melandaMelayu-Muslim dilihat sebagai konsep yang alamiah berakar pada kelompok masyarakatmasa lampau yang disebut sebagai, suatu kelompok sosial yang diikat oleh atributkultural meliputi memori kolektif, nilai, mitos, dan simbolisme<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn28" name="_ftnref28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[28]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kelima, kebijakan pemerintah Thailand, terutama dalam hal bahasa dan pendidikan yang diasumsikan olehMelayu Muslim di Selatan Thailand sebagai bentuk penjajahan terhadap asal kebudayaanmereka. Mereka melihat bahasa Thailand di wilayah mereka sebagai sebuah ancaman.Ada suatu kekhawatiran bahwa penggunaan bahasa Thailand akan membawa merekakehilangan “lidah” Melayu yang merupakan inti dari identitas etnis Melayu.Faktor-faktor inilah yang menyebabkan masyarakat Melayu-Muslim di Thailand bersikap sangat resisten terhadap kebijakan asimilasi tersebut. Hal ini sesuai dengan apayang disebut Castells sebagai resistant identity.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melayu-Muslim di Thailand merasa bahwa kebijakan asimilasi yang diinginkan Phibul Songkram merupakan suatu bentuk marjinalisasi etnis Melayu-Muslim.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di tahun 1940, kebijakan ini memprovokasi suatu gerakan separatis untuk kemerdekaan Pattani. Pada tahun 1948<i>, Gabungan Melayu Pattani Raya (Union of Malayfor a Great Pattani)</i> dibentuk. Dilanjutkan dengan pembentukan Barisan NasionalPembebasan Pattani di tahun 1963 yang menyebabkan bentrokan antara pemberontak dengan pasukan pengamanan. Pemberontakan ini terjadi di hampir seluruh provinsi diThailand Selatan. Di pertengahan tahun 1970, lebih dari 20 organisasi separatis muncul di perbatasan Thailand dengan Malaysia.Gerakan-gerakan ini merupakan gerakan emonasionalisme yang seperti telah dikatakan Umberto Melotti merujuk pada tipe khususnasionalisme dan terkait dengan warga negara yang masih memimpikan kemerdekaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Padatahun 1980dan 1990,situasi berubah. Pemerintahan baru dibawah Jenderal Prem (1980-1988) menghentikankebijakan asimilasi tersebut, seperti mendukung hak-hak budaya warga Muslim dankebebasan beragama, memberikan para gerliyawan amnesti, dan rencana pembangunanekonomi bagi Thailand Selatan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di tahun 1990, pemerintah Thailand menformulasikan “National Security Policyfor the Southern Border Provinces” yang berlandaskan “pembangunan dan keamanan.”Kerjasama yang erat antara Thailand dan Malaysia telah membangun suatu keamanan di perbatasan, hal ini menyebabkan berkurangnya gerakan pemberontakan di perbatasan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Asep muhammad hidayat membagi gerakan muslim thailand menjadi dua , yaitu gerakan non-kooperatif dan gerakan kooperatif. Sepeninggal haji sulung, rakyat melayu patani tidak lagi menuntut otonomi, tetapi kemerdekaan penuh bagi bangsa patani. Haji sulong telah berhasil membangkitkan rasa nasionalisme di kalangan melayu patani. Sekarang di thailand terdapat empat organisasi muslim yang menuntut kemerdekaan penuh bagi patani, yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BNPP(barisan nasional patani)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BRN(barisan revolusi nasional)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PPPP(pertumbuhan pembiasaan patani)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">GMP(gerakan mujahidin patani)<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn29" name="_ftnref29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[29]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kendali seluruh organisasi pergerakan nasionalis patani ini dipegang oleh kaum intelektual patani. Landasan perjuangan mereka adalah “bangsa melayu, budaya melayu, dan islam”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Karena perpecahan antar organisasi pembebasan, aktivitas perjuangan kaum gerilyawan patani agak berkurang. Bersamaan dengan itu semenjak tahun 1980-an, pihak pemerintah thailand memulai program pembangunan sosial-ekonomi di empat wilayah thailand selatan dengan tujuan membatasi ruang gerak kaum pembebasan patani dan memperlemah kekuatan mereka. Untuk kepentingan tersebut pemerintah thailand mengadakan rencana kerja sama dengan bidang ekonomi di empat wilayah thailand selatan dengan rencana segitiga pertumbuhan indonesia-malaysia-thailand.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rogram pendidikan yang dirancang oleh pemerintah thailand di empat wilayah melayu dianggap berhasil. Pada tahun 1990, jumlah sekolah umum di wilayah patani, naratiwat, yala, dan satun, mencapai 1.216 buah, mengalahkan jumlah sekolah swasta islam milik melayu patani yang hanya mencapai 189 buah. Kira-kira 202.972 orang pelajar islam belajar disekolah pemerintah dan hanya 22. 423 orang pelajar yang menuntut ilmu di sekolah agama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagi pemerintahan thailand, kebijakan politik 66/2523 menunjukkan tanda-tanda keberhasilannya. Sebagai contoh, aktivitas gerilyawan telah menurun dan gerakan separatis diyakini oleh pemerintah tidak lagi didukung oleh kebanyakan penduduk patan, terutama masyarakat pedesaan. Apalagi pada tahun 1992, FAR berhasil mengadakan perundingan dua organisasi pergerakan nasional patani supaya kembali ke pangkuan pemerintah dan bekerja sama untuk membangun negara.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn30" name="_ftnref30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[30]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada tanggal 31 agustus 1989, empat organisasi pergerakan pembebasan BIPP, barisan revolusi, nasional-kongres, GMP, dan PULO mengadakan ikrar bersama untuk segera membentuk organisasi yang dapat memayungi perjuangan kemerdekaan rakyat patani. Tahun 1991, organisasi induk sudah di setujui, dibentuk, dan diberi nama “barisan bersatu kemerdekaan patani(BERSATU), yang terpilih sebagai presiden pertama BERSATU adalah Wahyudin dari GMP. Organisasi baru ini dapat menarik perhatian dan keyakinan masyarakat patani terhadap urgensi gerakan pembebasan patani bagi terwujudnya suatu negara patani raya yang berdaulat penuh. Unit-unit gerilnya meningkat di empat wilayah melayu patani. Sejak itu pihak pemerintah thailand mulai memberi perhatian kepada BERSATU. Surat tawaran kerja sama bagi penyelesaian masalah patani pun dilayangkan kepada BERSATU melalui FAR pada tanggal 15 november 1991. Dalam menjawab surat tawaran tersebut, BERSATU tetap berpandangan bahwa kerja sama secara ikhlas untuk menyelesaikan masalah bangsa dan negara tidak mungkin tercapai antara pihak penjajah dengan yang dijajah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada tanggal 4-5 juli 1995, BERSATU mengadakan sidang yang menghasilkan keputusan mengenai pembentukan komite perundingan rakyat melayu patani(KPRMP). Dan didalam persidangan tersebut, Mahdi Daud, presiden BERSATU, terpilih menjadi pemimpin KPRMP.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah KPRMP terbentuk, aktivitas gerilya islam di pantai patani meningkat, apalagi setelah tertembaknya seorang pemimpin gerilya, Ilyas to’bala, dan dua orang rekannya dari BRN-Kongres pada awal 1997. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari aspek perkembann gan organisasi, BERSATU dan KPRMP telah memperluas perpaduan perjuangan dengan cara mewujudkan majelia permusyawaratan rakyat melayu patani (MPRMP) dan perlembagaan negara islam patani (PNMIP) yang diadakan pada tanggal 14-15 juni 1997. MPRMP mempunyai dua fungsi utama, yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagai majelis perwakilan yang menentukan garis panduan kebijakan dan mengesahkan anggaran belanja negara patani.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagai majelis pelaksana yang melaksanakan semua kebijakan dan arahan mengenai perjuangan pembebasan patani.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Gerakan kooperatif yang dilakukan oleh muslim patani dengan berpartisipasi dalam politik nasional dimulai sejak tahun 1976. Akan tetapi usaha tersebut hingga tahun 1986 kurang berhasil. Kondisi itu menyadarkan para elit politik melayu patani untuk mendirikan partai politik. Pada tanggal 3 mei 1986, bertempat di Majelis agama islam wilayah patani, disepakati berdirinya partai politik kaum melayu yang diberi nama wahdah. Tujuan partai wahdah adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Membentuk perpaduan masyarakat islam di seluruh thailand.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menjaga hak dan kepentingan masyarakat islam di seluruh negeri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Membangkitkan masyarakat islam dalam aspek politik, ekonomi, pendidikan, dan kemasyarakatan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menanamkan kesadaran politik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Memperkenalkan sistem islam terhadap masyarakat supaya dapat dipahami dan dihayati.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Membangkitkan dan memajukan sistem demokrasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anatara tahun 1986-1992, wahdah telah mendorong kaum muslim patani untuk menyalurkan aspirasi politiknya melalui jalur parlemen. Usaha yang dilakukan wahdah cukup berhasil. Hal ini terbukti dalam pemilu 1992, sebanyak 12 orang muslim meraih kursi di parlemen. Dari 12 orang tersebut terdapat 2 orang muslim yang menduduki jabatan wakil menteri, yaitu Den Tuk Mina sebagai wakil menteri dalam negeri, dan Surin Pitsuawan sebagai wakil mentri luar negeri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Implikasi dari banyaknya wakil muslim dikursi parlemen adalah semakin berkembang pula institusi islam di wilayah thailand selatan secara bebas. Di antaranya adalah majelis agama islam, institusi sosial (kebijakan) dan pendidikan, dan institusi dakwah. Institusi ini mendorong perkembangan siar islam di thailand. Pada tahun 1994 terdapat 2.347 masjid, sedangkan jumlah masjid di thailand secara keseluruha n adalah 2.799 buah. Selain itu, kerja sama pendidikan dan ekonomi dengan organisasi-organisasi islam internasional mulai dijalankan , diantaranya kerja sama dengan <i>Rabhitah Alam Islam, Islamic Development Bank (IDB), International Islamic Relief Organization (IRO), The Muslim World Committe, dan Asia Muslim Committe.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn31" name="_ftnref31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="font-size: 12pt;">[31]</span></b></span></span></a><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Partai Demokrat – yang menekankan secara persatuan kuat negara Thailand – tidak berbuat banyak dalam perdamaian di Selatan, khususnya mendukung kepentingan Muslim. Kritik ini tentu penting diperhatikan oleh pihak politisi, yang memainkan isu Selatan untuk kepentingan mereka. Partai Thai Rak Thai yang dalam periode Thaksin memenangi parlemen secara sengaja meninggalkan Selatan dalam proses pembangunan dan modernisasi Thailand secara umum. Bahkan membiarkan kerusuhan di Selatan. Kerusuhan yang muncul dipelihara oleh kelompok tertentu yang memiliki kepentingan. Di antara mereka adalah aparat pemerintah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 2000 orang meninggal berkaitan dengan konflik di Thailand Selatan. Korban lebih banyak ditembak dan dibom oleh kelompok yang tidak dikenal, juga oleh pendekatan militer dan polisi terhadap Muslim. Pada April 2004, 30 pemuda Muslim ditembak oleh tentara di Masjid Kru Se. Masjid ini sangat bersejarah karena didirikan pada abad 15, masjid tertua di Thailand. Satu periode dengan masa kejayaan Islam pada Khalifah Abbasiyah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peristiwa kedua adalah pada Oktober 2004, sekitar 175 Muslim Takbai meninggal di perjalanan, setelah mereka demonstrasi kepada pemerintah dan dimasukkan dalam truk dalam kondisi terikat tangan di belakang. Dua peristiwa ini sangat membekas di hati Muslim, dan banyak pemuda dan masyarakat Muslim semakin menggiatkan penyerangan terhadap berbagai organ pemerintah maupun masyarakat Buddha. Reaksi Muslim selatan ini direspon negatif oleh pemerintah, dengan tetap memberlakukan darurat militer di kelima provinsi ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peristiwa Takbai yang menewaskan Muslim sekitar 200 orang menimbulkan reaksi paling keras dari milisi Muslim, yang kemudian membalas dengan penembakan dan pemboman misterius yang menargetkan korban tentara, polisi, pegawai pemerintah Thai, etnis China dan pendeta Buddha. Hampir setiap bulan sejak peristiwa 2004, terjadi korban dipihak tentara atau Buddha. Kerusuhan ini sempat menjadi perhatian Amerika Serikat yang menawarkan bantuan keamanan untuk mengatasi ‘gerilyawan’ dari Selatan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada tahun 2001, kekerasan kembali terjadi di Thailand Selatan, di tahun 2001Menteri Dalam Negeri Thailand mencatat kenaikan jumlah kekerasan, sepertiterbunuhnya 19 orang anggota Polisi Thailand dan juga tewasnya 50 orang anggota pemberontak yang terjadi di tiga provinsi utama di Thailand Selatan yakni Pattani, Yaladan Narathiwat. Jumlah kekerasan terus meningkat di tahun-tahun selanjutnya, di tahun2002 misalnya sejumlah kantor polisi diserang oleh segerombolan gerliyawan yang berhasil merebut sejumlah besar amunisi senjata dan bahan peledak, insiden ini terjadi 75kali dalam tahun 2002 dan menewaskan 50 orang anggota polisi; di tahun 2003 insidenseperti ini terus bertambah dan tercatat sebanyak 119 insiden bersenjata terjadi di tahun<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn32" name="_ftnref32" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[32]</span></span></span></a>2003. Pada tanggal 25 Oktober 2004, pembunuhan 84 umat Muslim di kota Tak Baisemakin memperuncing konflik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 25.1pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kekerasan yang terjadi pada pertengahan tahun 2004 dan berlangsung hinggatahun 2007 memperlihatkan bahwa solusi alternatif terhadap konflik ini perlu ditemukan.Salah satunya adalah dengan meninjau ulang kebijakan asimilasi dan integrasi yang telahditerapkan pemerintah Thailand di kawasan selatan Negara itu selama puluhan tahun.Muslim Thailand yang beretnis Melayu telah tinggal di wilayah selatan Thailand sebelumKerajaan Thai yang sekarang berdiri. Daerah tempat mereka tinggal dijadikan bagianKerajaan tersebut pada paruh akhir abad ke-18. Muslim Melayu menentang penggabungan ini karena mereka memiliki kesultanan sendiri dan lebih suka bergabungdengan sebuah negara Melayu atau memerintah diri mereka sendiri. Kebijakan asimilasi besar-besaran yang diluncurkan oleh partai nasionalis pimpinan Pibul Songkhram pada1940an menciptakan penolakan yang lebih besar dari kalangan Muslim Melayu.Pemerintahan Pibul mencoba memaksa orang Melayu untuk membuang jati diri mereka baik sebagai Melayu maupun Muslim. Mereka dilarang mengenakan sarung dan kerudung yang merupakan pakaian tradisional Melayu, tidak diperkenanan berbahasaMelayu dan dianjurkan untuk menggunakan nama-nama yang berbau etnis Thai. Mereka juga dilarang melaksanakan ajaran Islam karena dengan alasan agama Budha adalahagama utama di Thailand<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn33" name="_ftnref33" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[33]</span></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h2 style="margin-left: 25.1pt; mso-list: l5 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">I.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kehidupan Keberagamaan<o:p></o:p></span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 25.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ummat Islam di Thailand tidak seberuntung seperti Ummat Islam di Malaysia yang mana hampir semua sarana da’wah seperti masjid-masjid disediakan oleh pemerintah Malaysia. Demikian pula dengan Imam, Khotib, Bilal, dan pengurus-pengurus masjid digaji langsung oleh pemerintah. Sarana media seperti TV maupun radio di Malaysia diberikan waktu tiap malam untuk da’wah Islam.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn34" name="_ftnref34" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[34]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kawasan Thailand bagian selatan yang merupakan basis masyarakat melayu-muslim adalah daerah konflik agama dan persengketaan wilayah dengan latar belakang ras dan agama yang berkepanjangan. Konflik Thailand selatan terjadi sejak diserahkannya wilayah utara Melayu oleh pemerintah colonial Inggris kepada kerajaan Siam. Saat itu dibuatlah Traktat Anglo-Siam yang menabut hak-hak dan martabat Muslim Pattani. Akibatnya, muncul aksi-aksi perlawanan dan ditanggap pemerintah pusat sebagai separatisme, hingga diberlakukan darurat militer di wilayah tersebut.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn35" name="_ftnref35" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[35]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di beberapa kota pelabuhan, Islam bukanlah agama bagi komunitas perkampungan melainkan agama para individu yang mobil yang menyatu dalam jaringan asosiasi internasional. Dari Singapura pembaharuan Islam menyebar ke seluruh Asia Tenggara melalui perdagangan, haji, dan melalui gerakan pelajar, guru dan sufi.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn36" name="_ftnref36" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[36]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sudah pada tempatnya dunia Islam segera meyampaikan appeal kepada pemerintah supaya elindng, menyelamatkan Ummat Islam dan memberikan persamaan hak di segala bidang kepada mereka, termasuk hak-hak untuk beribadah dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam, hak yang sama dengan hak-hak yang dmiliki penduduk yang beragama Budha.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn37" name="_ftnref37" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[37]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 25.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">J.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendidikan Di Thailand<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendidikan yang digalakkan oleh pemerintah Kerajaan Thailand tergolong bersifat deskriminatif terhadap Islam. Pada tahun 1923 M, beberapa Madrasah Islam yang dianggap ekstrim ditutup, dalam sekolah-sekolah Islam harus diajarkan pendidikan kebangsaan dan pendidikan etika bangsa yang diambil dari inti sari ajaran Budha. Pada saat-saat tertentu anak-anak sekolah pun harus menyanyikan lagu-lagu bernafaskan Budha dan kepada guru harus menyembah dengan sembah Budha. Kementrian pendidikan memutar balik sejarah, dikatakannya bahwa orang Islam itulah yang jahat ingin menentang pemerintahan shah di Siam dan menjatuhkan raja<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn38" name="_ftnref38" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[38]</span></span></span></a>. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dampak yang menonjol dari perkembangan yang berorientasi ke dalam hal ini. Misalnya, pada tahun 1966, sekitar 60% anak-anak di Pattani tidak dapat berbicara bahasa nasional. Hal itu berkaitan dengan banyaknya orang tua Muslim yang lebih senang mengirimkan anak-anaknya ke sekolah agama<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn39" name="_ftnref39" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[39]</span></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Strategi yang perlu dibangun masyarakat muslim di Thailand Selatan pada saat ini adalah memajukan pendidikan, mendukung pembangunan nasional, dan menjaga stabilitas local. Namun, sampai saat inipun masyarakat muslim Pattani Thailand menghadapi diskriminasi komplek dan teror yang berlarut-larut. Sehingga kehidupan sosial maupun politik menjadi sangat terbatas. Akhirnya pemerintah Thailand juga belum mampu memberi pendidikan merata terhadap kaum muslim. Tekanan berbasis keamanan selalu mengancam mereka. Kesenjangan ini menurunkan nasionalisme mesyarakat di luar mayoritas Thai-Budha.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftn40" name="_ftnref40" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[40]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo10; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Muslim di Thailand mempunyai sejarah tersendiri yang bisa dibilang tragis dan berliku. Mulai dari abad ke-13 dimana Agama Islam menapakkan kakinya di kerajaan Pattani dan kemudian menjadi mayoritas di wilayah tersebut. Masyarakat muslim Thailand saat ini telah menjadi bagian integral dari keseluruhan pemerintahan dan komunitas Thailand dari beberapa abad yang lalu. Secara historis, kultur dan ekonomi, masyarakat minoritas muslim di Thailand selatan telah mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu. Akan tetapi mereka tetap berusaha menjadi bagian komunitas yang dipahami.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Hal itu berangkat daari background masyarakat muslim sendiri, yaitu komunitas melayu Pattani yang dari awalnya berdiri sendiri dan kemudian dikuasai oleh Siam atau Thailand. Dan saat ini, dimana modernisme merambah semua negara dan Thailand menjadi negara demokrasi, muslim Thailand mulai dipandang positif oleh komunitas yang lainnya. Hal ini memunculkan era baru antara muslim-pemerintah yang memberikan ruang lebih luas bagi umat muslim Thailand merambah dunia politik dan ekonomi. Hal ini tampak dari pertumbuhan masjid di Thailand yang berkembang pesat; Bangkok 159 masjid, Krabi 144 masjid, Narathiwat 447 masjid, Pattani 544 masjid, Yala 308 masjid, Songkhla 204 masjid, Satun 147 masjid. Dan beberapa masjid di berbagai kota di thailand. Biarpun begitu, minoritas muslim thailand masih jauh dari kelapangan dalam hidup. Karena mereka tetap menjadi minoritas yang mendapatkan tekanan dan diskriminasi yang tak henti henti.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 27.25pt;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ketidakinginan masyarakat Melayu-Muslim untuk berasimilasi dengan budayaThai disebabkan oleh kepercayaan mereka yang sangat kuat tentang asal-usul mereka, baik secara historis maupun budaya, yang mempunyai hubungan dekat dengan bangsaMelayu. Pengaruh Islam dan budaya Melayu yang kuat dari negara Malaysia juga turutandil membentuk identitas yang demikian mengakar dalam masyarakat di Selatan,terutama Pattani.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Saran </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari beberapa penjelasan di atas tentang penulisan ISLAM DI THAILAND pasti tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat dan penyusunan penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh para pembaca dalam khususnya pembimbing mata kuliah SIAT, oleh karena itu penulis makalah ini mengharap kepada para pembaca mahasiswa dan dosen pembimbing mata kuliah ini terdapat kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dalam terselesainya makalah yang selanjutnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Imam hanafi,dkk,2006.<i>Sejarah Islam Asia Tenggara</i>, riau.\<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Helmiati, 2008. <i>Dinamika Islam Asia Tenggara,</i>Pekanbaru:suska press.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dedi Supriyadi,2008. <i>Sejarah Peradaban Islam, </i>Bandung: Pustaka Ceria.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Alwi, Al-Habib, 2001, <i>Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh</i>, Jakarta: Lentera Basritama.</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Anuar, Nik Mahmud, 2004. <i>Sejarah Perjuangan Melayu Patani 1885-1954</i>, Saremban.</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Aphornsuvan, Thanet, 2003. <i>History and Politics of The Muslim in Thailand</i>, Thammasat University</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Azra, Azyumardi, 2005, <i>Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII</i>, Jakarta: Kencana.</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Farouq, Omar Bajunid, <i>The Muslim In Thailand: A Review</i>, at Shouteast Asian Studies, (Volume 37. No. 2 September 1999)</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Jory, Patrick, dalam <i>Religious Labelling. From Patani Malayu To Thai Muslim</i>, jurnal ISIM, (Volume 18, Autumn 2006)</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Drs. Rif’at Husnul Ma’afi, M.Ag,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>Jurnal Kalimah</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, (Vol. 4 No. 2 September 2006) menurut pengarang, studi kawasan merupakan studi kritis ilmiah yang mendasarkan pada penelitian suatu wilayah geografis tertentu yang memiliki ciri ciri tipologi baik bahasa, adat istiadat, budaya, ekonomi, sosial, andtropologi dan lainnya. Dan hal ini membuthkan membutuhkan pendekatan sosial keagamaan yang interdisipliner.</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Thanet Aphornsuvan,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>History and Politics of The Muslim in Thailand</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, (Thammasat University: 2003), hal. 3<a href="" name="_ftn2"></a>-7</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Al-Habib Alwi,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, (Jakarta: Lentera Basritama, 2001), hal. 139-140</span><a href="" name="_ftn10"></a><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Lihat Thanet Aphornsuvan,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>op.cit</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">., hal. 7: The Malays are the majority at 80%, while the Thai, Pakistani, Indian, Chinese and others of Muslim faith constitute about 20% of the Thai-Muslim population.</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn5"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Thanet Aphornsuvan,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>op.cit</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">., hal. 5</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn6"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Thanet,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>op.cit</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">. hal. 5</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn7"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Lihat Nik Anuar Nik Mahmud,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>Sejarah Perjuangan Melayu Patani 1885-1954</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, (Saremban: 2004), hal. 2</span><a href="" name="_ftn3"></a><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn8"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Anuar Nik Mahmud menambahkan bahwa Islam masuk ke kerajaan melayu-Patani melalui seorang ulama dari Pasai, Syeikh Said, telah menukar namanya kepada nama Islam iaitu Sultan Ismail Syah Zillullah Dil Alam (Teeuw &Wyatt 1970, 68-69). Semenjak itu, Patani telah menjadi tumpuan saudagar-saudagar Islam dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan Timur-Barat yang terkenal di rantau ini. Lihat Nik Anuar Nik Mahmud,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>op.cit</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">. hal. 4</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn9"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Table diatas diambil dari</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>History and Politics of the Muslims in Thailand</i> </span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">karya Thanet, op.cit., hal. 33</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn10"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Thanet,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>op.cit</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">., hal. 14</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn11"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tengku Muhyidin, seorang ulama patani terpilih ntuk memikul tanggung jawab pergerakan pemebebasan mslim thailand selatan. Beliau dilahirkan di patani pada tahun 1905.begitulah tengku muhyidin besekutu dengan inggris yang saat itu berseteru dengan Thailand untuk membebaskan wilayah patani wilayah muslim lainnya di selatan Thailand. Lihat Anuar Nik Mahmud,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>op.cit</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">., hal. 34</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn12"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[12]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Perjuangan ini diteruskan oleh Haji Abdul Kadir yang mempunyai kedekatan politik dengan penasihat muslim Thailand yang mempunyai hubungan langsung dengan perdana menteri Pridi Banamyong. Akan tetapi, belum berbuah perjuangan Abdul kadir hingga Pridi Banamyong mengundurkan diri karena dituduh terlibat dalam kematian raja Ananda Mahidol. Lihat Nik Anuar Nik Mahmud,</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>op.cit</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">., hal 34</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn13"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[13]</span></span></span></a><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Patrick Jory, dalam</span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <i>Religious Labelling. From Patani Malayu To Thai Muslim</i></span><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, jurnal ISIM, (Volume 18, autumn, 2006) hal. 42</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn14"> <div class="MsoNormal" style="mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[14]</span></span></span></a><i><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ibid</span></i><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, Patrick Jory, hal. 42</span><span style="color: #242424; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn15"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[15]</span></span></span></a><i><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ibid</span></i><span style="color: #242424; font-family: "Tahoma","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, Patrick Jory, hal. 231</span></div></div><div id="ftn16"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[16]</span></span></span></a>Dar al-Islam merupakan gerakan militan yang bertujuan untuk memisahkan diri dari belenggu ketidakadilan dari pemerintahan Kerajaan Thai (bangsa Siam / Ayuthaya)</div></div><div id="ftn17"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[17]</span></span></span></a>Helmiati,<i>dinamika islam asia tenggara,</i>(Pekanbaru: Suska Press,2008), hal. 195</div></div><div id="ftn18"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[18]</span></span></span></a>Sensus Penduduk, Thailand, 2000</div></div><div id="ftn19"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[19]</span></span></span></a><i>Ibid,</i> helmiati, hal.196</div></div><div id="ftn20"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[20]</span></span></span></a><i>Ibid</i>, Helmiati, hal. 197</div></div><div id="ftn21"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref21" name="_ftn21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[21]</span></span></span></a><i>Ibid</i>, Helmiati, hal. 1988</div></div><div id="ftn22"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref22" name="_ftn22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[22]</span></span></span></a><a href="http://artikelilmiah.wordpress.com/2009/01/15/minoritas-muslim-thailand-selatan/">http://artikelilmiah.wordpress.com/2009/01/15/minoritas-muslim-thailand-selatan/</a></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn23"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref23" name="_ftn23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[23]</span></span></span></a>Mereka menderita karena pengkotak-kotakan negeri, penindasan, pengekangan, dan perampasan kebebasan, Ahmad al-Usairy, Op. Cit, hal: 551</div></div><div id="ftn24"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref24" name="_ftn24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[24]</span></span></span></a><i>Ibid</i>, Helmiati, hal. 203</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn25"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref25" name="_ftn25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[25]</span></span></span></a>Chidchanok Rahimmula, Peace Resolution: A Case Study of Separatist and Terrorist Movement inSouthern Border Provinces of Thailand , in S. Yunanto,et. al ,Militant Islamic Movements in Indonesia and Southeast Asia</div><div class="MsoFootnoteText">(Jakarta: FES and The RIDEP Institute, 2003), hal. 263-277</div></div><div id="ftn26"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref26" name="_ftn26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[26]</span></span></span></a>David Brown, The State and Ethnic Politics in Southeast Asia (London: Routledge, 1994).</div></div><div id="ftn27"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref27" name="_ftn27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[27]</span></span></span></a>Dikutip dari situs www.rand.org.pubs.monograph_reports.MR1344.ch9 pada tanggal 05 Juni 2008</div></div><div id="ftn28"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref28" name="_ftn28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[28]</span></span></span></a>Dikutip dari situs http://www.kompas.com/kompas-cetak/0411/03/Bentara/1363295.htmpada tanggal 04Juni 2008 pada pukul 18.30 WIB.</div></div><div id="ftn29"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref29" name="_ftn29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[29]</span></span></span></a><i>Ibid</i>, <i>supriyadi dedi</i>, hal. 212</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn30"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref30" name="_ftn30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[30]</span></span></span></a><i>Ibid</i>, <i>supriyadi dedi</i>, hal. 213</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn31"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref31" name="_ftn31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[31]</span></span></span></a><i>Ibid</i>, <i>supriyadi dedi</i>, hal. 215</div></div><div id="ftn32"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref32" name="_ftn32" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[32]</span></span></span></a>Ibid.,</div></div><div id="ftn33"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref33" name="_ftn33" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[33]</span></span></span></a>Adi Saputra & Dr.Syahrial Sarbaini. 2007. Sebab-sebab Munculnya Konflik Separatisdi Thailand Selatan: pp. 41-59. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik</div></div><div id="ftn34"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref34" name="_ftn34" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[34]</span></span></span></a>Harun Lukman, Potret Dunia Islam, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1985, hal: 235</div></div><div id="ftn35"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref35" name="_ftn35" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[35]</span></span></span></a>Majalah Gontor, Op. Cit, hal: 89</div></div><div id="ftn36"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref36" name="_ftn36" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[36]</span></span></span></a>Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, Rajawawi Pers PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1999, hal: 328</div></div><div id="ftn37"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref37" name="_ftn37" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[37]</span></span></span></a>Harun Lukman, Loc. Cit, hal: 227-228</div></div><div id="ftn38"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref38" name="_ftn38" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[38]</span></span></span></a><a href="http://indramunawar.blogspot.com/2009/04/sejarah-perkembangan-islam-di-patani.html">http://indramunawar.blogspot.com/2009/04/sejarah-perkembangan-islam-di-patani.html</a></div></div><div id="ftn39"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref39" name="_ftn39" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[39]</span></span></span></a>Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Asia Tenggara, Op. Cit, Hal: 472</div></div><div id="ftn40"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI58.539/MAKALAH%20SIAT%20DI%20THAILAND.docx#_ftnref40" name="_ftn40" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[40]</span></span></span></a>Majalah Gontor, Op. Cit, hal: 89</div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-15901393046633558362012-08-10T21:33:00.000-07:002012-08-10T21:33:13.188-07:00Islam di Brunai<div align="center" class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 1; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">KATA PENGANTAR<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-outline-level: 1; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="" name="_Toc288153754"></a><a href="" name="_Toc288153720"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT , karena berkat anugerah dan nikmat keluangan dan pengetahuan yang diberikan, maka makalah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa salawat serta salam kita ucapkan kepada junjungan kita yakni nabi besar Muhammad SAW, karena berkat kerja keras beliau ilmu agama ini sampai pada kita dan dapat kita nikmati saat ini.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-outline-level: 1; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="" name="_Toc288153755"></a><a href="" name="_Toc288153721"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing: bpk. Ade jamaruddin, MA yang telah membimbing penulis dalam penulisan makalah ini. Dan tidak lupa penulis juga ucapkan terima kasih kepada orang tua serta teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-outline-level: 1; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="" name="_Toc288153756"></a><a href="" name="_Toc288153722"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-outline-level: 1; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-outline-level: 1; text-align: right; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-outline-level: 1; text-align: right;"><a href="" name="_Toc288153757"></a><a href="" name="_Toc288153723"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pekanbaru, juni 201</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">2<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-outline-level: 1; text-align: right; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-outline-level: 1; text-align: right; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 288.0pt; mso-outline-level: 1; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><a href="" name="_Toc288153758"></a><a href="" name="_Toc288153724"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Penulis</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">DAFTAR ISI<o:p></o:p></span></b></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><strong><span lang="EN-US" style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">KATA PENGANTAR.............................................................................................................<o:p></o:p></span></strong></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><strong><span lang="EN-US" style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">DAFTAR ISI...........................................................................................................................<o:p></o:p></span></strong></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><strong><span lang="EN-US" style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">BAB I PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></strong></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l2 level2 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><strong><span lang="EN-US" style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">1.1<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></strong><span dir="LTR"></span><strong><span lang="EN-US" style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">latar belakang.....................................................................................................................<o:p></o:p></span></strong></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l2 level2 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><strong><span lang="EN-US" style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">1.2<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></strong><span dir="LTR"></span><strong><span lang="EN-US" style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">tujuan makalah...................................................................................................................<o:p></o:p></span></strong></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l2 level2 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><strong><span lang="EN-US" style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">1.3<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></strong><span dir="LTR"></span><strong><span lang="EN-US" style="font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">manfaat makalah................................................................................................................<o:p></o:p></span></strong></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BAB II PEMBAHASAN....................................................................................<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 18.75pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.1 Dinamika Islam Di Brunei Darussalam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18.75pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.2 brunei awal sejarah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18.75pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.3 perkembangan kontemporer islam di brunei<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18.75pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.4 politik negara brunei<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18.75pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.5 raja raja brunei<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 18.75pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.6 hukum di brunei<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB III KESIMPULAN<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BAB I</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">PENDAHULUAN</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.1. Latar Belakang</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Negara Brunei Darussalam merupakan salah satu negara kerajaan Islam di utara Kalimantan berbatasan dengan Lautan Cina Selatan di utara, dan Serawak di barat, dan timur. Luas : 5765 km. Penduduk: 264.000 (1991). Komposisi penduduk: Melayu (69%), Asli (5%), Cina (18%), dan bangsa-bangsa lain (8%). Agama resmi Islam (67%) dengan bermazhab Syafi’i. Sedang yang lainnya Budha (14%), Kristen (9,7%) dan lainnya (12%) termasuk agama pribumi suku dayak. Bahasa resmi Melayu. Ibukota Bandar Sribegawan. Mata uang: Dollar Brunei (100 Cents). Sumber utama penghasilan negara: gas bumi dan minyak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Populasi penduduk Brunei adalah 301.000 yang terdiri dari 70,5 % orang Melayu yang umumnya bekerja di pemerintahan dan sipil, orang Cina 16 % dimana 80 % nya tidak terakomodasi sebagai warga negara resmi, dan beberapa kelompok lokal seperti orang Iban, Kedayan, Kayan, Kenyah, Kiput, Muru dan Tutung, pendatang yang berjumlah 8,2 % umumnya sebagai pekerja industri yang berasal dari Inggris 6.000 orang, Asia Selatan 4.200 orang, Gurkha 1.000 orang, Korea dan Fhilipina.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bahasa Melayu menjadi bahasa utama, disertai bahasa Inggris, Cina, Iban, dan belasan dialek daerah yang berjumlah 17 bahasa. Brunei dikenal sebagai salah satu negara terkaya di Asia karena hasil minyak buminya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Negara ini mempunyai otoritas tidak hanya meliputi seluruh Pulau Borneo tetapi juga beberapa bagian pulau-pulau Suluh dan Fhilipina namun mulai abad ke-17 lebih-lebih pada abad ke-18 dan ke-19. Kekuasaan kesultanan Brunei mulai berkurang akibat adanya konsesi yang dibuat dengan Belanda, Inggris, Raja Serawak, British North borneo Company dan serangan-serangan para pembajak. Pada abad ke-19 wilayah negar Brunei Darussalam tereduksi menjadi sangat ecil smpai batas-batas yang ada sekarang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada tahun 1847 Sultan Brunei mengadakan perjanjian dengan Inggris Raya untuk memajukan hubungan dagang dan penumpasan para pembajak. Perjanjian berikutnya diadakan pada tahun 1881 yaitu perjanjian negara Brunei berada dibawah proteksi Inggris Raya. Pada tahun 1963 negara Brunei berbentuk negara Merdeka Melayu Inggris dengan tidak bergabung dengan federasi Malaysia. Sampai akhirnya tanggal 1 Januari 1984 Brunei Darusalam menjadi negara Kesulatanan yang merdeka dan berdaulat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bentuk pemerintahan Brunei menurut konstitusi di kesultanan dijalankan oleh Majelis Umum, Dewan Menteri, dan Badan Legislatif. Sultan mempunyai kekuasaan yang sangat besar kuasa eksekutif tertinggi berada di tangan Sultan sebagai Menteri Besar (Ketua Menteri).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.2. Rumusan Masalah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam penulisan makalah ini, penulis memiliki beberapa rumusan masalah, diantaranya :<o:p></o:p></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagaimanakah sejarah singkat Negara Brunei Darusalam?<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagaimanakah sejarah Islam di Brunei Darusalam dari awal hingga kini?<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagaimanakah sistem pemerintahan Bruunei Darusalam?<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagaimanakah penerapan hukum Islam di Brunei Darusalam?<o:p></o:p></span></li>
</ol><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18.75pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.75pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dinamika Islam Di Brunei Darussalam<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Brunei darussalam adalah sebuah negara kecil yang makmur dibagian utara pulau borneo/kalimantan dan berbatasan dengan negara malaysia. Brunei memiliki ukuran wilayah yang tidak begitu luas, diperkirakan hanya seluas 2,227 mil persegi. Penduduknya juga relatif sedikit , diperkirakan berjumlah 360.000. mayoritas penduduknya adalah melayu, sebagian lainnya adalah pendatang seperti cina.pemerintah tidak menerbitkan data lengkap tentang penganut agama, namun satu sumber menyebutkan bahwa 67 persen pendudukya muslim, 13 persen budha, 10 persen kristen, dan 10 persen lainnya menganut keyakinan lainnya. Sekitar 20 persen penduduk adalah etnis cina, dimana diperkirakan sebagian diantaranya menganut kristen ( angklikan, katolik dan methodists) dan sebagian lainya menganut agama budha. Juga terdapat sejumlah tenaga kerja yang berasal dari Austria, Inggris, Filipina, Indonesia, dan Malaysia yang menganut islam, kristen dan hindu.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a> Sebagian tempat ibadah , di brunei terdapat 101 mesjid, 7 buah gereja, sejumlah kalenteng cina dan 2 buah candi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Negara kaya yang menumpukkan perekonomiannya pada sektor minyak bumi dan gas ini, menerapkan sistem politik monarki absolut, dimana keluarga raja bertindak selaku pemenang kepemimpinan kerajaan. Situasi politik dinegara ini kelihatan sangat tenang. Hal ini dikarenakan selain ukuran wilayahnya yang kcil dan jumlah penduduk yang terbatas, juga disebabkan oleh tidak adanya demokrasi politik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Islam menjadi agama resmi negara brunei darussalam, karena itu mendapat perlindungan dari negara. Pemerintah juga sangat mendukung perkembangan dan kemajuan islam, dimana sultan brunei menjadi kepala agama ditingkat negara. Pemberlakuan kebijakan dibidang agama dan lain-lain sangat dimungkinkan karena sistem politik tradisional yang diterapkan brunei sangat tidak adanya demokrasi politik. Brunei juga terkenal sangat selektif dan berhati-hati terhadap pengaruh dari luar, sehingga mendukung dan menjaga kemampuan tradisi masyarakat feodal yang diterapkan. Sebagian besar muslim di negara ini adalah sunni yang menganut mazhab syafi’i. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18.75pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.75pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.2</span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"> Brunei awal sejarah<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ditemukan beragam versi dan pendapat tentang sejarah awal masuknya Islam di Brunei. Azyumardi Azra menulis bahwa sejak tahun 977 Kerajaan Borneo (Brunei) telah mengutus P'u Ali ke Istana Cina. P'u Ali yang dimaksud adalah pedagang muslim yang nama sebenarnya adalah Abu 'Ali. Pada tahun yang sama, diutus lagi tiga duta ke Istana Sung, salah seorang di antaranya bernama Abu ' Abdullah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <a href="" name="more"></a>Dari segi namanya saja, sudah jelas bahwa kedua orang yang diutus tadi adalah orang Islam. Namun tidak ditemukan data lebih lanjut tentang asal usul utusan tersebut, apakah dia orang pribumi melayu asli sekaligus pendakwah Islam, atau pedagang muslim dari luar (Hadramaut) dan tinggal di Brunei kemudian diutus ke Istana Cina untuk misi perdagangan. Sebab, sebagaimana yang telah disinggung, Kerajaan Brunei pada awalnya adalah pusat perdagangan orang-orang Cina.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Versi lain menerangkan bahwa sekitar abad ke-7 pedagang Arab dan sekaligus sebagai pendakwah penyebar Islam telah datang ke Brunei. Kedatangan Islam di Brunei, melegatimasikan bagi rakyat Brunei untuk menikmati Islam yang tersusun dari adat dan terhindar dari akidah tauhid. Maksudnya, adat dan atau tradisi yang telah menjadi anutan masyarakat tetap dijalankan selama dapat mem-perkaya khazanah keislaman. Karena itu, sampai sekarang secara jelas terlihat pengamalan ajaran Islam di sana beralkulturasi dengan adat, misalnya dalam acara pesta dilaksanakan berdasarkan syariat Islam, tanpa meng-abaikan tradisi setempat. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kemudian dalam Ensiklopedi Oxpord yang ditulis dan diedit John L. Esposito, seorang pakar Islam dari kalangan orientalis dinyatakannya bahwa, orang Melayu Brunei menerima Islam pada abad ke-14 atau ke-15 setelah pemimpin mereka diangkat menjadi sultan Johor. Sultan sebagai pemimpin kerajaan dan sekaligus pemimpin agama, dan bertanggung jawab menjunjung tinggi pelaksanaan ajaran agama di wilayah kerajaannya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berdasar dari data-data dan keterangan di atas, dapat dipahami bahwa sebenarnya, Islam telah menjadi perhatian raja Brunei sejak masa lalu. Raja Brunei Brunei justru mengutus orang Islam dalam misi perdagangan, dan karena itu maka ketika pedagang Islam dari Arab datang ke Brunei mendapat sambutan dari masyarakat setempat, selanjutnya setelah raja Brunei dikukuhkan menjadi sultan, maka orang Melayu di sana secara luas menerima Islam. Artinya bahwa peta perkembangan Islam di Brunei berdasar pada pola top down. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span style="font-family: "Georgia","serif"; letter-spacing: .2pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ahmad M. Sewang merumuskan, pola top down<i> </i>adalah pola penerimaan Islam oleh </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">masyarakat elite, penguasa kerajaan, kemudian disosialisasikan dan berkembang kepada masyarakat bawah. Di samping top down,<i> </i>ada juga yang disebut bottom up,<i> </i>yakni Islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian berkembang dan diterima oleh masyarakat lapisan atas, atau elite penguasa kerajaan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh karena pola top down<i> </i>yang menjadi pola Islamisasi di Brunei, praktis agama Islam di Brunei cepat sekali perkembangannya. Sama halnya di Kerajaan Gowa menurut hasil penelitian Ahmad M. Sewang bahwa proses Islamisasi di di daerah ini berdasar pada pola top down. Islam diterima terlebih dahulu elite kerajaan, yaitu Raja Tallo dan Raja Gowa, setelah itu diikuti masyarakat ramai. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Proses Islamisasi yang sama dengan pola top down<i> </i>juga terjadi di Kerajaan Buton. Menurut hasil penelitian Abd. Rahim Yunus bahwa Buton baru menerima Islam pada pertengahan abad ke-16 dan rajanya yang keempat ketika itu adalah raja pertama yang menerima Islam dan menjadikannya sebagai agama resmi kerajaan pada tahun 948 H atau 1540. Penganjur Islam yang mengislamkannya memberika gelar "sultan". </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demikian pulalah yang terjadi di Brunei, raja-raja Brunei sejak turun temurun adalah kerajaan Islam dan raja-raja Brunei juga bergelar "sultan". </span><span lang="FR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FR; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam pada itu, Kerajaan Brunei dalam konstitusinya secara tegas menyatakan bahwa kerajaan tersebut adalah negara Islam (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">برونى دارالسلام</span><span dir="LTR"></span><span lang="FR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FR; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span dir="LTR"></span>), yang beraliran Sunni (</span><a href="http://www.surgamakalah.com/2011/08/asyariyah-gen-ahlussunnah-wa-al-jamaah.html" target="_blank"><span lang="FR" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FR; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Ahlu sunnah wa al-Jamaah</span></a><span lang="FR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FR; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">). Perkembangan Islam di negara Brunei, didukung sepenuhnya oleh pihak pemerintah kesultanan yang menerapkan konsep kepemimpinan sunni<i> </i>yang ideal dengan menerapkan prinsip-prinsip ketatanegaraan dan pemerintahan dalam Islam.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sejak akhir abad ke-19 sampai 20, terlihat perkembangan kehidupan keagamaan pada masyarakat Brunei yang sangat signifikan, baik pada tingkat kelembagaan maupun penerapan ide-ide reformis. Perubahan administrasi ketatanegaraan pada abad ini juga besar andilnya terhadap proses skripturalisasi dan reformasi keagamaan. Karena sultan (raja) memiliki wewenang penuh dalam bidang agama, hubungan antara sultan dan agama menjadi sangat kuat. Dengan demikian, perubahan politik dan dinamika agama yang dikedepankan pemerintah juga ber-imbas pada reformasi kehidupan umat beragama.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam abad itu juga status dan institusi-institusi Islam di Brunei tetap men-cerminkan tradisi yang umumnya juga menjadi tradisi kesultanan di Semenanjung Melayu. Literatur yang ada dalam kurun abad tersebut tidak menunjukkan ada gerakan atau kejadian penting yang dapat meronrong agama. Brunei benar-benar tidak tersentuk kontroversi keagamaan yang kadang-kadang terjadi di tempat/ negara lain di kawasan ini. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketika Inggris datang pada dalam masa itu, sebagian besar masyarakat Islam Brunei menghormati Inggris sebagai penyelamat negara mereka. Di sinilah letak keunikan masyarakat Islam Brunei, sekaligus sebagai indikasi bahwa Islam di Brunei bisa berkembang tanpa ada hambatan, karena masyarakatnya menghindari <i>zhu'u zhanny </i>(perangka buruk) yang berlebihan terhadap Inggris, justru dengan sikap <i>tasamuh </i>(toleran) masyarakat muslim menyebabkan negara Brunei benar-benar menjadi <i>darussalam</i> (negara yang selamat) dari berbagai goncangan dan malapetaka.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.75pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jadi dipahami bahwa Islam di Brunei dari masa ke masa mengalami perkembangan dari segala aspeknya, dan perkembangan tersebut bermula dari sejarah kedatangan Islam sampai ke pemerintahan al-Marhum Sultan Haji Omar Ali Saifuddien. Usaha-usaha untuk mengembangkan Islam diteruskan pula oleh Yang Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Wadaulah, Sultan dan yang Di-Pertuan Negara Brunei dengan wawasan yang lebih luas, jauh dan mantap lagi. Berbagai usaha telah dibuat dan dilaksanakan termasuk pembinaan masjid, pendidikan agama, pembelajaran al-Qur'an, perundangan Islam dan banyak lagi yang lainnya dengan hasrat menuju ke arah kemajuan gemilang Islam di Negara Brunei.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Wa daulah, menekankan pentingnya MIB (Malayu Islam Beraja, atau Kerajaan Islam Malayu). Menurutnya, interpretasi MIB harus menegaskan Brunei Darussalam “Identitas dan citra yang kokoh di tengah-tengah negara-negara non-sekuler lainnya di dunia”, dan karenanya sejak tahun 1991 juga ditandai dengan bermacam-macam perayaan peristiwa keagamaan. Hal ini selaras dengan apa yang barangkali dapat digambarkan sebagai pusat dan pengembangan Kerajaan Islam Malayu yang kecil namun makmur. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salah satu bukti lagi, di samping bukti-bukti lain bahwa Islam di Brunei mengalami perkembangan yang cukup signifikan di antara negara-negara muslim lainnya, adalah bahwa selama tahun 1991, bangsa Brunei telah menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam berbagai forum Islam regional dan internasional. </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Misalnya, di bulan Juni Brunei menjadi tuan rumah bagi Pertemuan Komite Eksekutif Dewan Dakwah Islam Asia Tenggara, dan Pasifik (Regional Islamic council of Southheast Asia anda Pasific,<i> </i>RISEAP). Di bulan Oktober, Sultan menghadiri perayaam menandai pembukaan Festival Budaya Islam di jakarta. Bulan Desember, Paduka menghadiri Konvensi Islam OKI yang diselenggarakan di Qatar. Posisi sentral Islam lagi-lagi diperkuat di bulan September 1992 dengan didirikannya Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB atau dana Amanah Islam Brunei), lembaga Finansial pertama di Brunei yang dijalankan berdasarkan ajaran syariat Islam.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: .2pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aktivitas-aktivitas yang telah disebutkan di atas, tentu berfungsi untuk memperkokoh pengembangan Islam, dan posisi sentral Islam, baik sebagai komponen penting dalam ideologi maupun sebagai prinsip yang mengatur kehidupan sehari-hari masyarakat Brunei.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di jelaskan lagi lebih rinci bahwa </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Islam diperkiakan telah datang ke brunei sejak abad ke-15. Catatan portugis oleh de bruto tahun 1514, menyatakan bahwa raja brunei masih belum masuk islam tetapi para pedagangnya sudah muslim. Laporan lain menyebutkan ketika pegaffeta mendarat di pantai brunei tahun 1521, ia telah melihat adanya kota dengan penduduk yang padat. Sultan tinggal di sebuah pemukiman yang dikelilingi benteng. Pendatang disambut dengan upacara kebesaran. Walapun mmberikan dukungan kepada muslim, tetapi raja awang alak betatar baru memluk islam pada masa kemudian dan diberi gelar sultan muhammad shah (1363-1402).<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a> Dialah sultan brunei pertama dan pengusaha brunei saat ini merupakan keturunannya. Secara tradisional, sultan bertanggung jawab terhadap penegakan tradisi islam, meski tanggung jawab tersebut bisanya secara resmi didelegasikan kepada pejabat yang ditunjuk.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pada tahun 1402, sultan muhammah syah digantikan oleh sultan ahmad (1408-1425). Meski namanya tidak disebutkan dalam salasilah raja raja brunei (laws and regulation of bruneian kings), namun tercatat dalam sejarah cina. Pada tahun 1406, misalnya, ia mengirim seorang duta ke cina yang dikenal dengan ma-na-je-ka-na. Dia juga pernah menjadi pemimpin delegasi dari brunei ke cina.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></a> Ia meninggal tahun 1425.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dengan islam, brunei mempertegas dan memperluas perannya sebagai kekuasaan dagang yang kuat dan independen. Usaha dagang brunei dan wilayah kekuasaanya bertambah bersamaan dengan penyebaran islam yang meliputi kerajan-kerajan melayu di borneo dan filipina. Selama penyebaran islam tahap awal, banyak ulama arab yang menikah dengan keluarga kerajaan brunei. Yang sangat terkenal diantaranya adalah syarif ali dari taif yang kmudian menikah dengan saudara perempuan sultan brunei kedua. Syarif ali kemudian naik tahta sebagai sultan brunei ketiga pada tahun 1425. “darussalam” adalah term arab yang di tambahkannya pada kata brunei, berarti negeri yang damai, untuk menegaskan islam sebagai agama resmi negara dan untuk meningkatkan syiarnya. Dialah orang pertama yang mendirikan masjid dan memperkuat keyakinan islam di brunei. Dia juga yang memulai membangun kota baru (stone fort), bagian timur kota brunei, sekarang dikenal dengan bandar seri bengawan. Syarif ali yang juga dikenal dengan sultan berkat digantikan putranya sultan sulaiman,(1432-1485). Ia melanjutkan pembangunan kota batu dan menyebarkan ajaran islam. Ia dikenal sebagai adipati atau sang aji brunei. Ia turun tahta tahun 1485 dan meninggal tahun 1511.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Brunei mencapai masa kejayaanya pada masa pemerintahan sultan ke-5, nahkoda ragam,yang bergelar sultan bolkiah (1485-1584). Ia berhasil menaklukkan seluruh borneo sampai bagian utara luzon, kepulauan filipina. Di bawah kepemimpinannya, ia membentuk angkatan perang. Ibu kota brunei kemudian dibuatkan benteng keliling sebagai pertahanan.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></a> Wilayah kekuasaanya meluas hingga kerajaan sambas, pontianak, banjar masin, kutai, balangon, kepulauan sulu, kepulauan balabak, banggi balambangan dan palawan. Antonio pigafetta, penulis kronik dari itali mengunjungi brunei pada masa pemerintahan sultan bolkiah. Dia menuliskan tentang kemegahan pemandangan ibu kota.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Sultan bolkiah digantikan putranya sultan abdul kahar (1524-1530), seorang yang saleh dan disinyalir memiliki kekuatan supranatural (keramat). Pada tahun 1521, ferdinand magellan dan antonio pigafetta menemuinya, dimana saat itu masih menjabat sebagai pemangku sultan. Pada masanya, banyak ulama yang datang ke brunei untuk menyebarkan ajaran islam. Ia turun tahta pada tahun 1530 dan dikenal sebagai paduka segi begawan sultan abdul kahar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dalam sejarahnya, kekeuasaan kesultanan brunei sangat kuat dari abad ke-14 hingga abad ke-16. Pengaruh eropa secara berangsur-angsur mengakhiri kekuasaan brunei. Brunei pernah mengalami perang singkat dengan spanyol yang menyebabkan ibu kota brunei diduduki spanyol. Meski pada akhirnya kesultanan memenangkan perang dengan spanyol namun banyak wilayah kekuasaannya yang hilang. Kemunduran kerajaan brunei mengalami puncaknya pada abad ke-19, ketika raja putih dari serawakmenguasai sebagian wilayah kekuasaan brunei, hingga hanya menyisakan wilayah seperti sekaranng ini. Brunei kemudian dijajah oleh inggris. Meski tidak melepaskan kedaulatannya kepada inggris, namun perjanjian tahun 1888, menjadikan kesultanan brunei sebagai wilayah protektorat inggris. Urusan dalam negri ditangani oleh sultan, sedangkan urusan pertahanan negara, keamanan dalam negeri dan hubungan luar negeri menjadi tanggung jawab kerajaan inggris. Dalam prakteknya inggris tetap mencampuri urusan dalam negeri brunei. Hal ini karena brunei mau menerima penasehat inggris, yang memberikan nasehatnya selain menyangkut persoalan agama. Agama tetap memainkan peranan penting dalam masyarakat. Demikian juga bahasa melayu tetap menjadi media komunikasi dan pengajaran agama dalam masyarakat muslim brunei.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> . Pada 1 januari 1984, Brunei Darussalam telah berhasil mencapai kemerdekaan sepenuhnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">2.3 </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt;">Perkembangan kontemporer islam di brunei</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Brunei memperoleh kemerdekaannya dari inggris pada tahun 1984. Konstitusi bruneimenegaskan bahwa agama resmi brunei darussalam adalah islam mengikut mazhab shafi’i. Meski agama lain seperti Kristen, Budha, dan Hindu dapat dianut dan dilaksanakan secara damai dan harmonis, namun pemerintah menegaskan sejumlah batasan bagi pemeluk agama non-islam, anta lain pelarangan bagi non-muslim untuk menyebarkan agamanya. Akhir tahun 2000 dan 2001 pemerintah menahan orang kristen, karena dugaan aktivitas subversif (bawah tanah). Mereka akhirnya dilepaskan pada bulan oktober 2001 setelah bersumpah setia pada sultan. Tidak dibenarkan satu sekolahpun, termasuk sekolah swasta mengajarkan ajaran agama selain islam, termasuk materi perbandingan agama. Selain itu, seluruh sekolah termasuk sekolah cina dan kristen diharuskan mengajarkan materi pelajaran islam kepada seluruh siswanya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Berbagai pemeluk agama hidup berdampingan secara damai, namun interaksi gereja terhalang oleh etos Islam yang dominan yang tidak memperbolehkan pemeluk islam mempelajari keyakinan agama lain. Pada saat yang sama, tokoh-tokoh islam mengorganisir sejumlah kegiatan untuk mengajarkan dan menyebarkan islam yang mereka istilahkan dengan “dialog” meski dalam kenyataanya hanya berbentuk informasi satu arah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kerajaan brunei dikenal menganut ideologi kerajaan islam melayu atau melayu islam beraja (MIB). Berbagai pertemuan dan acara seremonial ditutup dengan doa. Pada setiap upacara kenegaraan, non-muslim diharuskan memakai pakaian nasional yang mencakup tudung kepala bagi perempuan dan kopiah bagi laki-laki, kostum yang relatif identik dengan busana muslim. Seperti yang ditegaskan oleh Sultan Haji Hassanal Bolkiah Muizzaddin wa Daulah mengawali tahun 1991:”Melayu Islam Beraja harus menegaskan identitas dan citra Brunei Darussalam yang kokoh di tengah-tengah negara non-skuler lainnya di dunia”. Sebuah surat kabar resmi pemerintahan menjelaskan tentang melayu islam beraja sebagai berikut: “ Kerajaan Islam Melayu menyerukan kepada masyarakat untuk setia kepada rajanya, melaksanakan islam dan menjadikannya sebagai jalan hidup serta menjalani kehidupan dengan mematuhi segala karakteristik dan sifat sejati bangsa Melayu Brunei Darussalam, termasuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa utama”.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Seiring dengan penekanan akan urgensi Melayu Islam Beraja (MIB) sebagai mana di tegaskan pemerintah, awal tahun 1991 ditandai dengan bermacam perayaan peristiwa-peristiwa keagamaan, mulai dari isra’mi’raj Nabi Muhammad, perayaan Nuzul Quran, perayaan hari raya Idul Fitri, memperingati tahun baru Hijriah, serta keikutsertaan Brunei dalam berbagai forum islam regional dan internasional, misalnya dengan menjadi tuan rumah Pertemuan Komite Eksekutif Dewan Dakwah Islam Regional Asia Tenggara, menghadiri pembukaan Festival Budaya Islam di Jakarta, serta menghadiri konferensi Organisasi Konferensi Islam (OKI). Di sisi lain, pemerintah melarang jual beli minjuman keras. Sultan juga melarang pergerakan al-Arqam yang dinilai banyak kalangan sebagai gerakan yang menyebarkan ajaran sesat. Hal ini mencerminkan kokohnya pendirian pemerintah dalam menghadapi organisasi sempalan islam. Lebih jauh, besarnya perhatian Sultan terhadap aktivitas –aktivitas keislaman seperti di kemukakan di atas, dapat diinterpretasikan sebagai dukungan pemerintah terhadap proses islamisasi dimana berperan sebagai perwujudan dari islam dan Kultur Melayu Brunei.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Karena itu, MIB, nampaknya dapat digambarkan sebagai upaya pemerintah untuk membangun sebuah ideologi nasional serta mengartikulasikan budaya nasional sehingga diharapkan dapat memberikan arah dalam mengelola perubahan sosial yang cepat, dan dalam pembangunan bangsa. Melayu Islam Beraja berkaitan erat dengan evolusi adat istiadat dan tradisi Melayu Brunei. Melalui MIB, pemerintah menginginkan agar nilai-nilai budaya Melayu dan norma Islam dijalankan. Acara-acara upacara keagamaan yang banyak tertera dalam kalender Muslim memberikan gambaran tentang bagaimana ideologi nasional itu diungkapkan dalam kehidupan berbangsa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dalam aspek hukum, hukum Brunei mencakup pelarangan khalwat ( hubungan intim namun tidak sampai melakukan zina antara dua jenis kelamin di luar hubungan pernikahan) dan larangan mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Berdasarkan data statistic yang dikeluarkan oleh pejabat agama, sepanjang bulan Juli 2005 hingga April 2006 terdapat 386 kasus khalwat. Sebagian besar ditahan dan mendapat hukuman. Pejabat agama selalu melakukan razia makanan tidak halal dan mengandung alcohol. Mereka melakukan monitoring ke sejumlah restoran dan supermarket untuk memastikan bahwa yang mereka sajikan adalah makanan halal. Pegawai restoran yang ketahuan melayani muslim makan di siang hari Ramadhan juga dapat diperkarakan dan dihukum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Selain itu, posisi sentral Islam lagi-lagi diperkuat dengan didirikannya Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB) atau Dana Amanah Islam Bruei, yaitu lembaga finansial pertama di Brunei yang dijalankan berdasarkan syari’at Islam. Diantara tujuan TAIB adalah mengelola dana TAIB, dan kemudian mendukung investasi dan perdagangan yang meliputi investasi dibidang bursa dan pasar uang, berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan industry baik didalam maupun di luar negeri, dan menjalankan fungsi-fungsi lainnya yang akan diatur secara berkala. Lembaga ini beroperasi melalui sistem tabungan dan tabungan itu kemudian diinvestasikan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada investor pada periode tertentu setelah dipotong zakat dan biaya manajemen TAIB.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[6]</span></span></span></a> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Pada upacara pembukaan TAIB . sultan menyatakan bahwa brunei sedang berusaha untuk mendirikan bank Islam. Dia menyatakan bahwa bank Internasional Brunei dapat menjadi model utama bank Islam dinegeri tersebut. Kesimpulannya, aktivitas-aktivitas ini berfungsi untuk memperkokoh posisi sentral Islam, baik sebagai komponen penting dalam ideologi nasional maupun sebagai prinsip yang mengatur kehidupan sehari-hari.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[7]</span></span></span></a> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Lemahnya sumber daya manusia masih menjadi salah satu persoalan yang masih dihadapi Brunei seperti yang sering disinggung oleh menteri kabinet dan pejabat pelayan masyarakat lainnya. Hal ini semakin terasa terutama bila dikaitkan dengan tantangan mengelola perubahan dalam konteks pembangunan nasional. Lemahnya SDM dapat dilihat sebagai salah satu faktor kausal mengapa Brunei dihadapkan pada peningkatan pengangguran, dan beberapa pekerjaan tertentu masih mempekerjakan orang asing. Solusi utama yang dilakukan pemerintah untuk menyeleseaikan persoalan ini adalah dengan memberikan pelatihan pada generasi muda. Bahasa Melayu dan Inggris juga mendapat penekanan dalam pendidikan di Brunei. Semua disiplin ilmu utama setelah tiga tahun dari pendidikan dasar diajarkan dalam bahasa inggris. Penekanan pada bahasa Inggris ini diimbangi dengan pengajaran MIB, seperti pendidikan moral dan pengajaran agama islam di sekolah. Mahasiswa untuk mempelajari materi MIB selama satu tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dalam rangka melahirkan SDM yang mjumpuni, di Brunei terdapat sejumlah lembaga pendidikan, antara lain, Universitas Brunei Darussalam (UBD). Universitas ini berdiri sejak tahun 1985. Tahun 1991 tercatat, universitas ini telah menghasilkan 500 sarjana. Tahun 1991 sebuah memorandum of understanding (MoU) telah ditandatangani dengan UTM untuk memperkuat kerjasama dalam bidang pendidikan dan pelatihan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.4. Politik Negara Brunei Darusalam</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan monarki absolut dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap seagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hassanal_Bolkiah" title="Hassanal Bolkiah"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Sultan Hassanal Bolkiah</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> yang </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Sultan_Brunei" title="Daftar Sultan Brunei"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> sejak </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-15" title="Abad ke-15"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">abad ke-15</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapa </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dewan_Kakus_Umum&action=edit&redlink=1" title="Dewan Kakus Umum (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">majelis</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan sebuah kabinet </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Menteri" title="Menteri"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">menteri</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi. </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa" title="Media massa"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Media</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status yang dihormati di dalam negeri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/September" title="September"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">September</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2000" title="2000"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">2000</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi sejak tahun 1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa selain menasihati sultan. Disebabkan oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei menjadi salah satu negara yang paling stabil dari segi politik di Asia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertahanan Keamanan Brunei mengandalkan perjanjian pertahanan dengan Inggris di mana terdapat pasukan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gurkha" title="Gurkha"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Gurkha</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> yang terutama ditempatkan di Seria. Jumlah pertahanan keamanannya lebih kecil bila dibandingkan dengan kekayaannya dan negara negara tetangga. Secara teori, Brunei berada di bawah </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemerintahan_militer&action=edit&redlink=1" title="Pemerintahan militer (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">pemerintahan militer</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> sejak pemberontakan yang terjadi pada awal dekad </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1960-an" title="1960-an"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">1960-an</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Pemberontakan itu dihancurkan oleh laskar-laskar </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Britania_Raya" title="Britania Raya"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Britania Raya</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dari </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Singapura"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Singapura</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Brunei memiliki dengan hubungan luar negeri terutama dengan negara negara </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/ASEAN" title="ASEAN"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">ASEAN</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan negara negara lain serta ikut serta sebagai anggota </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/PBB" title="PBB"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">PBB</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Kesultanan ini juga terlibat konflik </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Spratly" title="Kepulauan Spratly"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Kepulauan Spratly</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> yang melibatkan hampir semua negara ASEAN (kecuali </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Indonesia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja" title="Kamboja"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Kamboja</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laos" title="Laos"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Laos</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Myanmar" title="Myanmar"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Myanmar</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">), </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Cina" title="Republik Rakyat Cina"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">RRC</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Cina" title="Republik Cina"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Republik Cina</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Selain itu terlibat konflik perbatasan laut dengan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Malaysia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> terutama masalah daerah yang menghasilkan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak" title="Minyak"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">minyak</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_bumi" title="Gas bumi"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">gas bumi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Brunei menuntut wilayah di </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sarawak" title="Sarawak"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Sarawak</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, seperti </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Limbang" title="Limbang"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Limbang</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Banyak pulau kecil yang terletak di antara Brunei dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Labuan" title="Labuan"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Labuan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, termasuk </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pulau_Kuraman&action=edit&redlink=1" title="Pulau Kuraman (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Pulau Kuraman</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, telah dipertikaikan oleh Brunei dan Malaysia. Bagaimanapun, pulau-pulau ini diakui sebagai sebagian Malaysia di tingkat internasional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.5 Raja-raja Brunei<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Raja-raja Brunai Darusalam yang memerintah sejak didirikannya kerajaan pada tahun 1363 M yakni:<o:p></o:p></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Shah" title="Muhammad Shah"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Muhammad Shah</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1383 – 1402)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad" title="Ahmad"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Ahmad</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1408 – 1425)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syarif_Ali" title="Syarif Ali"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Syarif</span><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Ali</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1425 – 1432)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulaiman" title="Sulaiman"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Sulaiman</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1432 – 1485)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bolkiah" title="Bolkiah"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Bolkiah</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1485 – 1524)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Kahar" title="Abdul Kahar"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Abdul Kahar</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1524 – 1530)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Saiful_Rizal" title="Saiful Rizal"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Saiful Rizal</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1533 – 1581)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Shah_Brunei&action=edit&redlink=1" title="Shah Brunei (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Shah Brunei</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1581 – 1582)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Hasan" title="Muhammad Hasan"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Muhammad Hasan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1582 – 1598)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Jalilul_Akbar" title="Abdul Jalilul Akbar"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Abdul Jalilul Akbar</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1598 – 1659)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Jalilul_Jabbar" title="Abdul Jalilul Jabbar"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Abdul Jalilul Jabbar</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1669 – 1660)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Haji_Muhammad_Ali" title="Haji Muhammad Ali"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Haji Muhammad Ali</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1660 – 1661)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdul_Hakkul_Mubin&action=edit&redlink=1" title="Abdul Hakkul Mubin (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Abdul Hakkul Mubin</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1661 – 1673)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhyiddin" title="Muhyiddin"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Muhyiddin</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1673 – 1690)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nasruddin&action=edit&redlink=1" title="Nasruddin (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Nasruddin</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1690 – 1710)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Husin_Kamaluddin" title="Husin Kamaluddin"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Husin Kamaluddin</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1710 – 1730) (1737 – 1740)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Alauddin" title="Muhammad Alauddin"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Muhammad Alauddin</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1730 – 1737)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Omar_Ali_Saifuddien_I" title="Omar Ali Saifuddien I"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Omar Ali Saifuddien I</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1740-1795)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Tajuddin" title="Muhammad Tajuddin"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Muhammad Tajuddin</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1795-1804) (1804-1807)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammad_Jamalul_Alam_I&action=edit&redlink=1" title="Muhammad Jamalul Alam I (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Muhammad Jamalul Alam I</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1804)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Kanzul_Alam" title="Muhammad Kanzul Alam"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Muhammad Kanzul Alam</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1807-1826)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammad_Alam&action=edit&redlink=1" title="Muhammad Alam (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Muhammad Alam</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1826-1828)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Omar_Ali_Saifuddin_II" title="Omar Ali Saifuddin II"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Omar Ali Saifuddin II</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1828-1852)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Momin" title="Abdul Momin"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Abdul Momin</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1852-1885)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hashim_Jalilul_Alam_Aqamaddin" title="Hashim Jalilul Alam Aqamaddin"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Hashim Jalilul Alam Aqamaddin</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1885-1906)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Jamalul_Alam_II" title="Muhammad Jamalul Alam II"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Muhammad Jamalul Alam II</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1906-1924)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Tajuddin" title="Ahmad Tajuddin"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Ahmad Tajuddin</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1924-1950)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Omar_%27Ali_Saifuddien_III" title="Omar 'Ali Saifuddien III"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Omar ‘Ali Saifuddien III</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1950-1967)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Haji_Hassanal_Bolkiah_Mu%27izzaddin_Waddaulah" title="Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1967-kini)<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.6</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Hukum di Brunei Darusalam</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesultanan Brunei Darussalam mempunyai sejarah yang cukup panjang. Secara kultural, hukum yang berlaku di Brunei Darussalam tidak jauh berbeda dengan tetangganya Malaysia, karena keduanya memang mempunyai akar budaya yang sama. Meskipun sejak 1888 – 1984 Brunei menjadi negara protektorat Inggris, namun hal tersebut tidak menyebabkan hukum Islam tidak berlaku di Brunei Darussalam. Sikap Inggris terhadap Islam sangat berbeda dengan sikap Belanda, terutama terhadap penduduk negeri jajahannya. Kalaupun Inggris ikut campur tangan, yang mereka lakukan adalah menempatkan Islam di bawah wewenang para Sultan, sehingga agama menjadi kekuatan yang konservatif.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pola hukum Islam yang dianut oleh penduduk Brunei lebih banyak dipengaruhi oleh mazhab Syafii. Sistem Hukum dan Pengadilan mereka lebih banyak dipengaruhi oleh hukum adat Inggris Sampai dekade sekarang ini sistem hukumnya, kecuali hukum-hukum agama Islam, masih didominasi oleh sistem hukum Inggris. Bahkan Mahkamah Agung/Hakim Agungnya masih dirangkap oleh Mahkamah Agung/Hakim Agung Hongkong. Hukum Perdata Islam bagaimanapun juga dapat terhindar dari upaya modernisasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengadilan Syariah (Mahkamah Qadi) secara tradisional mengurus masalah- masalah perdata Islam (perkawinan, perceraian, hubungan keluarga, amanah masyarakat, nafkah dsb) berdasarkan mazhab Syafii. Sistem ini tetap dipertahankan sebagai pranata hukum dan politik Sultan.Sejak tahun 1898 setidak-tidaknya telah terjadi 6 kali perubahan (penyempurnaan) peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan keagamaan masyarakat Brunei Darussalam, yaitu Undang- Undang tahun 1898, 1955, 1956, 1957, 1960, 1961 dan 1967. Hal ini secara sepintas mengesankan adanya dinamika dalam kehidupan hukum Islam di Brunei Darussalam. Hanya saja seberapa jauh dinamika itu terjadi perlu mendapat kajian lebih lanjut dan lebih mendalam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Brunei pra Islam pernah berada di bawah kekuasaan kerajaan Malaka, Cina, Sriwijaya dan Majapahit yang beragama Hindu. Pengaruh kebudayaan Hindu terjelma dalam bentuk upacara, adat istiadat, bahasa (Sanskrit); terutama untuk gelar- gelar pembesar negri, bahkan sampai sekarang penga-ruh bahasa Sanskrit itu masih terasa, Hal ini umpamanya masih terlihat ketika pelantikan pembesar-pembesar negri. Contohnya ketika Sultan Hasanal Bolkiah tahun 1967 dikukuhkan menjadi Sultan masih menggunakan bahasa Sanskrit, meskipun ditambah dengan bahasa Arab.Hal yang sama terjadi kembali ketika pengukuhan putra mahkota oleh Sultan Hasanal Bolkiah beberapa waktu yang lalu. Sedangkan pengaruh Cina terlihat dalam tata cara berpakaian.Masuknya Islam ke Brunei sejalan dengan masuknya Islam ke Nusantara, dan setidak-tidaknya terjadi selepas Malaka jatuh ke tangan Portugisb tahun 1511 M. Kerajaan Brunei mempunyai warisan sejarah tua yang berkaitan dengan sejarah tua kerajaan Melayu Islam, seperti Perlak, Pasai, Malaka, Demak dan Aceh. Puncak kekeuasaannya adalah sekitar abada 15, Brunei telah menguasai tidak saja Borneo, bahkan seba gian kepulauan Pilipina termasuk Sulu.Rajanya yang pertama memeluk Islam adalah Awang Alak Betatar, yang bergelar Sultan Muhammad Syah (1368)-1415). Islam berkembang atas jasa seorang keturunan Saidina Hasan bernama Syarif Ali dari Thaif, yang kemudian kawin dengan anak saudara Sultan Muhammad Syah. Samapi saat ini Sultannya telah berjumlah 29 orang, dan yang terakhir adalah Sultan Hasanal Bolkiah, yang telah memerintah sejak 1967.Penduduk Brunei saat ini lebih kurang 300.000 orang, tahun 1989 baru 267.000 jiwa, padahal sebelumnya tahun 1960 baru 83.877 jiwa, 1971 – 136.251 jiwa, 1973 – 145.170 jiwa dan 1982 – 230.390 jiwa yang menyebar di seluruh wilayah Brunei, terutama di daerah perkotaannya; 44% di daerah muara (Sri Begawan), 31% di kota Sria dan Kuala Bekait, 12 % di daerah Tutong dan 3% di daerah Tamburay. Mayoritas penduduk merupakan suku Melayu (61%), duk pribuni lain (Melanau, Kedayan, Iban dll) 8,3%, Cina % dan sisanya etnis lain. Agama : Islam 63,4 %, Budha 14 %, Kristen 9,7 %, lain-lain 12,9 %. Lebih dari 80 % penduduknya yang berusia 15 tahun ke atas sudah bebas dari buta aksara. Mayoritas penduduknya adalah generasi muda; 40 % berumur sekitas 20 tahun, 35 % 21-40 tahun dan 25 % di atas 40 tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sejak tahun 1950 an telah dikirim pelajar-pelajar ke luar negeri, terutama ke<br />
madrasah Al-Junaid di Singapura adan al-Azhar Cairo. Pada tahun 1960 an, telah ada<br />
60 lulusan al-Azhar (Lc dan MA). Sejak adanya alumni-alumni Al-Junaid dan Al-<br />
Azhar tersebut dibuatlah Madrasah. Pendidikan sampai tingkat Universitas diberikan<br />
secara cuma-cuma. Beasiswa kerajaan diberikan kepada mereka yang dia<br />
nggap layak ke luar negeri, sampai dengan tahun 1984 sudah ada lebih kurang 2000<br />
orang yang belajar di luar negeri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sampai dengan tahunn 1972 pendidikan guru Brunei masih mengacu kepada sistem pendidikan guru di Johor Malaysia).10 Cirinya penekanan pada pelajaran al- Quran dan ibadah Shalat. Barulah pada tahun 1972 mereka mulai melakukan pendidikan agama sendiri. SLTA agama baru ada pada tahun 88 Semula di Brunei berlaku hukum Kanun Brunei yang mempunyai banyak persamaan dengan hukum Kanun Malaka, Johor, Pahang, Kedah, Riau dan Pontianak.11 Hukum Kanun Malaka ini didasarkan pada hukum Islam bermazhab Syafii yang isinya meliputi; kewajiban- kewajiban raja, larangan-larangan buat rakyat, pidana, hukum keluarga, ibadah, muamalah dll.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hukum Kanun Brunei berlaku sejak zaman Sultan Bolkiah (1473-1521). Zaman Sultan Saiful Rijal 1575-1600) di Brunei telah ada pengadilan terhadap orang- orang yang bersalah yang dihukum berdasarkan Hukum Kanun Brunei. Undang-Undang Melaka, semula terdiri dari 19 pasal, kemudian berubah menjadi 20 pasal dan terakhir menjadi 44 pasal, setidak-tidaknya 18 pasalnya diatur menurut ketentuan hukum Islam, misalnya :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- pasal 5 : tt jinayah berlaku qisas<br />
- pasal 7 : pencurian, bisa denda, bisa juga potong tangan<br />
- pasal 12 : perzinaan ; tidak dirajam, tapi bisa ganti rugi dan mengawini, jika istri orang minta maaf di depan khalayak ramai dan denda<br />
- pasal 25 : syarat ijab qabul<br />
- pasal 26 : syarat saksi<br />
- pasal 27 : talak dan rujuk<br />
- pasal 28 : ” Cina buta”<br />
- pasal 30 : bungan, riba dan jual beli<br />
- pasal 37 : kesaksian untuk penetapan had ; mabuk, mencuri, membunuh, qisas dsb<br />
- pasal 32 : sulhu<br />
- pasal 34 : hukum amanah<br />
- pasal 36 : shalat<br />
- pasal 38 : pembuktian (sumpah, pengakuan dll).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sedangkan Kanun Brunei terdiri dari 47 pasal dan sekurang-kurangnya 29 pasal mengandung unsur-unsur Islam, diantaranya:<br />
- pasal 4 : jinayah, bunuh, menikam, memukul, merampas, mencuri, menuduh dsb.<br />
- pasal 5, 8 dan 41 : qishas<br />
- pasal 7 dan 11 : pencurian<br />
- pasal 12 dan 42 : perzinaan<br />
- pasal 15 : pinjam meminjam<br />
- pasal 18 : pinang meminang<br />
- pasal 20 : tanah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- pasal 25 : perkawinan<br />
- pasal 26 dan 27 : saksi<br />
- pasal 28 : khiar dan pasakh nikah<br />
- pasal 29 : thalak<br />
- pasal 31 : jual beli<br />
- pasal 33 : utang piutang<br />
- pasal 34 : muflis dan sulhu<br />
- pasal 36 : ikrar<br />
- pasal 38 : murtad<br />
- pasal 39 : syarat saksi<br />
- pasal 44 : minuman keras dan mabuk<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selain itu hukum Brunei mencakup pelarangan khalawat (hubungan intim namun tidak sampai melakukan zina antara dua jenis kelamin diluar hubugan pernikahan), pasal 12 dan 14. Dan larangan mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Berdasarkan data statistic yang dikeluarkan oleh pejabat agama, sepanjang bulan juli 2005 hingga april 2006 terdapat 389 kasus khalawat. Sebagian besar ditahan dan mendapat hukuman. Pejabat agama selalu melakukan razia makanan tidak halal dan mengandung alkohol. Mereka melakukan memonitoring kesejumlah restoran dan supermarket untuk memastikan bahwa yang mereka sajikan adalah makanan halal. Pegawai restoran yang ketahuan melayani muslim makan disiang hari ramadhan juga dapat diperkarakan dan dihukum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semenjak Brunei menjadi protektorat Inggris, maka di Brunei pada mulanya diberlakukan hukum Acara Pidana berdasarkan Hukum Acara Pidana Inggris/India 1898. Di dalamnya terdapat bab tentang nafkah istri, anak dan orang tua. Pada tahun 1912 telah diundangkan Hukum Islam, dilengkapi pada tahun berikutnya tentang perkawinan dan perceraian, yaitu pada tahun 1913.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada tahun 1955 dengan berlakunya Undang-Undang Ugama dan Mahkamah Qadi 1955, maka UU 1912 dan 1913 dicabut ( pasal 205). Undang-Undang 1955 ini ketentuan-ketentuannya secara garis besar diambilkan dari UU yang sama yang sebelumnya telah diberlakukan di Malaysia.16 Undang-Undang 1955 ini kemudian disempurnakan pada tahun 1956, 1957, 1960, 1961, 1967. Perubahan tersebut juga sejalan dengan perubahan yang terjadi di Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada tahun 1888 Brunei telah mengadakan perjanjian dengan Inggris dan<br />
Brunei ditempatkan dibawah perlindungan Inggris da Sultan setyuju bahwa<br />
hubungan luar negeri dikendalikan oleh InggIris. Tahun 1905 diadakan perjanjian baru yang menjadikan Brunei menjadi sistem residen dimana Inggeris masih memberikan nasihat pada sultan, kecuali bidang agama dan adat istiadat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Akibat perang Asia Pasific 1941 menyebabkan Brunei dikuasai Jepang (1941- 1945). Ekonomi-nya menjadi morat marit dan manyebabkan lahirnya semangat nasionalisme Brunei yang melahirkan Kesatuan Melayu Brunei. Pada tanggal 14 Maret 1959 diadakanlah perundingan dengan Ratu Elizabeth II mengenai masa depan Brunei. Pada tanggal 29 September 1959 ditanda tanganilah perjanjian Perlembagaan tertulis Brunei, yang berisi tentang corak pemerintahan kerajaan sendiri yang demokratik secara berperingkat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Urusan dalam negeri menjadi tangung jawab kerajaan dan urusan pertahanan dan luar negeri masih dalam perlindungan Inggeris. Sejak itu terjadilah perubahan- perubahan yang mendasar dalam hubungan antara Brunei dan Inggeris. Berdasarkan Perlembagaan Negeri Brunei 1959 ini ditetapkan bahwa agama resmi Brunei adalah Islam menurut ahlus Sunnah wa al-Jamaah mazhab Syafii. Pasal 44 konstitusi ini menyebutkan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan Sultan, termasuk dalam urusan agama Islam. Untuk menjalankan tugasnya dalam bidang agama, Sultan dibantu oleh ; Majlis Ugama Islam, Penasehat Ugama dan Jabatan Hal Ehwal Ugama.18 Majlis Ugama Islam, kewenangan dan tanggungbjawabnya adalah sebagai penasehat Sultan dalam bidang agama yang meliputi : membuat UU, memberikan fatwa dan menetapkan peraturan perUU-an buat orang Islam, mengurusi masalah kehakiman, peradilan, menangani masalah-masalkah amanah umat, masjid, perkawinan dan perceraian serta nafkah dan orang-orang masuk Islam. Sedangkan Penasehat Ugama tugasnya adalah membantu dan memberikan nasehat pada Sultan mengenai urusan agama Islam. Jabatan Hal Ehwal Ugama adalah sebagai petugas pelaksana hal ehwal agama dalam negeri; seperti penyuluhan agama dan penyebaran agama Islam bagi penduduk negeri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada tahun 1960an politik Brunei berubah sehubungan dengan langkah yang diambil oleh Tunku Abdur Rahman Putra al-Haj menegnai pem,bentukan Malaysia yang meliputi negeri-negeri persekutuan Melayu, Sabah, Serawak. Singapura dan Brunei. Brunei memisahkan diri dari persekutiuan tersebut, sehingga Malaysia merdeka sendiri tahun 1963. Tahun 1967 Hasanal Bolkiah dinobatkan menjadi sultan menggantikan ayahandanya, dan 1 Agustrus 1968 beliau dilantik jadi Sultan. Pada awal tahun 1984 Inggris mengakhiri pengaruhnya di Brunei. Brunei kemudian mengumumkan bahwa mereka adalah negara Islam yang diatur menurut Syariah. Dewan Agama, kebiasaan negara dan UU Mahkamah Qadi 1955 menjadi lebih giat dilaksanakan, diikuti dengan peninjauan dan perubahan dalam bentuk Syariah dan pengaruh hukum Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan lebih rinci tentang hukum Islam di Brunei Darusalam</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Pembatalan Pertunangan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perbuatan membatalkan perjanjian pertunangan oleh pihak laki-laki yang dibuat baik secara lisan maupun secara tertulis yang dilakukan mengikuti hukum muslim, akan berakibat pada pihak laki-laki, yaitu harus membayar sejumlah sama dengan banyaknya mas kawin, ditambah dengan perbelanjaan yang diberikan secara suka rela untuk persiapan perkawinan. Apabila yang membatalkan perjanjian tersebut dari pihak perempuan, maka hadiah pertunangan harus dikembalikan bersama dengan uang yang diberikan dengan suka rela. Semua pembayaran baik yang digariskan tadi bisa didapatkan kembali melalui perkawinan. Hal ini tidak dijelaskan dalam fikih Syafi’i secara eksplisit.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Pendaftaran Nikah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam Undang-undang Brunei orang yang bisa menjadi pendaftar nikah cerai selain kadi besar dan kadi-kadi adalah imam-imam masjid, disamping imam-imam itu merupakan juru nikah yang diberi tauliah untuk menjalankan setiap akad nikah. Orang biasa melangsungkan sebuah pernikahan adalah orang yang diberi kuasa (tauliah) oleh sultan atau yang diberi kuasa oleh hukum untuk orang Islam. Tetapi dalam hal kehadiran dan kebenaran pendaftaran juga diperlukan. Walaupun demikian pernikahan yang tidak mengikuti aturan ini tetap dilangsungkan (sah), tetapi menurut aturan hukum muslim dianggap sah dan hendaknya didaftarkan. Sedangkan yang dinamakan perkawinan yang tidak sah adalah perkawinan yang tidak mengikuti hukum madzhab yang dianut oleh kedua belah pihak. Aturan-aturan yang berlaku di atas merupakan reformasi hukum keluarga Islam yang sifatnya regulatory, karena dengan tidak adanya pencatatan dan pendaftaran tidak menyebabkan batalnya suatu perkawinan bahkan dalam hal ini ternyata di Brunei terasa lebih longgar dibanding dengan negara tetangganya, karena dengan tidak mendaftarkan perkawinan tersebut tidak merupakan suatu pelanggaran.<b> <o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Wali Nikah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Persetujuan kedua belah pihak dalam perkawinan sangat diperlukan selain itu wali pengantin perempuan harus memberikan persetujuan atau kadi yang mempunyai kewenangan bertindak sebagai wali raja yaitu apabila tidak ada wali nasab atau wali naab tidak menyetujui dengan alasan yang kurang tepat hal ini juga terjadi di Malaysia, yang memberikan aturan tentang keharusan adanya izin wali dalam nikah. Jika tidak ada wali nasab atau wali tidak memberikan izin dengan alasan yang tidak masuk akal pengadilan dapat memberikan izin kepada orang lain untuk bertindak sebagai wali. Di Singapura aturan ini ditetapkan melalui ordonansi muslim 1957 yang memberikan otoritas kepada kadi untuk menyelenggarakan pernikahan seorang perempuan yang tidak mempunyai wali nasab, atau walinya tidak memberikan izin denagn alasan yang tidak masuk akal, asalkan tidak ada halangan berdasarkan hukum islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Perceraian yang dilakukan suami </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika perempuan cerai sebelum disetubuhi maka ia tidak boleh dikawinkan dengan orang lain kecuali dengan suaminya yang terdahulu dalam masa iddah. Kecuali telah dibenarkan oleh kadi yang berkuasa dimana ia tinggal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam Undang-undang Brunei selanjutnya disebutkan bahwa bagi perempuan yang dicerai dengan talak tiga tidak boleh nikah lagi dengan suaminya yang terdahulu. Kecuali ia kawin dengan laki-laki lain denagn cara yang sah dan bersetubuh dengannya kemudian diceraikan dengan cara yang sah sesuai dengan undang-undang. Peraturan perceraian Brunei yang lainnya adalah seorang suami bisa menceraikan istrinya denagn talak 1, 2, 3, denagn hukum Muslim seorang suami mesti memberitahukan tentang perceraiannya kepada pendaftar dalam tempo 7 hari. Jika seorang perempuan yang sudah menikah bisa juga mengajukan permohonan cerai kepada kadi dengan mengikuti hukum muslim. Apabila suaminya rela hendaknya dia mengucapnya cerai. Kemudian didaftarkan dan kadi akan mengeluarkan akta perceraian kepada kedua belah pihak sebagai perbandingan di negara malaysia hukum yang berlaku ternyata membatasi kebebasan seorang suami muslim untuk menceraikan istriny, lain hal denag hukum yang berlaku di serawak, jika suami menuntut perceraian pada istrinya maka ketika dibuktikan bahwa ia tidak bersalah pengadilan akan memberikan waktu 15 hari untuk mempertimbangkan kembali seandainya waktu yang diberikan habis sedang ia masih dalam keputusannya maka di izinkan kepadanya untuk menceraikan istrinya dengan membayar denda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Perceraian dengan talak tebus</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di Brunei juga diberlakukan aturan yang menyatakan bahwa jika pihak tidak menyetujui perceraian denagn penuh kerelaan maka kedua belah pihak bisa menyetujui perceraian dengan tebusan atau cerai tebus talak kadi akan menilai jumlah yang dibayar sesuai dengan taraf kemampuan kedua belah pihak tersebut. Serta mendaftarkan perceraian itu. Perceraian dengan cara ini ternyata berlaku juga di Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">f.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Talak tafwid, fasakh dan perceraian oleh pengadilan </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perempuan di Brunei bisa memohon kepada Mahkamah Kadi untuk mendapatkan perceraian lewat fasakh. Yaitu suatu pernyataan pembubaran perkawinan menurut hukum Muslim pernyataan fasakh ini tidak akan dikeluarkan, kecuali mengikuti hukum Islam dan pihak perempuan dapat memberikan keterangan dihadapan sekurang-kurangnya dua saksi denagn mengangkat sumpah atau membuat pengakuan. Bagi para istri di Malaysia, pihak istri diberikan hak untuk mengajukan perceraian dengan alasan bahwa suaminya impoten sedangkan di Singapura pengadilan dapat menerima tuntutan dari kaum perempuan muslimah untuk mengadakan perceraian (fasakh) dan memutuskannya berdasarkan hukum keluarga Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">g.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Hakam (Arbitrator)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apabila selalu muncul masalah antara suami dan istri maka kadi bisa mengangkat seorang, dua orang pendamai atau hakam dari keluarga yang dekat dari masing-masing pihak yang mengetahui keadaannya. Kadi memberikan petunjuk kepada hakam untuk melaksanakan arbiterase dan harus melaksanakannya sesuai dengan hukum Muslim, apabila kadi tidak sanggup atau tidak menyetujui apa yang dilakukan oleh hakam kadi akan mengganti dan mengangkat hakam yang lain. Haruslah di angkat seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan, kedua hakam yang diangkat itu adalah orang yang terpercaya dengan persetujuan suami istri dan kedua suami istri itu mewakilkan kepada kedua hakam untuk kumpul lagi atau bercerai apabila kedua hakam itu berpendapat demikian.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">h.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rujuk</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam Undang-undang ini disebutkan adanya rujuk setelah dijatuhkannya talak, yaitu apabila cerainya dengan talak satu atau dua. Tinggal bersama setelah bercerai mesti berlaku dengan kerelaan kedua belah pihak denagn syarat tidak melanggar hukum Muslim dan kadi harus mendaftarkan untuk tinggal bersama. Apabila perceraian yang bisa dirujuk kembali dilakukan dengan tanpa sepengetahuan istri maka ia tidak dapat diminta untuk tinggal bersama sampai diberitahukan tentang perkara itu. Kemudian jika setelah menjatuhkan talak yang masih bisa dirujuk kembali pihak suami mengucapkan rujuk dan pihak istri menerimanya, maka istri dapat diperintahkan kadi untuk tinggal bersama tetapi pihak tersebut tidak bisa dibuat sekiranya pihak istri tidak memberi kerelaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">i.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Nafkah dan tanggungan anak</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembicaan nafkah hanya dipakai dlam tuntutan yang dibuat oleh orang Islam terhadap orang Islam yang lainnya. Yang termasuk kedalam ini adalah para istri, anak sah yang masih belum dewasa, orang yang tidak mampu membiayai (fiskal), orang yang berpenyakit dan anak diluar nikah. Tiga syarat ini bisa dijadikan tuntutan berdasarkan hukum Muslim yang dalam hal menentukan hak untuk nafkah. Dalam kasus anak diluar nikah, Mahkamah Kadi akan membuat ketentuan yang dianggap sesuai. Perintah bisa dikuatkan melalui Mahkamah Majistret atau Mahkamah Kadi Besar.<o:p></o:p></span></div><h4 style="text-align: justify;"><strong><span style="color: windowtext; font-size: 12pt; line-height: 115%;">2.6 </span></strong><strong><span lang="EN-US" style="color: windowtext; font-size: 14pt; line-height: 115%;">Islam di Brunei Darussalam Setelah Merdeka</span></strong><span lang="EN-US" style="color: windowtext; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; font-weight: normal; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></h4><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Setelah merdeka Brunei menjadi sebuah negara Melayu Islam Beraja. “Melayu” diartikan dengan negara melayu yang mengamalkan nilai-nilai tradisi atau kebudayaan melayu yang memiliki unsur-unsur kebaikan dan menguntungkan. “Islam” diartikan sebagai suatu kepercayaan yang dianut negara yang bermazhab Ahlussunnah Waljamaah sesuai dengan konstitusi dan cita-cita kemerdekaannya. “Baraja” adalah suatu sistem tradisi melayu yang telah lama ada.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Brunei merdeka sebagai negara Islam di bawah pimpinan sultan ke-29, yaitu Sultan Hassanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah. Panggilan resmi kenegaraan saultan adalah “ke bawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda dan yang dipersatukan negeri. Gelar “Muizaddin Waddaulah” (pinata agama dan negara) menunjukkan ciri keislaman yang selalu melekat pada setiap raja yang memerintah.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Sebelum abad 16, Brunei memainkan peranan penting dalam penyebaran Islam di Wilayah Kalimantan dan Filipina. Sesudah merdeka, di tahun 1984 Brunei kembali menunjukkan usaha serius bagi memulihkan nafas ke-islaman dalam suasana politik yang baru. Di antara langkah-langkah yang diambil ialah mendirikan lembaga-lembaga modern yang selaras dengan tuntutan Islam. Disamping menerapkan hukum syariah dalam perundangan negara, didirikan Pusat Kajian Islam serta lembaga keuangan Islam.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Sultan telah melakukan usaha penyempurnaan pemerintahan yaitu dengan membentuk Majelis Agama Islam atas dasar UU agama dan Mahkamah Kadi tahun 1955. Majelis ini bertugas menasehati sultan dalam masalah agama Islam.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan monarki konstitusional dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri, yang dipilih dan diketuai oleh Sultan sendiri. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri. Pemilu, menurut kontitusi, harus diadakan setiap 5 tahun. Namun sejak 1965 tidak pernah lagi diadakan pemerintahan umum. Partai Demokrasi Nasional Brunei, partai politik satu-satunya dinegara ini, dibentuk pada tahun 1985.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Langkan lain yang ditempuh sultan adalah menjadikan Islam benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat Brunei dan satu-satunya ideologi negara. Untuk itu dibentuk jabatan hal Ehwal Agama yang bertugas menyebarkan paham Islam. Baik kepada pemerintah beserta aparatnya maupun kepada masyarakat luas. Brunei mengembangkan hubungan luar negeri dengan masuk Organisasi Konferensi Islam, ASEAN dan PBB.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Untuk kepentingan penelitian agama Islam, pada tanggal 16 September 1985 didirikan pusat dakwah yang juga bertugas melaksanakan program dakwah serta pendidikan kepada pegawai-pegawai agama serta masyarakat luas dan pusat pameran perkembangan dunia Islam. Di Brunei orang-orang cacat dan anak yatim menjadi tanggungan negara. Seluruh pendidikan rakyat (dari Tk sampai Perguruan Tinggi) dan pelayanan kesehatan diberikan secara gratis</span>.<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BAB III</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">KESIMPULAN</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berdasarkan bab-bab sebelumnya yang telah dijelaskan , penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hukum Islam di Brunei Darussalam mengalami perubahan setelah adanya perjanjian-perjanjian dengan Inggris yang menyebabkan Inggris campur tangan dalam urusan kekuasaan kehakiman, keadilan, hukum serta perundang-undangan. Pelaksanaan hukum Islam secara khusus diserahkan kepada pemerintah Brunei, yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan mahkamah Syari’ah. Negara Brunei Darussalam mengakomodasi hukum Islam, adat, dan barat tetapi yang sering sekali digunakan adalah hukum Muslim (Islam). Pengambilan hukum Islam di brunei secara utuh dikembangkan dari mazhab Syafi’i dan sebagian besar bersifat regulatory, meskipun demikian ternyata pembaharuan hukum yang bersifat substansial tidak sejalan dengan Syafi’i sendiri bahkan dengan mazhab lain seperti masalah iddah yang belum disetubuhi oleh suaminya, kemudian ganti rugi batalnya perjanjian pertunangan. Kita ketahui hukum di Brunei dipengaruhi oleh Inggris melalui perjanjian-perjanjian sehingga memungkinkan Inggris campur tangan dan Brunei menjadi pemerintahan bergantung pada Inggris. Andaikan pada waktu itu Kesultanan Brunei tegas tidak lemah, serta mampu menangani konflik yang ada di negara brunei mungkin Bruneei menjadi negara-negara yang mempunyai undang-undang hukum Islam yamg kuat. Strategi kuatnya kekuatan negara dalam menghadapi persoalan menjadi hal yang penting di Brunei dan seluruh negara. Semoga Brunei terus-menerus melakukan pembaharuan hukum dan tidak menyimpang jauh dari hukum islam sehingga tidak tertinggal dwengan negara-negara lainnya dan diharapkan pengetahuan hukum Islam di brunei menjadikan kita lebih yakin dan percaya bahwa hukum Isalm yang kita gunakan adalah hukum yang benar yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-sunnah karena negara lain seperti Brunei berprinsip yang sama dengan umat Islam di Indonesia.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Monarki_absolut" title="Monarki absolut"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">monarki absolut</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap seagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Brunei Darusalam merupakan negara bekas jajahan Inggris , mulai dari tahun 1888 hingga 1983, dan memperoleh kemerdekaan pada awal Januari 2011.<o:p></o:p></span></li>
</ol><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: -42.55pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dr.Helmiati,M.Ag , Dinamika Islam Asia Tenggara ( Pekanbaru : suska Press, 2008)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><a href="http://www.mail-archive.com/is-lam@milis.isnet.org/msg00598.html"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://www.mail-archive.com/is-lam@milis.isnet.org/msg00598.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><a href="http://www.scribd.com/doc/17067631/Dinamika-Hukum-Islam-Di-Brunei-Darussalam-Dr-Afifi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://www.scribd.com/doc/17067631/Dinamika-Hukum-Islam-Di-Brunei-Darussalam-Dr-Afifi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><a href="http://www.al-shia.org/html/id/service/Info-Negara-Muslim/Brunei%20Darussalam.htm"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://www.al-shia.org/html/id/service/Info-Negara-Muslim/Brunei Darussalam.htm</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div style="text-align: justify;"><em><span lang="EN-US">Awang Mohd. Jamil Al-Sufri, liku-liku Pencapain Kemerdekaan Negara Brunei Darussalam, (Brunei: Jabatan Pusat Sejarah,1992) Cet ke-1.</span></em><em><span style="font-style: normal; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic;"><o:p></o:p></span></em></div><div style="text-align: justify;"><em><span lang="EN-US">Ensiklopedia Islam, Jakarta: Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve. 1999. Cet. 5</span></em><em><span style="font-style: normal; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic;"><o:p></o:p></span></em></div><div style="text-align: justify;"><em><span lang="EN-US">Ensiklopedia Islam Indonesia, Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Djambatan. 1992.</span></em><em><span style="font-style: normal; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic;"><o:p></o:p></span></em></div><div style="text-align: justify;"><em><span lang="EN-US">Ensiklopedia Indonesia Seri Geografi. Penyusun Redaksi Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: PT. Intermesa.1990) cet 1.</span></em><i><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></i></div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></a> Bandingkan dengan hasil sensus penduduk tahun 2005 yang melaporkan bahwa penduduk brunei berjumlah 372,361 jiwa, dimana 67% (249,481 orang) diantaranya menganut islam. Lihat wikipedia, <i>the free encyclopedia.<o:p></o:p></i></div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></a> P.M. holt, ann K.S. lambton & bernard lewis (ed.), the cambridge history of islam,(new york: cambbridge university press,1970), hlm.128-129.</div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></a> Nampaknya selama peiode sultan pertama dan kedua,terdapat hubungan kerajaan antara brunei dan cina, dimana pada periode itu, pangeran ming,ong sum ping (belakangan dikenal dengan pangeran maharaja lela) menikah dengan putri sultan muhammad.</div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></span></a> From wikipedia, the free encyclopedia.</div></div><div id="ftn5"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span></span></a> Brunei Darussalam newsletter, 15 july 1991, hlm, 8.</div></div><div id="ftn6"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span></span></a> Moeflich hasbullah (ed.), asia tenggara konsentrasi baru kebangkitan islam, hlm. 249</div></div><div id="ftn7"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI50.275/makalah%20siat.docx#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span></span></a> Ibid.</div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-48756817375518542182012-08-10T21:30:00.000-07:002012-08-10T21:30:37.484-07:00Islam di Malaysia<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; tab-stops: 193.5pt center 225.65pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%;"> BAB I<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l5 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">LATAR BELAKANG<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Di Malaysia, penduduknya terdiri dari beragam etnis dan agama. Sensus nasional Malaysia tahun 2000 mencatat etnis melayu berjumlah 65,1% dari seluruh jumlah penduduk, meningkat 4,5 persen selama sepuluh tahun terakhir. Sisanya terdiri dari 26 persen Cina,menurun dari 28,1 persen di tahun 1990, kira-kira 6,9 persenindia dan 2 persen lain-lain. Tahun 2000 jumlah muslim 65,4 persen dari seluruh jumlah penduduk, meningkat dari 58,6 persen di tahun 1990. Sisanya terdiri dari berbagai penganut agama. Yang terbesar adalah penganut Budha 19,2 persen, Kristen 9,1 persen, dan Hindu 6,3 persen. Namun demikian, dalam masyarakat yang beragam etnis dan agama, dimana jumlah Muslimnya hanya separuh lebih sedikit dari seluruh jumlah penduduk, citra dan nuansa Islam sangat kentara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam perkembangan terakhir, dukungan pemerintah terhadap Islam dapat dilihat dari pembangunan secara besar-besaran pusat Islam di Putrajaya, serta intensifikasi program-program dan dan kegiatan keislaman melalui lembaga itu. Abdullah Ahmad Badawi yang menjabat sebagai Perdana Menteri sejak tahun 2004 menggantikan Mahatir Muhammad juga tak ketinggalan dalam menyuarakan pesan-pesan Islam. Hal ini dapat ditunjukkan dari konsep pembangunan masyarakat agamis yang digagasnya, yang dikenal dengan istilah “<i>Islam Hadhary</i>”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Selain itu, di tingkat Negara, pemerintah yang dipimpin partai UMNO menerapkan banyak sekali aturan agama dalam rangka mendukung pelaksanaan ajaran al-Qur’an dalam kehidupan kaum Muslim.berbeda dengan pengadilan agama di Indonesia, pengadilan agama di Malaysia tidak hannya menangani masalah-masalah kekeluargaan seperti perkawinan, perceraian, warisan, dan waqaf. Pengadilan agama di Malaysia juga menangani perkara-perkara hukum yang lebih luas dari itu, termasuk misalnya perkara zina (hubungan intim antara pria dan wanita diluar nikah), khalwat (hubungan intim antara pria dan wanita diluar nikah, tetapi tidak sampai melakukan hubungan seksual, misalnya hanya berciuman), <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">meminum minuman keras, tak mau membayar zakat, tidak melaksanakan shalat jum’at dan tidak berpuasa pada bulan Ramadhan, menyebarkan ajaran agama yang sesat, atau melakukan penghinaan terhadap pejabat agama atau terhadap Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l5 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">RUMUSAN MASALAH<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Makalah ini akan membahas tentang “Lanjutan Islam di Malaysia”, maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l5 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Peran UMNO memperjuangkan kebangkitan Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l5 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Peran PAS memperjuangkan kebangkitan Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l5 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Peran organisasi lainnya di Malaysia (FOSIS, HAMIM, dan ABIM)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN MASALAH<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peran UMNO memperjuangkan kebangkitan Islam.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.45pt; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Latar Belakang Berdirinya UMNO<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut sejarah sejak tahun 900 Masehi di Jazirah Malaya telah berdiri beberapa kerajaan melayu yang berada dalam wilayah pengaruh kerajaan Sriwijaya. Pengaruh ini dilanjutkan oleh kerajaan Majapahit dan kerajaan Siam pada akhir abad ke-13. Pada abad 14 datanglah zaman kekemasan di jazirah malaya yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Melaka bersamaan dengan tersebarnya islam di wilayah tersebut. Pada tahun 1511 kerajaan Melaka ini dikuasai oleh Portugis dan digantikan oleh Belanda pada tahun 1641. Kemudian pada abad 18 Inggris datang dan mulai merebut pulau Pinang dari sultan Kedah dan singapura dari sultan Johor dan terakhir ia melakukan pertukaran wilayah jajahan dengan Belanda yakni, Melaka dengan Bengkulu. Dua tahun setelah itu Inggris berhasil menghimpun wilayah-wilayah diatas dalam satu wilayah kekuasaannya yaitu Straits Settlements (wilayah pemukiman selat melaka). Para sultan yang merasa khawatir akan besarnya pengaruh Inggris akhirnya terpaksa menandatangani Persetujuan Pangkor (1874) yang memberi wewenang kepada Inggris untuk bertindak sebagai penasihat sultan-sultan melayu. Pada tahun 1895 wilayah Perak, Selangor, Negeri Sembilan, dan Pahang bergabung menjadi Federasi Negara-Negara Bagian Melayu atau Persekutuan Tanah Melayu. Selanjutnya pada tahun 1909, kerajaan Siam (Thailand) menyerahkan Kedah, Perlis, Kelantan dan Terengganu kepada Inggris karena merasa masyarakat di wilayah tersebut lebih cocok bergabung dalam Persekutuan Tanah Melayu secara etnis. Setahun kemudian terjadi gelombang imigrasi besar dari Cina dan India akibat perkembangan ekonomi di wilayah Melaka tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rasa Nasionalisme sejatinya telah muncul sebelum Perang Dunia II yang mana mereka menentang pendudukan Jepang. Hal ini kemudian melahirkan UMNO ( United Malay National Organization) pada tahun 1946 dan sampai saat ini berkembang menjadi partai melayu paling kuat. Di tahun yang sama wilayah Serawak bergabung dalam wilayah jajahan Inggris. Setelah PD II jazirah malaya ini berada dibawah kepemimpinan Militer Inggris dan Straits Settlements dibubarkan. Otonomi pemerintahan di tangan sultan melayu mulai dirintis namun gagal, sehingga diadakanlah Federation of Malaya Agreement pada tahun 1948. Persetujuan ini dilakukan untuk memberi kekuasaan yang besar kepada Komisaris Tinggi dan Dewan Legislatif Federal bentukan Inggris. Undang-Undang Dasar baru berhasil dibuat pada tahun 1950 dan dua jabatan diatas menjadi Badan Eksekutif dan Badan Legislatif. Tujuh tahun kemudian tepatnya pada tanggal 31 Agustus 1957, Inggris memberikan kemerdekaan kepada federasi Persekutuan Tanah Melayu dengan kepala negara pertama Tuanku Sir Abdul Rahmani bni almarhum Tuanku Muhammad.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengan demikian, bila kelahiran UMNO bertujuan untuk menentang Uni Malaya yang diinisiasi kolonial Inggris dan memperjuangkan kemerdekaan, maka kelahiran PAS bertujuan memenuhi ruang kosong, dalam rangka perhatian dalam perjuangan UMNO. Dari sinilah akan dilihat perbedaan dasar UMNO-PAS terhadap Islam, suatu perbedaan yang menjadi dasar kritik dan koreksi PAS terhadap kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan UMNO.</span><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI35.213/Makalah%20Agama%206.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 8.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-text-raise: 3.0pt; position: relative; top: -3.0pt;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 8pt; line-height: 115%; position: relative; top: -3pt;">[1]</span></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penyebaran Islam di Malaysia tidak bisa dilepaskan dengan peranan kerajaan Malaka. Karena Malaka merupakan salah satu pusat kunci perkembangan Islam pesisir hingga kepulauan Sulu Philipina. Islam berkembang setelah Sultan Muzaffar Syah (1445-1459). Dengan dikeluarkannya Hukum Kanun Malaka dan Undang-Undang Islam sebagai dasarnya (Zainal Abidin : 22). <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis, tetapi tahun 1641 Portugis mampu dikalahkan Belanda, karena jajahan Belanda tidak mentolerir penguasa Melayu melanggengkan adat istiadat mereka, maka pada akhirnya Belanda jatuh ke tangan Inggris tahun 1795. tahun 1874 Inggris membuat perjanjian Pangkor, yang isinya Inggris berjanji tidak akan ikut campur dalam urusan-urusan yang menyangkut adat istiadat dan agama orang Melayu. Dibandingkan Portugis dan Belanda, maka Inggris adalah penjajah yang lebih simpatik terhadap Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berdasarkan UUD Malaysia sejak merdeka 31 Agustus 1957, Islam merupakan agama resmi negara, walaupun agama-agama lain tetap dijamin. Dari jumlah penduduk 18 juta tahun 1995, yang memeluk Islam tidak lebih dari 55%, namun citra Islam di negara ini sangat mencolok, karena Islam menjadi faktor utama bagi identitas Melayu. Dikatakan orang Melayu identik dengan muslim adalah simbol dari nasionalisme Melayu. Salah satu penyebabnya adalah setelah terjadinya peristiwa berdarah kerusuhan rasial antar etnis Melayu dan Cina yang terjadi 13 Mei 1969. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Semangat nasionalisme Melayu sebenarnya tumbuh sejak tahun 1930-an, tetapi puncaknya ketika penjajahan Inggris semakin intensif yang akhirnya tahun 1948 lahir gerakan Partai Politik Melayu dengan nama UMNO (United of Malay Nationalism Organization) pada awalnya hanya berfungsi sebagai jaringan administrasi penjajahan Inggris di Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">UMNO didirikan pada dasarnya adalah akibat langsung perlawanan Melayu yang ketuanya adalah Onn Jakfar terhadap usulan Inggris membentuk Malayan Union. UMNO lalu menjadi pusat ketegangan antara kelompok yang cenderung nasionalis etnis-sekuler dengan pemimpin yang lebih Islami seperti Ahmad Fuad. Karena pemimpin kelompok kedua ini tidak puas pada kelompok yang pertama tentang perjuangan Islam yang dilakukan UMNO, akhirnya mereka keluar dari UMNO dan membentuk HAMIM (Hizbul Muslimin) Partai Islam pertama diketuai oleh Abu Bakar al-Bakir tahun 1948, dengan motto “memperjuangkan kemerdekaan Melayu dan membangun Masyarakat Islam berdasarkan prinsip Islam, dan Malaya sebagai negara Islam”. Organisasi ini secepatnya dilarang Inggris dan pemimpinnya ditangkap, karena bertentangan dengan keinginan Inggris. Tetapi lembaga inilah yang mengilhami berdirinya PAS di kemudian hari. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.45pt; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">UMNO dalam Pemerintahan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">UMNO pada masa kepemimpinan Tunku Abdurrahman (setelah Onn Jakfar) menegaskan dalam Anggaran Dasar UMNO 1960 berjanji “mendorong kemajuan Islam sebagai “modus vivendi” atau cara hidup”, tetapi negeri ini bukanlah negara Islam sebagai umumnya dipahami dan hanya mengakui Islam sebagai agama resmi negara, dalam arti ia pendukung negara sekuler. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk memenuhi janji ini, Abdurrahman membangun mesjid negara tahun 1961 dan juga menyelenggarakan MTQ tingkat nasional. Tetapi kebijakan ini hanya bersifat simbolis demi menentramkan elemen-elemen pro-Islam di arena politik. Untuk memperkuat posisi politik, Abdurrahman sebagai presiden UMNO dan sebagai Perdana Menteri menjalin aliansi dengan partai non-Melayu seperti MCA dan MIC.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk mempertegas ideologi negara, Abdurrahman menerapkan secara resmi tahun 1970 prinsip dasar rukun negara, yaitu “Kepercayaan kepada Tuhan; kesetiaan kepada raja dan negara; menjunjung tinggi konstitusi negara dan negara hukum; prilaku dan moralitas yang baik”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada tahun 1971 pemerintah juga mengeluarkan kebijakan ekonomi baru yang dikenal dengan NEP (New Economic Policy). Kebijakan ini bertujuan ingin mengangkat harkat dan martabat orang Melayu, dan membangkitkan kembali semangat nasionalisme Melayu. Harapannya tahun 1990 nanti akan ada keseimbangan kue nasional sekurang-kurangnya 30% bagi kaum Melayu (bumi putra); 40% bagi nonp-Melayu (India dan Cina) serta 30% bagi perusahaan multinasional. Kebijakan ini dibuat mengingat kemiskinan yang melilit bagi etnis Melayu, sementara ekonomi dipegang oleh Cina. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Satu-satunya organisasi pemuda yang diizinkan pemerintah UMNO adalah ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) berdiri tahun 1969. lembaga ini didirikan bertujuan membela dan memajukan Islam, khususnya kesempurnaan sebagai (al-Dini) serta untuk menanggulangi masalah pembangunan bangsa. Tokoh-tokoh kunci ABIM adalah Anwar Ibrahim, Siddiq Fadhil, Ghani Samsudin, Kamaruddin Noer dan Kamaruddin Jakfar. ABIM memberi dukungan terhadap berdirinya negara Islam dan hukum Islam. sampai tahun 1981 ABIM dengan lantang menyatakan : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l2 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemerintah tidak Islami, karena banyak korupsi, penyalahgunaan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.5pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">kekuasaan, penindasan buruh, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l2 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menuduh ISA (Internal Security Act- Undang-Undang Keamanan dalam <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">negeri) dan SAB (Societies Act Bill – RUU kegiatan masyarakat) agar dicabut karena bertentangan dengan hak asasi manusia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l2 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak mampu menanggulangi <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.0pt; text-align: justify; text-indent: .5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">masalah komunal negeri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l2 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ABIM menyangkal kritikan UMNO mengenai kegiatan ekstrimis muslim, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">dengan mengatakan bahwa pemerintah anti dakwah Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tahun 1981 ketika Mahathir mejadi Perdana Menteri, menawarkan kepada Anwar Ibrahim (Presiden ABIM) agar bergabung dengan pemerintah. Atas bujukan itu Anwar mau pindah haluan dengan misi “Dakwah Islam dan perbaikan nasib kaum Melayu”. Penilaian Anwar karena Mahathir lebih Islami dibanding pendahulunya. Banyak kebijakan yang dibuat Mahathir untuk meyakinkan rakyat Malaysia bahwa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">UMNO dan pemerintah benar-benar mendukung prinsip-prinsip Islam, bukan sekedar dukungan simbolis. Secara kronologis kebijakan pro-Islam yang dibuat : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1. Pemerintah merevisi sistem hukum nasional agar lebih selaras dengan hukum Islam <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> (1978).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2. Mendirikan pusat penelitian Asia Tenggara (M$ 26 juta) tahun 1979.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">3. Agama Islam dijadikan materi Ujian Nasional di sekolah (1979).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">4. Penetapan bulan dakwah nasional (1979).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">5. Menyusun kembali sistem ekonomi model Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">6. Pembangunan sekolah guru Islam (M$ 22 juta) 1980.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">7. Pendirian Bank Islam, Pegadaian Islam, Asuransi Islam, Yayasan Ekonomi <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Islam (1981 – 1982).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">8. Memperbanyak program keIslaman di TV dan radio (1981).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">9. Bergabungnya Anwar Ibrahim dengan UMNO dan pemerintah (1982).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">10. Pendirian rumah sakit Islam (1983).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">11. Pendirian Universitas Islam Internasional (1983).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">12. Deklarasi resmi “Islam Tubuh Pemerintahan” (1984).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">13. Kebijakan agama Islam saja yang dapat siaran di TV dan radio.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">14. Status hakim dan pengadilan Islam disetarakan dengan pengadilan sipil.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">15. Membangun desa-desa Islam di kota-kota sepanjang Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sikap pemerintah dan UMNO terhadap Islam memasuki era Mahathir sejak tahun 1981 mulai berubah, yaitu terbuka dan mendukung Islam. Tetapi penilaian aktivis oposisi, dukungan itu bersifat ambivalen, karena pada sisi lain pemerintah bersikap waspada untuk mengendalikan dan mengekang individu-individu atau kelompok Islam, dengan alasan kegiatan Islamnya membahayakan stabilitas negara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Adapun pemimpin-pemimpin UMNO yang otomatis menjadi perdana Menteri semenjak Malaysia Merdeka bisa dilihat sejak pertama yaitu : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1. Dato’ Onn Jakfar : Penggagas berdirinya UMNO dan memimpin tahun 1946-1957 keturunan dari Bugis (Sulawesi).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2. Tunku Abdurrahman : Bapak Kemerdekaan memimpin tahun 1951- 1971<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">3. Tun Abdul Razak : bapak Keamanan memimpin tahun 1971-1976<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">4. Husein Onn : Bapak keamanan memimpin tahun 1976-1981<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">5. DR. Mahathir : bapak Malaysia Modern memerintah 1981-2005 M.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">6. Ahmad Badawi : memerintah dari tahun 2005 hingga 2009<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">7. Tun Muh. Najib : memerintah dari tahun 2009 hingga sekarang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peran PAS (س ا ف) memperjuangkan kebangkitan Islam<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Partai Islam Se-Malaysia (PAS/<b> س ا ف</b>) lahir pada tanggal 23/24 Agustus 1951 bertepatan tanggal 21/22 Zulkaidah 1370 H di Kkelab Melayu Banda Butterworth seberang Prai. Partai ini lahir dipelopori oleh beberapa ulama dari United Malaya National Organization (UMNO), yang awalnya (1946-1948 M) hanya berbentuk organisasi kemasyarakatan bagi perkumpulan orang-orang Melayu. Namun pada pertengahan 1948 M, organisasi ini mengubah haluan ke wilayah politik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam perpolitikan orang Melayu masa itu, ada dua kubu yang memiliki paham berbeda. Satu pihak berbasis pendidikan Barat, sementara di pihak lain memiliki basis pendidikan Timur Tengah. Kelompok Pertama membawa visi politik mengarah kepada demokrasi Barat, yaitu memiliki konsep bahwa antara agama dan politik tidak mungkin dipadukan, mereka umumnya mendapat restu dan pengakuan dari pihak kolonial Inggris. Sementara kelompok Kedua, memandang politik sebagai bagian dari Islam, Karena itu Islam dianggap sebagai Din wa al Daulah. Oleh pihak Inggris kelompok terakhir ini dianggap sebagai oposisi pemerintah bentukannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Latar Belakang Berdirinya PAS<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PAS dibangun di atas kehancuran partai Hizbul Muslimin (HAMIM), yaitu Partai Politik Islam pertama dan satu-satunya pada waktu kolonial Inggris bercokol di kawasan Malaysia. Partai HAMIM ini digerakkan oleh kelompok muslim Melayu yang memiliki komitmen dengan tiga dasar perjuangan. Pertama, untuk membebaskan bangsa Melayu dan tanah Melayu darه penjajahan Inggris.kedua, membentuk negara Islam sejagat, dan Ketiga, untuk mewujudkan tanah Melayu sebagai negara “Daar al-Islam”. Visi penting PAS adalah ide pembentukan negara Islam yang punya perbedaan mencolok dengan konsep kenegaraan dikendalikan oleh UMNO (United Malay National Organization). Akibatnya PAS berupaya mengkritik terus menerus kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah (UMNO), karena kebijakan itu belum mampu menyentuh persoalan mendasar sesuai dengan konsepsi PAS. Hal ini tidak lain persoalan tentang kebijakan yang dibuat pemerintah tidak didasarkan pada al- Quran dan Hadits. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PAS sebagai Oposisi Pemerintahan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Partai Islam Se-Malaysia (PAS/) sebagai bagian dari oposisi pemerintah memiliki peran penting dalam politik Malaysia. PAS masih mampu mengendalikan kekuasaannya atas negara bagian Kelantan hingga sekarang. Namun kendalinya terhadap negara bagian Trengganu (dimenangkan tahun 1959) mulai surut sejak tahun 1962, yaitu ketika saat itu beberapa aktivis PAS membelot ke UMNO. Salah satu ciri penting perjuangan PAS adalah konsisten dalam memperjuangkan negara Islam. Menurut mereka konsep inilah yang belum bisa dijalankan sepenuhnya oleh UMNO untuk dijadikan sarana mengangkat citra identitas mereka dihadapan warga muslim, mengingat dasar eksistensi UMNO adalah nasionalis etnis dan punya visi sekuler. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Visi PAS yang dicirikan sebagai negara Islam dengan dasar syariat Islam, sejak awal partai ini dikibarkan dalam masyarakat muslim tahun 1951 sering disebarluaskan, dan makin intensif sejak kepemimpinan Yusuf Rawa tahun 1982, namun sempat surut pada tahun 1970-an masa kepemimpinan Asri Muda. Otomatis PAS menolak bentuk sekuler yang dijadikan eksistensi negara Malaysia hingga sekarang dibawah pemerintah UMNO, dimana agama tidak memperoleh peran yang berarti di dalam negara, dan dimana hukum buatan manusia justru lebih unggul dari pada hukum ciptaan Tuhan. Meski praktiknya sulit menerapkan kedua bentuk hukum itu secara seiring dalam konteks Malaysia yang plural. Namun daya tarik simbol dan kultural model negara Islam dari sebagian kalangan warga melayu, khususnya yang tinggal di kampung-kampung tidak dapat diremehkan begitu saja. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada awal berdirinya PAS 1951, Ahmad Fuad terpilih sebagai presidan partai. Bersamaan dengan Ahmad Fuad terdapat sederet tokoh yang ikut membesarkan PAS seperti Hasan Adli, DR. Burhanuddin Helmi dan Zulkifli Muhammad. Meskipun partai PAS saat itu begitu anti dengan kolonialis Inggris, namun mereka masih berusaha mendukung pemerintah Datok Onn Jakfar sebagai pemimpin United Malay National Organization (UMNO) betukan Inggris. Pada tanggal 25 Desember 1956, DR. Abbas Alias presi den PAS digantikan oleh DR. Burhanuddin Helmi. Sebagai wakil presiden ditunjuk DR. Zulkifli Muhammad Kedua tokoh ini memiliki peran penting dalam menggagas pergerakan politik Islam dan mengkompromikan dengan paham nasionalisme Melayu. Menurut mereka meskipun sulit untuk menggabungkan antara keduanya, namun ia tetap berusaha menggabungkan antara idealis Islam dengan Nasionalisme etnis Melayu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Burhanuddin menyatakan bahwa “Politik Islam tidak bisa dipisahkan dari al-Quran dan Hadits, dan pada saat yang sama kita perlu meneguhkan falsafah melayu untuk bangsa Melayu”. Namun John Funston membantah bahwa keterlibatan Burhanuddin Helmi di pentas politik lebih didasarkan pada motivasi religius. Pada masanya Kelantan, Trengganu dan Kedah, menjadi basis masa pemilu 1959.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kekalahan PAS dalam Pemilu tahun 1964 di negeri bagian yang berbasis PAS (Trengganu, Kedah dan Kelantan) dapat dirinci pada tiga peristiwa penting. Pertama, didiskualifikasikan DR. Burhanuddin Helmi sebagai kandidat pemilu saat itu. Kedua, meninggalnya deputi presiden PAS, DR. Zulkifli Muhammad beberapa waktu setelah ia memenangkan kursi di parlemen. Ketiga, dari segi ekonomi, PAS mengalami masa-masa sulit, karena macetnya saluran berbagai dana ke negeri-negeri bagian yang dikuasai PAS. Dengan wafatnya DR. Zulkifli Muhammad bulan Mei 1964, jabatan wakil presiden PAS saat itu dipegang oleh Burhanuddin Helmi, sementara ia masih dalam tahanan pemerinhtah, maka kendali jabatan tersebut otomatis diaksanakan oleh DR. Asri Muda. Hingga pada Oktober 1969, jabatan yang Dipertuan Agung PAS dipegang oleh DR. Asri Muda. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dalam konsepsi PAS istilah negara – dikemukakan oleh pimpinan PAS Abdul Hadi Awang – bahwa suatu negara harus mendaulatkan hukum Allah, syariat Allah wajib menjadi akidah negara dan pegangan pemerintah, karena dari akidah ini dapat ditegakkan konstitusi dan sistem negara Islam. Dari sini dapat ditelaah bahwa konsep negara Islam ada tiga karakteristik : pertama, Medaulatkan Syariat Islam; kedua, Umat Islam memberikan dukungan yang kuat; ketiga, pemerintah Islam yang menaunginya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kemudian tokoh PAS lain Syafei Ibrahim menegaskan bahwa Islam adalah ideologi partai PAS dan partai ini berjuang untuk mengamalkan Islam secara menyeluruh setiap aspek dalam Islam. Ini berarti bahwa ia menyakini bahwa ajaran Islam sebagai ideologi yang lengkap. Islam tidak hanya diyakini sebagiannya saja, tetapi meliputi semua aspek, baik ekonomi, sosial-budaya, hukum dan politik. Pandangan ini mempertegas kosepsi partai bahwa menjadikan pemerintahan Islam adalah sarana mencapai tujuan. Karena menurut mereka, dengan terwujudnya negara Islam akan memungkinkan terlaksananya hukum Islam secara menyeluruh atau integrated.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Konsep lain dari tokoh PAS tentang prinsip-prinsip pembentukan negara Islam dikemukakan oleh Nakha’ie Haji Ahmad : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1. Negara dan pemerintahan Islam dibentuk atas kedaulatan hukum Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2. Negara dan pemerintahan Islam ditegakkan atas kekuasaan Ummah dalam arti bahwa negara Islam tidak akan terwujud tanpa umat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">3. Negara dan pemerintahan Islam ditegakkan atas dasar keadilan. Dan keadilan merupakan prinsip utama dalam menegakkan pemerintahan Islam yang mencakup keadilan di setiap aspek.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">4. Negara Islam ditegakkan atas dasar sistem musyawarah (sura).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">5. Pemerintahan yang bertanggungjawab dan adanya ketaatan dari rakyat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Konsep ini bertentangan dengan konsep nasionalisme negara bangsa yang diusung oleh pemerintah UMNO. Karena itu, PAS berupaya mengkritik terus menerus kebijakan-kebijakanyang dibuat oleh Pemerintah (UMNO), karena kebijakan itu belum mampu menyentuh persoalan mendasar yaitu tidak didasarkan pada al-Quran dan Hadits.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> PAS mengibaratkan program Islamisasi yang buat pemerintah seperti gincu atau kosmetik yang hanya sebatas label menempel dalam sistem yang tidak ada kaitannya dengan prinsip ajaran Islam sebagai ideologi. Bahkan penerapan Islam yang dibuat pemerintah UMNO, menurut tokoh PAS Yusuf Rawa diibaratkan sebagai buah getah di dahan, kemudian diumumkan kepada orang ramai bahwa itu adalah buah durian. Sebutlah umpamanya kebijakan pendirian Bank Islam, Universitas Islam, Asuransi Islam, dan lain-lain, tetapi kebijakan itu belum mampu menciptakan perlembagaan (Undang-Undang) negara sesuai dengan cita-cita Islam. PAS pada dasarnya mau bekerjasama dengan pemerintah UMNO, namun apabila pemerintah mau dan sanggup menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam negara, termasuk menjadikan hukum Islam (yang ada dalam al-Quran dan Hadits) sebagai pedoman dalam menjalankan roda pemerintahan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berdasarkan konsepsi PAS di atas, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang lengkap mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk dalam urusan bernegara, ajaran Islam harus menjadi dasar negara, syariah Islam harus dijadikan konstitusi negara dan kedaulatan politik berada di tangan Tuhan.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI35.213/Makalah%20Agama%206.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a> Konsep ummah yang dipahami PAS bertentangan dengan negara bangsa (nation state) yang banyak diakui oleh negara-negara modern (Eropa) termasuk UMNO.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut ilmuan muslim, Muhammad Imarah bahwa Islam sebagai agama sebenarnya tidak menentukan suatu sistem pemerintahan tertentu bagi kaum muslimin, karena logika tentang kesesuaian agama Islam untuk sepanjang zaman dan tempat menuntut agar soal-soal yang selalu berubah oleh kekuatan evolusi harus diserahkan kepada akal manusia untuk memikirkannya, dibentuk menurut kepentingan umum dan dalam kerangka prinsip umum yang telah digariskan agama Islam. Islam tidak meletakkan suatu pola yang baku tentang teori negara atau sistem politik yang harus dijalankan oleh ummah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Model sistem kenegaraan PAS, merefleksikan adanya kecenderungan untuk menekankan aspek legal formal idealisme politik Islam, yang ditandai oleh keinginan untuk menerapkan syariah secara langsung sebagai konstitusi negara. Sedangkan aliran yang bertolak belakang dengan konsepsi PAS, menekankan substansinya daripada bentuk negara yang legal formal. Penekanan substansi ini menginginkan agar terwujdunya nilai-nilai keadilan, persamaan, musyawarah dan partisipasi yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam. Pendekatan ini lebih mudah menghubungkan antara Islam dengan sistem politik modern. Karena itu, menurut Michael Hudson menganggap bahwa bahwa tradisi pemikiran politik Islam yang berkembang dalam kurun sejarah Islam lebih kaya, beraneka ragam dan lentur. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l6 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Organisasi lainnya di Malaysia ( PKMM, HAMIM, ABIM dan FOSIS)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l6 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PKMM<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">PKMM didirikan oleh Mokhtaruddin Lasso dan Ahmad Boestamam. Keduanya memainkan perana dalam pucuk pimpinan awal partai itu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Yang Dipertua: Mokhtaruddin Lasso<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Wakil Yang Dipertua - Dr. Burhanuddin Helmi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Sekretaris - Dahari Ali<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Bendahara - Arshad Ashaari<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Anggota Komite - Ahmad Boestamam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Sebulan setelah kelahirannya, PKMM telah mendirikan beberapa cabang di beberapa buah negeri yaitu di Jakarta, Perlis, Selangor, Melaka dan Singapura. PKMM menyebarkan pengaruhnya melalui koran-koran hariannya yaitu Suara Rakyat, Pelita Malaya dan Semboyan Baru dan terbitan bulanan yaitu majalah Berjuang dan Voice of the People.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">PKMM memiliki dua cabang pemuda dan pemudi yaitu Angkatan Pemuda Insaf (API) yang dipimpin oleh Ahmad Boestamam, dan Angkatan Wanita Sedar (AWAS) yang dipimpin oleh Shamsiah Fakeh. Namun Ahmad Boestamam telah dapat merenggangkan API dari PKMM di bawah Mokhtaruddin Lasso dan pengaruh komunisme serta mengeluarkan manifesto yang terpisah dari PKMM.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Namun beberapa bulan kemudian ketika Uni Melayu Muda (KMM) bergabung dengan PKMM, Dr Burhanuddin Helmi telah mengambil alih pucuk pimpinan sebagai presidennya yang kedua. Dalam bulan Desember 1947, PKMM berubah lagi pucuk pimpinan dan kali ini disandang oleh Ishak Haji Muhammad sebagai presidennya yang ketiga. Dengan perubahan pucuk-pucuk pimpinan itu PKMM tidak lagi condong ke komunisme sebaliknya bersifat nasionalisme.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Dr. Burhanuddin membawa PKMM ke arah mewujudkan Melayu Raya yaitu satu gagasan Uni Malaya-Indonesia yang merupakan salah satu perjuangan utama PKMM. Pada dasarnya perjuangan PKMM adalah didorong oleh tekad untuk mendapatkan kemerdekaan penuh dari Inggris. PKMM lebih cenderung untuk Tanah Melayu bergabung Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan pada 1949.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Bila UMNO didirikan, PKMM telah bergabung bersama badan-badan Melayu yang lain, tetapi setelah itu telah keluar darinya apabila tidak setuju dengan pemasukan simbol keris dalam bendera UMNO dan tidak puas dengan sistem satu badan (tidak menghitung ukuran) satu suara dalamnya. Akhirnya, badan-badan yang 'berhaluan kiri' (melawan Inggris) meninggalkan UMNO dan UMNO tinggal 'sayap kanan', yang lebih ramah Inggris. PKMM juga berusaha mendirikan Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) yaitu gabungan partai-partai politik radikal Melayu dan kemudian bergabung pula dengan All-Malaya Council of Joint Action (AMCJA) yang bertujuan menentang konten Perjanjian Federasi 1948 untuk pembentukan Federasi Tanah Melayu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Perjuangan PKMM dilabel oleh Inggris sebagai 'berbau' komunis dan dengan itu beberapa orang pemimpinnya telah ditangkap dan dipenjarakan. Akhirnya pada 18 Juni 1948, PKMM (dan beberapa partai anti-penjajah lain) dilarang dan darurat dinyatakan oleh otoritas Inggris dengan persetujuan Yang Dipertua UMNO, Dato 'Onn Jaafar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l6 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">HAMIM<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Parti Hizbul Muslimin Malaysia (HAMIM) merupakan partai pecahandari Partai Islam Se-Malaysia (PAS) yang didirikan pada 1983 oleh Tan Sri Dr. Haji Asri Muda, mantan presiden PAS yang meninggalkan partai itu pada 23 Februari 1983 setelah kekalahan PAS di kerajaan negeri Kelantan dalam Pemilihan Umum Malaysia pada tahun 1982 yang melihat arus kesedaran dan kebangkitan Islam yang semakin kuat ketika itu, di mana kemudian kaum ulama’ mengambil-alih kepimpinan pusat PAS dari kelompok nasionalis pada Muktamar PAS ke-28 tahun 1982. Lantaran itu HAMIM diasaskan sebagai alternatif PAS dan telah bergabung dengan Barisan Nasional kemudian meninggalkannya pada tahun 1989 untuk bergabung dengan keompok oposisi, Angkatan Perpaduan Ummah (APU) yang terdiri dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS), Partai Melayu Semangat 46 (S46), Barisan Jemaah Islamiah Se-Malaysia (BERJASA), Partai Hizbul Muslimin Malaysia (HAMIM), dan Kongres India Muslim Malaysia (KIMMA) untuk menghadapi Pemilihan umum Malaysia tahun 1990, sehingga mendapatkan satu kursi di Dewan Undangan Negeri Kelantan untuk membentuk pemerintahan koalisi APU di Kelantan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l6 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ABIM<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Organisasi yang disebut Gerakan Pemuda Muslim Malaysia Belia (Angkatan Islam Malaysia-ABIM) muncul di Malaysia selama periode kebangkitan Islam pada awal 1970-an. Dakwah mereka (propagasi Islam) 28 kegiatan telah membuat dampak yang langgeng pada publik, terutama para pemuda dan berperan dalam memimpin masyarakat untuk secara efektif memeluk Islam sebagai jalan hidup. Menurut Zainah Anwar, mantan pemimpin sebuah perempuan feminis gerakan di Malaysia yang pernah belajar gerakan-gerakan mahasiswa Islam pada tahun 1970 dan 1980, pembentukan ABIM adalah sebuah peristiwa penting bagi kebangkitan Islam di Malaysia.29 Bahwa menjadi kasus ini, Islam selalu menjadi bagian dari struktur sosial-politik Malaysia sebelum berdirinya dari ABIM, 30 seperti yang disaksikan melalui peran PAS. Namun demikian, pentingnya Islamn revivalisme pada 1970-an adalah bahwa ABIM dibawa ke arus utama Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">ABIM didirikan pada tahun 1971 dan dimulai sebagai sebuah cabang dari dua organisasi, Melayu Bahasa Society (Persatuan Bahasa Melayu-PBM) dari University of Malaya dan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Asosiasi Nasional Mahasiswa Muslim Malaysia (Persatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia-PKPIM), yang didirikan pada bulan Juni 1961. PKPIM ini menjadi salah satu yang paling penting dan berpengaruh organisasi mahasiswa di Malaysia pada 1960-an. Meskipun kebanyakan para organisasi pemuda tersedia untuk siswa Melayu untuk dipilih, seperti Federasi Melayu Siswa Association (Gabungan Pelajar Melayu Semenanjung-GPMS) dan Malaysia Asosiasi Klub Remaja (MAYC), PKPIM tetap populer karena didirikan pada Platform Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">PKPIM mencapai puncak popularitas dan kesuksesan dengan tahun 1960, dan yang anggota memutuskan untuk membentuk sebuah organisasi yang akan memungkinkan mereka untuk terus terlibat dalam pemuda dan aktivisme Islam setelah menyelesaikan studi mereka. Tujuan Islam PKPIM bisa disaksikan di kampus Universitas Malaya. Anggotanya melanjutkan kampanye dakwah banyak terhadap apa organisasi dianggap sebagai kegiatan tidak bermoral dan tidak etis oleh siswa dipengaruhi oleh budaya pop Barat seperti Halloween pihak dan balls.31 Setelah lulus, anggota inti dari PKPIM dan juga PBM melanjutkan untuk membentuk ABIM sebagai modus baru mereka karena aktivitas dakwah. Anwar Ibrahim, salah satu anggota pendiri ABIM menyampaikan pidato pembukaan pada peluncuran ABIM selama PKPIM di Pertemuan kesepuluh Umum Tahunan yang diselenggarakan di Fakultas Studi Islam, Nasional University of Malaysia tahun 1970. Dia membenarkan pembentukan ABIM dengan menyatakan "Pemimpin ABIM harus membuktikan bahwa kritik mereka tidak hanya disuarakan dengan keras selama kehadiran mereka di kampus (bila mereka adalah anggota PKPIM) tapi mereka harus terus berjuang "32. Para ABIM awal tidak hanya terdiri dari mantan Universitas Malaya lulusan. Zainah Anwar mengamati bahwa orang muda yang membentuk sebagai anggota aktif ABIM adalah lulusan dan juga profesional muda, membentuk kelompok sosial yang paling reseptif terhadap ideologi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">dari kebangkitan Islam di Malaysia.33 Chandra Muzaffar menyebutkan bahwa proporsi yang baik dari Anggota ABIM berasal dari kelas menengah, meskipun juga telah bekerja kelas member. Tujuan ABIM utama dan menyeluruh selama tahun yang baru lahir adalah untuk mereformasi pikiran dan semangat masyarakat Muslim Malaysia melalui setiap cara yang mungkin, 35 tetapi berharap untuk mencapai hal ini oleh perbankan pada energi anggota muda, sebagaimana tercermin dalam tujuan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">a) Untuk menyediakan platform untuk siswa lulus dari universitas dan perguruan tinggi yang memiliki<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">terlibat dalam kegiatan dakwah untuk melanjutkan aktivisme Islam mereka;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">b) Untuk mengisi kekosongan organisasi melayani kepentingan pemuda Muslim di semua tingkat<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">dalam masyarakat Malaysia, dan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">c) Untuk menghasilkan kebangkitan Islam di Malaysia.36<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Selama awal awal, ABIM dioperasikan sesuai dengan modus operandi yang sama yang ditetapkan oleh PKPIM. Namun, seperti ABIM mampu menyerap lebih banyak anggota dan berikut lebih besar dari masyarakat, segera outgrew PKPIM. Meskipun demikian, hubungan mereka berlanjut sampai hari ini, mana lulus PKPIM anggota secara alami akan bergabung ABIM saat meninggalkan kampus. Ini hubungan itu penting karena memberikan ABIM dengan anggota rapi dan terlatih, akrab dengan tujuan dakwah Islam. Akibatnya, Kamaruddin Mohd. Juga, mantan anggota baik PKPIM dan ABIM, telah tepat digambarkan ABIM sebagai "kakak" PKPIM yang .Keragaman anggotanya dan daya tariknya terhadap Muslim kelas menengah yang lulusan dari universitas luar negeri yang disediakan ABIM pandangan, profesional sopan untuk Islam gerakan yang di Malaysia sudah lama dikaitkan dengan tradisi kuno dan keterbelakangan. ABIM memiliki array yang luas dari anggota di seluruh dunia dengan perwakilan di Amerika<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Pakistan, Australia dan New Zealand.38 Namun, apa yang unik tentang ABIM adalah kenyataan bahwa ia tidak memaksakan pembatasan pada keanggotaan. ABIM anggota berasal dari tiga tingkat yang berbeda latar belakang pendidikan, sekolah yaitu bahasa Inggris, Sekolah Malaysia dan sekolah Arab, tetapi untuk bergabung dengan ABIM, mereka melakukannya dengan visi bersama melayani Islam. Namun, ini juga telah menciptakan banyak pandangan berbeda dalam organisasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Anggota dengan latar belakang agama dan dilatih di sekolah-sekolah Islam dicap sebagai konservatif sementara mereka yang menghadiri sekolah bahasa Inggris berbasis media dipandang sebagai "liberal" . Namun demikian, ABIM mengambil ini dengan dosis optimisme, dengan alasan bahwa etika Islam memungkinkan dan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">mengakomodasi perbedaan pendapat. Ini kontras antara ABIM dan organisasi lain gerakan / Islam di Malaysia telah memungkinkan munculnya dua kategorisasi yang berbeda dari gerakan-gerakan Islam atau Islam "Revivalis" di Malaysia. Satu digambarkan sebagai lebih moderat dalam keyakinan dan praktik dan yang lainnya adalah konservatif tetapi tidak harus garis keras. Kelompok moderat yang terbaik diwakili oleh ABIM dan konservatif sebagian besar anggota PAS pada tahun 1970. Utama Perbedaan antara keduanya adalah pada dasarnya pandangan dan pendekatan vis-à-vis Islamisasi Malaysia. ABIM memegang bawah ke atas pandang, yaitu Islamisasi umat atau populasi pertama sebelum sampai ke eselon atas struktur sosial, sementara PAS mengambil konvensional melihat dari atas ke bawah-Islamisasi yang hanya dapat dicapai melalui pembentukan Islam negara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Alasan lain untuk menjelaskan kebutuhan untuk ABIM ketika ada sudah PAS adalah fakta bahwa PAS telah mengadopsi lebih "nasionalis" pendekatan dan sikap pada tahun 1960 setelah kematian Dr Burhanudin Al-Helmi dan di bawah kepemimpinan Muda Asri. Saya berpendapat bahwa reformasi Islam budaya tidak hadir dan tidak ada di bawah Asri karena ia lebih sibuk dengan ide Melayu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">nasionalisme. Anggota ABIM Banyak yang kecewa dengan path PAS telah diambil di bawah Asri dan pada awal 1970-an, para pemuda yang memiliki banyak aspirasi tentang reformasi melalui Islam memutuskan untuk bergabung ABIM sebagai gantinya, melihat bagaimana ABIM telah melakukan upaya serius untuk menanamkan sebuah Reformasi Islam budaya dalam masyarakat Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Munculnya PKPIM dan ABIM kemudian adalah konsekuensi dari apa Manutty digambarkan sebagai "Islam identitas krisis "di antara para pemuda, yang pada waktu itu sedang mencari makna baru dalam Islam.40<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Meskipun ketentuan dan penempatan Islam dalam konstitusi dan melalui mempengaruhi dari Islam beberapa kebijakan sosial-ekonomi dan budaya berbasis, hal itu tidak memberikan kepuasan apapun untuk pemuda-pemuda dan mahasiswa. Bagi mereka, lingkungan arus utama dibentuk oleh UMNO dan pemerintah tetap "sekuler" dan tidak Islam, dan ini adalah sumber untuk ideologis ketegangan. Munculnya ABIM dalam banyak ekspresi idealisme yang kuat di antara Pemerintah Malaysia pemuda berpendidikan, yang berusaha reformasi masyarakat vis-à-vis Islam. Mei 13 tragedi disediakan ABIM dengan alasan untuk mengusulkan kembali kepada Islam sebagai solusi untuk masalah yang mempengaruhi masyarakat Melayu. Para kebangkitan Islam yang dimulai di Malaysia pada awal 1970 juga sukses karena popularitas dan penerimaan beberapa tajdid (pembaharuan) dan ialah (reformasi) ide-ide yang disebarkan oleh ABIM dan anggotanya. Dalam bab berikut, saya berpendapat bahwa karya tokoh Ikhwanul Muslimin seperti Hasan Al-Banna dan Hasan Al-Hudaybi memasok alat dan kerangka kerja yang memungkinkan ABIM untuk menghasut dan mengoperasikan dengan sukses gerakan kebangkitan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; mso-list: l6 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">FOSIS <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">FOSIS dibentuk pada bulan Juli 1963 di sebuah pertemuan yang diadakan di Ruang Cadbury di Universitas Birmingham. Pada pertemuan ini, perwakilan dari masyarakat Islam yang berbeda sepakat untuk membentuk suatu badan nasional untuk menjaga kepentingan mahasiswa Muslim di universitas. Anggota pendiri termasuk masyarakat Islam dari University of Birmingham, University of Bristol, University of Dublin, Imperial College (London), University of Leeds, London Islam Circle, Muslim Mahasiswa Masyarakat Inggris, Universitas Oxford, Sekolah Studi Oriental dan Afrika (London ), Sheffield Islam Circle, Wolverhampton Melayu Teachers College. Pada saat itu, organisasi itu bernama FOSIS (Federasi Masyarakat Mahasiswa Islam) dan berganti nama akhir tahun itu untuk variasi saat ini dari FOSIS. Pada tahun 60-an awal, FOSIS adalah kelompok dukungan hanya bahwa banyak Muslim di Inggris dan Irlandia bisa melihat ke atas dukungan dan saran.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Selama bertahun-tahun, FOSIS telah menjadi tuan rumah sejumlah konferensi tingkat tinggi Islam / Ulama. Pada tahun 1960-an, FOSIS adalah salah satu organisasi pertama di Inggris untuk menjadi tuan rumah Malcolm X (juga dikenal sebagai El-Hajj Malik El-Shabazz) pada ceramah. Sejak itu, beberapa ulama paling berpengaruh di dunia Islam dan pengkhotbah seperti Ahmed Deedat, Khurram Murad dan Imam Siraj Wahhaj telah mengunjungi FOSIS untuk mengatasi siswa Muslim. Tren ini terus selama bertahun-tahun, dengan FOSIS membuat ceramah pada bagian universitas kegiatan rutin mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Ada dua konferensi yang diatur oleh FOSIS dalam satu tahun akademik. Konferensi FOSIS Tahunan (juga dikenal sebagai FAC untuk pendek) adalah konferensi nasional hanya tahunan yang diselenggarakan di Inggris untuk mahasiswa Muslim. Ini dimulai pada tahun 1964 dan sudah berjalan setiap tahun sejak, biasanya diadakan selama periode musim panas tahun ini. Konferensi, biasanya, meliputi kuliah oleh para sarjana Islam terkemuka, hiburan oleh artis nasyid, sebuah kompetisi video, presentasi oleh komite FOSIS berbeda dan lebih banyak lagi lainnya. Pada tahun 2009, salah satu yang lebih baru penafsiran dari FAC, melihat lebih dari 600 siswa menghadiri dengan berbagai kegiatan yang berbeda di acara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 53.5pt; text-align: justify; text-indent: 18.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Para FOSIS Musim Dingin Council (juga dikenal sebagai WC untuk pendek) telah berjalan sejak tahun 1966 dan diadakan terutama di liburan Desember. Ini menyediakan tinjauan tengah semester dari FOSIS dan membantu untuk membangun visi bagi organisasi untuk semester kedua.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Politik di kancah pemerintahan Malaysia didominasi oleh dua partai politik di Malaysia, yaitu UMNO dan PAS.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">UMNO menganut ideologi nasionalis dan sekular yang mengesampingkan asas keislaman.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">PAS adalah partai yang muncul akibat adanya ketidakpuasan masyarakat muslim atas bentuk ideologi pemerintahan yang dijalankan UMNO, karena cenderung sekular dan mengesampingkan kaidah-kaidah keislaman. Sehingga PAS melakukan pendekatan secara konfrontatif dalam mencapai tujuannya, yaitu mengembalikan kedudukan agama Islam kedalam ideologi pemerintahan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Organisasi lainnya yang turut berperan dalam pengembangan Islam di Malaysia kebanyakan merupakan organisasi kepemudaan dan pelajar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">SARAN</span></b><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">BAB IV<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hasbullah, Moeflich (2003). <i>Asia Tenggara : Konsentrasi Baru Kebangkitan Islam</i>. Bandung: Fukomedia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Helmiati (2007). <i>Dinamika Islam Asia Tenggara. </i>Pekanbaru: Suska Press.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mutalib, Hussin (1993). <i>Islam in Malaysia: From Revivalism to Islamic State?</i>. Singapore: Singapore University Press.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Adnan, Taufik Amal,Samsu Rizal Panggabean (2004). <i>Politik Syariat Islam: dari Indonesia hingga Nigeria</i>. Jakarta: Pustaka Alvabet.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Moze (2011). <i>Sejarah Singkat Malaysia</i>. Dikutip dari:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://moze91.wordpress.com/2011/04/21/sejarah-singkat-malaysia/, 15 Mei 2012.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: IN;">Abdul Malek, Zulkifly (2011) <i>From Cairo to Kuala Lumpur: The Influence of The egyptian Muslim Brotherhood on The Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM)</i>. (MA Thesis). Georgetown University.<o:p></o:p></span></div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI35.213/Makalah%20Agama%206.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></a>. Helmiati, <i>Dinamika Islam Asia Tenggara</i>, hlm. 122</div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI35.213/Makalah%20Agama%206.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></a>. Muhammad Syukri Salleh, <i>Perkembangan Kontemporer Gerakan Islam di Malaysia: Pergeseran dari Konfrontatif ke Kooperatif,</i> dalam Moeflich Hasbullah, <i>Dinamika Islam Asia Tenggara.</i> Hlm. 122</div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-78333637219909924802012-08-10T21:27:00.000-07:002012-08-10T21:27:36.219-07:00Islam di Indonesia Fase Kemerdekaan<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Fase Sebelum Kemerdekaan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Birokrasi Keagamaan</span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh karena penyebaran Islam di Indonesia pertama-tama dilakukan oleh para pedagang, pertumbuhan komunitas Islam bermula di berbagai pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatera, Jawa dan pulau lainnya. Keajaan-kerajaan Islam yang pertama berdiri juga di daerah pesisir. Demikian juga kerajaan Samudera Pasai, Aceh, Demak,Banten dan Cirebon, Ternate, dan Tidore. Dari sana kemudian, Islam menyebar ke daerah-daerah sekitar. Begitu pula yang terjadi di Sulawesi dan Kalimantan. Menjelang akhir abad ke-17, pengaruh Islam sudah hampir merata di berbagai wilayah penting di Nusantara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Disamping merupakan pusat-pusat politik dan perdagangan, ibu kota kerajaan juga merupakan tempat berkumpul para ulama dan mubalig Islam. Ibn Batuthah menceritakan, sultan kerajaan Samudera Pasai, Sultan Al-Malik Al-Zahir, dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam, dan raja sendiri sangatt menggemari diskusi mengenai masalah-masalah keagamaan.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kedudukan ulama sebagai penasehat raja, terutama dalam keagamaan juga terdapat di kerajaan-kerajaan Islam lainnya. Para ulama juga duduk dalam jabatan-jabatan keagamaan yang tingkat dan namanya berbeda-berbeda, antara satu daerah dengan daerah lainnya, pada umumnya disebut <i>qadhli</i>, meski dengan sialek yang berbeda. Tetapi, penerapan hokum Islam di satu kerajaan lebuh jelas dibandingkan dengan kerajaan lain. Yang terkuat di antaranya adalah Aceh dan Banten.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ulama dan ilmu-ilmu keagamaan</span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Penyebarab dan pertumbuhan kebudayaan Islam di Indonesia terutama terletak dipundak para ulama. Paling tidak ada dua cara yang dilakukannya. <i>Pertama, </i>membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai muballig ke daerah-daerah yang lebih luas. <i>Kedua, </i>melalui karya-karya yang tersebar diberbagai tempat yang jauh.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></a> Karya-karya tersebut mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu keagamaan di Indonesia pada masa itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Arsitek Bangunan<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh karena perbedaan latar belakang budaya, arsitektur bangunan islam di Indonesia berbeda dengan yang terdapat di dunia Islam lainnya. Hasil-hasil seni bangunan pada zaman pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain masjid-masjid kuno Demak, Sendang Duwur Agung Banten, Baiturrahman di Aceh, dan daerah-daerah lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l6 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Fase Kemerdekaan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Terdapat asumsi yang senantiasa melekat dalam setiap penelitian sejarah bahwa masa kini sebagian dibentuk oleh masa lalu dan sebagian masa depan dibentuk hari ini. Demikian pula halnya dengan kenyataan umat islam Indonesia pada masa kini, tentu sangat dipengaruhi masa lalunya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bertolak dari asumsi itu, kita perlu memahami kehidupan umat Islam Indonesia pada pasca kemerdekaan yang akan menentukan sebagian wajah lehidupan umat Islam Indonesia pada masa-masa selanjutnya. Dalam hal ini tidak berlebihan jika Harry J. Benda menyatakan bahwa sejarah Islam Indonesia adalah sejarah perluasan peradaban santru dan pengaruhnya terhadap kehidupan agama, social dan politik di Indonesia.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Islam di Indonesia telah diakui sebagai kekuatan cultural, tetapi islam dicegah untuk merumuskan bangsa Indonesia menurut versi islam. Sebagai kekuatan moral dan budaya, islam diakui keberadaannya, tetapi tidak pada kekuatan politik secara riil (nyata) di negeri ini.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></a><sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Seperti halnya pada masa penjajahan Belanda, sesuai dengan pendapat Snouck Hurgronye, islam sebagai kekuatan ibadah (sholat) atau soal haji perlu diberi kebebasan, namun sebagai kekuatan politik perlu dibatasi.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[6]</span></span></span></a> Perkembangan selanjutnya pada masa Orde Lama, islam telah diberi tempat tertentu dalam konfigurasi (bentuk/wujud) yang paradoks, terutama dalam dunia politik. Sedangkan pada masa Orde Baru, tampaknya islam diakui hanya sebatas sebagai landasan moral bagi pembangunan bangsa dan negara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perkembangan selanjutnya pada masa Orde Lama, Islam telah diberi tempat tertentuu dalam konfigurasi yang oaradoks terutama dalam dunia politik. Sedangkan pada masa Orde Baru tampaknya Islam diakui hanya sebatas sebagai landasan moral bagi pembangunan bangsa dan Negara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ajaran islam pada hakikatnya terlalu dinamis untuk dapat dijinakkan begitu saja. Berdasarkan pengalaman melawan penjajah yang tak mungkin dihadapi dengan perlawanan fisik, tetapi harus melalui pemikiran-pemikiran dan kekuatan organisasi. Seperti :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">- Budi Utomo (1908) – Taman Siswa (1922)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">- Sarikat Islam (1911) – Nahdhatul Ulama (1926)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">- Muhammadiyah (1912) – Partai Nasional Indonesia (1927)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">- Partai Komunis Indonesia (1914)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menurut Deliar Noer, selain yang tersebut diatas masih ada organisasi islam lainnya yang berdiri pada masa itu, diantaranya:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">- Jamiat Khair (1905)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">- Persyarikatan Ulama ( 1911)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">- Persatuan Islam (1920)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">- Partai Arab Indonesia (1934)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Organisasi perbaharu terpenting dikalangan organisasi tersebut diatas, adalah Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan, dan Nadhatul Ulama yang dipelopori oleh K.H Hasyim Asy’ari.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk mempersatukan pemikiran guna menghadapi kaum penjajah, maka Muhammadiyah dan Nadhatul Ulama bersama-sama menjadi sponsor pembentukan suatu federasi islam yang baru yang disebut Majelis Islam Ala Indonesia ( Majelis Islam Tertinggi di Indonesia ) yang disingkat MIAI, yang didirikan di Surabaya pada tahun 1937.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Masa pemerintahan Jepang, ada tiga pranata sosial yang dibentuk oleh pemerintahan Jepang yang menguntungkan kaum muslim di Indonesia, yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">a. Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama yang menggantikan Kantor Urusan Pribumi zaman Belanda, yang dipimpin oleh Hoesein Djayadiningrat pada 1 Oktober 1943.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">b. Masyumi, ( Majelis Syura Muslimin Indonesia ) menggantikan MIAI yang dibubarkan pada bulan oktober 1943, Tujuan didirikannya adalah selain untuk memperkokohkan Persatuan Umat Islam di Indonesia, juga untuk meningkatkan bantuan kaum muslimin kepada usaha peperangan Jepang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">c. Hizbullah, ( Partai Allah atau Angkatan Allah ) semacam organisasi militer untuk pemuda-pemuda muslimin yang dipimpin oleh Zainul Arifin. Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">3. Fase Setelah Kemerdekaan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level2 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Departemen Agama<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Sebagaimana telah disebutkan, sejak awal kebangkitan nasional, posisi agama sudah mulai dibicarakan kaitannya dengan politik atau Negara. Ada dua pendapat yang didukung oleh dua golongan yang bertentangan tentang hal itu. Satu golongan berpendapat, Negara Indonesia merdeka hendaknya merupakan sebuah Negara “sekuler”, negara yang dengan jelas memisahkan persoalan agama dan politik, sebagaimana diterapkan di Negara Turki oleh Mustafa Kamal. Golongan lainnya berpendapat, Negara Indonesia merdeka adalah “Negara Islam”. Kedua pendapat itu terlihat misalnya, sebelum kemerdekaan, dalam polemic antara Soekarno dengan Agus Salim, kemudian dengan M. Natsir di akhir tahun 1930-an dan awal 1940-an; diskusi dan perdebatan di dalam siding-sidang BPUPKI yang menghasilkan Piagam Jakarta. Setelah kemerdekaan, persoalan itu juga terangkat kembali di dalam siding-sidang konstituante hasil pemilihan umum 1955 M yang berakhir dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yaitu kembali kepada UUD 1945.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[7]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Meskipun persoalan itu belum selesai dipecahkan, tampaknya para pemimpin bangsa Indonesia sudah bergerak jauh ke depan, memikirkan alternative “jalan tengah” dari dua [endapat tersebut. Mereka menganjurkan suatu Negara yang mempunyai dasar keagamaan secara umum dan pemerintahan engakui nilai keagamaan yang positif, karena itu akan memajukan kegiatan keagamaan. Dalam kerangka itulah, Departemen Agama didirikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Tujuan dan fungsi Departemen Agama yang dirumuskan pada tahun 1967 adalah sebagai berikut :<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[8]</span></span></span></a><sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">mengurus serta mengatur pendidikan agama di sekolah-sekolah, serta membimbing perguruan-perguruan agama<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">mengikuti dan memperhatikan hal yang bersangkutan dengan agama dan keagamaan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">member penerangan dan penyuluhan agama<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">mengurus dan mengatur peradilan agama serta mengelesaikan masalah yang berhubungan dengan hokum agama<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">mengurus dan memperkembangan IAIN, perguruan tinggi agama swasta dan pesantren luhur, serta mengurus dan mengawasi pendidikan agama pada perguruan-perguruan tinggi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">mengatur, mengurus, dan mengawasi penyelenggaraan ibadah haji.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pendidikan</span></i></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebagaimana telah disebutkan, salah satu tugas penting yang dilakukan Departemen Agama adalah menyelenggarakan, membimbing, dan mengawasi pendidikan agama. Lembaga-lembaga pendidikan Islam sudah berkembang dalam beberapa bentuk pendidikan Islam zaman penjajahan Belanda. Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang tersebar di berbagai pelosok. Tidak ada hubungan antara satu dengan yang lain. Lembaga ini dipimpin oleh seseorang ulama atau kiai. Untuk tingkat kelanjutan, tidak ada kurikulum yang jelas pada lembaga ini. Kemajuan seorang penuntut sangat ditentukan oleh kerajinan, kesungguhan, dan ketekunan masing-masing.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Setelah merdeka, terutama setelah berdirinya Departemen Agama, persoalan pendidikan agama Islam mulai mendapat perhatian lebih serius. Badan Pekerja Komite Nasional Pusat dalam bulan Desember 1945 menganjutkan agar pendidikan madrasah diteruskan. Badan ini juga mendesak pemerintah agar memberikan bantuan kepada madrasah. Departemen Agama dengan segera membentuk seksi khusus yang bertugas menyusun pelajaran dan pendidikan agama Islam dan Kristen, mengawasi pengangkatan guru-guru Agama, dan mengwasi pendidikan agama. Pada tahun 1946, Departemen Agama mengadakan latihan 90 guru agama, 45 orang diantaranya kemudian diangkat sekolah guru dan hakim Islam di Solo.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[9]</span></span></span></a><sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 31.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hukum Islam<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Salah saatu lembaga Islam yang sangat penting yang juga ditangani oleh Departemen Agama adalah hokum atau syariat. Pengadilan Islam di Indonesia membatasi dirinya pada soal-soal hokum muamalat bersifat peribadi. Hokum muamalat pun terbatas pada masalah nikah, cerai, rujuk; hokum waris<i> </i>itu. (paraid/manicure faraidh, wakaf hibah dan baitul mal.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[10]</span></span></span></a><sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Keberadaan lembaga keadilanagama di masa Indonesia merdeka adalah kelanjutan dari masa colonial belanda. Pada masa pendudukan adalah kelanjutan dari masa colonial Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, pengadilan agama tidak mengalami perubahan. Setelah Indonesia merdeka jumlah pengadilan agama bertambah,tetapi administrasinya tidak segera dapat diperbaiki. Para hakim Islam tampak keta dan kaku, karena hanya berpegang pada ahab Syafi’i. Sementara itu, belum ada kitab undang-undang yang seragam yang dapat dijadikan pegangan para hakim dan pengadilan Agama didominasi oleh golongan tradisionalis. Karena itulah, sekolah Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) dan Fakultas Syariah di perguruan-perguruan tinggi Islam didirikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 31.5pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Majelis Ulama Indonesia (MUI)<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Disamping Departemen Agama, cara lain pemerintah Indonesia dalam menyelnggarakan administrasi Islam ialah mendirikan Majelis Ulama. Suatu prigram pemerintah, apalagi yang berkenan dengan agama, hanya bisa berhasil dengan baik bila disokong oleh ulama. Karena itu, kerja sa,a antara pemerintah da ulama perlu terjalin dengan baik. Pertama kali Majelis Ulama didirikan pada masa pemerintahan Soekarno. Majelis ini pertama-tama berdiri di daerah-daerah karena diperlukan untuk menjamin keamanan. Di Jawa Barat berdiri pada tanggal 12 Juli 1958 diketuai oleh seorang panglima Militer. Setelah keamanan sudah pulih dari pemberontakan DI-TII tahun 1961, Majelis Ulama ini bergerak dalam kegiatan-kegiatan di luar persoalan keamanan, seperti dakwah dan pendidikan.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[11]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-top: 12.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Dalam pedoman Dasar Majelis Ulama Indonesia yang disahkan dalam kongres tersebut,, Majelis Ulama berfungsi :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">1. memberi fatwa dan nasehat mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatn kepada pemerintahan dan umat Islam umumnya sebagau <i>amar ma’ruf nahi mungkar</i>, dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">2. mempererat ukhuwah islamiyah dan memelihara serta meningkatkan suasana kerukunan antarumat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">3. mewakili umat Islam dalam konsultasai antarumat beragama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">4. penghubung antara ulama dan umara (pemerintahan) serta menjadi penerjemah timbal balik antara pemerintahan dan umat guna menyukseskan pembangunan nasional.<sup><o:p></o:p></sup></span></div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 22.5pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Taufik Abdullah (Ed.), <i>Sejarah Umat Islam Indonesia, </i>(Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1991), hlm. 110.</span></div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 22.5pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Baca A.C Milner, “Islam dan Negara Muslim”, dalam Azyumardi Azra (Ed.) , <i>Perspektif Islam di Asia Tenggara,</i> (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1989)</span></div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 22.5pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Taufik Abdullah, <i>op.cit., </i>hlm. 111.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Harry J. Benda, <i>The Crescent and the Rishing Sun: Indonesian Islam under Javanese Occupation 1942-1980, </i>Terj. Daniel Dhakidae, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1980), hlm. 33.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn5"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Thohir Ajid, <i>Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam : Melacak Akar-Akar Sejarah, Sosial, Politikm dan Budaya Umat Islam, </i>(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 304.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn6"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[6]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> B.J. Boland, <i>Pergumulan Islam di Indonesia 1945-1970, </i>(Jakarta: Grafitipers, 1985), hlm. 16.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn7"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[7]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Yatim Badri, <i>Sejarah Peradaban Islam,</i> (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 306.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn8"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[8]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Deliar Noer, <i>Administrasi Islam di Indonesia,</i> (Jakarta: Rajawali, 1983), hlm. 36-37.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn9"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[9]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid, </i>hlm. 59.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn10"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[10]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid</i>, hlm. 84.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn11"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI18.822/fase%20kemerdekaankel%206.doc#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[11]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid, </i>hlm. 125-126.<o:p></o:p></span></div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-7586064131740521942012-08-10T21:25:00.000-07:002012-08-10T21:25:35.379-07:00Islam di Indonesia Fase Kolonialisme<div class="Section1"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">KATA PENGANTAR<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana karna berkat, rahmat dan ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini , untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama 6 (Sejarah Islam Asia Tenggara) yang berjudul “<b> Islam di Indonesia Fase Kolonial”</b>. Selawat beserta salam kita kirimkan kepada nabi Muhammad SAW.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah agama 6 Bapak Ade Jamaruddin, MA yang telah memberikan tugas kepada penulis,serta dukungan dan arahannya dalam menyelesaikan makalah ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Makalah ini disusun agar bisa mempermudah pembaca dalam mempelajari tentang islam atau pemeluk islam pada fase colonial Belanda dan Jepang , dan penulis akui,karena semakin luas pembicaraan semakin terlihat jelas segi-segi kelemahan dari makalah ini,tetapi hal itu merupakan sebagai jalan yang tidak bisa dihindari untuk perbaikan kedepanya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Oleh sebab itu dengan hati yang terbuka , penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 171.75pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pekanbaru, 23 Maret 2012 <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 171.75pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 171.75pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 171.75pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Penulis</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 171.75pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">DAFTAR ISI<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">KATA PENGANTAR.................................................................................... </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">i<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">DAFTAR ISI................................................................................................. </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ii<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">BAB I PENDAHULUAN</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.1 Latar Belakang................................................................................. </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.2. Pembahasan Masalah..................................................................... </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">........ <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.3. Tujuan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> ............................................................................................. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">BAB II PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l8 level2 lfo12; tab-stops: 36.0pt right dotted 13.0cm; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.1.</span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Zaman Kolonial.................................................................................. 3........ <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 45.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l9 level1 lfo18; tab-stops: list 45.0pt right dotted 13.0cm; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masa Kolonial Belanda..................................................................... 3<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 45.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l9 level1 lfo18; tab-stops: list 45.0pt right dotted 13.0cm; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kondisi Kerajaan Islam Di Indonesia Ketika Belanda Datang............. 4<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 45.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l9 level1 lfo18; tab-stops: list 45.0pt right dotted 13.0cm; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masa Kolonial Jepang....................................................................... 7</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.2. Politik </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">I</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">slam </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">M</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">asa </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">P</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">enjajahan...................................................... 11<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A. Politik islam masa penjajahan belanda.............................................. 11<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B. Masa penjajahan jepang ................................................................... </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">15<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.3. Pendidikan </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">I</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">slam </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Z</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">aman </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">K</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">olonial................................................. </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">19<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A. Pendidikan zaman belanda................................................................ </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">19<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B. Pendidikan zaman kolonial jeapang.................................................... 2</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-indent: 18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.4. Perjuangan </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">K</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">emerdekaan </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">U</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">mat </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">I</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">slam......................................... </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">26<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A. Masa Kolonial Belanda .................................................................... 26<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B. Masa Kolonial Jepang....................................................................... 29<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">BAB III PENUTUP..................................................................................... </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">31<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-indent: 18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.1 Kesimpulan...................................................................................... </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">31<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: right dotted 13.0cm; text-indent: 18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.2. Saran</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> .............................................................................................. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">32<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 85.4pt right dotted 13.0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 3</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">6<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div></div><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /> </span></sup> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.1 Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejarah telah menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pra-Islam, di sekitar abad ke</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-7</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> dan sebelumnya,adalah masyarakat dagang dengan ciri kosmopolitan yang sangat kental. Meneliti sejarah bangsa Indonesia tidak akan lepas dari umat islam, baik dari perjuangan melawan penjajah maupun dalam lapangana pendidikan. Melihat kenyataan betapa bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam mencapai keberhasilan dengan berjuang secara tulus ikhlas mengabdikan diri untuk kepentingan agamanya disamping mengadakan perlawanan </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">militer.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di antara ciri-ciri Islam yang dapat menduduki ranking par-excellence (istimewa) ialah kerana sifatnya yang <span style="letter-spacing: .75pt;">universal, setiap aspek kehidupan tidak terlepas dari peraturannya tidak terkecuali aspek</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; letter-spacing: 0.75pt; line-height: 150%;"> politik</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> dan dunia pendidikan di Indonesia.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Signifikansi hubunganyang begitu erat antara Islam dan Indonesia sebagai suatu daerah territorial, menyebabkan penjajahan lebih dari tiga abad oleh Belanda dan Jepang gagal dalam upaya deislamisasi agar akidah Islam tercabut dari umat Islam</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kaum kolonial Belanda berhasil menancapkan kukunya di bumi Nusantara dengan misinya yang ganda (antara imperialis dan kristenisasi) justru sangat merusak dan menjungkirbalikkan tatanan yang sudah ada.</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Sejak dari zaman VOC (Belanda Swasta) kedatangan mereka di Indonesia sudah bermotif ekonomi, politik dan agama. Dalam hak actroi VOC terdapat suatu pasal yang berbunyi sebagia berikut : ”Badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila perlu boleh berperang. Dan harus memperhatikan perbaikan agama Kristen dengan mendirikan sekolah”. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia. Bangsa Jepang bercita-cita besar, menjadi pemimpin Asia Timur Raya, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">d</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">an hal ini sudah direncanakan jepang sejak tahun 1940 untuk mendirikan kemakmuran bersama Asia Raya. Menurut rencana tersebut Jepang menginginkan menjadi pusat suatu lingkungan yang berpengaruh atas daerah-daerah Daratan Cina, kepulauan Filiphina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo Cina dan Rusia. Dalam makalah ini penulis khusus membahas tentang islam </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">F</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ase Kolonial.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 159.05pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.2. Pembahasan Masalah <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bagaimana politik ilam pada zaman Kolonial Belanda dan Jepang?<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bagaimana pendidikan islam pada zaman kolonial Belanda dan Jepang?<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bagaimana prjuangan umat islam untik mendapatkan kemerdekaan?<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kondisi umat islam masa Kolonial.<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 159.05pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.3. Tujuan <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Merangkum semua pembahasan tentang islam fase Kolonial supaya mempermudahkan pembaca dalam mengetahui dan memahami pokok-pokok yang terdapat dalam pembahasan tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l8 level2 lfo12; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.2.</span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ZAMAN KOLONIAL<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l10 level1 lfo11; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masa Kolonial Belanda<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada awalnya kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk menjalin hubungan perdagangan dengan bangsa Indonesia.Tetapi rupanya dibalik semua itu Belanda memiliki maksud terselubung. Belanda berupaya menancapkan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia, Sehingga lambat laun Belanda berhasil memperkuat penetrasinya di Indonesia. Belanda tidak hanya memonopoli perdagangan bangsa Indonesia dengan system kapitalisnya, namun satu demi satu Belanda berhasil menundukkan penguasa-penguasa lokal,kemudian merampas </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">daerah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">-daerah tersebut kedalam kekuasaannya,dan dibalik semua itu bertujuan missioner<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[1]</span></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sebelum tahun 1795 Belanda telah berusaha memeras prod</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">u</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">k pertanian seperti </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">kopi,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> te</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">h</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">, dan lada,melalui penyerahan paksa dan menjualnya ke pasaran</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> E</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ropa. Namun kekalahan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">elanda terhadap Prancis tahun 1795 dan hancurnya Duch East India Company tahun 1799 mendesak </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">R</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">epublic Belanda mencari cara baru untuk mengeksploitasi ekonomi </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">k</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">olonial. Belanda bermaksud memusatkan kekuasaan politi</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">k</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> d</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">lam rangka memaksimalkan pemerasan pajak.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[2]</span></span></span></a> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jadi tujuan utama Belanda datang ke Indonesia ,untuk mengembangkan usha perdagangan ,yaitu mendapatkan rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa.Perseroan Amsterdam mengirim armada kapal dagangnya yang pertama ke Indonesia tahaun 1595, terdiri dari empat kapal,di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.Menyusul kemudian angkatan ke dua tahun 1598 di bawah pimpinan Van Nede,Van Heemskerck, dan Van Warwijck.Selain dari Amsterdam ,juga datang beberapa kapal dari berbagai kota di Belanda ,angkatan ke tiga berangkat pada tahun 1599 dibawah pimpinan van der Hagen dan ankatan ke empat tahun 1600 dibawah pimpinan van Neck.</span><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[3]</span></span></span></span></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Melihat hasil yang diperoleh Perseroan Amsterdam itu,banyak persorean lain berdiri yang juga ingin berdagang dan berlayar ke Indonesia.Pada bulan Maret 1602,perseroan-perseroan itu bergabung dan disahkan oleh Staten –General Republik dengan suatu piagam yang member ikan hak khusus ke pada perseroan gabungan tersebut untuk berdagang ,berlayar,dan memegang kekuasaan di kawasan antara Tanjung Harapan dan kepulauan Soloman,termasuk kepulawan Nusantara.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[4]</span></span></span></a><sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619 M,yaitu ketika Jan Pieter Zoan Coan menduduki Jakarta .Kemudian Belanda satu demi satu memperluas jangkauan jajahannya dengan menjatuhkan penguasa di daerah-daerah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jadi kolonialisme di Indonesia dimulai sejak pemulaan abad ke 17 dengan didirikannya Vereenigde Oost Indisce Compagnie(VOC) 1602.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[5]</span></span></span></a>VOC melakukan monopoli rempah-rempah dengan jumlah dan harga yang ditetapkan oleh VOC.Untuk merealisasikan kolonialisme tersebut cara yang di tempuh antara lain pemerintah kolonial mengadakan Culturr Stelsel (Tanam Paksa) tahun 1830-1870,sebagai manifestasi dari system perbudakan dan merupakan bencana bangsa Indonesia.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kehadiran belanda bukan hanya mengeksploitasi kekayaan alam iIndonesia ,tetapi juga menekan politik dan keagamaan rakyat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l10 level1 lfo11; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kondisi Kerajaan Islam Di Indonesia Ketika Belanda Datang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Keadaan kerajaan-kerajaan islam menjelang dtngnya belanda diakhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 ke Indonesia berbeda-beda,bukan hanya berkenaan dengan politik ,tetapi juga bproses islamisasinya.Pada waktu itu di Sumatra ,penduduk sudah islam sekitar tiga abad,sedangkan di Maluku dan Sulawesi proses islamisasi baru sedang berlangsung.<sup> </sup>Di Sumatra kerajaan malaka jatuh ke tangan portugis ,sehingga persatuan politik di kawasan Selat M</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">laka merupakan perjuangan segi tiga Aceh ,Portigis dan Johor yang merupakan kelanjutan dari kerajaan Malaka Islam. <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[6]</span></span></span></a> Pada abad ke-16 ,Aceh kelihtan lebih dominan,karna para pedagang muslim menghindar dari Malaka lebih memilih Aceh sebagai pelabuahan transit.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kemenangan Aceh atas Johor pada tahun 1564 ,membuat kerajaan ini menjadi daerah vassal dari Aceh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Aceh telah berhasil mengusai daerah-daerah di Sumatra bagian Utara, Stelah itu Aceh juga berusaha menguasai Jambi pelabuhan pengekspor lada yang banyak dihasilkan di daerah-daerah pedalaman,seperti Minangkabau dan diangkut lewat sungai Indragiri ,Kampar,dan Batanghari.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di daerah jambi penduduknya ketika itu sudah islam,jambi juga merupakan pelabuhan transito,tempat beras dan bahan-bahan lain dari jawa ,cina,India, dan lain-lain di ekspor ke Malaka.Selain itu Aceh juga berhasil menguasai perdagangan pantai barat Sumatra dan mencakup Tiku ,Pariaman, dan Bengkulu.Ketika itu ,Aceh memang berada pada masa kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah sulatan Iskandar Muda wafat digantikan oleh Sultan Iskandar Tsani.Sultan ini masih mampu mempertahankan kebesaran Aceh.Akan tetapi ,setelah dia wafat 15 februari 1641 ,Aceh secara berturut-turut dipimpin oleh tiga orang wanita selama 59 tahun.Ketika itu lah Aceh mulai menaglami kemunduran. Daerah-daerah di Sumatra yang dulu berada di bawah kekusaannya mulai memerdekakan diri.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Meski sudah menurun Aceh masih bertahan lama menikmati kedaulatannya dari intervensi kekuasaan asing.Padahal kerajaan islam lainnya seperti Minang kabuau,Jambi,Riau dan Palembang tidak demikian.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[7]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di Jawa,pusat kerajaan islam sudah pindah dari pesisir ke pedalaman ,yaitu dari Demak ke Pajang kemudian ke Mtaram.Perpindahan ini membawa pengaruh besar yang sangat menentukan perkembangan sejarah islam di Jawa,diantaranya adalah : Kekuasaan dan system politik didasarkan atas garis agraris,peranan daerah pesisir dalam perdagangan dan pelayaran mundur,begitu juga dengan pedagang dan pelayar Jawa,terjadinya pergeseran pusat-pusta perdagangan dalam abad ke-17 dengan segala akibatnya.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[8]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di banten Jwa Barat ,muncul sebagai simpul penting antara lain karena ,perdagangan ladanya dan tempat penampungan pelarian dari pesiir Jawa Tengah dan Jawa Timur.Di samping itu Banten juga menarik perdagangan lada dari Indrapura,Lampung dan Palembang. Merosotnya peran pelabuhan –pelabuhan jawa Timur akibat politik Mataram dan munculnya makasar sebagai pusat perdagangan mrmbuat jaringan perdagangan dan rute pelayaran dagang di Indonesia bergese.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kalau di awal abad ke-16,rute yang ditempuh ialah Maluku-Jawa-Selat M</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">laka,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">maka di akhir abad itu menjadi Mal</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">u</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ku</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">-</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Makasar-Selat Sunda.Sehubungan dengan perubahan tersebut </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">anten dan saingannya ,Sunda Kelapa ,bertambah strategis .<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[9]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di Sulawesi pada akhir abad ke -16 pelabuhan Makasar berkembang dengan pesat.Letaknya memang strategis.Akan tetapi ,ada factor-faktor lain yang mempercepat perkembangan itu adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pertama</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> penduduk Malaka oleh Portugis mengakibatkan terjadinya migrasi perdagangan Melayu,antara lain ke Makasar.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kedua</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> arus migrasi Melayu bertambah besar setelah Aceh mengadakan ekspedisi terus menerus ke Johor dan pelabuhan-pelabuhan di semenanjung Melayu. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketiga blockade Belanda terhadap malaka dihindari oleh pedagang-pedagang ,baik Indonesia maupun India ,merosotnya pelabuhan Jawa Timur mengakibatkan fungsinya diambil oleh pelabuhan Makasar,usaha belanda memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku membuat Makasar memiliki kedudukan sentral bagi perdagangan antara Malaka dan Maluku.Itu membuat pasar berbagai macam barang berkembang disana.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[10]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Semaentara itu ,Maluku ,Banda,Seram dan Ambon sebagai pangkal atau ujung perdagangan rempah-rempah menjadi sasaran pedagang Barat ayang ingin menguasainya dengan politik monopolinya.Ternate dan Tidore dapat terus berhasil dan mengelakkan dominasi total dari portugis dan spanyol,<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[11]</span></span></span></a> namun dia mendapat ancaman dari belanda yang datang kesana.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l10 level1 lfo11; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masa Kolonial Jepang</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masa penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942<b>.</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masuknya Jepang ke Indonesia setelah Pemerintah belanda sejak tanggal 8 maret 1942 lenyap dari bumi Indonesia karna harus bertekuk lutut kepada jepang.Namun Indonesia belum bebas dari penjajahan,karna jepang mengambil alih pendududkan Indonesia dari Belanda.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Selanjut nya memasuki kehidupan baru dibawah pemerintah Jepang.Jepang memiliki cita-cita besar ingin menjadi pemimpin Asia Timur Raya. Hal itu sudah dirancang Jepang sejak tahun 1940 untuk membangun bersama Asia Raya.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[12]</span></span></span></a><sup> </sup>Partai-partai Islam seakan mendapatkan kekuatan kembali setelah Jepang dat</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ng menggantikan posisi belanda.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jepang berusaha mengakomodasi dua kekutan islam dan nasionalisme sekuler ,ketimbangan pimpinan tradisional (raja dan bansawan). Karna menurut Jepang organisasi-organisasi islamlah sebenarnya mempunyai massa yang patuh dan hanya dengan kekuatan agama penduduk bisa dimobilisasi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh karna itu organisasi non islam dibubarkan,maka organisasi-organisasi besar </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">i</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">slam seperti Muhammadiyah,NU,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Persyariktan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ulama,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI),yang kemudian dilanjutkan Masyumi,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">diperkenankan meneruskan kegiatannya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pemohonan Masyumi untuk mendirikan barisan Hizbullah diterima oleh Jepang,sebuah wadah kemileteran bagi para santri untuk mempersiapkan tenaga-tenaga militer yang ahli.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[13]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada babak pertamanya memang pemerintah Jepang menampakkan diri seakan-akan membela kepentingan Islam, yang merupakan suatu siasat untuk kepentingan Perang Dunia ke II. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Untuk mendekati umat Islam Indonesia mereka menempuh kebijaksanaan antara lain : </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kantor Urusan Agama yang pada zaman Belanda disebut : Kantor Voor Islamistische Saken yang dipimpin oleh orang-orang Orientalisten Belanda, diubah oleh Jepang menjadi Kantor Sumubi yang dipimpin oleh ulama Islam sendiri yaitu K.H. Hasyim Asy’ari dari Jombang dan di daerah-daerah dibentuk Sumuka. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pondok pesantren yang besar-besar sering mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar-pembesar Jepang. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaran agama. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di samping itu pemerintah Jepang mengizinkan pembentukan barisan Hisbullah untuk memberikan latihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam. Barisan ini dipimpin oleh K.H. Zainul Arifin. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakir dan Bung Hatta. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Para ulama Islam bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin nasionalis diizinkan membentuk barisan Pembela Tanah Air (Peta). Tokoh-tokoh santri dan pemuda Islam ikut dalam latihan kader militer itu, antara lain : Sudirman, Abd. Khaliq Hasyim, Iskandar Sulaiman, Yusuf Anis, Aruji Kartawinata, Kasman Singodimejo, Mulyadi Joyomartono, Wahib Wahab, Sarbini Saiful Islam dan lain-lain. Tentara pembela Tanah Air inilah yang menjadi inti dari TNI Sekarang. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut : Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.</span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></span><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[14]</span></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;"><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam kelompok nasionalis dibentuk lembaga-lembaga baru pada saat pemerintahan Jepang ,seperti Gerakan Tiga A yakni Nippon Chaya Asia ,Nippon Pelindung Asia,Nippon Pemimpin Asia,tspi hanya bertahan beberapa bulan sejak Mei 1942 dan Pusat Tenaga Rakyatyang didirikan 1943,pengembangan putra dumulai April 1943 dan sebagai pemimmpin tertingginya adalah Soekarno yang dipimpin oleh Hatta,KI Hajar Dewantara,dan K.H.Mas Mansur,mereka dikenal dengan empat serangkai pemimpin bangsa.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[15]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Dari empat serangkai itu tercermin sebagai tokoh nasionalis sekuler lebih dominan dalam gerakan kebangsaan daripada golongan islam.Kemudian Jepang menjanjikan kemerdekaan pada rakyat Indonesia dengan janji mengeluarkan maklumat Gunseikan nomor 23/29 April 1945 tentang pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).Berbeda dengan stuasi sebelumnya dimana kalangan islam mendapat layanan dari jepang ,keanggotaan BPUPKI didominasi oleh golongan nasinalis sekuler yang ketika itu lazim disebut dengan golongan kebangsaan,dan didalam inilah soekarno mencetuskan ide pancasila.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[16]</span></span></span></a> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Meskipun dalm perumusan pancasila itu terdapat prinsip ketuhanan ,tetapi terkesan Negara dipisahkan dari agama. Setelah itu dialog resmi ideology antara dau golongan terbukti dalam suatu forum musyawarah. Panitia Sembilan, semacam sebuah komisi dari forum itu membahas hal-hal yang sangat mendasar ,<i>prembule UUD. </i>Lima orang mewakili golongan nasionalis sekuler yakni soekarno ,Hatta,Yamin,Maramis dan Subardjo.Adapun yang mewakili golongan islam ada 4 orang Agus Salim, Abdul Kahar Muzakir, Wahid Hsyim,dan Abikusno Tjikrosujoso. Kompromi yang dihasilkan atas musyawarah ini dikenal dengan <i>Piagam Jakarta.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[17]</span></b></span></span></a></i></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sila pertama yang merupakan prinsip ketuhanan berarti kewajiban melakukan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya. Kalimat tersebut dabahas lagi pada siding pleno ,Piagam J</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">karta diterima sebagai muqadimah konstitusi dengan alasan bahwa hal itu nerupakan suatu kompromi yang dicapai dengan susah payah. Menjelang kemerdekaan setelah Jepang tidak dapat menghindari kekalahan dari tentara sekutu, BPUPKI ditingkatkan menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). BPUPKI khusus untuk pulau Jawa ,PPKI merupakan perwakilan daerah seluruh kepulauan Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perubahan tersebut menyebapkan banyak anggota BPUPKI tidak muncul lagi termasuk beberapa orang Panitia Sembilan .Persentase nasionalis Islam merosot tajam. Suasana demikian hatta dalam sid</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ng PPKI setelah kemerdekaan berhasil dengan mudah meyakinkan anggota bahwa hanya dengan konstitusi sekuler yang mempunyai peluang untuk diterima mayoritas rakyat Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.2. POLITIK ISLAM MASA PENJAJAHAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.Politik Islam Masa Penjajahan Belanda<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pada tahun 1755 VOC berhasil menjadi pemegang hegemoni politik pulau jawa dengan perjanjian Giyanti,oleh karna itu raja Jawa pada saat itu kehilangan kekuasaan politiknya.Bahkan kebiwaan raja jawa pada saat itu sangat tergantung kepada VOC. Pada saat itu campur tangan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">k</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">olonial terhadap kehidupan karaton makin meluas,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">sehingga ulama-ulama keraton sebagai penasihat raja-raja tersingkir.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Reaksi paling awal terhadap konsolidasi pemerintahan Belanda dan hancurnya aristokrasi lama datang dari kalangan muslim. Keseimbangan kekuatan yang sedang berubah menimbulkan gerakan kebangkitan ulama yang menentang otoritas kaum elite priyayi. Bahkan semenjak konsolidasi mataram pada awal abad ke-17 ,aristokrasi jawa telah dibagi dua kelompok priyayi yang memerintah ,yang terkondisikan oleh nilai-nilai jawa, dan kiayi yang mewakili komunitas yang setia terhadap keyakinan agama islam. Dengan masuknya kelompok aristokrasi priyayi ke dalam pemerintahan kolonial Belanda , kiayi menjadi satu-satunya perwakilan masyarakat jawa yang independen . otoritas ,jumlah, dan pengaruh mereka sangat luas, sehingga meningkatkan kesadaran mereka terhadap identias muslim , dan menjadikan mereka mengenal perlawanan dunia muslim terhadap kolonialisme.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[18]</span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Akibat Kolonial rakyat kehilangan kepemimpinan, sementara penguasaan colonial sangat menghimpit kehidupan mereka. Hasil bumi rakyat dijadikan untuk kepentingan pemerintah colonial belanda. Penggusuran dan perampasan tanah milik rakyat untuk kepentingan pemerintah semakin digalakkan. Rakyat ketakutan dan kesulitan menghadapi penindasan tersebut. Ini terjadi sampai abat ke-14.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[19]</span></span></span></a> Dalam kondisi seperti ini rakyat mencari pemimpin nonformal (para ulama, kiai,atau bangsawan) yang masih memperhatikan mereka. Puasat kekuatan politik berpindah dari istana keluar, Yaitu ke wilayah-wilayah yang jauh dari istana, salah satu ke pasantren-pasantren yang kem</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">u</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">dian menjadi basis perlawanan. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Keterlibatan para ulama dalam politik hamper sama tuanya dengan sejarah peradaban islam. Hal ini disebabkan islam sebagai sebuah agama tidak hanya mengajarkan tata cara ibadah untuk kecendrungan akhirat belaka. Tetapi juga mengajarkan tata cara bermuamalah,berintraksi social dalam urusan dunia. Islam banyak mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat dan bernegara, baik dalam lingkup local maupun internasional.Ulama, atas nama islam, menggalang kekuatan untuk melawan penjajah. Terjadilah perang jawa (1825-1830) dipelopori pangeran Diponegoro didampingi kiai Mojo (1873-1904) walaupun perang besar ini berakhir dengan kekalahan, tetapi peran polotik ulama telah menjadi pelajaran politik umat islam Indonesia. Penggalangan atas nama islam telah memupuk cinta tanah air dan anti Kolonial.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[20]</span></span></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketika penjajah belanda semakin meluas,maka muncullah gerakan protes petani dipimpin ulama lokal untuk melawan Belanda dan pembantu-pembantu raja-raja tradisional yang dianggap kafir.para petani dan ulama lokaln menganggap gerakan itu sebagai perang suci ,perang terhadap kafir. Di antara gerakan protes petani local yang dianggap terbesar adalah yang terjadi di Cilegon tahun 1888 M.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn21" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[21]</span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Faktor pendorong terjadinya gerakan-gerakan protes ini ,antara lain situasi Kolonial yang menghimpit kehidupan rakyat,kondisi yang brtentangan dengan kaidah-kaidah agam islam,pelarangan umat islam melakukan ibadah,tindakan yang semena-mena,penggusuran tanah milik rakyat yang subur untuk tanaman tebu,kerja paksa,pajak yang memeras,penderitaan rakyat akibat ketidak adilan dan pemerasan tuan tanah,penumpukan rasa dendam,rasa kecewa,tekanan ekonomi yang sangat berat yang kemudian dipersatukan dengan semangat jihad menjadi gerakan fanatic dan radikal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Keresahan dan penderitaan rakyat akibat kondisi itu mendorong para kiai ,ulama,atau haji untuk menghimpun rakyat tampil sebagai pemimpin denagan cara menghubungi beberapa pasantren. Melalui kutbah-kutbahnya mereka membantu rakyat melepaskan diri dari tindakan pemerasan di Belanda dengan melakukan perang jihad. Namun karena gerakan protes itu bersifat local sehingga gerakan itu dengan cepat ditumpas Belanda. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sepanjang abad ke-18 di Sumatra penuh pergolakan. Ulama dan pedagang arab berdatangan menimbulkan suasana baru dalam kehidupan keagamaan karena mulai munculnya cikal bakal repormasi ortodoks (pemurnian keagamaan). Pada saat itu berperang kerajaan Riau yang berakhir ketika gabungan Riau-Johor dikalahkan Belanda. Disusul Palembang besar dan menjadi pusat pengembangan islam, ditandai oleh Insititusionalisme ketentuan fikih kedalam struktur kerajaan. Di abad ini penyebaran tarekat samaniyah juga semakin marak, tarekat yang kelak mengadakan perlawanan terhadap Belanda yang berusaha menguasai isatana Palembang.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn22" name="_ftnref22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[22]</span></span></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Walaupun perang ini kalah tetapi islam makin berkembang dibawah pimpinan yang m</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">e</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">nyingkir dari kerajaan Belanda seperti sisa-sisa tentara perang padri di pedalaman tanah batak menjadi sebagian suku batak memeluk islam. Sebagian sisa-sia pelarian perang padre yang lain ada yang pergi ketimur tengah, bermukim disana sambil menuntut ilmu sehingga terkena pengaruh reformasi islam internasional. Diantara mereka adalah Ahmad Khatib Alming kabawi, Djamil Djambek, Thaharir Djalaluddin disusul kemudian oleh Haji Abd. Karim (Haji Rasul-Ayahanda Hamkah). <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn23" name="_ftnref23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[23]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Para tokoh diatas menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin berkompetisi dengan Belanda dan penetrasi Kristen oleh karena itu perlu diadakan perubahan-perubahan yang walaupun berasal dari pengaruh colonial sendiri yaitu berjuang melalui organisasi-organisasi, baik bidang social, pendidikan maupun politik seperti K.H.Ahmad Dahlan dijawa dengan gerakan Muhammadiyah dan Khihajar Hasyim Asyari dengan gerakan NU (Nahdatul Ulama) semua organisasi tersebut sama-sama ingin menjadi islam sebagai landasan ideologis dan selanjutnya menjadikan islam sebagai perjuangan politik untuk kekuasaan colonial.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn24" name="_ftnref24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[24]</span></span></span></a><sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Islam juga akan dijadikan peletak lantasan kesamaan, pengikat persatuan, sebagaimana yang diperjuangkan oleh syarit islam (SI), bangsa islam yang mengawali perasaan kebangsaan sampai pengertian nasionalisme Indonesia ditemukan. Dikalangan rakyat, berkuasanya colonial dirasakan sangat berat karena terjadinya eksploitasi hasil bumi rakyat untuk kepentingan VOC. Dalam kondisi seperti ini rakyat bergabung dengan pemimpin nonformal kiai ulama dan bangsawan yang menggalang rakyat untuk melawan dan berjuang atas nama agama. Terjadilah perang fadri (1821-1837) dipelopori imam bonjol dibantu delapan ulama, perang Aceh (1873-1904) dipimpin panglima polim yang didukung oleh para ulama, haji dan muslim aceh</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perlawanan yang dilakukan umat islam terhadap penjajahan belanda:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo19; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perang faderi di Minang Kabau<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Gerakan yang dikenal dengan nama paderi ini dilakukan melalui ceramah di surau dan masjid.perang ini terjadi 21 Februari 1921 setelah perjanjian kaum adat dan Belanda di tanda tangani.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo19; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perang dipenegoro<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perang ini merupakan perang terbesar yang di hadapi colonial Belanda . selain hidup rakyat yang di tindas belanda ,latar belakang terjadinya perang ini adalah rencana pemerintah belanda untuk membuat jalan dan menerobos tanah milik pangeran dipenogoro dan harus membongkar makam keramat.tujian perang ini adalah untuk mencapai cita-cita luhur mendirikan masyarakat yang bersendikan agama islam, mengembalikan keluhuran adat jawa yang bersih dari pengaruh barat.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn25" name="_ftnref25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[25]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo19; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perang banjar masin<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perang ini dilatarbelakangi oleh campur tangan belanda dalam menentukan siapa yang akan menjadi raja muda sebagai pengganti sultan, apabila sultan berkuasa wafat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo19; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perang aceh<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Awal mula penyebap perang ini adalah pada tanggal 30 Maret 1857 di tandatangani kontrak antara aceh dengan pemerintahan Belanda yang berisi kebebasan perdagangan .kontrak ini memberi kebebasan pada belanda disana dan di perkuat Traktat siak yang ditanda tangani pada tahun itu juaga. Sultan Aceh menentang isi traktat tersebut karna bertentangan dengan hegemoni Aceh.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn26" name="_ftnref26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[26]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B. Masa Penjajahan Jepang <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pada tahun 1938-1945 terjadi perang dunia dua antara Jerman, Itali dan Jepang berhadapan denga sekutu yang terdiri dari Inggris,Prancis,Rusia dan Amerika. Front pasifik meletus tanggal 8 desember 1942 ketika AS membuka fron baru menghadapi Jepang yang menjatuhkan BOM di PerlHarbourd sebuah pangkalan Militer Amerika. Satu persatu wilayah Hindia Belanda yang menjadi sumber minyak dikuasai Jepang.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn27" name="_ftnref27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[27]</span></span></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sebagai penjajah Jepang jauh lebih kejam dari Belanda. Jepang merampas semua harta milik rakyat untuk kepemtingan perang sehingga rakyat mati kelaparan. Pada masa Belanda ada istilah kerja rodi maka dizaman Jepang menjadi romusa jika kerja rodi masih bekerja paksa dikampung sendiri maka romusa dikirim jauh sampai kepedalaman Burma dan Thailand untuk membangun jalur kereta api yang menhhubungkan Birma-Bangkok melalui Konbury.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sebagai penjajah Jepang jauh lebih kejam dari Belanda. Jepang merampas semua harta milik rakyat untuk kepemtingan perang sehingga rakyat mati kelaparan. Pada masa Belanda ada istilah kerja rodi maka dizaman Jepang menjadi romusa jika kerja rodi masih bekerja paksa dikampung sendiri maka romusa dikirim jauh sampai kepedalaman Burma dan Thailand untuk membangun jalur kereta api yang menhhubungkan Birma-Bangkok melalui Konbury. Para romusa diperlakukan sangat buruk makan kurang smentaradipaksa kerja dengan keras. Diantara tiga ratus ribu romusa yang dikirim keluar negeri hanya tujuh puluh ribu yang pulang dengan selamat setelah perang selesai.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn28" name="_ftnref28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[28]</span></span></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Islam akan dihapus dan diganti dengan agama Shinto oleh karena itu bahasa dan aksar arab dilarang, walaupun nanti larangan itu di</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">c</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">abut ketika jepang sudah kepepet hampir kalah. Jepang sebenarnya lebih kafir daripada Belanda. Jepang mempunyai tujuan untuk me-Nippon-kan Indonesia kalau Belanda menjadikan bangsa Indonesia Irlander penduduk kelas dua Jepang ingin menghilangkan kebangsaan Indonesia menjadi Nippon. Untuk mempercepat usaha itu Jepang melakukan cara-car sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-list: l3 level1 lfo14; tab-stops: list 50.2pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Membersihkan kebudayaan barat, kebudayaan islam diganti dengan kebudayaan Jepang. Langkah yang pertama menjadikan bahasa Jepang sebagai bhasa resmi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-list: l3 level1 lfo14; tab-stops: list 50.2pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mengubah system pendidikan. Jepang mengetahui bahwa jalur yang paling inti untuk me-Nippon-kan bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-list: l3 level1 lfo14; tab-stops: list 50.2pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Membentuk barisan pemuda. Jepang berusaha untuk melatih dan memobilisasi pemuda dan santri dengan latihan perang senjata bamboo runcing<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-list: l3 level1 lfo14; tab-stops: list 50.2pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Memobilisasi pemimpin islam. Islam adalah alat yang paling efektif berkomunikasi dengan masyarakt oleh karena itu jepang memanfaatkan untuk menyebarkan kebudayaanya<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 50.2pt; mso-list: l3 level1 lfo14; tab-stops: list 50.2pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Membentuk organisasi baru. Untuk kepentingan Nipponosasi jepang membtuhkan suatu organisasi muslim yang menghimpun muslim Indonesia. Organisasi buatan jepang itu adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 63.0pt; mso-list: l11 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Shumubu (Departemen agama buatan Jepang, dibentuk Maret 1942. pada tanggal 1 April 1944 disetiap karesidenan di Jawa di buka kantor wilayah dengan nama Shumuka. Tanggal 1 oktober 1943 Husin Djadiningrat diangkat menjadi Shumubu. Tanggal 1 Agustus 1944 digantikan oleh Kh Hasyim Asyari.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-list: l11 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Majelis Suro Muslimin Indonesia dibentuk tanggal 24 oktober 1943.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn29" name="_ftnref29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[29]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ternyata bangsa Indonesia cepat sadar bahwa jepang mempunyai tujuan yang sangat buruk ingin me-Nippon-kan bangsa Indonesia. Umat Islam Indonesia juga sadar bahwa Jepang ingin menghapus islam menggantinya dengan sintoisme. Walaupun telah dilatih denan kemusyirikan, tetapi akhirnya muslim Indonesia melawan baik dengan keras maupun dengan lunak. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jepang juga menyadari bahwa muslim Indonesia beserta ulamya bukanlah suatu yan mudah dibentuk dan diarahkan . oleh karena itu jepang mencoba untuk meminta maaf dan jepang berjanji untuk mengkaji islam lebih mendalam. Jepang meminta maaf karena pada sat itu jepang membutuhkan bantuan bangsa Indonesia untuk memenangkan perang karena jepang mulai terdesak di fasifik. Oleh Karen aitu umat islam tetap pada pendiriannya tidak percaya pada jepang. Sikap umat isla terbagi dua, pertama sikap keras daengan perang diperlihatka oleh ulama-ulama secara individual kemudian sikap dipelihatkan oleh pemimpin=-pemimpin muslim melalui organisasi- organisasi.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn30" name="_ftnref30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[30]</span></span></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Selanjutnya sikap para pemimpin</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">muslim dan para ulama yang sudah diarahkan jepang untuk membentuk organisasi buatan jepang dengan maksud dapat menjadi alat pencapai tujuannya ternyata telah bertolak belakang jepang. Kelak gerak organisasi itu akan menyelamatkan islam dari kerusakan. Dalam konferensi yang diadakan dijakarta tanggal 12 oktober 1944 keluar pernyataan mempersiapkan masyarakat muslim Indonesia agar siap menerima kemerdekaan.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn31" name="_ftnref31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[31]</span></span></span></a><sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pernyataan ini diikuti oleh cabang-cabang Indonesia. Pada tanggal 21 oktober 1944, pemuda muslim memutuskan mempersiapkan diri dengan sungguh—sungguh dan sukarela untuk berjuang melahirkan kemerdekaan Indonesia bangsa dan agama. Tindakan jepang yang kejam ternyata ada sisi positifnya bagi muslimin Indonesia :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l13 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mendamaikan antara kaum “Maju” (pembaru) dengan kaum bertahan (tradisionalis)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l13 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Memberikan kesempatan kepada ulama untuk mengalami pendidikan politik dengan menjadi pemimpin suatu organisasi besar yang menyeluruh yang didukung oleh berbagai macam aliran, telah memberikan pengalaman baru bagi para ulama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l13 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Memberikan kesempatan kepada ulama untuk mejadi administrator, sehingga mendapat pengalam baru sehin ga terlibat dalam perundang-undangan, sehinnga sikap yang hanya diliat dari sikap fikih saja telah berubah menjadi cakrawala yang lebih luas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l13 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mempersatukan system pendidikan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l13 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Memberikan latihan dan keterampilan serta mempersiapkan diri menjadi kader-kader bangsa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l13 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mempersatukan bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l13 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Membemtuk organisasi masumi juga isbullah yang menjadi salah satu cikal bakal TNI Mendirikan sekolah tinggi islam.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn32" name="_ftnref32" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[32]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.3. PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN KOLONIAL<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 45.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l16 level1 lfo15; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pendidikan Zaman Belanda<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sejak dari zaman belanda VOC kedatangan mereka di Indonesia sudah bermoyif ekonomi,politik dan agama,dalam hak actroi VOC terdapat saru pasal yang berbunyai “ badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila perlu boleh perperang. Dan harus memperhatikan perbaikan agama Kristen dengan mendirikan sekolah”.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn33" name="_ftnref33" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[33]</span></span></span></a> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Penaklukan bangsa barat atas Indonesia dimulai dalam bidang perdagangan, kemudian dengan kekuatan militer.Kedatangan mereka memang membawa kemajuan teknologi, tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk meningkatkan hasil penjajahan.Begitu pula dalam bidang pendidikan, Barat tidak hanya memperkenalkan system dan metode baru, tetapi juga untuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka dengan upah rendah. Apa yang mereka sebut pembaruan pendidikan sebenarnya adalah westernisasi dan Kristenisasi. Motif inilah yang mewarnai kebijaksanaan pemerintahan Belanda di Indonesia<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Terhadap pendidikan islam, semula Belanda (tahun 1610 M)bersikap membiarkan saja menurut system kerajaan Mataram.Namun, mereka lambat laun mengubah pendidikan Islam secara sedikit dei sedikit.Sejak perjanjian Giyanti (tahun 1755 M), Belanda mulai berusaha melumpuhkan pengaruh Islam, dimulai didaerah yang sudah dikuasai di Yogya dan Surakarta.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn34" name="_ftnref34" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[34]</span></span></span></a><sup><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.Setelah Diponegoro ditaklukkan, Belanda melanjutkan usahanya untuk membinasakan organisasi resmi pendidikan Islam. Penghulu , Naib, Modin dibebaskan dari kewajiban pendidikan dan pengajaran Islam.Penghulu tidak lagi menjadi hakim agama, cukup Naib saja yang menjadi juru nikah, talak, dan rujuk, dan semuanya berada dibawah pengawasan Belanda. Karena usaha-usaha Belanda itu , pendidikan islam lama kelamaan menjadi mundur dan makin terdesak oleh pendidikan barat.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketika Van den Bosch menjadi Gubernur Jendral di Jakarta tahun 1831, ia mengeluarkan kebijaksanaan bahwa sekolah gereja dianggap diperlukan sebagai sekolah pemerintah Belanda. Departemen yang mengurus pendidikan dan keagamaan dijadikan satu. Di setiap daerah keresidenan didirikan satu sekolah agama Kristen. Ketika Van den Capellen tahun 1819 merencanakan berdirinya sekolah dasar bagi penduduk pribumi agar dapat membantu pemerintahan Belanda. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam surat edarannya kepada para Bupati berisi : “Dianggap penting untuk secepatnya mengadakan peraturan pemerintah yang menjamin merata kemampuan membaca dan menulis bagi penduduk pribumi agar mereka dapat menaati undang undang dan hukum Negara.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn35" name="_ftnref35" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[35]</span></span></span></a><span class="MsoEndnoteReference"> </span>Dari surat edaran diketahui bahwa Belanda mengaggap pendidikan agama islam yang diselenggarakan di pondok pondok pesantren , mesjid, musallah, dianggap tidak membantu pemerintah Belanda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kemunduran pendidikan Islam itu sampai puncaknya sebelum tahun 1900 Masehi yang meliputi seluruh Indonesia. Bahkan pada tahun 1882 Belanda membuat badan khusus yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan islam. Tahun 1925 Belanda mengeluarkan peraturan lebih ketat, bahwa tidak semua kiai boleh memberikan pelajaran mengaji. Peraturan itu dibabkan tumbuhnya organisasi pendidikan Islam, seperti muhammadyah, syarikat islam, al irsyad, nahdatul wathan, dan lain – lain.Tahun 1932 keluar pula peraturan yang dapat memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak izinnya yang disebut Ordonisasi Sekolah Liar. Peraturan ini dikeluarkan setelah muncul gerakan nasionalisme –Islamisme pada tahun 1928 berupa Sumpah Pemuda. Selain itu sekolah Kristen yang banyak mendapat kritikan dari rakyat sekitar, juga untuk menjaga dan menghalangi masuknya pelajaran agama di sekolah umum yang kebanyakan muridnya beragama Islam, maka pemerintah belanda mengeluarkan poeraturan yang disebut “Netral Agama”<sup>.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn36" name="_ftnref36" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[36]</span></span></span></a><o:p></o:p></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jika melihat peraturan-peraturan Belanda yang demikian ketat mengawasi dan menekan aktivitas madasrah dan pesantren di Indonesia, seolah olah pendidikan Islam akan lumpuh. Akan tetapi apa yang kita saksikan adalah sebaliknya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pada tahun 1901 Belanda melakukan politik etis, yaitu mendirikan pendidikan rakyat sampai ke desa yang memberikan hak hak pendidikan pada pribumi dengan tujuan untuk mempersiapkan pegawai–pegawai yang bekerja untuk Belanda, juga untuk menghambat pendidikan tradisional. Belanda juga tidak mau mengakui lulusan lulusan pendidikan tradisional karena mereka dianggap tidak bias bekerja di pabrik maupun sebagai tenaga birokrat.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn37" name="_ftnref37" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[37]</span></span></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Kondisi demikian terjadi juga di Timur Timur ditandai dengan munculnya ide Pan Islamisme yang dirintis oleh jamaluddin al Afghani di mesir dan gerakan Salafiyah Wahhabiah di Hijaz. Oleh karena itu, santri-santri Indonesia banyak yang belajar ke hijaz dan Mesir. Ketika mereka kembali ke tanah air mereka mengajarkan ilmu-ilmu agma dan bahasa arab yang lebih tinggi mutunya dari sebelumnya.Dengan demikian berkat usaha mereka ilmu agama semakin tinggi. Pada masa perubahan itu boleh dikatakan pelajaran agama di Indonesia hamper sama dengan yang di makkah.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn38" name="_ftnref38" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[38]</span></span></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Susunan pendidikan islam pada masa perubahan adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l14 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pengajian alquran masih sama sebelumtahun1900.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l14 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pengajian kitab terdiri dari<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l15 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menagaji nahwu dengan memakai kitab Ajrumiyah Asymawi.Syaikh kholod, Azhari,Alfiyah, Asymuni, dan lain-lain<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l15 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sharaf : Al-Kailani,Taftazani<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l15 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Fiqih : Fath al-Qarib,Fath al-Muin,Fath al-wahab Mahalli,kadang-kadang sampai Tuhfah dan Nihayah.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn39" name="_ftnref39" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[39]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masa perubahan di Jawa sejak tahun 1900 dimulai oleh K.H.Hasyim Asyari membuka Pasantren Tabuireng di Jomba dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang meluluskan banyak ulama.Pada tahun 1959 Pondok ini mempunyai tingkatan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Madrasyah Ibtidaiyah enam tahun,mata pelajarannya 70 persen agama,30 persen umum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tsanawiyah tiga tahun,untuk pelajarannya 70 persen agama.30 persen umum<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3. Mua’allimin lima tahun<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 4. Bagian pasantren menurut system yang dilakukan oleh almarhum K.H. Hasyim Asy’ari.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn40" name="_ftnref40" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[40]</span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Karna pengaruh politik etis pemerintah Belanda menetapkan kebijaksanaan pendidikan dan merialisasikannya dalam berbagai program pendidikan dasar untuk warga pribumi. Namaun mereka membedakan program tersebut ke beberapa bagian ,yaitu sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; mso-list: l4 level1 lfo6; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah dasar kelas satu (De Eerste Klasse School) untuk kalangan para pemuka ,tokoh-tokoh,dan orang-orang terhormat bumi putra.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 39.3pt; mso-list: l4 level1 lfo6; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah dasar kelas dua (De Tweede Klasse School) untuk anak-anak bumi putra biasa.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn41" name="_ftnref41" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[41]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Semua itu bertujuan untuk mempersiapkan pegawai-pegawai yang bekerja untuk belanda. Selain itu juga untuk menghambat system pendidikan tradisional yang para tokoh, guru, serta ulamanya sedabg mengembangkan pendidikan islam Indonesia. Bahkan Belanda itdak mengakui lulusan pendidikan tradisional . Sehingga mereka tidak bias bekerja kepada Belanda sebagai pekerja d pabrik atau tenaga birokrat karna buta huruf latin.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Kehadiran sekolah-sekolah Belanda ini mendapat kecaman sengit kaum ulama dan santri karena pendidikan yang didirikan Belanda itu menjadi alt penetrasi kebudayaan Barat yang akan melahirkan intelektual pribumi sekuler dan menjadikan umat islam jauh dari agamanya. Oleh sebap itu lahirlah pembaharuan pendidikan islam .Dengan demikian perubahan pendidikan Indonesia sudah dimulai sejak zaman Kolonial Belanda. Hal ini ditandai dengan berdirinya </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">organisasi-organisasi islam( seperti Sumatra Thawalib, Jamiatul khair , Al-Irsyad, Muhammadiyah, ) yang mendirikan sekolah-sekolah islam.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn42" name="_ftnref42" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[42]</span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 45.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l16 level1 lfo15; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pendidikan Zaman Kolonial Jeapang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jepang menjajah Indonesia serelah mengalahkan Belanda dalam perang dunia dua II pada tahun 1942 dengan semboyan Asia Timur Raya atau Asia untuk Asia. Sebenarnya pada mulanya pemerintah Jepang seakan-akan membela kepentingan islam sebagai siasat untuk memenangkan perang.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Untuk menarik dukungan rakyat Indonesia Jepang membolahkan didirikan sekolah-sekolah agama dan pasantren-pasantren yang terbebas dari pengawasan jepang. Jepang menempuh kebijaksanaan sebagai berikut .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kantor urusan agama yang apda zaman Belanda disebut sebagai kantor Voor Islanistische Saken yang dipimpin oleh oriantalis Belanda diubah menjadi sumbu yang dipimpin ulama islam sendiri , yaitu K.H.H asyim Asyari dari jombang dan di daerah-daerah disebut sumuka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pondok yang besar-besar mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar Jepang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah-sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti /agama .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Membentuk barisan hizbullah yangb member latihan dasar kemiliteran pemuda islam (santri-santri) dipimpin oleh K.HZainul Arifib.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jepang mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam dipimpin oleh K.H.Wahid Hasyim,Kahar Muzakkir, dan Bung Hatta.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ulama islam bekerja sama dengan pemimpin nasionalis membentuk barisan pembela Tanah Air (PETA).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Umat islam mendirikan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn43" name="_ftnref43" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[43]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maksud dari pemerintahan jepang adalah agar kekuatan umat islam dan nasionalis bias diarahkan untuk kepentingan memenangkan perang yang dipimpin jepang. Pada zaman jepang memperlihatkan gambaran buruk mengenai pendidikan bila dibandingkan masa-masa akhir pemerintahan Hindia-Belanda. Jumlah sekolah dasar maupun lanjutan menurun,jumlah murid merosot dan angka buta huruf tinggi sekali. Pada masa pemerintahan Jepang ,sekolah dasar dijadikan satu macam yaitu sekolah dasar enam tahun,sebenarnya Jepang mengadakan penyeragaman ini untuk memudah untuk memudahkan pengawasan,baik dalm isi maupun oenyelenggaraannya. Ternyata menguntungkan bagi Indonesia di kemudia hari. System pengajaran dan struktur kurikulum ditunjukkan untuk keperluan perang Asia Timur Raya.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn44" name="_ftnref44" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[44]</span></span></span></a></span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Selain itu ,Jepang juga mengadakan latihan bagi guru-guru di Jakarta untuk mengindoktrinasi mereka dalm Hakko Iciu ( kemakmuran bersama). Para peserta latihan kembali ke daerah masing-masing ,mengadakan latihan untuk meneruskan hasil yang mereka peroleh .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dengan demikian susunan sekolah menjadi dua bagian ,yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l17 level1 lfo8; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Sekolah Umum terdiri dari :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l18 level1 lfo9; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah rakyat enam tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l18 level1 lfo9; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah Menengah tiga tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l18 level1 lfo9; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah Menengah Tinggi tiga tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l17 level1 lfo8; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah Guru terdiri dari :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l6 level1 lfo10; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah Guru dua tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l6 level1 lfo10; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah Guru empat tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l6 level1 lfo10; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekolah Guru enam tahun.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn45" name="_ftnref45" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[45]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm 35.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar digunakan disemua sekolah dan menjadi mata pelajaran utama. Bahasa jepang diberikan sebagai mata pelajaran wajib. Para pelajar harus mempelajari adat istiadat Jepang. Bahasa daerah diberikan kepada murid kelas 1 dan 2 sampai murid tersebut dapat mengerti bahasa Indonesia . murid diharuskan melakukan kinrohosyi (kerja bakti) seperti mengumpulkan bahn-bahan untuk perang menanam bahan makanan,membersihkan asrama,memperbaiki jalan,dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Selain itu diadakan latihan jasmani (Taiso ) dan latihan militer. Untuk guru-guru, disamping latihan juga kursus-kursus bahasa jepang. Dengan demikian, sekolah-sekolah menjadi tempat pendidikan yang militeris dan tempat indoktrinasi untuk kemakmuran asia timur raya, semuanya ditujukan untuk memenangkan perang melawan sekutu. Sekolah yang didirikan zaman Belanda didirikan lagi, juga sekolah sekolah suwastat seperti sekolah agama Islam (madrasah atau pesantren), Taman Siswa, sekolah Muhammadiyah, termasuk sekolah-sekolah yang diasuh oleh badan-badan misi atau zending Kristen,tetapi harus diselenggarakan langsung oleh pemerintahan Jepang. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 184.85pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Selai itu, Jepang juga member kesempatan bagi golongan Cina untuk membuka sekolah lagi sebagai mana zaman Belanda dulu, tetapi harus dibawah penguasaan Jepang. Guru-guru yang dilatih dan diindoktrinasi dimulai bulan Juni 1942 di Jakarta. Mata pelajaran meliputi pendidikan semangat, bahasa, adat istiadat, lagu-lagu Jepang, olahraga, pendidikan tentang dasar-dasar pertahanan, dan sebagainya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Apabila telah selesai pulang ke daerahnya masing-masing untuk melatih guru-guru yang lain, sehingga menjadi alat propaganda Jepang. Kedudukan golongan pendidik pada masa Jepang mendapat tempat yang baik dalam lingkungan masyarakat.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn46" name="_ftnref46" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[46]</span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 184.85pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Jepang mengadakan perubahan dibidang pendidikan , diantaranya menghapuskan dualism pengajran. Dengan begitu habislah riwayat penyusunan pengajaran belanda yang dualistis membedakan antara pengajaran barat dan bumi poetra. Denagan penghapusan pendidikan bertujuan mengambil hati rakyat Indonesia dan pemerintah jepang berdalih bahwa pendidikan itu tidak ada perbedaan antara golongan yang satu dengan yang lainnya.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn47" name="_ftnref47" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[47]</span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.4. PERJUANGAN KEMERDEKAAN UMAT ISLAM<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; mso-list: l12 level1 lfo16; text-indent: -27.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masa Kolonial Belanda <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Nasionalisme dalam pengertian politik, baru muncul setelah , H. Samanhudi menyerahkan tumpuk pemimpinan SDI pada bulan Mei 1912 kepada HOS Tjokroaminoto yang mengubah nama dan sifat organisasi serta memperluas ruang geraknya. SI pada decade pertama adalah organisasi politik besar yang merekrut anggotanya dari berbagai kelas dan aliran yang ada di Indonesia. Waktu itu idiologi bangsa memang belum beragam , semua bertekad ingin mencapai kemerdekaan. Idiologi mereka adalah persatuan dan anto Kolonialisme. Tjokoaminoto dalam pidatonya pada kongres nasional Sarekat Islam yang berjudul “Zulfbetuur”tahun 1916 di Bandung mengatakan :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Tidak pantas lagi Hindia (Indonesia, pen.) diperintah oleh negeri Belanda , bagaikan tuan tanah yang menguasai tanah-tanahnya. Tidak pada tempatnya, menganggap hindia sebagai seekor sapi perahan yang hanya diberi makan demi susunya.tidaklah pantas, untuk mengagap negri ini sebagai tempat kemana orng berdatangan hanya untuk memperoleh keuntungan dan sekarang sudah tidak pada tempatnya lagi bahwa penduduknya,terutama anak negrinya sendiri, tidak mempunyai hak tutur bicara dalam soal-soal pemerintahan yang mengatur nasib mereka.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn48" name="_ftnref48" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[48]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Demikianlah SI memperjuangkan pemerintahan sendiri bagi pendudukan Indonesia, bebas dari pemerintahan Belanda.Namun dalam perjalanan sejarahnya dikalangan tokoh-tokoh dan organisasi-organisasi pergerakan, mulai terjadi perbedaan-perbedaan taktik dan program; golongan revolusioner berhadapan dengan golongan moderat ; dan politik koperasi tidak sejalan denagn politik non-koperasi. Puncak perbedaan itu terjadi di dalam tubuh SI itu sendiri, yang memunculkan kekuatan baru dengan idiologinya sendiri, komunisme, yang dikenal dengan partai komunisme Indonesia (PKI) , terjadi secara besar-besaran pada tahun 1923.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn49" name="_ftnref49" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[49]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Bnayk kalangan pergerakan yang kecewa terhadap perpecahan itu. Sejak itu SI dengan tegas menyatakan idiologi islammnya. Nasionalisme yang dikembangkannya adalah nasionalisme yang berdasarkan ajaran-ajaran islam. Orang-orang yang kecewa itu ,kemudian mendirikan kekuatan politik baru yang bebas dari komunisme dan islam; diantaranya Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927, Partai Indonesia (Partindo) tahun 1931,da Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-baru) juga pada tahun 1931. Densgan demikian pihak-pihak yang bertikai secara idiologi bertambah satu kubu lagi. Mereka ini sering disebut dengan nasionalis sekuler atau nasionalais netral agama.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn50" name="_ftnref50" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[50]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Dengan demikian, terdapat tiga kekuatan politik yang mencerminkan tiga aliran idiologi: Islam , komunisme dan nasionalis sekuler. Perpecahan diantara ketiga golongan tersebut, menurut Deliar Noer ,disebapkan oleh pendidikan yang mereka terima bersifat Barat. Golongan sekuler yang ditimbulkan oleh pendidikan itu kemudian terpercah menjadi dua, komunis dan nasionalis sekuler. Proses islamisasi damai di Indonesia yang mengkompromikan ajaran islam dengan nilai – nilai budaya, telah melahirkan tiga golongan : santri, abangan, priyayi. Ideologi islam didukung oleh golongan santri, komunisme oleh abangan dan nasionalis oleh priyayi. Ketiga aliran tersebut, terlibat dalam konflik ideologis yang cukup keras. Dalam suasana konflik semacam itu, SI semakin hari mengalami kemerosotan, sementara partai partai nasionalis sekuler berkembang dengan pesat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Di lingkungan islam terbentuk juga kesatuan forum dalam bentuk Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), tetapi forum ini lebih menekankan segi agama, mejelis ini berdiri tahun 1938. Usaha-usaha untuk mempersatukan kembali partai-partai politik dengan aliran-aliran ideologi itu, selalu berakhir dengan kegagalan. Hal itu karena Belanda tidak pernah member ruang gerak bagi gerakan kebangsaan dan tidak pula bersedia mengadakan dialog. Sementara itu konflik ideology terus berkembang dan kadang-kadang mengeras. Golongan nasionalis netral agama pernah menuduh islam sebagai pembawa perpecahan. H. Agus Salim dituduh menjerumuskan SI menjadi partai pendeta yang mencecerkan kepentingan social dan ekonomi rakyat untuk agama. Tuduhan lain, islam arab merupakan suatu bentuk imperialism yang tidak kalah jeleknya dari Belanda.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn51" name="_ftnref51" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[51]</span></span></span></a> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tuduhan-tuduhan tersebut dapat dijawab oleh HOS Tjokroaminoto, H.Agus Sali, A.Hasan, dan M.Natsir. Mereka adalah tokoh-tokoh yang terkenal yang dikatakan sebagai perumus-perumus nasionalisme islam di Indonesia. Di Sumatra Barat masyarakat islam mampu memadukan antara islam dan nasionalisme, yaitu melalui persatuan muslimin Indonesia (Permi) yang dipimpin oleh Muchtar Luthfi yang baru menyelesaikan studinya di Kairo, Mesir. Permi adalah organisasi yang berdasarkan islam dan kebangsaan. Sayangnya Permi tidak berusia panjang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di awal tahun 1940-an, Soekarno yang pernah mendalami ajaran islam, mencoba mendamaikan konflik-konflik itu dengan berusaha mengutip pendapat pemikiran-pemikiran pembaru di Negara—negara islam timur tengah, termasuk Turki. Namun, konsep sebagaimana yang dipraktekkan oleh Kemal Attaturk di Turki.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pendapat yang ditulisnya di berbagai media masa, disambut oleh M.Natsir dengan polemic panjang. Polemik antara dua tokoh nasionalis itu, oleh Deliar Noer digambarkan sebagai dialog antara cita-cita Barat (Soekarno) dan cita-cita Islam (M.Natsir).Tidak ada jalan tengah yang dapat ditarik dari p</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">o</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">lemik itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; mso-list: l12 level1 lfo16; text-indent: -27.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masa Kolonial Jepang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kemunduran progresif yang dialmi partai-partai islam seakan mendapatkan dayanya kembali setelah Jepang datng menggantikan posisi Belanda. Jepang berusaha mengakomodasi dua kekuatan, Islam dan nasionalis sekuler , ketimbang pimpinan tradisional (raja dan bangsawan lama). Menurut jepang organisasi islamlah yang mempunyai massa yang patuh dan dengan pendekatan agama penduduk Indonesia bi</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">sa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> di mobilisasi</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh karna itu organisasi-organisasi non-islam di bubarkan dan organisasi-organisai besar islam seperti Muhammadiyah,NU, MIAI dan Masyumi diperkenankan kembali meneruskan kegiatannya.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn52" name="_ftnref52" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[52]</span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada masa penjajahan jepang semua aktifitas yang berhubungan dengan islam diperbolehkan, walaupun tujuan Jepang untuk menyiapkan pasukan untuk membantunya. Permohonan masyumi untuk membentuk Hizbullah di terima oleh pemerintah penduduk Jepang. Hizbullah merupakan sebuah wadah kemileteran bagi para santri. Bahkan ,tentara Pembela Tanah Air (PETA) Juga di dominasi oleh golongan santri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bagi golongan nasionalis dibentuk lembaga-lembaga baru, seperti Gerakan 3 A (Nippon Cahaya, Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia) yang hanya berumur beberapa bulanSejak mei 1942 dan Poesat Tenaga Rakyat (Poetra) yang didirikan bulan maret 1943. Usaha pengembangan poetra baru dimulai April 1943, sebagai pemimmpin tertingginya adalah Soekarno dibantu oleh Hatta,Ki Hajar Dewantara, dan K.H Mas Mansur. Dari empat serangkai itu,tercermin bahwa tokoh nasionalis lebih dominan dalam gerakan kebangsaan daripada golongan islam.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn53" name="_ftnref53" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[53]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jepang kemudian menjanjikan kemerdekaan Indonesia dengan mengeluarkan maklumat Gunseikan n0.23/29 April 1945, tentang pembentukan Badan Penyelidik Usaha-uasa Persiapan Kemerdekaan Indonesia( BPUPKI). Berbeda dengan stuasi sebelumnya , yang kalangan islam mendapat pelayanan lebih besar dari Jepang,yang mendominasi keanggotaan BPUPKI adalah golongan nasionalis sekuler yang ketika itu disebut golongan kebangsaan. Didalam forum inilah sukarno menciptakan pancasila.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah itu dialog resmi ideologis antara dua golongan terjadi dengan terbuka dalam suatu forum. Pnitia Sembilan , forum ini membahas tentang UUD. Lima orang mewakili golongan nasionalis sekuler ( Sukarno, Hatta, M.Yamin, Maramis dan subardjo) dan empat orang lainnya mewakili islam (Abdul Kahar Muzakkir, Wahid Hasyim, Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso. Kompromi yang d hasilkan panitia ini dikenal dengan piagam Jakarta. Pada prinsip ketuhanan “ dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tetapi , pada saad diadakan sidang pleno, piagam Jakarta ternyata tidak memuaskan kedua belah pihak . namun akhirnya berkat Agus Salim dan Sukarno, piagam Jakarta diterima sebagai mukaddimah konstitusi.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftn54" name="_ftnref54" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[54]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">BAB III</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.1 Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="a"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah Islam datang ke Indonesia banyak perubahan-perubahan yang terjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai dan tidak tertindas lagi karena islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat memiliki derajat yang sama.</span></span><span class="a"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></span><span class="a"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Isl</span></span><span class="l7"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">am juga membaw</span></span><span class="l6"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a peruba</span></span><span class="l7"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">han-perubahan bai</span></span><span class="l6"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">k di bid</span></span><span class="l7"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ang politi</span></span><span class="l6"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">k, eko</span></span><span class="l7"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">nom</span></span><span class="l8"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">i dan</span></span><span class="l8"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></span><span class="a"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">agama. Islam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia untuk melawandan me</span></span><span class="a"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">n</span></span><span class="a"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">gusir para penjajah</span></span><span class="a"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Umat Islam di Indonesia pada fase penjajahan Belanda dan Jepang mengalami penderitaan yang luar biasa berat. Hal di sebabkan oleh kebijakan penjajah yang di berlakukan bagi masyarakat pribumi. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulakan k</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ebijakan yang di buat kedua penjajah ini terdapat perbedaan. Kebijakan yang di buat Belanda lebih bersipat <i>diskriminatif,</i> yaitu melihat status sosial dalam masyarakat, sering menekan bahkan kadang berusaha menghapus atau menyingkirkan. Diantara kebijakan diskriminatif yang di buat Belanda yaitu adanya Asosiasi pendidikan, ordonasi kebudayaan,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ordonasi sekolah liar</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kebijakan yang dibuat Jepang dalam kaitanya dengan umat Islam lebih bersifat longgar dan demokratis. Karena tujuan utama mereka adalah berambisi untuk memenangkan peperangan menguasai Asia Raya, dikenal slogan (<i>Nipon cahaya Asia; Nipon pelindung Asia dan Nipon pemimpin Asia</i>). Jepang menyebut dirinya sebagai “Saudara Tua” rakyat Indonesia. Dalam hal-hal tertentu pemuka umat Islam diberikan kekuasaan dan keleluasaan mengembangkan agamanya menyamakan jenis sekolah untuk mendapatkan bantuan, termasuk kebijakan yang berkaitan dengan Kantor Urusan Agama (<i>shumuka</i>), Masyumi, PETA, dan Hizbullah.Namun dari realitas yang terjadi, kebijakan itu ternyata memiliki kesamaan tujuan yaitu bagaimana mengekploitasi dan mempolitisir umat Islam dan kekayaan bumi Nusantara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Selama jaman penjajahan barat itu perjalanan proses kritenisasi di Indonesia kedatangan bangsa barat memang telah membawa kemajuan teknologi. Tetapi tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil penjajahannya bukan untuk kemakmuran bangsa yang dijajah. Begitu pula di bidang pendidikan. Mereka memperkenalkan sistem dan metode baru tetapi sekedar untuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka dengan upah yang murah dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan tenaga dari barat. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maksud dari pemerintahan Jepang ialah supaya kekuatan umat Islam dan nasionalis dapat dibina untuk kepentingan perang Asia Timur Raya yang dipimpin oleh Jepang. Jepang membentuk badan-badan pertahanan rakyat seperti Haihoo, Peta, Keibondan sehingga penderitaan rakyat lahir dan batin makin tak tertahankan lagi. Malah menjadi kekuatan bagi umat islam dan bangsa Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.2. Saran <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="a"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: .75pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Penulis yakin dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangannya. Untuk itu penulis </span></span><span class="l7"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">moh</span></span><span class="l8"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">on kep</span></span><span class="l7"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ada par</span></span><span class="l6"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a pem</span></span><span class="l7"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">bac</span></span><span class="l6"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a agar dap</span></span><span class="l7"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">at member</span></span><span class="l6"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ikan sara</span></span><span class="l7"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">n, kritik</span></span><span class="l6"><span style="font-size: 12.0pt; letter-spacing: 1.5pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">an, atau </span></span><span class="a"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">mungkin komentarnya demi kelancaran tugas ini.</span></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 85.4pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ALfian,Dkk..2007.<i>Islam di Asia Tenggara..</i>Jakarta: PT Raja Grafindo<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Badri, yatim. 2004.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: . PT Raja Grafindo Persada </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Badri ,Yatim.2008.<i>Sejarah Peradaban Islam</i>,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada<o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Drs. Hasbullah. 2001<i>.Sejarah Islam di Indonesia</i>.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hasbullah .1996.<i>Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:,Rajawali Pers</i> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; tab-stops: 174.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kartodirdjo,Sartono.1987.Pengantar Sejarah Indonesia Baru,Jakarta : PT Gramedia</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mansur</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.2005.</span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sejarah Pendidikan Islam </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">di </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Indonesia</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jakarta: D</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">epartemn </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">gma</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sunanto, Musyrifah.2005.<i>Sejarah Peradaban Islam Indonesia.Jakarta:,</i>PT Raja Grafindo Persada <o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><br />
</div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Mansur</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">, </span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sejarah Pendidikan Islam </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">di </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Indonesia</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">, departemn agma</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jakarta</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">, Jakarta, 2005, hlm.49</span></div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></span></a> Ira.M<span lang="EN-US">,</span>Lapidus.2000.<i>Sejarah social umat Islam.Jakarta</i> : PT Raja Grafindo Persada.hlm.310</div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Yatim Badri,<i>Sejarah Peradaban Islam</i>,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2008,hlm.234</span></div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Ibid.,hlm.234-235</span></div></div><div id="ftn5"> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"> <span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span></span>Mansur,<i>Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia</i>.departemn agma Jakarta, Jakarta, 2005, hlm.5</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">0</span></div></div><div id="ftn6"> <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Sartono Kartodirdjo,Pengantar Sejarah Indonesia Baru,Jakarta : PT Gramedia, 1987, hlm.61</span></div></div><div id="ftn7"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[7]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,</i>hlm.232</span></div></div><div id="ftn8"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[8]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid</i>.</span></div></div><div id="ftn9"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[9]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid .,hlm 233<o:p></o:p></i></span></div></div><div id="ftn10"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[10]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid</i>.,233-234</span></div></div><div id="ftn11"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[11]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid .</i></span></div></div><div id="ftn12"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[12]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Hasbullah ,<i>Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,Rajawali Pers</i> ,Jakarta,1996,hlm.61.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div></div><div id="ftn13"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[13]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Mansur,<i>Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia</i>.departemen agma ,Jakarta,2005,hlm.57</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div></div><div id="ftn14"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[14]</span></span></span></span></a> Zuhairini,dkk.<i>sejarah pendidikan islam.departemen agama</i>: bumi aksara,1997,hlm.151</div></div><div id="ftn15"> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref15" name="_ftn15" title=""></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"> <span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[15]</span></span></span> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mansur,<i>Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia</i>.departemen agma ,Jakarta,2005,hlm</span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">.58</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">.</span></i></div></div><div id="ftn16"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[16]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.<o:p></o:p></i></span></div></div><div id="ftn17"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[17]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.59</i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div></div><div id="ftn18"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[18]</span></span></span></span></a> Ira.M.Lapidus.2000.Sejarah social umat Islam.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.hlm.321</div></div><div id="ftn19"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[19]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Dr.Musyrifah Sunanto,<i>Sejarah Peradaban Islam Indonesia , Jakarta ,</i>PT Raja Grafindo Persada ,2005,hlm.29</span></div></div><div id="ftn20"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[20]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,</i>hlm.30</span></div></div><div id="ftn21"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref21" name="_ftn21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[21]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.</i></span></div></div><div id="ftn22"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref22" name="_ftn22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[22]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.32</i></span></div></div><div id="ftn23"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref23" name="_ftn23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[23]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.33</i></span></div></div><div id="ftn24"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref24" name="_ftn24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[24]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,</i></span></div></div><div id="ftn25"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref25" name="_ftn25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[25]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Taufik Abdullah (Ed),op.cit.,hlm.148<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn26"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref26" name="_ftn26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[26]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Yatim Badri,Sejarah Peradapan Islam,jakata: PT </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">R</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">aja </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">G</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">rafindo </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">P</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ersada,2004,hlm.242-249<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn27"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref27" name="_ftn27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[27]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Dr.Musyrifah Sunanto,<i>Sejarah Peradaban Islam Indonesia , Jakarta ,</i>PT Raja Grafindo Persada ,2005,hlm.34<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn28"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref28" name="_ftn28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[28]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm 34-34</i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></i></div></div><div id="ftn29"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref29" name="_ftn29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[29]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.35-40</i></span></div></div><div id="ftn30"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref30" name="_ftn30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[30]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.41-42</i></span></div></div><div id="ftn31"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref31" name="_ftn31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[31]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.43</i></span></div></div><div id="ftn32"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref32" name="_ftn32" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[32]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid</i>.,hlm.44-45</span></div></div><div id="ftn33"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref33" name="_ftn33" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[33]</span></span></span></span></a> Zuhairini,dkk.<i>sejarah pendidikan islam.departemen agama</i>: bumi aksara,1997,hlm.148</div></div><div id="ftn34"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref34" name="_ftn34" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[34]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dr.Musyrifah Sunanto,<i>Sejarah Peradaban Islam Indonesia , Jakarta ,</i>PT Raja Grafindo Persada ,2005,hlm.118</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div></div><div id="ftn35"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref35" name="_ftn35" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[35]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.119</i></span></div></div><div id="ftn36"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref36" name="_ftn36" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[36]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.120</i></span></div></div><div id="ftn37"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref37" name="_ftn37" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[37]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.120-121</i></span></div></div><div id="ftn38"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref38" name="_ftn38" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[38]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.12</i></span></div></div><div id="ftn39"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref39" name="_ftn39" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[39]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.1221</i></span></div></div><div id="ftn40"> <div class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref40" name="_ftn40" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[40]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.<o:p></o:p></i></span></div></div><div id="ftn41"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref41" name="_ftn41" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[41]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">I</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">bid.,hlm.123</span></i></div></div><div id="ftn42"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref42" name="_ftn42" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[42]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,hlm.132-124</i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div></div><div id="ftn43"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref43" name="_ftn43" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[43]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid., hlm.124-125</i></span></div></div><div id="ftn44"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref44" name="_ftn44" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[44]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <i>Ibid.,<sup> </sup></i>hlm.125-126</span></div></div><div id="ftn45"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref45" name="_ftn45" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[45]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Ibid.,hlm.126</span></i></div></div><div id="ftn46"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref46" name="_ftn46" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[46]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Ibid.,hlm127</span></i></div></div><div id="ftn47"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref47" name="_ftn47" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[47]</span></span></span></span></a> Mansur,sejarah pendidikan islam diindonesia,Jakarta: departemen agama,2005,hlm.60</div></div><div id="ftn48"> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref48" name="_ftn48" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[48]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Yatim Bandri, Sejarah Peradapan Islam,(Jakarta : PT Grafindo Persada,2008,hlm.250</span></div></div><div id="ftn49"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref49" name="_ftn49" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[49]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Ibid., hlm.260</span></i></div></div><div id="ftn50"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref50" name="_ftn50" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[50]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Ibid.</span></i></div></div><div id="ftn51"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref51" name="_ftn51" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[51]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Ibid., hlm.262</span></i></div></div><div id="ftn52"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref52" name="_ftn52" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[52]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Ibil.,hlm.263</span></i></div></div><div id="ftn53"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref53" name="_ftn53" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[53]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"> <i><span lang="EN-US">Ibid., hlm.264</span></i></span></div></div><div id="ftn54"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI01.232/MT.SIAT.docx#_ftnref54" name="_ftn54" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[54]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Ibid.,hlm.2664-265</span></i></div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-10152418438531691332012-08-10T21:22:00.000-07:002012-08-10T21:22:17.001-07:00Islam di Fase Kerajaan<div class="Section1"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">KATA PENGANTAR</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 0cm;">Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya jualah Penulis dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Agama (SIAT) yang berjudul Islam pada Fase Kerajaan di Indonesia</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 0cm;"><span class="fullpost">Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetaui Islam pada fase kerajaan, M</span><span class="fullpost"><span lang="EN-US">akalah ini</span></span><span class="fullpost"><span lang="EN-US"> </span></span><span class="fullpost"><span lang="EN-US">penulis</span></span><span class="fullpost"> sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumbe</span><span class="fullpost"><span lang="EN-US">r. Penulis juga sangat berterima kasih pada pihak-pihak yang membantu penyelesaian makalah ini.</span></span><span class="fullpost"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 0cm;"><span class="fullpost"><span lang="EN-US">Penulis sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan dan masih jauh dari sempurna.. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Sumbang saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan selanjutnya. Terima kasih.</span></span><span class="fullpost"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span class="fullpost"> <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span class="fullpost"> <o:p></o:p></span></div><div align="right" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: right;"><span class="fullpost"> Pekanbaru, 13 April 2012</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Penulis,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 358.5pt; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DAFTAR ISI<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 382.75pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 382.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">KATA PENGANTAR</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.............................................................................................</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> i<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 382.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DAFTAR ISI</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">...........................................................................................................</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> ii<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 382.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">BAB I PENDAHULUAN</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">...................................................................................... </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level2 lfo2; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Latar Belakang</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.................................................................................. . 2</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level2 lfo2; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Rumusan Masalah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.................................................................................. . 3</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 382.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">BAB II PEMBAHASAN</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">....................................................................................... . </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level2 lfo3; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Sumatera......................................... . 4<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level2 lfo3; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tumbuh dan Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.................. . 14 </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level2 lfo3; tab-stops: 382.75pt; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.3<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tumbuh dan Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan,</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 382.75pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Maluku dan Sulawesi.................................................................................... . 20</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level2 lfo3; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.4<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesultanan Johor-Riau dan Riau Lingg................................................. 23<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level2 lfo3; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.5<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hubungan Politik dan Keagamaan antara Kerajaan-Kerajaan Islam............ 27 <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level2 lfo3; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.6<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tiga Pola “Pembentukan Budaya” Yang Terlihat Dalam <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Proses Pembentukan Negara:Aceh,Sulawesi Selatan dan Jawa</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">................... 28<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level2 lfo3; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.7<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kondisi Politik Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">............................ 29</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 382.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">BAB III PENUTUP</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.............................................................................................. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">36<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level2 lfo4; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesimpulan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">..................................................................................................... </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">36</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level2 lfo4; tab-stops: 382.75pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saran</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.................................................................................................. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">36</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 382.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">............................................................................................ </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">37<o:p></o:p></span></div></div><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /> </span> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">BAB 1<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l17 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Latar Belakang<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan Indinesia dikenal debagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejal awal abad Masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wiyah barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku, dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual pada pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi pedagang asing, seperti Lamuri (Aceh) Barus dan Palembang di Sumatera, Sunda Kelapa dan Gresik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pedagang-pedagang muslim Asal Arab, Parsi dan India juga ada yang sampai kepulauan untuk berdagang sejak abad ke-7 M , ketika Islam pertama kaliberkembang di Timur Tengah. Malaka, jauh sebelum ditaklukkan Portugis (1511), merupakan pusat utama lalu lintas perdagangan dan pelayaran. Melalui Malaka, hasil hutan dan rempah-rempah dari seluruh pelosok Nusantara dibawa ke Cina dan India, terutama Gujarat perjalanan laut melintasi laut Arab. Dari sana perjalanan bercabang dua. Jalan pertama di sebelah utara menuju Teluk Oman melalui Selat Ormus ke Teluk Parsi. Jalan kedua melalui Teluk Aden dan Laut Merah, dan dari kota Suez jalan perdagangan harus melalui daratan ke kairo dan Iskandariah. Melalui jalan pelayaran tersebut kapal-kapal Arab, Parsi dan India mondar-mandir dari barat ke Timur dan terus ke negeri Cina dengan menggunakan angin musim untuk pelayaran pulang perginya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ada indikasi bahwa kapal-kapal Cina pun mengikuti jalan yersebut sesudah abad ke-9 M tetapi tidak lama kemudian kapal-kapal tersebut hanya sampai di pantai barat India, karena barang-barang yang diperlukan sudah dapat dibeli disini. Kapal-kapal Indonesia juga mengambil bagian dalam perjalanan niaga tersebut. Pada zaman Sriwijaya pedagang-pedagang Nusantara mengunjungi pelabuhan-pelabuhan Cina dan pantai Timur Afrika.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut J.C. Van Leur berdasarkan berbagai cerita perjalanan dapat diperkirakan bahwa sejak 674 M ada kolonial-kolonial Arab di barat laut Sumatera, yaitu di Barus, daerah penghasil kapur barus terkenal. dari berita Cina diketahui bahwa di mas adinasti Tang (abad ke 9-10) orang-orang Ta-Shih ada di Kantotn (Kan-fu) dan Sumatera. Ta- Shih adalah sebutan untuk orang-orang Arab dan Parsi, yang ketika itu jelas sudah menjadi muslim. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perkembangan pelayaran dan perdagangan yang bersifat internasional antara negeri-negeri di Asia bagian barat dan timur mungkin disebabkan oleh kegiatan kerajaan Islam dibawah Bani Umayyah di bagian barat dan kerajaan Cina zaman dinasti Tang di Asia bagian timur serta kejayaan Sriwijya di Asia Tenggara. Akan tetapi, menurut Taufik Abdullah, belum ada bukti bahwa pribumi Indonesia di tempat-tempat yang disinggahi oleh para pedagang muslim itu yang beragama Islam. Adanya koloni itu, diduga sejauh yang paling bisa dipertanggungjawabkan, ialah para pedagang Arab tersebut hanya berdiam untuk menunggu musim yang baik bagi pelayaran.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Baru pada zaman-zaman berikutnya penduduk kepulauan ini masuk islam,tentu bermula dari penduduk pribumi di koloni-koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke-13 M, masyarakat musim sudah ada di Sumatera Pasai, Perlak dan Palembang di Sumatera. Di Jawa, makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 475 H (1082 M), dan makam-makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13 M merupakan bukti berkembangnya komunitas Islam, termasuk di pusat kekuasaan Hindu-Jawa ketika itu, Majapahit. Namun, sumber sejarah yang sahih yang memberikan kesaksian sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan tentang berkembangnya masyarakat Islam di Indonesia, baik berupaprasasti dan histografi tradisional maupun berita asing, baru terdapat ketika “komunitas Islam” berubah menjadi pusat kekuasaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sampai berdirinya kerajaan-kerajaan Islam itu, perkembangan agama Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga fase, (1) Singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan- pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita luar negeri, terutama Cina (2) Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia. Sumbernya, di samping berita-berita asing, juga makam-makam Islam, dan (3) Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l17 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.2.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kondisi politik kerajaan-kerajaan di Indonesia<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.2.2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Islam masuk ke Indonesia<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.2.3<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebab-sebab Islam mudah diterima di masyarakat<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -.55pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -.55pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -.55pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perkembangan Islam awal di Asia Tenggara pat diklasifikasikan menjadi tiga fase. Pertama fase singgahnya para pedagang muslim dipelabuhan-pelabuhan Asia Tenggara,kedua adanya komunitas-komunitas Muslim dibeberapa daerah di Nusantara, ketiga adalah fase berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Proses Islamisasi massif di Asia Tenggara tidak dapat dilepaskan dari peranan kerajaan Islam (kesultanan). Berawal ketika raja setempat memeluk Islam, selanjutnya diikuti para pembesar istana, kaum bangsawan dan kemudian rakyat jelata. Dalam perkembangan selanjutnya, kesultanan memainkan peranan penting tidak hanya dalam pemapanan kesultanan sebagai institusi politik Muslim, pembentukan dan pengembangan institusi-institusi Muslim lainnya, seperti pendidikan dan hukum (peradilan agama) tetapi juga dalam peningkatan syiar dan dakwah Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak kehadirannya,kesultanan Islam menjadi kekuatan vital dalam perdagangan bebas internasional. Anthony Reid bahkan menyebutkan masa kesultanan Islam Nusantara sebagai the age of commerce (masa perdagangan). Dalam masa perdagangan bebas internasional ini,kesulatanan mencapai kemakmuran yang pad gilirannya sangat menentukan bagi perkembangan Islam secara keseluruhan di Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Diantara kerajaan Islam dimaksud adalah kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Malaka,Kesultanan Aceh Darussalam dan Palembang. Di Jawa juga terdapat kerajaan Islam yaitu Kesultanan Demak yang dilanjutkan oleh Kesultanan Pajang,Kesultanan Mataram,Kesultanan Cirebon dan Banten. Kerajaan Islam di Kalimantan dan Sulawesi antara lain Kerajaan Gowa-Tallo,Kerajaan Buton dan Kerajaan Bone,Wajo,Soppeng dan Luwu. Institusi Islam lainnya di Kalimantan adalah Kesultanan Sambas, Pontianak, Banjar, Pasir, Bulungan, Tanjungpura, Mempawah,Sintang dan Kutai.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di Kepulauan Maluku pada tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayang Ullah. Walaupun rajanya sudah masuk Islam namun vbelum menerapkan Islam sebagai institusi politik. Kesultanan Ternate baru menjadi Institusi politik Islam setelah Kerajaan Ternate menjadi Kesultanan Ternate dengan Sultan pertamanya Sultan Zainal Abidin pada tahun 1486. Kerajaan lain yang menjadi representasi Islam di Maluku adalah Tidore dan Kerajaan Bacan. Selain iu,berkat dakwah yang dilakukan Kerajaan Bacan banyak kepala-kepala suku di Papua yang memeluk Islam. <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[1]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l14 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Sumatera<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aceh yang secara geografis terletak di utara pulau Sumatera,dipandang sebagai daerah pertama yang menerima Isam di Nusantara. Konon kerajaan Islam Perlak telah berdiri sejak abad ke-9 M. Pendapat ini dikemukakan antara lain oleh Yunus Jamil dan Hasymi yang konon telah didirikan pada 225H/845M. Pendirinya adalah para pelaut pedagang Muslim asal Parsi,Arab dan Gujarat yang mula-mula datang untuk mengIslamkan penduduk setempat. Namun menurut Azra,sampai saat ini belum ada bukti akurat yang bisa dipegangi,bahwa pada pertengahan abad ke-9M telah terdapat entitas politik Muslim di kawasan ini yang disebut “Kesultanan Perlak”.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[2]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerajaan Samudera Pasai<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><img align="left" height="164" hspace="12" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" v:shapes="Picture_x0020_8" width="269" /><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan kembar. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Kemunculannya sebagai kerajaan Islam diperkirakan mulai awal atau peretengahan abad ke-13 M,sebagai hasil dari proses Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang Muslim sejak abad ke-7 M, ke-8 M dan seterusnya. Bukti berdirinya kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13 M itu didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari granit asal Samudera Pasai. Dari nisan itu,dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H, yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Malik Al-Saleh, raja pertama merupakan pendiri kerajaan tersebut. Hal itu diketahui melalui tradisi Hikayat Raja-raja Pasai,Hikayat Melayu dan juga hasil penelitian atas beberapa sumber yang dilakukan sarjana-sarjana Barat, khususnya para sarjana Belanda,seperti Snouck Hurgronye,J.P. Molqurtte, J.L.Moens, J.Hushoff Poll, G.P.Rouffaer, H.K.J.Cowan, dn lain-lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari segi peta politik, munculnya kerajaan Samudera Pasai abad ke-13 M itu sejalan dengan suramnya peranan maritim Kerajaan Sriwijaya, yang sebelumnya memegang peranan penting di kawasan Sumatera dan sekelilingnya.Dalam Hikayat Raja-raja Pasai disebutkan gelar Malik Al-Saleh sebelum menjadi raja adalah Merah Sile atau Merah Selu. Yang masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syaikh Ismail, seseorang utusan Syarif Mekah, yang kemudian memberinya gelar Sultan Malik Al-Saleh. Nisan kubur itu didapatkan di Gampong Samudera bekas kerajaan Samudera Pasai tersebut.Merah Selu adalah putra Merah Gajah. Nama Merah Merupakan gelar bangsawan yang lazim di Sumatera Utara. Selu kemungkinan berasal dari kata Sungkala yang aslinya berasal dari Sanskarit Chula. Kepemimpinannya yang menonjol menempatkan dirinya menjadi raja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari hikayat itu, terdapat petunjuk bahwa tempat pertama sebagai pusat kerajaa Samudera Pasai adalah Muara Sungai Peusangan sebuah sungai yang cukup panjang dan lebar di sepanjang jalur pantai yang memudahkan perahu-perahu dan kapal-kapal yang mengayuhkan dayungnya ke pedalaman dan sebaliknya. Ada dua kota yangterletak berseberangan di muara sungai Peusangan itu, Pasai dan Samudera. Kota Samudera terletak agak lebih ke pedalaman, sedangkan kota Pasai terletak lebih ke muara. Ditempat yang terakhir inilah terletak beberapa makam raja-raja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendapat bahwa Islam sudah berkembang di sana sejak awal abad ke-15 M, didukung oleh berita Cina dan Ibnu Batutah, seorang pengembara terkenal asal Maroko, yang pada pertengahan abad ke-14 M (tahun 746H/135M) mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya dari Delhi ke Cina. Ketika itu Samudera Pasai diperntah oleh Sultan Malik Al-Zahir putra Sultan Malik Al-Saleh. Menurut sumber-sumber Cina, pada awal yahun 1282 M kerajaan kecil Sa-mu-ta-la (Samudera) mengirim kepada raja Cina duta-duta yang disebut dengan nama-nama muslim yakni Husein dan Sulaiman. Ibnu Batutah menyatakan bahwa Islam sudah hampir satu abad lamanya disiarkan disana. Ia meriwayatakan kesalehan, kerendahan hati, dan semangat keagamaan rajanya yang seperti rakyatnya mengikuti mazhab Syafi’i. Berdasarkan beritanya pula, kerajaan Samudera Pasai ketika itu merupakan pusat studi agama Islam dan tempat berkumpul ulama-ulama dari berbagai negeri Islam untuk berdiskusi masalah keagamaan dan keduniaan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam kehidupan perekonomiannya, kerajaan maritim ini tidak mempunyai basis agraris. Basis perekonomiannya adalah perdagangan dan pelayaran. Pengawasan terhadap perdagangan dan pelayaran itu merupakan sendi-sendi kekuasaan yang memungkinkan kerjaan memperoleh penghasilan dan pajak yang besar. Tome Pires menceritakan, di Pasai ada mata uang dirham. Dikatakan bahwa setiap kapal yang membawa barang-barang dari Barat dikenakan pajak 6 %. Samudera Pasai pada waktu itu ditinjau dari segi georafis dan sosial ekonomi, memang merupakan suatu daerah yang penting sebagai penghubung pusat-pusat perdagangan di kepulauan Indonesia, India, Cina dan Arab. Ia merupakan pusat perdagangan yang sangat penting. Adanya mata uang itu membuktikan bahwa kerajaan ini pada saat itu merupakan kerajaan yang makmur. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mata uang dirham dari Samudera Pasai tersebut pernah diteliti oleh H.K.J. Coan utnuk menunjukkan bukti-bukti sejarah raja-raja Pasai. Mata uang tersebut menggunakan nama-nama Sultan Alauddin, Sultan Manshur Malik Al-Zahir, Sultan Abu Zaid, dan Abdullah. Pada tahun 1973 M, ditemukan lagi 11 mata uang dirham diantaranya bertuliskan nama Sultan Muhammad Malik Al-Zahir, Sultan Ahmad, dan Sultan Abdullah, semuanya adalah raja-raja Samudera Pasai pada abad ke-14 dan 15 M. <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[3]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kerajaan islam tertua ini menjadi pusat kegiatan keagamaan yang utama di kepulauan Nusantara kala itu. Disini pula peradaban dan kebudayaan islam tumbuh dan mekar. Sebagai kota dagang yang makmur dan pusat kegiatan keagamaan yang utama di kepulauan Nusantara, Pasai bukan saja menjadi tumpuan perhatian para pedagang Arab dan Parsi, tetapi juga menaik perhatian para ulama dan cendikiawan dari negeri Arab dan Parsi untuk datang ke kota ini dengan tujuan menyebarkan agama dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam kitab Rihlah, Ibnu Batutah yang mengunjungi Sumatera, memberitakan bahwa raja dan bangsawan Pasai sering mengundang para ulama dan cerdik pandai dari Arab dan Parsi untuk membincangkan berbagai perkara agama dan ilmu-ilmu agama di istananya. Karena mendapat sambutan hangat itulah mereka senang tinggal di Pasai dan membuka lembaga pendidikan yang memungkinkan pengajaran Islam dan ilmu agama berkembang. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Ilmu-ilmu yang diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan Islam antara lain ialah dasar-dasar ajaran Islam, hukum Islam, Ilmu Kalam atau Teologi, Ilmu Tasawuf, Ilmu Tafsir, dan Hadis, dan berbagai ilmu pengetahuan lain yang penting bagi penyebaran agama Islam seperti ilmu hisab, Mantiq (logika), nahwu (tata bahasa Arab), sejarah, astronomi, ilmu ketabiban dan lain-lain. Selain ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum, kesusastraan Arab dan Parsi turut pula diajarkan. Salah satu karya intelektual yang dihasilkan di Pasai ialah Hikayat Raja-raja Pasai. Kitab ini ditulis pada tahun 1365. Menurut Hadi W.N. dari sudut corak bahasa melayu dan aksara yang digunkan, karya ini rampung dikerjakan pada saat bahasa Melayu telah benar-benar mengalami proses islamisasi, dan aksara Arab-Melayu telah mulai mantap dan luas digunakan. Selanjutnya bahasa Melayu Pasai dan aksara Arab-Melayu Pasai inilah yang digunakan oleh para penulis Muslim di Asia Tenggara sehingga akhir abad ke-19 M sebagai bahasa pergaulan intelektual, perdagangan dan administrasi. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sebuah kitab Tasawuf Durr al-Manzum karangan Maulana Abu Ishaq telah diterjemahkan dalam bahasa melayu oleh Abdullah Patakan, seorang ulama terkenal dari Pasai memenuhi permintaan Masyur Syah, Sultan Malaka pertengahan abad ke-15 M. Baik penyaduran maupun terjemahan karya-karya Arab-Parsi ini dilakukan dalam rangka pribumisasi Kebudayaan Islam, agar kebudayaan islam tidak asing bagi masyarakat Asia Tenggara. Dengan demikian Islam dapat dijadikan cermin dan rujukan untuk memandang, memahami dan menafsirkan realitas kehidupan. Kerajaan Samudera Pasai muncul seiring dengan mundurnya peranan maritim kerajaan Sriwijaya, yang sebelumnya memegang peranan penting dikawasan Sumatera dan sekelilingnya. <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[4]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Nama-nama raja Kerajaan Samudera Pasai beserta urutannya, sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sultan Malik Al-Saleh yang memerintah sampai tahun 1207 M<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Muhammad Malik Al-Zahir (1297-1326 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Muhammad Malik Al-Zahir (1326-1345 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manshur Malik Al-Zahir (1345-1346 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ahmad Malik Al-Zahir (1346-1383 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Zain Al-Abidin Malik Al-Zahir (1383-1405 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nahrasiah (1402-?)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">8.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Abu Zaid Malik al-Zahir (?-1455 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mahmud Malik Al-Zahir (1455-1477 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">10.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Zain Al-Abidin (1477-1500 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">11.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Abdullah Malik Al-Zahir (1501-1513 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">12.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Zain Al-Abidin (1513-1524 M)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keajaan Samudera Pasai berlangsung sampai tahun 1524 M. Pada tahun 1521 M kerajaan ini ditaklukkan oleh Portugis yang mendudukinya selama 3 tahun, kemudian tahun 1524 M dianeksasi oleh raja Aceh, Ali Mukhayatsyah. Selanjutnya kerajaan Samudera Pasai berada di bawah pengaruh kesultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam. <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[5]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peninggalan Sejarah Samudera Pasai, antara lain adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Batu Nisan 2. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Makam Raja Kerajaan Samudera Pasai<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><img align="left" height="186" hspace="12" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg" v:shapes="Picture_x0020_9" width="252" /><img align="left" height="186" hspace="12" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg" v:shapes="Picture_x0020_6" width="235" /><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerajaan Aceh Darusslam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kedatangan dan Penetrasi Islam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aceh yang secara geografis terletak di utara pulau Sumatera, dipandang sebagai daerah pertama yang menerima Islam di Nusantara. Konon sejak kerajaan Islam Perlak berdiri sejak abad ke-9 M. Kerajaan Islam berikutnya Samudera Pasai yang berdiri sejak akhir abad ke-13 M. Sementara Kesultanan Aceh Darussalam disuga berdiri pada abad ke-15 M diatas puing-puing kerajaan Lamuri oleh Sultan Muzaffar Syah (1465-1497 M). Menurut Anas Machmud, dialah yang membangun kota Aceh Darussalam, dan pada masa pemerintahannya Aceh mengalami kemajuan dalam bidang pedagangan karena saudagar-saudagar Muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh, setelah Malaka dikuasai Portugis (1511 M).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun demikian, H.J. deGraaf dan Denys Lombard dengan mengutip Tome Pires menyebutkan bahwa sultan pertama kerajaan Aceh adalah Ali Mughayat Syah. Tidak diketahui kapan ia naik tahta kerajaan ini. Ia digambarkan oleh Tome Pires sebagai seorang raja Muslim yang gagah perkasa yang berhasil menggabungkan beberapa pelabuhan dagang di bawah kekuasaannya. Pada masa pemerintahannya, Ali Mughayat Syah meluaskan wilayah kekuasaannya ke daerah Pidie yang bekerjasama dengan Portugis, kemudian ke Pasai pada tahun 1524 M. Dengan kemenangannya terhadap dua kerajaan tersebut, ia dengan mudah dapat melebarkan sayap kekuasaannya ke Sumatera Timur. Keberhasilannya dalam menguasai beberapa wilayah dan menggabungkannya menjadi Kesultanan Aceh Darussalam itulah yang menyebabkan ia dianggap sebagai pendiri kekuasaan Aceh sesungguhnya. Ali Mughayat Syah digantikan oleh anak sulungnya, Salad ad-Din (1528-1537 M). Ia menyerang Malaka pad tahun 1537, tetapi mengalami kegagalan. Salad ad-Din digantikan oleh saudaranya, Alauddin Ri’ayat Syah al-Kahhar (1537-1568). Pada masa pemerintahannya, ia berhasil menaklukkan Aru dan Johor, bahkan dengan bantuan persenjataan Dinasti Ottoman, ia menyerang Portugis di Malaka. Alauddin Ri’ayat Syah digantikan oleh Sultan Ali Riayat Syah (1568-1573), kemudian Sultan Seri Alam, Sultan Muda (1604-1607), dan Iskandar Muda, gelar Mahkota Alam (1607-1636).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari Kesultanan ini, Islam kemudian tersebar ke berbagai negeri-negeri Melayu lainnya. Pengaruh dan kekuasaan kesultanan Aceh Darussalam pada masa itu sangat dirasakan di kepulauan Sumatera dan semenanjung tanah Melayu, terutama ketika kesultanan itu dibawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637). Seluruh sarangan yang dilancarkan pihak Portugis dapat ditangkis oleh sultan-sultan Aceh. Mereka juga telah menanamkan pengaruh Islam. Islampun berkembang dengan pesat dan mendapat dukungan dari penguasa di Haramayn (Mekah dan Madinah), dan memperoleh keabsahan dari sana. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbeda dengan daerah lainnya di Nusantara, dalam sejarah dan tradisi Aceh, pusat kekuasaan didirikan dan diyakini sebagai diberi dasar oleh Islam. Dengan kata lain, Islamlah yang memberi dasar bagi adanya pusat kekuasaan itu, Islam berkembang seiring dengan berdirinya kerajaan itu. Ini berbeda dengan Malaka, Makassar dan kota-kota partai lainnya, dimana proses Islamisasi di pusat kerajaan terjadi ketika pedagang Islam yang menguasai kehidupan kota berhasil menarik “raja yang kafir” untuk masuk Islam. Jika di Jawa, pusat kekuasaan (kraton dikalahkan oleh Islam dari pinggiran (Majapahit dikalahkan oleh aliansi Demak-Kudus), maka Aceh tidak mengenal konfrontasi kekuasaan seperti itu. Kesultanan Aceh Darussalam didirikan atas dasar Islam, Islamlah yang menjadi dasar bagi adanya kekuasaan kesultanan itu. Dengan demikian penguas kesultanan Aceh tidaklah terjerat oleh keharusan untuk melanjutkan sistem dan tradisi lama, melainkan mendapat kesempatan untuk merumuskan tradisi baru yang relatif terlepas dari keharusan doktrin dan kenyataan sosial yang ada sebelumnya. Demikianlah, sementara definisi keIslaman diperteguh, yang mencapai puncaknya di abad ke-17, pengaturan sistem kekuasaan yang relevanpun dirintis pula. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kejayaan Aceh dalam Bidang Ekonomi, Politik dan Agama<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesultanan Aceh Darussalam menjadi kerajaan Islam terbesar di Nusantara dan kelima terbesar di dunia pada abad ke-15 M. Pendapat senada juga dikemukakan oleh A.H. Johns bahwa Aceh adalah negara kota Islam terpenting di dunia Melayu antara abad ke-15 dan 17 disamping Malaka. Kemajuan kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-17. Hal ini agaknya sangat terpengaruh oleh kemunduran kerajaan Malaka yang mengalami pendudukan orang-orang Portugis. Antara lain karena, karena saudagar-saudagar Muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh, setelah Malaka dikuasai Portugis (1511 M). Ketika Malaka jatuh tahun 1511, daerah pengaruhnya di Sumatera mulai melepaskan diri. Di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah (1511-1530), Aceh mulai melebar kekuasaannya ke daerah sekitarnya, bahkan kesultanan ini berhasil mengusir Portugis dari Pasai tahun 1524. Pada puncak kemegahannya, hegemoni politik kesultanan ini mencapai pesisir barat Minangkabau dan mencakup Pedit, Pasai, Perlak, Deli, Johor, Kedah, Pahang, dan lain-lain. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam bentuk pemerintahan negara kota abad ke-17, Aceh bukan saja jauh lebih dikenal, tetapi menurut A.H. Johns, berdasarkan semua bukti yang ada nampaknya Aceh sangat penting. Aceh menjadi pusat perkembangan sebuah kerajaan maritim yang perkasa yang sangat Islami dan mandiri dalam perdagangan. Kesultanan ini juga punya hubungan internasional yang luas jangkauannya. Sejauh menyangkut hubungan dengan Timur Tengah, tidak ada negara-negara lain di Nusantara yang mempunyai hubungan-hubungan politik dan diplomatik yang begitu intens dengan kerajaan-kerajaan Islam di Mughal, Persia, dan Turki Utsmani kecuali Aceh. Dengan jalinan persahabatan itu, Turki Utsmani membantu Aceh tidak hanya di bidang militer tetapi juga di bidang politik yang diindikasikan melalui pengakuan terhadap Aceh sebagai bagian dari Khilafah Islam. Oleh karena itu, posisi Aceh pada abad ke-16 diakui di dunia Islam secara Internasional. Agaknya, alasan inilah yang dijadikan sejarawan sebagai argumen untuk menyatakan Aceh sebagai salah satu negara Muslim terkemuka di dunia saat itu. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aceh merupakan negeri yang amat kaya dan makmur pada masa itu. Aceh dikenal memiliki sumber daya alam yang kaya. Selain dikenal sebagai penghasil kapur barus dan menyan, juga dikenal sebagai penghasil timah dan rempah-rempah seperti lada dan kopi. Aceh juga menempati letak strategis dengan posisinya sebagai pusat pelabuhan dagang dan jalur transportasi dengan negara-negara lain. Letak strategis pusat pemerintahan kesultanan Aceh Darussalam ditambah lagi oleh kekayaan sumber daya alamnya telah pula menghantarkannya menjadi negara kota yang makmur dan sejahtera. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dilihat dari aspek pengembangan agama Islam, peran Aceh tak dapat diabaikan. Seiring dengan kemajuan dan kemakmurannya dalam bidang ekonomi, politik dan budaya, maka perkembangan pemikiran keagamaan serta penyebaran dakwah Islampun semakin meningkat. Kemajuan kerajaan Aceh dalam bidang agama ditandai dengan munculnya Aceh sebagai kiblat pengajaran Islam. Aceh ketika itu menjadi center ilmu pengetahuan di Asia Tenggara yang melahirkan nama-nama para intelektual Muslim atau ulama-ulama terkenal seperti Hamzah Fansuri (w.1600), Syamsuddin al-Sumatrani (w.1630), Nuruddin al-Raniri (w.1657), dan Abdul Rauf al-Sinkili (w.1660). Sekitar abad ke-17/18 M, keempat tokoh tersebut telah mewarnai sejarah pemikiran keagamaan kesultanan Aceh. Dua nama terakhir, al-Raniri dan al-Sinkili, adalah dua dari tiga mata rantai utama dari jaringan ulama di wilayah Melayu Indonesia dengan Timur Tengah yang mempunyai peranan penting dalam menghadirkan pembaharuan-pembaharuan keagamaan, dan dalam membawa tradisi besar Islam ke wilayah Melayu Indonesia dengan menghalangi kecendrungan kuat pengaruh tradisi lokal ke dalam Islam. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain itu, Aceh berperan pula sebagai pintu gerbang ke tanah suci bagi para penziarah dan pelajar jawi yang menuju ke Mekah, Madinah dan pusat-pusat pengetahuan di Mesir serta bagian-bagian lain dari kesultanan Turki, sehingga tak heran bila Aceh dijuluki sebagai Serambi Mekah. Peran ini membuat Aceh berhubungan erat dengan kota-kota pelabuhan Muslim yang lain dari Nusantara. Selain itu, Aceh juga berperan sebagai tempat pertemuan ulama dan intelektual Muslim dari berbagai Dunia Melayu dan Muslim dari Timur Tengah. Singkatnya, kehidupan intelektual keagamaan berkembang sangat baik di kesultanan ini sehingga menjadikanny berfungsi sebagai senter intelektualisme Islam abad ke-17, sebagai pusat berkembangnya ajaran dan pemikiran Islam di Asia Tenggara. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejauh menyangkut hukum, A.C. Milner menyebutkan secara implisit, bahwa syariat menjad sumber hukum kala itu. Para pengunjung Eropa sering menyebutkan tentang penggunaan hukum Islam seperti hukum potong tangan,hukum cambuk,pelarangan riba dan penghapusan siksaan kuno yang dipandang bertentangan dengan Islam seperti pencelupan ke dalam minyak panas dan menjilat besi yang panasmemerah bagi pelanggaran hukum. Dilihat dari pelaksanaan doktrin hukum Islam, serta pengaruh politik agama ini dalam sistem dan struktur kesultanan, dapat disimpulkan bahwa kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah bentuk negara Islam “(Islamic state)”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam sistem pemerintahan, terdapat jabatan Kadhi Malikul Adil yang harus dijabat oleh ahli hukum agama. Selain itu, kedudukan ulama walau tidak menjadi bagian dari struktur kekuasaan yang utama tetapi mempunyai peran yang dominan dalam menentukan kebijakan-kebijakan pemerintah karena perannya sebagai penasehat sultan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di masa Sultan Iskandar Tsani, para ulama besar mulai meletakkan dasar bagi corak pengaturan sosial. Diantaranya adalah kemitraan antara pemegang otoritas politik dan pemegang otoritas spritual di seluruh tingkat pemerintahan. Seorang Sultan bukan saja harus didampingi oleh Kadhi Malikul Adil, seorang pejabat negara dalam persoalan hukum, dan seorang ulama besar, sebagai penasehat rohani, tetapi pada pemerintahan tingkat gampong-pun seorang keucik (kepala desa) harus didampingi oleh imam Meunasah disamping apa yang disebut Tuha-peut (para ketua desa). begitu juga pada tingkat mukim, (lurah) seorang Imeum mukim didampingi, diawasi dan dikontrol oleh “miniparlemen” yang dikenal dengan istilah tuha-lapan. Jika dikampung, kepala desa dianggap ayah sementara imam maunasah harus dianggap ibu, pada tingkat kesultanan dikenal aturan “adat bok poteu meureuhom,hukom bok Syiah kuala”kekeuasaan adat ada ditangan sultan, ketentuan hukum (keagamaan) ada ditangan Syiah Kuala. Namun demikian wewenang antara kedua wilayah ini tidaklah sama sekali terpisah. Sering sekali sebelum sultan atau ulue balang membuat keputusan, ia harus terlebih dahulu bermusyawarah dengan para ulama dan orang-orang tua. Dengan demikian dapat dipertimbangkan apakah suatu putusan sah atau tidak menurut pandangan agama,sehingga pengaruh Islam sangat besar sekali pada adat istiadt Aceh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada saat ini, ulama-ulama besar Aceh menghasilkan karya-karya besar yang mondial dimana selanjutnya mempengaruh pemikiran Islam di seluruh nusantara. Saat itu terdapat jumlah karya-karya keagamaan yang mencolok menurut standar Melayu yang dihasilkan di bawah pengawasannya, baik yang orisinal atau yang berbentuk terjemahan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Empat Ulama Besar Aceh<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aceh dalam sejarahnya pernah menjadi center ilmu pengetahuan di Asia Tenggara yang melahirkan nama-nama para intelektual Muslim atau ulama-ulama terkenal seperti Hamzah Fansuri (w.1600),Syamsuddin al-Sumatrani (w.1630),Nuruddin al-Raniri (w.1657) dan Abdul Rauf al-Sinkli (w.1660).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hamzah Fansuri adalah seorang sufi terkemuka,satrawan besar,pengembara dan ahli agama. Dia dilahirkan ditanah Fansuri atau Barus dan diperkirakan hidup antara pertengahan abad ke-16 dan 17 M, Hamzah Fansuri mempelajari tasawuf setelah menjadi anggota tarekat Qadiriyah yang didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani dan di dalam tarekat ini Ia dibai’at.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ada tiga risalah tasawuf karangan al-Fansuri yang dijumpai, yaitu Syarab al-‘Asiqin (Minuman orang Birahi),Asrar al-Arifin (Rahasia ahli Ma’rifat) dan al-Muntahi. Sealain itu juga dijumpai tidak kurang dari 32 ikatan-ikatan atau untaian syair digubahnya. Syair-syairnya dianggap sebagai ‘syair Melayu’ pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu baru. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tentang Syamsuddin al-Sumatrani, tidak banyak informasi yang didapat menyangkut kehidupannya. Ia juga memegang jabatan sebagai penasehat agama di kesultanan Aceh. Syamsuddin adalah penulis produktif dan dan menguasai beberapa bahasa. Dia menulis dalam bahasa Melayu dan sebagian besar karya-karyanya berkaitan dengan kalam dan tasawuf.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Periode sebelum kedatangan ar-Raniri merupakan masa di mana Islam mistik, terutama dari aliran Wujudiyah berjaya, bukan hanya di Aceh tetapi juga di banyak bagian wilayah Nusantara. Yang berkembang saat itu adalh satu faham tasawuf yang bersifat pantheistik dan anti dunia yang yang terutama dikembangkan oleh Ibnu Arabi (w.1240). Setelah kedatangan Nuruddin ar-Raniri, muncul gerakan-gerakan pembaharuan tasawuf yang hasilnya adalah munculnya suatu bentuk tasawuf yang diistilahkan dengan neo-sifisme, yaitu suatu bentuk tasawuf yang merekonsiliasi dan mengharmoniskan antara syariat dan tasawuf.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[6]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ulama besar Aceh lainnya adalah Abdurrahman al-Singkili. Al-Singkili hidup dalam enam periode kesultanan Aceh: Sultan Iskandar Muda, Iskandar Tsani,Sultanah Safiat al-din, Sultanah Nakiyat al-Din, Sultanah Zakiyat al-Din, dan Sultanah Kamal al-Din. Pada masa 4 Sultanah inilah al-Singkili sebagai seorang alim dan mufti dari sebuah kesultanan yang besar seperti Aceh, yang pernah belajar di Mekkah dan Madinah, mempunyai hubungan dengan beberapa ulama dari berbagai negara, menjadi kahlifah tarekat Syattariyah , telah membuatnya bukan hanya mempunyai bukan hanya mempunyai legitimasi keagamaan yang otoritatif, tetapi juga politik yang kuat.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[7]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Masa Kemunduran Aceh Darussalam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aceh mulai mengalami kemunduran setelah Sultan Iskandar Tsani berpulang ke rahmatullah. Sebagai penggantinya, beberapa orang Sultanah (pemimpin wanita) menduduki singgasana pada tahun 1641-1699. Mereka adalah Sultanah Safiat al-Din, Sultanah Nakiyat al-Din, Sultanah Kamala al-Din. Kepemimpinan para sultanah ini mendapat perlawanan dari kaum ulama Wujudiyah yang berujung dengan datangnya fatwa dari Mutfi Besar Mekah yang mengatakan keberatannya akan kepemimpinan wanita. Padahal menurut satu sumber Sultanah Safiat al-Din adalah seorang wanita yang cakap. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada masa pemerintahan sultanah ini, beberapa wilayah taklukkan lepas dan kesultanan menjadi terpecah-pecah. Meski upaya pemulihan dilakukan, namun tidak membawa banyak kemajuan. Menjelang abad ke-18 kesultanan Aceh merupakan bayangan belaka dari masa silam, Aceh tidak lagi memiliki kepemimpinan yang tangguh. Aceh mengalami kemerosotan politik dan ekonomi, selain itu wacana pemikiran Islam yang sempat berkembang pesatpun mengalami kemunduran. Kemunduran kesultanan Aceh selain disebabkan oleh faktor internal juga sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[8]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level2 lfo8; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tumbuh dan Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kapan tepatnya Islam datang ke Jawa, masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti. De Graaf dan Pigeau meyakini bahwa besar sekali kemungkinan pada abad ke-13 di Jawa sudah ada orang Islam yang menetap.sebab menurutnya, jalan perdagangan di laut yang menyusuri pantai timur Sumatera melalui laut Jawa ke Inonesia bagian timur, sudah ditempuh sejak zaman dahulu. Para pelaut itu, baik yang sudah beragama Islam maupun yang tidak, dalam perjalanan singgah di banyak tempat. Pusat-pusat pemukiman di pantai utara Jawa menurutnya ternyata sangat cocok untuk itu. Pendapat ini masih meragukan karena hipotesisi tersebut terlalu umum dan masih dapat diperdebatkan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pendapat lain mengatakan bahwa Islam datang ke Jawa pada abad ke-15 M. Hal ini diindikasikan oleh adanya pemukiman Islam di daerah ini. Ma Huan, misalnya melaporkan bahwa antara tahun 1415-1432 M terdapat komunitas Muslim di Jawa bagian Timur. Selain itu di Jawa juga ditemukan sejumlah batu nisan pada abad yang sama seperti pada makam Malik Ibrahim yang berangka tahun 1419, dan Putri Campa berangka tahun 1370 Caka. Menurut badad Jawa, Malik Ibrahim adalah ulama dari tanah Arab, keturunan Zainal Abidin, cicit Nabi Muhammad. Pendapat senada dikemukakan oleh Hamka, bahwa Maulana Malik Ibrahim adalah seorang bangsa Arab yang datang ke Kasyan, Persia, yang datang ke Jawa sebagai penyebar agama Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Islam berkembang di Jawa bersamaan dengan melemahnya kekuasaan Raja Majapahit. Pada saat kerajaan Majapahit mengalami masa surut, secara praktis wilayah-wilayah kekuasaanya mulai memisahkan diri. Hal ini member peluang kepada penguasa-penguasa Islam di pesisir untuk membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen. Salah satu sistem pemerintahan yang kemudian berkembang menjadi kerajaan tersendiri adalah Demak,Berikutnya Pahang,Mataram,Cirebon,Banten,dsb.</span><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[9]</span></span></span></span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Demak<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta, Wali Songo bersepakat mengangkat Raden Patah menjadi raja pertama kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdurahman Panemahan Palembang Sayidin Panatagama. Raden Patah dalam menjalankan pemerintahannya, terutama dalam persoalan-persoalan agama,dibantu oleh para ulama, Wali Songo. Sebelumnya, Demak yang masih bernama Bintoro merupakan daerah vassal Majapahit yang diberikan Raja Majapahit kepada Raden Patah. Daerah ini lambat laun menjadi pusat perkembangan agama Islam yang diselenggarakan oleh para wali.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemerintahan Raden Patah berlangsung kira-kira di akhir abad ke-16. Dikatakan, ia adalah seorang anak Raja Majapahit dari seorang ibu Muslim keturunan Campa. Ia digantiakn oleh anaknya, Sambrang Lor, dikenal juga dengan nama Pati Unus. Menurut Tome Pires, Pati Unus baru berumur 17 tahun ketika menggantikan ayahga sekitar tahun 1507. Menurutnya, tidak lama setelah naik tahta, ia merencanakan suatu serangan terhadap Malaka. Semangat perangnya semakin memuncak ketika Malaka ditaklukkan oleh Portugis pada tahun 1511. Akan tetapi, sekitar pergantian tahun 1512-1213, ternyata mengalami kekalhan besar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pati Unus digantikan oleh Trenggono yang dilantik sebagai sultan oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memerintah pada tahun 1524-1546. Pada masa Sultan Demak yang ketiga inilah Islam dikembangkan ke seluruh tanah Jawa, bahkan sampai ke Kalimantan Selatan, penaklukkan Sunda Kelapa berakhir tahun 1527 yang dilakukan oleh pasukan gabungan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fadhila Khan. Majapahit dan Tuban jatuh ke bawah kekuasaan kerajaan Demak diperkirakan pada tahun 1527 itu juga. Selanjutnya, pada tahun 1529, Demak berhasil menundukkan Madiun, Blora (1530), Surabaya (1531), Pasuran (1535), dan antara tahun 1541-1542 Lamongan, Blitar, Wirasaba dan Kediri (1544). Palembang dan Banjarmasin mengakui kekuasaan Demak. Sementara daerah Jawa Tengan bagian Selatan seitar Gunung Merapi, Pengging, dan Pajang berhasil dikuasai berkat pemuka Islam, Syaikh Siti Jenar dan Sunan Tembayat. Pada tahun 1546, dalam penyerbuan ke Blambangan, Sultan Trenggono terbunuh. Ia digantikan adiknya, Prawoto. Masa pemerintahanya tidak berlangsung lama karena, terjad pembrontakan oleh adipati-adipati sekitar kerajaan Demak. Sunan Prawoto sendiri kemudian dibunuh oleh Aria Penangsang dari Jipang pada tahun 1549. Dengan demikian, kerajaan Demak berakhir dan dilanjutkan oleh kerajaan Pajang di bawah Jaka Tingkir yang berhasil membunuh Aria Penangsang.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[10]</span></span></span></a> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Salah satu peninggalan bersejarah Kesultanan Pajang adalah pelanjut Kesultanan Demak adalah Mesjid Agung Demak, yang diduga didirikan oleh para Walisongo. Lokasi ibukota Kesultanan Demak, yang pada masa itu dapat dilayari dari laut dan dinamakan Bintara,saat ini telah menjadi kota DEmak di Jawa Tengah.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[11]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pajang<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesultanan Pajng adalah pelanjut dan dipandang sebagai pewaris </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kerajaan Islam Demak. Kesultanan yang terletak di daerah Kartasura sekarang merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau Jawa. Usia kesultanan ini tidak panjang. Kekuasaan dan kebesarannya kemudian diambil alih oleh kerajaan Matram.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sultan atau raja pertama kesultanan ini adalah Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, di Lereng Gunung Merapi. Oleh Raja Demak ketiga, Sultan Trenggono, Jaka Tingkir diangkat menjadi penguasa di Pajang, setelah sebelumnya dikawinkan dengan anak perempuannya. Kediaman penguasa Pajang itu, menurut Babad, dibangun dengan mencontoh kraton Demak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada tahun 1546, Sultan Demak meninggal dunia. Setelah itu, muncul kekacauan di ibu kota. Konon, Jaka Tingkir yang telah menjadi penguasa Pajang itu dengan segera mengambil alih kekuasaannya, karena anak Sulung Sultan Trenggono yang menjadi pewaris tahta kesultanan, susuhan Prawoto, dibunuh oleh kemenakannya, Aria Penangsang yang waktu itu menjadi penguasa di Jipang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah itu, ia memerintahkan agar semua benda pusaka Demak dipindahkan ke Pajang. Setelah menjadi Raja yang paling berpengaruh di pulau Jawa, ia bergelar Sultan Adiwijaya. Pada masanya sejarah Islam di Jawa mulai dalam bentuk baru, titik politik itu membawa akibat yang sangat besar dalam perkembangan peradaban Islam di Jawa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di tanah pedalaman ke arah Timur sampai sampai daerah Madiun, dialiran anak sungai Bengawan Solo yang terbesar. Setelah itu, secara berturut-turut ia dapat menundukkan Blora (1554) dan Kediri (1577). Pada tahun 1581, ia berhasil mendapatkan pengakuan sebagai Sultan Islam dari raja-raja terpenting di Jawa Timur. Pada umumnya hubungan antara keraton Pajang dan raja-raja Jawa Timur memang bersahabat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selama pemerintahan Sultan Adiwijaya, kesustraan dan kesenian keraton yang sudah maju di Demak dan Jepara lambat laun dikenal dipedalaman Jawa. Pengaruh agama Islam yang kuat di pesisir menjalar dan tersebar ke daerah pedalaman.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sultan Pajang meninggal dunia tahun 1587 dan dimakamkan di Butuh, suatu daerah di sebelah barat taman kerajaan Pajang. Dia digantikan oleh menantunya, Aria Pangiri, anak susuhan Prawoto tersebut di atas. Waktu itu, Aria Pangiri menjadi penguasa di Demak. Setelah menetap di karaton Pajang, Aria Pangiri dikelilingi oleh pejabat-pejabat yang dibawanya dari Demak. Sementara itu, anak Sultan Adiwijaya, Pangeran Benawa, dijadikan penguasa di Jipang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengeran muda ini, kerena tidak puas dengan nasibnya di tengah-tengah lingkungan yang masih asing baginya, meminta bantuan kepada Senopati, penguasa Mataram, untuk mengusir Raja Pajang yang baru itu. Pada tahun 1588, usahanya itu berhasil. Sebagai rasa terima kasih, Pangeran Benawa menyerahkan hak atas warisan Ayahnya kepada Senopati. Akan tetai, Senopati menyatakan keinginannya untuk tetap tinggal di Matram ia hanya minta “pusaka kerajaan” Pajang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Riwayat kerajaan Pajang berakhir pada tahun 1618. Kerajaan Pajang waktu itu membrontak terhadap Mataram yang ketika itu di bawah Sultan Agung. Pajang dihancurkan, rajanya melahirkan diri ke Giri dan Surabaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mataram<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Awal dari kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari Pajang meminta bantuan kepada Ki Pamahaman yang berasal dari Pajang dari daerah pedalaman untuk menghadapi dan menumpas pembrontakan Aria Penangsang tersebut. Sebagai hadiah atasnya, sultan kemudian menghadiahkan daerah Mataram kepada Ki Pamahaman yang menurunkan raja-raja Mataram Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada tahun 1577 M, Ki Gede Pamahaman menempati isatana barunya di Mataram. Dia digantikan oleh putranya, Senopati tahun 1584 dan dikukuhkan oleh Sultan Pajang. Senopatilah yang dipandang sebagai Sultan Mataram pertama, setelah Pangeran Benawa, anak Sultan Adiwijaya, menawarkan kekuasaan atas pajang kepada Senopati. Meskipun Senopati menolak dan hanya meminta pusaka kerajaan, di antaranya Gong Kiai Skar Dlima,Kendali Kiai Macan Guguh, dan Pelana Kiai Jatayu, namun dalam tradisi Jawa, penyerahan benda-benda pusaka itu sama artinya dengan penyerahan kekuasaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Senopati kemudian berkeinginan menguasai juga semua raja bawahan Pajang, tetapi ia tidak mendapat pengakuan dari para penguasa Jawa Timur sebagai pengganti raja Demak dan kemudian Pajang. Melalui perjuangan berat, peperangan demi peperangan, barulah ia berhasil menguasai sebagian.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Senopati meninggal dunia tahun 1601 M, dan digantikan oleh putranya Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun 1613 M. Seda Ing Krapyak digantikan oleh putranya, Sultan Agung, yang melanjutkan usaha ayahnya. Pada tahun 11619, seluruh Jawa Timur praktis sudah berada di bawah kekuasaanya. Di masa pemerintahannya Sultan Agung inilah kontak-kontak bersenjata antara kerajaan Mataram dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1630 M, Sultan Agung wafat tahun 1646 M dan dimakamkan di Imogiri. Ia digantikan oleh putra mahkota. Masa pemerintahan Amangkarut I hampir tidak pernah reda dari konflik. Dalam setiap konflik, yang tampil sebagai lawan adalah mereka yang didukung oleh para ulama yang bertolak dari keprihatinan agama. Tindakan pertama pemerintahannya adalah menumpas pendukung Pangeran Alit dengan membunuh banyak ulama yang dicurigai. Ia yakin ulama dan santri adalah bahaya bagi tahtanya. Sekitar 5000-6000 ulama merasa tidak memerlukan titel “sultan”. Pada tahun 1677 M dan 1678 M, pembrontakan para ulama muncul kembali dengan tokoh spiritual Raden Kajoran. Pembrontakan-pembrontakan seperti itulah yang mengakibatkan runtuhnya Kraton Mataram.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Cirebon<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Di awal abad ke-16, Cirebon masih merupakan sebuah daerah kecil di bawah kekuasaan Pakuan Pajajaran. Araja Pajajaran hanya menempatkan seorang juru labuhan di sana, bernama Pangeran Walangsungsang, seorang tokoh yang mempunyai hubungan darah dengan raja Pajajaran. Ketika berhasil memajukan Cirebon, ia sudah menganut agama Islam. Disebutkan oleh Tome Pires, Islam sudah ada di Cirebon sekitar 1470-1475 M. Akan tetapi, orang yang berhasil meningkatkan status Cirebon menjadi sebuah kerajaan adalah Syarif Hidayat yang terkenal dengan gelar Sunan Gunung Jati, pengganti dan keponakan dari Pangeran Walangsungsang. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai keponakan dari Pangeran Walangsungsang, Sunan Gunung Jati juga mempunyai hubungan darah dengan raja Pajajaran. Raja dimaksud adalah Prabu Siliwangi, raja Sunda yang berkedudukan di Pakuan Pajajaran, yang nikah dengan Nyai Subang Larang tahun 1422. Dari perkawinannya itu lahirlah tiga orang putra, masing-masing Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang dari perkawinannya dengan Maulana Sultan Mahmaud alias Syarif Andullah dari Bani Hasyim, ketika Nyai itu naik haji.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Disebutkan, Sunan Gunung Jati lahir tahun 1448 M dan wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun. Karena kedudukan sebagai salah seorang Wali Songo, ia mendapat penghormatan dari raja-raja lain di Jawa, seperti Demak dan Pajang. Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah Kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran, Sunan Gunung Jati berusaha meruntuhkan kerajaan Pajajaran yang masih belum menganut Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari Cirebon, Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam ke daerah-daerah laindi Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Dasar bagi pengembangan Islam dan perdagangan kaum Muslimin di Banten diletakkan oleh Sunan Gunung Jati tahun 1524 atau 1525 M. Ketika ia kembali ke Cirebon, Banten diserahkan kepada anaknya, Sultan Hasanuddin. Sultan inilah yang menurunkan raja-raja Banten. Ditangan raja-raja Banten tersebut, akhirnya kerajaan Pajajran dikalahkan. Atas prakarsa Sunan Gunung Jati juga penyerangan ke Sunda Kelapa dilakukan (1527 M). Penyerangan ini dipimpin oleh Falatehan dengan bantuan tentara Demak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah Sunan Gunung Jati wafat, ia digantikan oleh cicitnya yang terkenal dengan gelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Panembahan Ratu wafat tahun 1650 dan digantikan oleh putranya yang bergelar Panembahan Girilaya.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[12]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Banten<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Gunung Jati disebut-sebut sebagai orang yang telah menyebarkan Islam ke Banten. Menurut sumber tradisional, penguasa Pajajaran di Banten menerima Sunan Gunung Jati </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dengan ramah tamah dan tertarik untuk masuk Islam. Dengan segera ia menjadi orang yang berkuasa atas kota itu dengan bantuan tentara Jawa yang memang dimintanya. Namun menurut Barros, penyebaran Islam di Jawa Barat tidak mealui jalan damai, sebagaimana disebutkan oleh sumber tradisonal. Beberapa proses konversi ke Islam mungkin terjadi secara sukarela, tetapi kekuasaan tidak diperoleh kecuali dengan menggunakan kekerasan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah kembali ke Cirebon, kekuasaannya atas Banten diserahkan kepada anknya, Sultan Hasanuddin. Hsanuddin menikah dengan putri Demak dan diresmikan menjadi Panembahan Bnaten pada tahun 1552. Ia meneruskan usaha-usaha ayahnya dalam meluaskan daerah Islam, yaitu ke Lampung dan sekitarnya di Sumatera Selatan. Pada tahun 1658, di saat kekuasaan Demak beralih ke Pajang, Hasanuddin memerdekakan Banten. Itulah sebabnya oleh tradisi ia dianggap sebagai raja Islam yang pertama di Banten, yang semula memang menjadi daerah vasal dari Demak. Ia digantikan oleh anknya Yusuf. Seperti ayahnya, Yusuf melanjutkan penyebaran agama Islam dan berhasil menhIslamkan sejumlah besar golongan bangsawan Sunda Pakuwan, setelah ia berhasil menaklukkan daerah itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">A.C Milner mengatakan bahwa pada abad 17, Banten dan Aceh adalah kerajaan Islam di nusantara yang paling ketat melaksanakan hukum Islam sebagai hukum Negara. Sementara kerajaan Mataram tidak ketat melaksanakannya karena masih dipengaruhi oleh adat, Budha atau Hindu. Demikian pula di Banten, hukuman terhadap pencuri dengan memotong tangan kanan,kaki kiri,tangan kiri, dan seterusnya berturut-turut bagi pencurian senilai 1 gram emas, pada tahun 1651-1680 M di bawah sultan Ageng Tirtayasa. Sejarah Banten menyebutkan Syaikh tertinggi dengan sebutan kyai Ali atau Ki Ali ya. Gelar ng kemudian disebut dengan kali (Qadhi yang dijawakan). Orang yang memegang jabatan ini sekitar tahun 1650 diberi gelar Fakih Najmuddin. Gelar inilah yang dikenal selama dua abad selanjutnya. Qadhipada permulaan dijabat oleh seoarng ulama dari Mekah, tetapi belakangan setelah tahun 1651qadhi yang diangkat berasal dari keturunan bangsawan Banten. Qadhi di Banten mempunyai peranan yang besar dalam bidang politik misalnya penentuan pengganti maulana Yusuf.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[13]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level2 lfo8; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.3<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tumbuh dan Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan,Maluku dan Sulawesi</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l20 level1 lfo13; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kalimantan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kalimantan terlalu luas untuk berada dibawah suatu kekuasaan pada waktu datangnya Islam. Daerah barat laut menerima Islam dari Malaya, daerah timur dari Makassar dan wilayah selatan dari Jawa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l24 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berdirinya Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tulisan-tulisan yang membicarakan tentang masuknya Islam di Kalimantan Selatan selalu mengidentikkan dengan berdirinya kerajaan Banjarmasin. Kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari kerajaan Daha yang beragama Hindu. Peristiwanya dimulai ketika terjadi pertentangan dalam keluarga istana, antara pangeran Samudera sebagai pewaris sah kerajaan Daha, dengan pamannya Pangeran Tumenggung. Seperti dikisahkan dalam hikayat Banjar, ketika Raja Sukarama merasa sudah hampir tiba ajalnya, ia berwasiat, agar yang menggantikannya nanti adalah cucunya Raden Samudera. Tentu saja keempat orang putranya tidak menerima sikap ayahnya itu, lebih-lebih Pangeran Tumenggung yang sangat berambisi. Setelah Sukarama wafat, jabatan raja dipegang oleh anak tertua, Pangeran Mangkubumi. Waktu itu, Pangeran Samudera baru berumur 7 tahun. Pangeran Mangkubumi tidak terlalu lama berkuasa. Ia terbunuh oleh seorang pegawai istana yang berhasil dihasut Pangeran Tumanggung. Dengan meninggalnya Pangeran Mangkubumi, maka Pangeran Tumanggng yang tampil menjadi raja Daha. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam pada itu, Pangeran Samudera berkelana ke wilayah muara. Ia kemudian diasuh oleh seorang patih, bernama Patih Masih. Atas bantuannya, Pangeran Samudera dapat menghimpun kekuatan perlawanan. Dalam serangan pertamanya, Pangeran Samudera berhasil menguasai Muara Bahan, sebuah pelabuhan strategis yang sering dikunjungi para pedagang luar, seperti dari pesisir utara Jawa, Gujarat, dan Malaka. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peperangan terus berlangsung secara seimbang. Patih Masih mengusulkan kepada Pangeran Samudera untuk meminta bantuan kepada Raja Demak. Sultan Demak bersedia membantu asal Pangeran Samudera nanti masuk Islam. Sultan Demak kemudian mengirim bantuan seribu orang tentara beserta seorang penghlu bernama Khatib Dayan untuk mengislamkan orang Banjar. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam peperangan itu, Pangeran Samudera memperoleh kemenangan dan sesuai dengan janjinya, ia beserta seluruh kerabat keratin dan penduduk Banjar menyatakan diri masuk Islam. Pangeran Samudera sendiri, setelah masuk Islam, diberi nama Sultan Suryanullah Suriansyah, yang dinobatkan sebagai raja pertama dalam kerajaan Islam Banjar. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1526 M dan yang menjadi Sultan Demak ketika itu Trenggono, sultan ketiga yang berkuasa pada tahun 1521-1546. Ketika Suryanullah naik tahta, beberapa daerah sekitarnya sudah mengakui kekuasaannya, yakni daerah Sambas, Batanglawai, Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Medawi, dan Sambangan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sultan Suryanullah diganti oleh putra tertuanya yang bergelar Sultan Rahmatullah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah) dan Marhum Panambahan yang dikenal dengan Sultan Musta’inullah. Pada masa Marhum Panambahan, ibu kota kerajaan dipindahkan beberapa kali. Pertama ke Amuntai, kemudian ke Tambangan dan Batang Banju, dan akhirnya ke Amuntai kembali. Perpindahan ibu kota kerajaan itu terjadi akibat datangnya pihak Belanda ke Banjar dan menimbulkan hura-hura. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l24 level1 lfo12; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kutai di Kalimantan Timur<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut risalah Kutai, dua orang penyebar Islam tiba di Kutai pada masa pemerintahan Raja Mahkota. Salah seorang di antaranya adalah Tuan di Bandang, yang dikenal dengan Dato’Ri Bandang dari Makassar, yang lainnya adalah Tuan Tunggang Parangan. Setelah pengislaman itu, Dato’Ri Bandang kembali ke Makassar, sementara Tuan Tunggang Parangan tetap di Kutai. Melalui yang terakhir inilah Raja Mahkota tunduk kepada keimanan Islam. Setelah itu, segera dibangun sebuah Masjid dan pengajaran agama dapat dimulai. Yang pertama sekali mengikuti pengajaran itu adalah Raja Mahkota sendiri, kemudian pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang, dan akhirnya rakyat biasa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak itu, Raja Mahkota berusaha keras menyebarkan Islam dengan pedang. Proses Islamisasi di Kutai dan daerah sekitarnya diperkirakan terjadi pada tahun 1575. Penyebaran lebih jauh ke daerah-daerah pedalaman dilakukan terutama pada waktu puteranya, Aji di Langgar dan pengganti-penggantinya meneruskan perang ke daerah Muara Kaman. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l20 level1 lfo13; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Maluku<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Islam mencapai kepulauan rempah-rempah yang sekarang dikenal dengan Maluku ini pada pertengahan terakhir abad ke-15. Sekitar tahun 1460, raja Ternate memeluk agama Islam. Nama raja itu adalaah Vongi Tidore. Ia mengambil seorang istri keturunan ningrat dari Jawa. Namun, H.J. de Graaf berpendapat, raja pertama yang benar-benar Muslim addalah Zayn Al-‘Abidin (1486-1500 M). Di masa itu, gelombang perdagangan Muslim terus meningkat, sehingga raja menyerah kepada tekanan para pedagang Muslim itu dan memutuskan belajar tentang Islam pada Madrasah Giri. Di Giri, ia dikenal dengan nama Raja Bulawa atau raja Cengkeh, mungkin karena ia membawa cengkeh ke sana sebagai hadiah. Ketika kembali dari Jawa, ia mengajak Tuhubahahul ke daerahnya. Yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai penyebar utama Islam di Kepulauan Maluku. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena usia Islam masih muda di Ternate, Portogis yang tiba di sana tahun 1522 M, berharap dapat menggantikannya dengan agama Kristen. Harapan itu tidak terwujud. Usaha mereka hanya mendatangkan hasil yang sedikit.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berkenaan dengan ambon, sejarawan Ambon satu-satunya, Rijali, menceritakan, Perdana Jamilu dari Hitu (salah satu semenanjung ambon) menemani penguasa Ternate, Zayn Al’Abidin, dalam perjalanannya ke Giri. Menurut de Graaf, pernyataan ini hanya menunjukkan bahwa hubungan antara Hitu dengan Ternate memang sangat dekat. Menurutnya, tersebarnya Islam di Hitu lebih dikarenakan datangnya seorang qadi, Ibrahim yang menjadi qadi di Ambon, dan memberikan pengajaran kepada seluruh guru agama Islam di Pulau ini. Ambon bahkan mendirikan sebuah Masjid bergonjong tujuh yang mengingatkan orang kepada Giri, bangunan yang didirikan dalam bentuk yang sama. Riwayat setempat menguatkan pendapat ini, yang menyebutkan bahwa sumber Islam di Ambon adalah Jawa, meskipun Pasai dan Mekah yang disebut-sebut. Dalam riwayat itu disebutkan, pendiri sebuah kampong di Kailolo adalah Usman yang memperoleh Islam dari seorang guru agama dari Jawa, yang mengadakan perjalanan dari Mekah ke Gresik. Komunikasi antara Maluku dan Giri memang masih bertahan sampai abad ke-17. Bahkan, Demak dan Jepara merupakan sekutu-sekutu Hitu dalam peperangan melawan Portugis yang menempatkan diri di Leitimor, semenanjung Ambon yang penduduknya masih menyembah berhala. Di daerah inilah Portugis berhasil memperkenalkan Kristen kepada penganut agama berhala itu. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l20 level1 lfo13; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sulawesi (Gowa-Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerajaan Gowa-Tallo, kerajaan kembar yang saling berbatasan, biasanya disebut kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di Semenanjung Barat Daya pulau Sulawesi, yang merupakan daerah transito sangat strategis. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak Gowa-Tallo tampil sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan baik dengan ternate yang telah menerima Islam dari Gresik/Giri. Di bawah pemerintahan Sultan Babullah, Ternate mengadakan perjanjian persahabatan dengan Gowa-Tallo. Ketika itulah, raja Ternate berusaha mengajak penguasa Gowa-Tallo untuk menganut agama Islam, tetapi gagal. Baru pada waktu Dato’Ri Bandang datang ke kerajaan Gowa-Tallo, agama Islam mulai masuk kerajaan ini.Alauddin (1591-1636) adalah Sultan pertama yang menganut Islam tahun 1605. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penyebaran Islam setelah itu berlangsung sesuai dengan tradisi yang telah lama diterima oleh para raja, keturunan To Manurung. Tradisi itu mengharuskan seorang raja untuk memberitahukan “hal baik” kepada yang lain. Karena itu, kerajaan kembar Gowa-Tallo menyampaikan “pesan Islam” kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, yang lebih tua, Wajo, Soppeng, dan Bone. Raja Luwu segera menerima “Pesan Islam itu”. Sementara itu, tiga kerajaan: Wajo, Soppeng, dan Bone yang terikat dalam aliansi Tallumpoece (tiga kerajaan) dalam perebutan hegemoni dengan Gowa-Tallo, Islam kemudian melalui peperangan. Wajo menerima Islam tanggal 10 Mei 1610 dan Bone, saingan politik Gowa sejak pertengahan abad ke-16, tanggal 23 November 1611. Raja Bone pertama yang masuk Islam dikenal dengan gelar Sultan Adam. Namun, meski sudah Islam, peperangan-peperangan antara sering terjadi dan bahkan, melibatkan Belanda untuk mengambil keuntungan politik daripadanya.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[14]</span></span></span></a></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l10 level2 lfo24; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.4<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesultanan Johor-Riau dan Riau Lingga<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesultanan Riau Lingga merupakam Kerajaan Islam yang berdiri di Kepulauan Riau pada paruh pertama abad ke-19. Secara historis kemunculan kerajaan ini bisa dirunut dari sejarah Kerajaan Malaka dan Johor. Ketika Kesultanan Malaka berdiri pada abad ke-15 M, Riau Lingga merupakakn daerah kekuasaan Malaka. Di saat Malaka runtuh karena serangan kolonial Portugis, muncul kerajaan Riau Johor yang menggantikan posisi Malaka sebagai representasi kekuatan politik puak Melayu di kawasan tersebut. Ketika itu Riau Lingga termasuk wilayah yang berada di kekuasaan Riau Johor.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l23 level1 lfo14; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejarah Kesultanan Johor Riau<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesultanan Johor yang terkadang disebut juga sebagai Johor-Riau atau Johor-Riau-Lingga adalah kerajaan yang didirikan pad tahun 1528 oleh Sultan Alauddin Riayat Syah, putra sultan terakhir Malaka, Mahmud Syah. Sebelumnya daerah Johor-Riau merupakan bagian dari Kesultanan Malaka yang runtuh akibat serangan Portugis pada tahun 1511. Pada puncak kejayaanya Kesultanan Johor-Riau mencakup wilayah Johor sekarang, Singapura, Kepulauan Riau dan daerah-daerah di Sumatera seperti Riau Daratan dan Jambi. Berikut adalah nama-nama sultan yang memerintah Kesultanan Johor Riau sejak 1528-1824.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1528-1564: Sultan Alauddin Riayat Syah II (Raja Ali/ Raja Alauddin)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1564-1570: Sultan Muzaffar Syah II (Raja Muzafar / Radin Bahar)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1570-1571: Sultan Abd. Jalil Syah 1 (Raja Abdul Jalil)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1570/71-1597: Sultan Ali Jalla Abdul Jalil Syah II (Raja Umar)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1597-1615: Sultan Alauddin Riayat Syah III (Raja Mansur)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1615-1623: Sultan Abdullah Ma’ayat Syah (Raja Mansur)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1623-1677: Sultan Abdul Jalil Syah II (Raja Bujang)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">8.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1677-1685: Sultan Ibrahim Syah (Raja Ibrahim/Putera Raja Bajau)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1685-1699: Sultan Mahmud Syah II (Raja Mahmud)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">10.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1699-1720: Sultan Abdul Jalil IV (Bendahara Paduka Raja Tun Abdul Jalil)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">11.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1718-1722: Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil/Yang DiPertuan Johor)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">12.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1722-1760: Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah (Raja Sulaiman/Yang DiPertuan Besar Johor-Riau)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">13.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1760-1761: Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">14.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1761: Sultan Ahmad Riayat Syah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">15.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1761-1812: Sultan Mahmud Syah III (Raja Mahmud)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">16.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1812-1819: Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah (Tengku Abdul Rahman).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak masa kesultanan Johor Riau, terutama sejak tahun 1722 kemudian diteruskan oleh Kesultanan Riau Lingga, diterapkan apa yang oleh Andaya diistilahkan dengan “tradisi dua nahkoda untuk satu perahu kerajaan”, yaitu Sultan dan Yang Dipertuan Muda (YDM). Hal ini berawal sejak Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah menyerahkan roda pelaksanaan pemerintahan kepada bangsawan Bugis dan keturunannya, sebagai imbalan atas bantuan mereka mengusir Raja Kecik dari Johor. Penguasa Melayu dan keturunan bangsawan Bugis terikat janji setia di bawah persaksian kitab suci Alqran bahwa “apabila bangsawan Bugis berhasil memulihkan kehormatan Raja Sulaiman maka bangsawan Bugis secara turun-temurun akan diangkat menjadi Yang Dipertuan Muda Kerajaan Melayu Riau”. Selain itu, mereka juga berjanji untuk saling mengakui persaudaraan di kalangan mereka dan saling tolong-menolong.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peristiwa ini tergambar dalam Syair Upu-Upu Limaa yang digubah oleh Raja Ali Haji dalam karyanya, Silsilah Melayu Bugis. Karena itu, setelah lima bersaudara keturunan bangsawan Bugis berhasil mengusir Raja Kecil dari kerajaan Johor Riau dan Raja Sulaiman berhasil kembali mendduki singagasana kerajaan, maka salah seorang dari lima bersaudara, yaitu Daeng Marewa dikukuhkan sebagai Yang Dipertuan Muda pertama Kerajaan Johor Riau. Jabatan ini setara atau sama dengan kedudukan Perdana Menteri. Sementara bangsawan Melayu tetap memegang jabatan yang tertinggi sebagai symbol kerajaan dengan kedudukan Yang Dipertuan Besar Riau atau “sultan” secara turun temurun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemerintahan gabungan ini dalam kenyataannya mampu membawa kerajaan Johor Riau kepada kejayaan dan dominasi politik di perairan Selat Malaka dan sekitarnya lebih dari setengah abad. Suku Bugis yang datang ke Riau di bawah pimpinan Daeng Calek itu kemudian hari melepaskan bahasa sukunya, dan hampir meninggalkan sejumlah tradisinya, dan hidup dalam masyarakat Melayu dengan kehidupan tradisi dan budaya Melayu. Konsekuensinya, suku Bugis dalam generasi berikutnya tidak lagi tampak dalam penampilan yang bergaya Bugis, tetapi lebih merupakan suatu generasi Melayu yang baru. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal utama yang dilakukan oleh Sultan Sulaiman dan YDM pertama, Daeng Marewa adalah memperkokoh dasar-dasar pemerintahannya. Cara pemerintahan kesultanan Melayu ini agak sedikit unik. Ia tidak bersifat sentralistik. Tiap-tiap pembesar mempunyai daerah pemerintahan sendiri dan tinggal di daerah kekuasaannya itu. Secara nominal kesultanan Johor Riau masih mewarisi hirarki kerajaan Melayu Malaka seperti pegawai pemerintahan yang terdiri dari Raja Muda, Bendahara, Tumenggung, Penghulu, Bendahari dan Syahbandar. Hanya saja istilah dan fungsi Raja Muda sekarang berubah setelah bangsawan Bugis ikut terlibat dalam pemerintahan kerajaan Johor Riau. Jabatan itu kini berubah istilah menjadi Yang Dipertuan Muda dan didominasi oleh keturunan Bugis, dimana Daeng Marewa menjadi orang pertama yang menduduki posisi itu. Selain itu, dari segi fungsi, bila dulu Raja Muda merupakan jabatan calon pengganti Raja dan Sultan, kini hal itu tidak berlaku lagi. Diantara sebab-sebab perubahan itu, perrtama karena sekarang pemegang jabatan itu adalah dari kalangan pendatang yaitu suku bugis. Kedua, sudah menjadi kesepakatan bahwa jabatan sultan akan kekal di kalangan bangsa Melayu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Meskipun secara teoritis, kekuasaan tertinggi berada di tangan sultan (Yang Dipertuan Besar), namun secara operasional kekuasaan pemerintahan berada di tangan Yang Dipertuan Muda. Yang terakhir inilah yang mengatur dan menjalankan roda pemerintahan kerajaan. Wilkinson memberikan satu ilustrasi tentang keduanya, seperti dikutip oleh Hamid Abdullah: “Yang Dipertuan Besar sepertinya menempati posisi “sebagai seorang istri” baru dapat makan kalau diberi. Sementara Yang Dipertuan Muda ibaratnya menempati posisi “sebagai seorang suami” dimana setiap keinginannya harus menjadi kenyataan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berikut adalah nama-nama Yang Dipertuan Muda di Kesultanan Johor Riau yang muncul sejak pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah:<o:p></o:p></span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr> <td style="border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 27.9pt;" valign="top" width="37"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">No<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 211.5pt;" valign="top" width="282"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yang Dipertuan Muda Riau<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Masa Jabatan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pusat Pemerintahan<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 27.9pt;" valign="top" width="37"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 211.5pt;" valign="top" width="282"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Daeng Marewa<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1722-1728<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hulu Riau<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 27.9pt;" valign="top" width="37"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 211.5pt;" valign="top" width="282"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Daeng Celak <o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1728-1745<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hulu Riau<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 27.9pt;" valign="top" width="37"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 211.5pt;" valign="top" width="282"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Daeng Kamboja<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1745-1777<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hulu Riau<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 27.9pt;" valign="top" width="37"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 211.5pt;" valign="top" width="282"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Raja Haji bin Daeng Celak<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1777-1784<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hulu Riau<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 27.9pt;" valign="top" width="37"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 211.5pt;" valign="top" width="282"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Raja Ali<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1784-1805<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 119.7pt;" valign="top" width="160"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pulau Bayan<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah berhasil meletakkan dasar pemerintahan politik dalam negeri, Sultan Sulaiman dan Yang Dipertuan Muda pertama, Daeng Marewa, melakukan hubungan politik dan perdagangan luar negeri. Secara berangsur-angsur kerajaan Johor Riau mulai ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah dan bangsa, misalnya dari China, Siam, India dan Arab. Kemajuan terus meningkat ketika Daeng Celak menjabat sebagai YDM II kerajaan ini (1708-1745). Pada masa pemerintahannya, ia membangun perkebunan gambir yang menjadi salah satu komoditi perdagangan untuk pendapatan ekonomi kerajaan. Ia juga mengembangkan pertambangan timah di daerah Selangor. Belakangan, usaha itu dilanjutkan oleh Yang Dipertuan misalnya Selangor, Perak, Kedah Indragiri, Jambi dan Bangka (Palembang) Mempawah dan Pontianak.<span class="MsoFootnoteReference"> <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[15]</span></span></a></span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l23 level1 lfo14; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejarah Kesultanan Riau Lingga<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kisah berdirinya kerajaan Riau Lingga tidak terlepas dari peranan Belanda dan Inggris yang ikut campur dalam konflik internal keluarha Kerajaan Riau Johor. Pada tahun 1811, Sultan Johor,Mahmud Syah III wafat, dan putranya Husin sedang tidak berada di Johor. Maka naiklah Abdul Rahman Muadzam Syah,adik tiri Husin sebagai sultan dengan dukungan Belanda, dan sempat berkuasa selama hampir tujuh tahun, yakni hingga 1819. Husin sangat kecewa dengan pelantikan itu. Potensi konflik ini kemudian diketahui oleh Inggris dan langsung memanfaatkan situasi dengan mendekati Husin. Atas dukungan Inggris, Husin akhirnya berhasil menjadi sultan dengan imbalan pemberian konsesi atas Singapura kepada Inggris, sedangkan Abdul Rahman menjadi raja di Riau Lingga atas “jasa baik Belanda”.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[16]</span></span></span></span></a></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l23 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.5<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hubungan Politik dan Keagamaan antara Kerajaan-Kerajaan Islam <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hubungan antara satu kerajaan Islam dengan kerajaan Islam lainnya pertama-tama memang terjalin karena persamaan agama. Hubungan itu pada mulanya, mengambil bentuk kegiatan dakwah, kemudian berlanjut setelah kerajaan-kerajaan Islam berdiri. Demikianlah misalnya antara Giri dengan daerah-daerah Islam di Indonesia bagian Timur, terutama Maluku. Adalah dalam rangka penyebaran Islam itu pula, Fadhilah Khan dari Pasai datang ke Demak, untuk memperluas wilayah kekuasaan ke Sunda Kelapa. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam bidang politik, agama pada mulanya dipergunakan untuk memperkuat diri dalam menghadapi pihak-pihak atau kerajaan-kerajaan yang bukan Islam, terutama yang mengancam kehidupan politik maupun ekonomi. Persekutuan antara Demak dengan Cirebon dalam menaklukkan Banten dan Sunda Kelapa dapat diambil sebagai contoh. Contoh lainnya adalah persekutuan kerajaan-kerajaan Islam dalam menghadapi Portugis dan Kompeni Belanda yang berusaha memonopoli pelayaran dan perdagangan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hubungan antar kerajaan-kerajaan Islam lebih banyak terletak dalam bidang budaya dan keagamaan. Samudera pasai dan kemudian Aceh yang dikenal dengan Serambi Makkah menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam. Dari sini ajaran-ajaran Islam tersebar ke seluruh pelosok Nusantara melalui karya-karya ulama dan murid-muridnya yang menuntut ilmu ke sana. Demikian pula halnya dengan Giri di Jawa Timur terhadap daerah-daerah di Indonesia bagian Timur. Karya-karya sastra dan keagamaan dengan segera berkembang di kerajaan-kerajaan Islam. Tema dan isi karya-karya itu seringkali mirip antara satu dengan yang lain. Kerajaan Islam itu telah merintis terwujudnya idiom cultural yang sama, yaitu Islam. Hal ini menjadi pendorong terjadinya interaksi budaya yang makin erat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l23 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.6<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tiga Pola “Pembentukan Budaya” Yang Terlihat Dalam Proses Pembentukan Negara:Aceh,Sulawesi Selatan dan Jawa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam Rentang waktu sejak akhir abad ke-13, ketika Samudera Pasai berdiri, sampai abad ke-17, di saat istana Gowa-Tallo resmi menganut Islam, menurut Taufik Abdullah, setidaknya tiga pola “pembentukan budaya” yang memperlihatkan bentuknya dalam proses pembentukkan Negara telah terjadi. Ketiga pola itu adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo16; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pola Samudera Pasai<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lahirnya kerajaan Samudera Pasai berlangsung melalui perubahan dari Negara yang segmenter ke Negara yang terpusat. Sejak awal perkembangannya, Samudera Pasai menunjukkan banyak pertanda dari pembentukan suatu Negara baru. Kerajaan ini tidak saja berhadapan dengan golongan-golongan yang belum ditundukkan dan diislamkan dari wilayah pedalaman, tetapi juga harus menyelesaikan pertentangan politik bserta pertentangan keluarga yang berkepanjangan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan pola tersebut, Samudera Pasai memiliki “kebebasan budaya” untuk memformulasikan struktur dan system kekuasaan, yang mencerminkan gambaran tentang dirinya.Pola yang sama dapat pula disaksikan pada proses terbentuknya kerajaan Aceh Darussalam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo16; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pola Sulawesi Selatan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pola ini adalah pola islamisasi melalui konversi keratin atau pusat kekuasaan. Dalam sejarah Islam di Asia Tenggara, pola ini didahului oleh berdirinya kerajaan Islam Malaka. Proses islamisasi berlangsung dalam suatu struktur Negara yang telah memiliki basis legitimasi geneologis. Konversi agama menunjukkan kemampuan raja. Penguasa terhindar dari penghinaan rakyatnya dalam masalah kenegaraan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pola </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">slamisasi melalui konversi keratin atau pusat kekuasaan seperti itu</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, di Indonesia terjadi juga di Sulawesi Selatan,Maluku dan Banjarmasin. Tidak seperti Samudera Pasai, Islamisasi di Gowa-Tallo,Ternate,Banjarmasin dan sebagainya yang mempunyai pola yang sama, tidak memberi landasan bagi pembentukan negara. Islam tidak mengubah desa menjadi suatu bentuk baru organisasi kekuasaan, seperti yang terjadi di Samudera Pasai. Konversi agama dijalankan, tetapi pusat kekuasaan telah ada lebih dahulu. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo16; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pola Jawa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di Jawa, Islam mendapatkan suatu sistem politik dan struktur kekuasaan yang telah lama mapan, berpusat di keraton pusat Majapahit. Sebenarnya komunitas pedagang Muslim mendapatkan tempat dalam pusat-pusat politik pada abad ke-11. Komunitas itu makin membesar pada abad ke-14. Ketika posisi raja melemah,para saudagar kaya di berbagai kadipaten di wilayah pesisir mendapat peluang besar untuk menjauhkan diri dari kekuasaan raja. Mereka kemudian tidak hanya masuk Islam tetapi juga membangun pusat-pusat politik yang independen. Setelah kraton pusat menjadi goyah, kraton-kraton kecil mulai bersaing menggantikan Majapahit. Dengan posisi baru ini,Demak tidak saja menjadi pemegang hegemoni politik, tetapi juga menjadi “jembatan penyeberangan” Islam yang paling penting di Jawa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Walaupun mencapai keberhasilan politik dengan cepat,Demak tidak saja harus menghadapi masalah legitimilasi politik, tetapi juga panggilan kultural untuk kontiunitas. Dilema kultural dari dominasi politik Islam di dalam suasana tradisi Siwa-Budhistik telah jauh menukik ke dalam kesadaran. Hal itu akan jelas ketika kraton dipindahkan oleh Jaka Tingkir ke Pajang di pedalaman dan semakin jelas ketika Mataram berhasil menggantikan kedudukan Pajang tahun 1588.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tidak seperti pola Samudera Pasai,Islam mendorong pembentukan negara yang supra-desa,juga tidak seperti Gowa-Tallo,keraton yang diIslamkan. Di Jawa Islam tampil sebagai penantang,untuk kemudian mengambil alih kekuasaan yang ada. Jadi, yang tampil adalah suatu dilema kultural dari orang baru di dalam bangunan politik yang lama.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 120%;">[17]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l23 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.7<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kondisi Politik Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; tab-stops: 432.35pt; text-align: justify; text-indent: 38.7pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Cikal bakal kekuasaan Islam telah dirintis pada periode abad 1-5 H/7-8 M, tetapi semuanya tenggelam dalam hegemoni maritime Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu-Jawa seperti Singasari dan Majapahit di Jawa Timur. Pada periode ini, para pedagang dan mubaligh muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka memperkenalkan Islam yang mengajarkan toleransi dan persamaan derajat di antara sesama, sementara ajaran Hindu-Jawa menekankan perbedaan derajat manusia. Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk setempat. Kerena itu, Islam tersebar di Kepulauan Indonesia terhitung cepat, meski dengan damai.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; tab-stops: 432.35pt; text-align: justify; text-indent: 38.7pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Masuknya Islam ke daerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. Di samping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah-daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Pada abad ke-7 sampai ke-10, kerajaan Sriwijaya meluaskan kekuasaannya ke daerah Semenanjung Malaka yang merupakan kunci bagi pelayaran dan perdagangan internasional. Datangnya orang-orang muslim ke daerah itu sama sekali belum memperlihatkan dampak-dampak politik, karena mereka datang memang hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan. Keterlibatan orang-orang Islam dalam biang polotik baru terlihat pada abad ke-9 M, ketika mereka terlibat dalam pemberontakan petani-petani Cina terhadap kekuasaan Tang pada masa pemerintahan Kaisar Hi-Tsung (878-889 M ). Akibat pemberontakan itu, kaum muslimin banyak yang dibunuh. Sebagian lainnya lari ke Kedah, wilayah yang masuk kekuasaan Sriwijaya, bahkan ada yang ke Palembang dan membuat perkampungan muslim di sini. Kerajaan Sriwijaya pada waktu itu memang melindungi orang-orang muslim di wilayah kekuasaanya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; tab-stops: 432.35pt; text-align: justify; text-indent: 38.7pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemudian politik dan ekonomi berlangsung sampai abad ke-12 M. Pada akhir abad ke-12 M, kerajaan ini mulai memasuki masa kemunduannya. Untuk memeprtahankan posisi ekonomi </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerajaan Sriwijaya membuat peraturan cukai yang lebih berat bagi kapal-kapal dagang asing yang singgah ke pelabuhan-pelabuhannya. Akan tetapi, kapal-kapal dagang asing seringkali menyingkir. Kemunduran ekonomi ini membawa dampak terhadap perkembangan polotik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kemunduran politik dan ekonomi Sriwijaya dipercepat oleh usaha-usaha kerajaan Singasari yang sedang bangkit di Jawa. Kerajaan Jawa ini melakukan ekspedisi Pamalayu tahun 1275 M dan mendorong daerah-daerah di Selat Malaka yang dikuasai kerajaan Sriwijaya untuk melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan pula oleh pedagang-pedagang muslim untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan politik da neprdagangan. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul dan daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu kerajaan Samudera Pasai di pesisir timur laut Aceh. Daerah ini sudah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7 dan ke-8 M. Proses ini tentu berjalan disana sejak abad tersebut. Kerajaaa Samudera Pasai dengan segera berkembang , baik dalam bidang politik maupun perdagangan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kareana kekacauan-kekacauan dalam negeri sendiri akibat perebutan kekuasaan di Istana, Kerajaan Singasari, juga pelanjutnya, Majapahit tidk mampu mengontrol daearah Melayu dn Selat Malaka dengan baik sehingga kerajaan Samudera Pasai dan Malaka dapat berkembang dan mencapai puncak kekuasaanya hingga abad ke-16 M.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di Kerajaan Majapahit, ketika Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada masih berkuasa, situasi politik pusat kerajaan memeng tenang, sahingga banyak daerah di Kepulauan Nusantara mengakui berada di bawah perlindungannya. Tetapi Sejak Gajah Mada meninggal dunia (1364 M) dan disusul Hayam Wuruk (1389 M), situasi Majapahit kembali mengalami kegoncangan. Perebutan kekuasan antara Wikramawhardana dan Bhre Wirabumi berlangsung lebih dar sepuluh tahun. Setelah Bhre Wirabumi meninggal, perebutan kekuasaan di kalangan Istana kembali muncul dan berlarut-lart. Pad tahun 1468 M,Majapahit diserang Giriindawardhana dari Kediri. Sejak itu, kebesaran Majapahit dapat dikatakan sudah habis. Tom Pires (1512 dalam-1515 M), dalam tulisannya Suma Oriental, tidak lagi menyebut-nyebut nama Mjapahit. Kelemahan-kelemahan yang semakin lama semakin memuncak akhirnya menyebabkan keruntuhannya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l23 level2 lfo14; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.8<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Masuknya Pengaruh Islam ke Indonesia <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ada beberapa teori tentang masuknya agama Islam di Indonesia . pendapat tersebut dikemukakan oleh para ahli dari dalam negeri dn luar negeri. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l12 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Snouck Hurgronje, Kreamer,H.J. Vanden Berg dan Mugnette mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M melalui Gujarat,India. Tidak langsung dari tanah Arab dan bukan oleh orang-orang Arab. Teori itu didasarkan pada kenyataan bahwa batu nisan yang ditemukan diberbagai tempat di Nusantara, termasuk makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, batu nisa Sultan al-Malik, al-Shaleh raja pertama kerajaan Samudera Pasai yang meninggal pada tahun 1297 M mempunyai bentuk yang sama dengan batu Wirjosoeparto yang juga alasannya berdasarkan data arkelogis, yaitu ditemukannya batu nisan raja Islam di Samudera Pasai.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l12 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Husein Jayadiningrat mengatakan Islam masuk ke Indonesia melalui Iran (Persia). Hal itu dibuktikan dengan ejaan dalam tulisan Arab. Baris di atas, di bawah, dan baris di depan disebut jabar (zabar) dan pes (pjes). Istilah ini berasal dari bahasa Iran, sedangkan menurut bahasa Arab, ejaanya adalh fathah, kasroh dan domah. Begitu juga ,huruf sin tidak bergigi sedangkan huruf sin dari bahasa Arab bergigi. Selain itu, gelar syah yang biasa dipakai di Persia juga pernah dipergunakan oleh Raja Malaka dan Aceh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l12 level1 lfo17; tab-stops: 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), D. Mansyur dn beberapa ahli lainnya mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia adalah langsung dari Arab (Orang Muslim etnis Arab Mekkah). Dalam seminar “Sejak masuknya Islam ke Indonesia” di Medan tahun 1963 di simpulkan bahwa Islam sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13 (yaitu sudh ada sejak abad ke-7 M) melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina , Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat. Senda dengan itu, Alwi Sihab juga mengatakan Islam pertama kali maimur suknya ke Nusantara pada abad pertama Hijriyah langsung dari Arab, dasarnya adalah Cina pada masa Dinasti Tang yang menyatakan adanya perkampungan Arab di Cina. Cina yang dimaksudadalah gugusan pulau di Timur. Termasuk Kepulauan Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l12 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sajana Muslim kontemporer seperti Taufik Abdullah mengkompromikan kedua pendapat tersebut. Menurut pendpatnya memang benar Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 atau ke-8 M. Tetapi baru dianut oleh para pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah Islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo23; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tempat-tempat yang mula didatangi dan pembawa Islam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sebagai pembenaran daripada kedatangan Islam di Indonesia sepanjang jalan perdagangan maritim, maka tentunya tempat-tempat yang berada atau dekat dengan jalur pelayaran itulah yang lebih mudah dan pertama didatangiagama Islam. Sarana komunikasi perdagangannya yang berkembang pada abad-abad kedatangan agama Islam itu adalah lautan atau smaudera yang pada akhirnya akan terkonsentrasi di pelabuhan-pelabuhan. Atas petunjuk itulah, maka dipastikan bahwa daerah atau tepat-tmpat yang mula-mula didatangi agama Islam di Indonesia ini adalah daerah-daerah pesisir atau daeah-daerah pelabuhan, dan seperti dinyatakan, dan menjadi keputusan seminar di Medan adalah pesisir Sumatera. Agussalim dan Kreamer mengatakan karena posisi Sumatera merypakan tempat terdekat dan paaling sering disinggahi oleh pedagang-pedagang muslim dalam pelayarannya. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo23; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Cara Penyebaran Islam di Indonesia<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Cara, saluran dan pola penyebaran islam di Indonesia adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l18 level1 lfo18; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melalui perdagangan. Perdagangan memegang peran utama karena islam mulai diperkenalkan melalui sejumlah Bandar penting. Perdagangan itu pula yang memungkinkan persebaran pengaruh islam yang luas di Indonesia. Jadi, persebaran itu berawal dari pesisir lalu pedalaman. Menurut Tome Pires, bahwa ketika pesisir utara Jawa belum Islam, disana telah terdapat pedagang-pedagang Arab, Gujarat dan lain-lain. Kebanyakan mereka beragama Islam, mereka kaya. Kemudian penguasa Jawa mulai menganut agama Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l18 level1 lfo18; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melalui Dakwah. Dilakukan oleh para mubalig yang datang bersama pedagang yang memang bertugas khusus untuk menyebarkan Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l18 level1 lfo18; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melalui perkawinan. Perkawinan antara pedagang muslim, mubalig dengan anak bangsawan Indonesia. Hal ini akan mempercepat terbentuknya inti sosial, yaitu keluarga muslim dan masyarakat muslim. Sebelum menikah sang gadis menjadi muslim terlebih dulu. Perkawinan secara muslim di kalangan terpandang memperlancar penyebaran pengaruh Islam. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l18 level1 lfo18; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melalui Pendidikan. Setelah kedudukan para pedagang mantap, mereka menguasai kekuatan ekonomi di Bandar-bandar seperti di Gresik. Pusat-pusat perekonomian itu berkembang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam. Karena terbuka bagi siapapun, banyak anak dan remaja dari berbagai kalangan tertarik untuk belajar, sehingga memperluas pengaruh Islam keberbagai penjuru Indonesia. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l18 level1 lfo18; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melalui kesenian. Pertunjukan wayang merupakan salah satu sarana kesenian yang digunakan untuk menyebarkan Islam. Tokoh termasyur yang mahir mementaskan wayang adalah Sunan Kalijaga. Kisah yang ditampilkan diambil dari mahabrata ataupun Ramayana. Selama pementasan disisipkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Setelah selesai pertunjukan dalang tidak meminta upah, tetapi mengajak para penonton untuk mengikutinya mengucapkan dua kalimat syahadat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo23; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemegang Peran Penyebaran Agama Islam di Indonesia<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Golongan yang berperan dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia adalah:</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l13 level1 lfo19; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran ulama. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Agama islam pada awalnya dibawa oleh para pedagang dari Arab, Persia dan India, kemudian disebarkan dan dikembangkan oleh para ulama dan mubaligh Indonesia seperti:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l16 level1 lfo20; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dato’ri Bnadang dan Dato’ Sulaiaman yang menyebarkan agama Islam di Gowa dan Tallo<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l16 level1 lfo20; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dato’ri Bandang bersama Tuan Tunggang’ri Parangan yang melanjutkan penyebaran agama Isam samapi ke Kutai <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l16 level1 lfo20; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Para wali dengan sebutan wali Sanga yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Sebenarnya nama Wali Sanga adalah nama suatu dewan mubaligh di Jawa. Apabila salah satu anggota dewan wafat, ia digantikan oleh wali yang lain berdasarkan musyawarah. Setiap wali mempunyai tugas melanjutkan penyiaran Islam di Pulau Jawa. Berikut ini adalan nama-nama Wali Sanga:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo21; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Persia dan kemudian menetap di Gresik. Dikenal dengan nama Sunan Gresik. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo21; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Ampel, semula bernama Raden Rahmat dan berkedudukan di Ampel, dekat Surabaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo21; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Bonang, semula bernama Mahdun Ibrahim adalah putra Raden Rahmat yang berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo21; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Drajat, semula bernama Syarifudin adalah putra Raden Rahmat berkedudukan di Drajat, dekat Sedayu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo21; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Giri, semula bernama Raden Paku adalah murid Sunan Ampel yang berkedudukan di Giri, didekat Gresik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo21; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Muria, semula bernama Raden Umar Said dan berkedudukan di Gunung Muria di daerah Kudus.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo21; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Kalijaga, semula bernama Joko Said dan berkedudukan di Kadilangu dekat Demak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo21; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">8.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Kudus, semula bernama Jafar Sidik berkedudukan di Kudus.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo21; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah yang berkedudukan di Gunung Jati, Cirebon.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam penyebaran Islam di Jawa, peran wali sangat besar. Dengan penuh kesadarn dan kearifan, agama Islam disampaikan kepada masyarakat. Dengan Islam cepat berkembang di pulau Jawa. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain wali Sanga, masih banyak wali lain yang memiliki andil besar dalam pengembangan ajaran Islam di Pulau Jawa. Beberapa wali yang dimaksud adalah Syekh Subakir, Sunan Geseng, Syekh Mojo Agung dan Syekh Siti Jenar. Pada mulanya Syekh Jenar termasuk anggota Wali Sanga, tetapi karena ajaran membahayakan maka Syekh Siti Jenar dicoret dari wali sanga digantikan Sunan Bayat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah memiliki pengaruh kuat di Jawa, agama Islam berkembang ke wilayah Nusantara yang lain, seperti Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Penyiaran agama Islam di Kalimantan dilakukan oleh Kerajaan Demak. Islam tersebut di Maluku, Ternate dan Tidore setelah Sultan Ternate Sultan Ternate Zainal Abidin belajar agama Islam ke Giri, Jawa Timur. Sepulangnya dari belajar agama, ia menyampaikan ajaran islam kepada rakyatnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l13 level1 lfo19; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran Pedagang. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak abad ke-7, pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di samping berdagang, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan menyebarkan agama Islam. Saluran islamisasi melalui perdagangan terjadi sangat intensif dan dinamis. Alasannya sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l21 level1 lfo22; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam agama Islam tidak ada pemisahan antara manusia sebagai pedagang dan kewajibannya sebagai muslim untuk menyampaikan ajaran kepercayaannya kepada pihak lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l21 level1 lfo22; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perdagangan pada masa Islam di Indonesia sangat menguntungkan karena banyak golongan bangsawan dan raja yang ikut dalam perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilkik kapal dan saham.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kehadiran para pedagang muslim itu diterima dengan sikap terbuka oleh penguasa setempat. Sikap bersahabat yang ditampilkan oleh para pedagang itu membuat mereka tidak mengalami kesulitan saat mengenalkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Bahkan, penguasa setempat memperkenankan rakyatnya menjadi muslim. Misalnya, pada abad ke-14, penguasa Ternate yang bukan muslim, tidak keberatan ketika sejumlah rakyatnya masuk islam. Keterbukaan yang sama muncul juga di Kerajaan Majapahit yang beragama Hindu.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l13 level1 lfo19; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran Muslim Cina. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran etnis Cina dalam percaturan sejarah nasional memiliki keunikan tersendiri ika dibandingkan dengan etnis minoritas yang lain, seperti Arab dan India. Etnis Cina banyak mewarnai kehidupan kehidupan sosial politk di masa lalu, termasuk sumbangsih mereka dalam upaya penyebaran agama Islam di Nusantara, khususnya di tanah Jawa.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l22 level1 lfo25; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: center; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbagai teori berkaitan dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia berfokus pada 3 hal, yaitu tempat asal kedatangannya, para pembawanya dan waktu datangnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Penyebaran Islam di Nusantara membawa pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan diantaranya dalam aspek: pola penyebaran penduduk (demografi), pola bangunan (arsitektur), pendidikan dan organisasi politik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l22 level1 lfo25; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saran<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan</span></span><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSATAKA<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Helmiati</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">. Sejarah Islam Asia Tenggara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">.2011.Pekanbaru: Zanafa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Helmiati. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Sejarah Isam Asia Tenggara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">.2011.Pekanbaru :Suska Press.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Yatim,Badri.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Sejarah Peradaban Islam</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">.2008.Jakarta:PT RajaGrfindo Persada.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Nutsusanto,Nugroho.2008.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: IN;">Sejarah Nasional III.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Jakarta:Balai Pustaka.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Syam,Nur.2005.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: IN;">Islam Pesisir</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">.Jakarta:LKis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Helmiati</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">. Sejarah Islam Asia Tenggara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">. (Pekanbaru: Zanafa, 2011), 19-21.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Helmiati. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">Sejarah Isam Asia Tenggara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">. (Pekanbaru: Suska Pres, 2011), 17-18.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 120%;">[3]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Yatim, Badri</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">, Sejarah Peradadaban Islam, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), 205-208.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 120%;">[4]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Helmiati</span>, Op.Cit., <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">24-27.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn5"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 120%;">[5]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Badri</span>, <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">Op.Cit.</span>, <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">208.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn6"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Helmiati</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">, Op.Cit., </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">35-47.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn7"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[7]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Ibid. Hlm 49</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn8"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[8]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Ibid</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Hlm 52-53</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn9"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[9]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[9]</span></b></span></span> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Helmiati. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">Sejarah Isam Asia Tenggara</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">. (Pekanbaru: Suska Pres, 2011), 17-18.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn10"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[10]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Badri</span>, <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">Op.Cit.</span>, <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">210-212.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn11"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[11]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Helmiati</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">, Op.Cit, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">52.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn12"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[12]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Badri</span>, <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">Op.Cit.</span>, <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">212-216.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn13"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[13]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Helmiati</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">, Op.Cit, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">58-60.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn14"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[14]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Badri</span>, <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">Op.Cit.</span>, <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">219-224.</span><o:p></o:p></div></div><div id="ftn15"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref15" name="_ftn15" title=""></a><span class="MsoFootnoteReference">15</span><sup> </sup> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Helmiati</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">, Op.Cit, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">60-64.</span><o:p></o:p></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn16"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[16]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Ibid. Hlm 68.<o:p></o:p></span></div></div><div id="ftn17"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI10.9200/KELOMPOK%204.docx#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: EN-US; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[17]</span></b></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">Badri</span>, <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">Op.Cit.</span>, <span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">225-227.</span><o:p></o:p></div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-88245635560930195642012-08-10T21:18:00.002-07:002012-08-10T21:18:49.097-07:00Kebangkitan Islam di Asia Tenggara<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB I<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Latar Belakang<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mayoritas penduduk di asia tenggara memeluk agama islam, contoh negara yang mempunyai populasi terbesar adalah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Indonesia, malaysia, brunai, filipina dan lain-lain. Di dunia ada beberapa macam agama yang tersebar, misalnya islam, kristen, budha, hindu, namun dari berbagai macam agama tesebut agama islam adalah agama yang paling banyak pemeluknya. Islam berkembang pesat bukan melalui penaklukan militer seperti yang terjadi di asia selatan, melainkan melalui perdagangan yang dilakukan oleh para sufi. Islam tersebar di sebagian besar Asia Tenggara melalui jalur perdagangan, terbuka dan tidak ada paksaan sehingga islam mudah diterima oleh masyarakat. Pada akhir abad ketujuh belas islam di asia tenggara telah mengalami kebangkitan, hal ini di karenakan interaksi antara umat islam dengan barat, dimana ada perbandingan yang dirasakan oleh umat islam, umat islam merasa jika lebih buruk dari pada bangsa arab sehingga umat islam berfikiran jika islam harus lebih maju dari pada bangsa arab, hal inilah yang memotivasi umat islam di asia tenggara unutk mempelajari islam lebih baik lagi. Namun awalnya umat islam bangkit bukan hanya karena bangsa barat melainkan kesadaran para umat islam asia tenggara terhadap kemajuan islam saat ini. Kebangkitan islam ini banyak fase yang dilakukan oleh umat islam karena banyak hal-hal yang melatarbelakangi kebangkitan tersebut, dan ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam kebangkitan islam di asia tenggara, baik domestik maupun faktor eksternal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jelaskan arti kebangkitan islam ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jelaskan sejarah kebangkitan islam di asia tenggara ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jelaskan fenomena tentang kebangkitan islam di sia tenggara ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jelaskan tentang kebangkkitan islam di asia tenggara ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tujuan Makalah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 1.0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mengerti dan memahami sejarah kebangkitan islam serta sumber kebangkitan islan dan fenomena yang terjadi saat kebangkitan islam di asia tenggara.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB II<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PENGERTIAN KEBANGKITAN ISLAM<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebangkitan islam adalah sebuah masa dimana umat islam ingin menghidupkan kembali martabat, latar belakang budaya serta peradaban yanng sesuai dengan kriteria islam, dan menolak setiap penguasa dan pemimpin yang berusaha merendahkan harkat dan martabat islam. Atau sebuah tahapan dimana kaum muslimin memiliki keinginan untuk kembali pada ajaran islam disetiap kehidupan sosialnya atau menghilangkan segala bentuk sistem yang diimpor dari barat dan timur, menolak segala bentuk hegemoni politik, ekonomi serta media informasi dan kembali kepada prinsip dasar al-quran yang meneguhkan bahwa allah swt sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk memusnahkan orang yang beriman<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></sup></b></span></sup></b></span></a><b>.</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebangkitan Islam merupakan sebuah sejarah yang menumbuhkan kembali semangat iman, pemikiran, fikih, serta gerakan dan jihad. Kebangkitan membawa ujian bagi umat Islam sehingga mendorong mereka mencari sebab-sebab kejatuhan dan kehinaan yang menimpa pada islam. Sehinga umat islam menemukan kesadaran baru yaitu: menghidupkan iman, mengaktifkan pemikiran, dan menggairahkan gerakan Islam. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">ash-shahwah<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[2]</span></sup></b></span></sup></b></span></a> atau shaha-yashhu adalah bangun dari tidur. Namun, jika membicarakan tentang kebangkitan Islam (ash-shahwah al-Islamiyyah<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[3]</span></sup></b></span></sup></b></span></a>) maka mempunyai arti yang berbeda yaitu umat islam sedang dalam kondisi terlena dari agamanya. Maksudnya umat seperti orang yang sedang tidur, yang terlena dari kesadarannya. Sehingga dapat disimpulkan kedua pengertian tersebut memiliki kedekatan makna. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ada beberapa makna kebangkitan: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l11 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">pertama menurut kamus Al-muhith yaitu ash-shahwah adalah lenyapnya mendung, meninggalkan masa kanak-kanak dan kebathilan. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l11 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kedua menurut muktar as-shihah, shaha min sukrih shahw adalah dia benar-benar bangkit dari mabuknya dan as-sukran shah adalah oranng yang mabuk telah sadar atau bangkit. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-border-between: .5pt solid windowtext; mso-list: l11 level1 lfo4; mso-padding-between: 1.0pt; mso-padding-top-alt: 0cm; padding-top: 1.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ketiga menurut lisan Al-arab, ash-shahw adalah semakin siang, sembuh dari kecantikan, tidak terdengar tentangnya kecuali sadar dari ambuk. Dan lisan al-arab juga mengatakan jika shaha qalbuhu wa shaha as- sukran min sukrih yashhu shahw wa shuhuw fa huwa shah yang artinya telah sembuh dari mabuknya sehingga ai menjadi orang yang bangkit. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l11 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Keempat menurut mu’jam maqayis al-lughah, ash-shahw yaitu bangkit lawan dari as-sukr yang artinya mabuk. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">shaha yashhu as sukran fahuwa shahiyyah artinya langit telah bangkit maka ia jernih.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l11 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kelima Mu’jam al-Wasih I cetakan II hal 528, shaha an-na’im shahw adalah orang yang tidur itu benar-benar bangun dari tidurnya, shaha as-sukran wa nahwuh adalah orang yang mabuk dan semisalnya itu telah sadar, shaha al-qalbu ( hati bangkit ) yaitu bangun dari hawa nafsu atau keterlenaan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ash-shahwah atau kebangkitan adalah kata untuk menyatakan akan kesadaran pada diri manusia yang di ungkapkan dengan hati atau kesadaran atau akal<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></sup></span></sup></span></a><sup>.</sup>.<i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan jika ash-shahwah atau kebangkitan adalah kembalinya kesadaran dan kembalinya kewaspadaan umat yang sebelumnya telah hilang. Sedangkan menurut istilah kebangkitan adalah bangun dari keterpurukan dan keterlenaan serta dari ketiadaan pemahaman terhadap realita hakiki yang menjadi realita hidup umat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">SEJARAH KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebangkitan islam di asia tenggara terjadi sekitar abad ke-19 hingga 21, dimana kebangkitan ini merupakan hasil dari interaksi dengan peradaban yang ada di barat pada abad ke-18, para umat islam menyadari jika ada ketertinggalan peradaban dengan barat. Interaksi umat islam dengan barat ini dimanfaatkan umat islam untuk mempelajari peradaban yang ada di barat. Peradaban yang ada di barat bukanlah hal pokok yang menjadikan umat islam bangkit namun ada beberapa gerakan yang menjadikan umat islam bermotivasi untuk menjadi lebih maju. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ada empat gerakan yang dicatat oleh evers dan sharon siddiq yaitu : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Gerakan </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">gerakan penolakan atas rasionalisasi, yaitu penolakan atas demistifikasi dunia. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">G</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">erakan sebagai sebuah usaha untuk mengatasi tekanan-tekanan modernisasi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">G</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">erakan anti imperialis dan hegemoni. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">G</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">erakan pembaruan yang merupakan doktrin agama itu sendiri. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dari beberapa gerakan yang ada, ada beberapa faktor yang dikatakan sebagai respon negatif terhadap bangsa barat yaitu pada faktor 1, 2, dan 3. Sedangkan pada faktor ke 4 merupakan </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">determinasi doktrinal dan sejarah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">. Namun ada yang berpendapat jika kebangkitan islam di asia tenggara bukanlah sebuah reaksi terhadap kebangkitan barat melainkan sebuah kebangkitan yang selalu muncul yang menunujukkan keberlangsungan islam dalam sejarah. Sehingga dapat disimpulkan jika kebangkitan islam di asia tenggara adalah sebuah dorongan dan dinamika internal. Dan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">kebangkitan Islam terkait dengan proses take and give dengan peradaban</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pada masa sekarang kebangkitan islam adalah sebuah manifestasi penting kepada semua warga negara dunia. Di asia tenggara generasi baru muslim sedang bergerak ke arah memahami serta menterjemahkan ajaran-ajaran islam yang serba komprehensif dalam segenap bidang kehidupan<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[5]</span></sup></b></span></sup></b></span></a>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">LATAR BELAKANG KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada beberapa hal yang melatar belakangi munculnya kebangkitan islam di asia tenggara yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah tercampur dengan kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat, pemujaan terhadap orang suci dan hal lain yang membawa kekufuran<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sifat jumud membuat umat islam berhenti berfikir dan usaha, umat islam maju dizaman klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan. Maka selama umat islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk ijtihad tidak mungkin mengalami kemajuan. maka perlu adanya kebangkitan yang berusaha memberantas kejumudan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Umat islam selalu berpecah belah, maka umat islam tidaklah akan mengalami kemajuan. Umat islam maju karena adanya persatuan dan kesatuan karena adanya persaudraan yang diikat oleh tali ajaran islam. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hasil kontak antara dunia islam dan barat. Hal ini mebuat islam sadar jika mengalami kemunduran di bandingkan dengan barat terutama ketika peperangan antara kerajaan usmani dengan negara eropa, dimana kerajaan usmani mengalami kekalahan di tangan barat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 42.55pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">SEBAB-SEBAB KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada beberapa gagasan tentang penyebab kebangkitan islam di asia tenggara yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l10 level1 lfo5; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut Muhammad abduh <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bidang akidah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Muhammad abduh menyuruh kepada umat islam agar kembali kepada ajaran murni serta menyesuaikan dengan kebutuhan pada saat ini. Syaratnya adalah tidak boleh bertentangan dengan kehendak al-Quran dan sunnah. Muhammad abduh menolak konsep taqlid al-a’ma<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></sup></b></span></sup></b></span></a>, beliau mengajak umat islam agar mau mempelajari ilmu fardhu ain dan kifayah untuk membina umata yang mempunyai daya fikir yang tinggi dan mampu keluar dari belenggu penjajahan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bidang Integrasi Ilmu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Muhammad abduh mempunyai sistem pendidikan yang hanya bertumpu pada bidang agama. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l10 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut jamaludin al- afghani<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beliau mengatakan jika keyakinan pada islam adalah yang sesuai untuk semua bangsa, zaman, keadaan dengan interprestasi tentang ajaran islam yang ada pada al- quran dan hadist. Dimana interpretasi diperlukan ijtihat dan pintu ijtihat akan selalu terbuka. Kemunduran umat islam bukan karena agama islam sebagaiman yang telah dikatakan oleh perubahan zaman melainkan umat islam mundur karena mereka telah meninggalkan islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran diluar islam serta penyalah artian maksud hadist yang mengatakan umat islam akan mengalami kemunduran. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l10 level1 lfo5; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut M. Iqbal<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Islam sebagai way of life yang mengatur kehidupan manusia. M iqbal memiliki pandangan jika manusia cenderung dimanis akan membuat umat islam menjadi pengikut bangsa barat dengan menanggalkan baju keislaman. Dan beliau merekontruksi paradigma umat islam agar mapu hidup dalam dinamika kehidupan yang normal tetapi tetap dalam ruang lingkup sebagai muslim yang mengabdi kepada allah SWT.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l10 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut M Ali Jinnah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beliau berpendapat jika kebangkitan di india mempunyai peranan, baik disengaja maipun tidak. Sayyid ahmad khan dengan idenya tentang pentingnya ilmu pengetahuan, sayyid amir ali dengan idenya bahwa islam tidak menentang kemajuan modern, iqbal dengan ide dinamikanya sangat membantu usaha jinnah dalam menggerakkan umat islam yang telah lama berada kemunduran. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selain gagasan di atas masih ada beberapa modal utama asia tenggara untuk bangkit dalam hal islam dunia yaitu <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Rakyat yang beriman dan bertaqwa</span><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Rakyat yang beriman dan bertaqwa merupakn faktor utama dari bangkitnya islam. Seperti </span><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">firman Allah dalam Al Qur’an : “Barang siapa yang melahirkan syiar itu dari hati yang bertaqwa”<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span style="background: white; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[7]</span></sup></b></span></sup></b></span></a>. Keinginan akan Islam datang dari rakyat dengan penuh kesadaran dan penghayatan hasil dari dakwah dan tarbiyah yang diperjuangkan dengan lemah lembut, lunak, berhikmah, serta meyakinkan. Bukan dilobi dengan rasa marah dan semangat yang tidak menentu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kebangkitan rakyat yang menginginkan Islam menyebabkan seluruh peringkat masyarakat tunduk kepada islam secara sukarela. Terbentuklah sistem asuransi, jual beli, perbankan, universitas dan berbagai institusi pendidikan, ekonomi, budaya, sosial, kesehatan dll secara islam. Riba, judi, pemameran aurat, pergaulan bebas dan lain-lain kemungkaran semakin mendapat tantangan dan ditinggalkan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Jama’ah Islam yang bercita-cita besar</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Di Asia tenggara khususnya Indonesia dan malaysia banyak jamaah dan kelompok dakwah Islam pimpinan Melayu yang bercita-cita besar, dan telah memulai kerja-kerja yang bertaraf internasional untuk merealisasikan cita-cita mereka. Gerakan dakwah yang bersifat universal dan global mempunyai wawasan yang lebih luas. Tidak seperti partai politik yang membatasakan perjuangannya hanya untuk menguasai sebuah negara, kelompok nasionalis yang memperjuangkan kepentingan suatu bangsa, atau bisnismen yang mencari keuntungan materi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> <span style="background: white;">Cita-cita besar jamaah Islamiah ialah mengislamkan dunia dengan menelusuri hadist Rasulullah SAW.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pemimpin islam yang berwibawa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pemimpin Islam Melayu yang berwibawa bukan saja diakui dan disegani di Asia tenggara, namun juga diakui oleh banyak orang di luar Asia Tenggara. Banyak musuh-musuhnya semakin benci, tetapi penerimaan dari orang-orang yang cinta kebenaran di seluruh dunia semakin meningkat. Kewibawaan dan penerimaan ini bukan karena harta, kuasa atau kepentingan duniawi, tetapi karena akhlak, ketabahan, keberanian, kasih sayang, fikrah dan uslub perjuangannya demikian menonjol.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pemimpin islam bukan saja mendapat kepercayaan, keyakinan dan harapan dari orang Melayu, tetapi juga umat islam di negara-negara lainnya seperti China, Uzbekistan, Turki, Pakistan, Timur Tengah dan Eropa. Majelis perbincangan dan mudzakarah dengan para pemimpin dan tokoh masyarakat setempat telah seringkali dilakukan. “Islam akan bangkit dari tempat kamu”<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span class="MsoFootnoteReference"><b><sup><span style="background: white; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[8]</span></sup></b></span></sup></b></span></a>. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Fikrah (minda) yang global</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Fikrah pemimpin islam Melayu yang mempunyai tafsiran terkini dalam memahami dan mengamalkan Islam serta menerapkan kaedah-kaedah perjuangan sudah diakui dan terbukti keunggulannya. Dahulu pejuang islam hanya mengambil kaedah Hassan Al banna, Sayyid Qutb, Maududi dll. kini sudah banyak yang mengambil kaedah perjuangan dan fikrah dari pemimpin Islam Melayu tersebut, baik secara sadar ataupun tidak disadari. Industri pemikiran Islam pemimpin Islam Melayu sudah beredar di berbagai belahan dunia, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga mencakup Timur Tengah, Uzbekistan dan Eropa. Islam yang diperjuangkan oleh bangsa melayu lebih lunak, berhikmah dan berkesan dari pada yang diperjuangkan oleh pejuang-pejuang Islam dari Timur Tengah dan belahan bumi lainnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Asas peradaban yang kukuh</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Jamaah Islamiah pimpinan Melayu juga sudah membangun asas kemajuan material yang syumul dan mencakup segala spek kehidupan manusia. Di masa yang akan datang potensi masyarakat untuk hidup secara Islami sangat cerah. Peradaban yang dibangun di atas pembangunan insan di tingkat jamaah sudah sangat kukuh dan sistem-sistem hidup Islam yang dibangunkan dalam jamaah tersebut hanya menunggu waktu saja untuk berkembang ke peringkat daulah (negara). Bagaikan benih-benih yang subur, suatu model kehidupan yang Islami dalam segala aspek kehidupan sudah tersedia untuk dicontoh oleh masyarakat dunia. Sistem kebudayaan, pendidikan, dakwah, ekonomi Islam dll, yang diperjuangkan oleh jamaah islam dari melayu (Asia tenggara) tersebut mendapat tempat di Uzbekistan, negara-negara barat, Timur Tengah, Turki, Pakistan dll.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sistem hidup dan uslub membangunkan umat islam ini sudah diakui oleh kalangan cendikiawan. Berpuluh-puluh sarjana, magister dan doktor dari universitas-universitas ternama di Asia tenggara dan Eropa telah dihasilkan dengan menyiapkan tesis tentang sistem hidup islam dan uslub perjuangan jamaah ini. Seorang penguji doktor dari Universitas Oxford, Prof. Kent, ketika menguji sebuah disertasi tentang sistem sosial ekonomi jamaah tersebut, mengatakan bahwa “mereka akan membuat suatu revolusi sosial tidak lama lagi”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pejuang-pejuang Islam yang gigih</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Rakyat melayu bukanlah rakyat yang malas seperti yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini. Hal ini sengaja dibuat oleh penjajah dulu untuk meracun semangat perjuangan dan jihad orang melayu. Sejarah telah membuktikan bagaimana rajin dan gagah beraninya pejuangpejuang melayu dalam menegakkan kebenaran dan mengusir penjajah. Kalau dulu kegigihan pejuang-pejuang melayu itu dibentuk oleh tantangan-tantangan external, sekarang sifat itu disuburkan oleh faktor internal yaitu pembinaan roh islamiah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ternyata pejuang-pejuang islam Melayu telah dididik dan dilatih serta dihadapkan dengan berbagai suasana, ujian dan kerja-kerja yang memerlukan jiwa, ruh dan fisik yang kuat serta gigih. Perjalanan-perjalanan dakwah diberbagai negara tersebut telah membuktikan betapa mubaligh Islam melayu memang kuat dan gigih berhadapan dengan cuaca, cara hidup, makan minum dan ragam manusia yang berbeda. Walaupun sekarang ini adalah era perang fikiran bukan perang senjata, namun sifat kuat dan gigih ini tetap diperlukan untuk menyampaikan sistem dan cara hidup Islam ke seluruh pelosok dunia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -17.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sumber Alam yang kaya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Negara-negara di Asia Tenggara adalah negara-negara yang kaya dengan sumber daya alam dan energi, baik yang ada di permukaan bumi berupa hutan, tanah yang subur, flora dan fauna yang beraneka ragam, maupun yang berada di dalam bumi yang berupa tambang-tambang minyak, gas bumi, emas dan berbagai jenis mineral lainnya. Begitu juga dengan kekayaan lautnya, baik yang berupa potensi perikanan maupun potensi pertambangan bawah laut. Di natuna misalnya telah ditemukan cadangan gas bumi terbesar di dunia. Kekayaan alam ini merupakan modal tambahan untuk memperjuangkan sistem hidup Islam ke seluruh dunia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">8.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Jumlah penduduk yang banyak</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Jumlah umat islam melayu yang ada di Asia tenggara lebih dari 200 juta orang. Jumlah ini lebih besar dari jumlah gabungan umat islam yang ada di seluruh negara-negara Arab. Ini merupakan jumlah besar yang mampu mencipta sejarah, dan sangat dikhawatirkan oleh barat. Gelombang kebangkitan Islam alam melayu kalau berhasil digerakkan dengan iman dan taqwa adalah satu gelombang dahsyat yang Insya Allah tidak akan mampu dihadapi oleh kekuatan dunia manapun. Baik dari segi pemikiran, cara hidup maupun kerohanian.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">KARAKTERISTIK ISLAM DI ASIA TENGGARA<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada beberapa karakteristik islam di asia tenggara yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Damai <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Thomas W Arnold mengatakan dalam bukunya yang berjudul The Preaching of Islam dan sebagaimana dikutip oleh Azyumardi Arnold menyimpulkan bahwa penyebaran dan perkembangan sejarah Islam di Asia Tenggara berlangsung secara damai, terbuka dan tanpa paksaan. Tidak seperti penyebaran Islam di sebagian besar wilayah Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang disebut fath atau futuh, yakni pembebasan, yang dalam realitanya melibatkan kekuatan militer. kebebasan di kawasan-kawasan yang disebutkan tidak selamanya berupa pemaksaan penduduk setempat untuk memeluk Islam. Sebaliknya, menurut Azyumardi, penyebaran Islam di Asia Tenggara tidak pernah disebut sebagai futuh yang disertai kekuatan militer.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Toleransi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sikap toleran telah membuat Islam di Asia Tenggara tidak memusuhi peradaban Barat. Kolonialisme dan imperialisme Barat terhadap masyarakat Asia Tenggara tidak membuat umat Islam menutup diri untuk berdialog dengan peradaban Barat. Imperialisme adalah sisi jahat peradaban Barat yang tidak bisa ditolerir, sedangkan demokrasi adalah sisi bagus peradaban Barat yang layak diapresiasi. Islam di Asia Tenggara memang cukup prospektif dan diperkirakan akan muncul menjadi kawasan alternatif bagi kebangkitan Islam. Dimana Islam telah diidentikkan dengan radikalisme dan dianggap tidak cocok dengan demokrasi, Indonesia dan Malaysia telah mampu menepis stereotip semacam itu. Meskipun penilaian Esposito ini diungkapkan sebelum munculnya dugaan kuat adanya jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Indonesia, dan terlepas dari kontrovesi ada tidaknya Jamaah Islamiyah, namun penilaian Esposito ini mencerminkan keterpesonaan pengamat Barat terhadap kemampuan umat Islam di Asia Tenggara dalam mendialogkan doktrin Islam dengan masalah modernitas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">CONTOH KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA<o:p></o:p></span></div><div class="western" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">a.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><span dir="LTR"></span>Indonesia </div><div class="western" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Meskipun sebagian besar penduduk Indonesia adalah Muslim, Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara secular yang berdasarkan Pancasila sebagai ideology nasional. Secara umum di Jawa kaum Muslim dapat diklasifikasi ke dalam kaum Muslim nominal dan santri, yaitu mereka yang taat pada ajaran Islam.misalnya kaum santri bisa dibagi lagi dengan ke dalam pembaharu, tradisionalis, mistis, dan lainnya. Komunitas muslim juga bisa dibagi berdasarkan perbadaan latar belakang, misalnya pendidikan, di mana ada yang mendapat pendidikan secular dan yang mendapat pendidikan agama, dan lain sebagainya. Semakin secular pendidikan seorang Muslim, semakin cenderung ia berorientasi keluar dan hidup dengan gaya Barat. Seringkali mereka juga mempunyai latar belakang kota dan kosmopolit. Kaum Muslim juga bisa dibagi ke dalam kelompok elit dan kelompok massa. Mayoritas kaum Muslim, bagaimanapun juga, cenderung berasal dari daerah pedesaan dan berlatar belakang petani. Kaum Muslim yang bekerja di perkotaan biasanya terdiri dari kaum pedagang maupun buruh.</div><div class="western" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="western" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">b.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><span dir="LTR"></span>Malaysia</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Penduduk Muslim di malaysia tidak lebih dari 55% dari seluruh jumlah penduduk. Meskipun tidak semua orang Muslim adalah Melayu, secara konstitusional, orang Melayu mesti Muslim. Fenomena kebangkitan Islam di Malaysia terutama pada tahun 1980-an, telah merusak. Kini di mana-mana terdapat tanda-tanda konformitas yang cukup besar terhadap tata cara hidup Islam di Malaysia. Juga ada kegairahan yang meningkat akan kajian-kajian Islam di kalangan kaum Muslim. Lembaga-lembaga baru di bidang perbankan, pendidikan, kesehatan, industri, dan perdagangan yang merefleksikan visi Islam telah dibangun, bahkan dengan bantuan dari pemerintah. Perkumpulan dan badan-badan Islam baru yang mempunyai komitmen untuk mewujudkan cita-cita Islam menjamur di mana-mana. Aktivitas tabligh dan dakwah dilakukan oleh berbagai macam kelompok dengan penuh semangat. Yang menarik, lepas dari perkembangan-perkembangan ini, kaum Muslim Malaysia, dengan sengaja ataupun tidak tetap memiliki hubungan baik dengan sesama warga Malaysia yang non-Muslim. </div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">c.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><span dir="LTR"></span>Singapura</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Singapura adalah Negara-kota dengan jumlah penduduk 2,5 juta jiwa yang multirasial, multilingual dan multi agama. Seluruh penduduk muslim di Singapura berjumlah 320.000 jiwa. Penduduk singapura bersifat heterogen, mayoritas dari mereka adalah orang Melayu. Masyarakat melayu muslim kebanyakan hidup dengan standar ekonomi yang lebih rendah disbanding dengan saudara mereka yang non-Melayu, apalagi jika di banding dengan penduduk singapura lainnya. Di bawah system pendidikan yang maju, kaum melayu muslim tetap saja tertinggal dibidang pendidikan. Tahun 1980 hanya terdapat 679 orang Melayu yang tamat Universitas.</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">d.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><span dir="LTR"></span>Filipina</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Filipina adalah Negara kepulauan dengan 7.107 buah pulau. Penduduknya berjumlah 47 juta jiwa. Islam telah mempunya sejarah panjang di Filipina, sejak zaman pra-kolonial, dan masyarakat muslim dibagian selatan tercatat sebagai mayarakat yang mampu mempertahankan diri dari penerasi Spanyol selama tiga ratus tahun. Sejak permulaan abad ke-20 sajalah wilayah kaum muslim di Selatan mulai disatukan secara administratif dan sistematis ke dalam masyarakat politik yang lebih luas. Orang-orang Islam di Filipina menamakan diri mereka Moro. Namun nama ini sebetulnya lebih bersifat politis, karena dalam kenyataannya Moro terdiri dari banyak kelompok etnolinguistik. Mayoritas orang-orang Moro adalah nelayan dan petani, namun ada juga orang islam yang bekerja di sektor pemerintahan sebagai guru, administrator, personil angkatan bersenjata, dll. </div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">e.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><span dir="LTR"></span>Brunei Darussalam</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Situasi politik di Negara Brunei Darussalam tampaknya sangat tenang. Hal ini mungkun karena ukuran Negara ini yang kecil. Brunei berpenduduk hanya 200.000 jiwa dengan kaum Muslim sebagai mayoritas. Hamper seluruh penduduk Brunei adalah Melayu, meskipun ada sejumlah kecil kaum Cina pendatang. Sebagai agama resmi, Islam mendapat lindungan dari Negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang pemerintahan dan tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijaksanaan di bidang agama dan kebijaksanaan umum lainnya tanpa anyak kesulitan. Dan juga karena Brunei sangat berhati-hati terhadap pengaruh luar. Tampaknya masyarakat feudal tradisional ini tetap bertahan.</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l1 level1 lfo11; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">f.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><span dir="LTR"></span>Thailand</div><div class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Dari jumlah pemeluknya, Islam adalah agama kedua yang cukup penting di Thailand. Menurut gambaran resmi, masyarakat Muslim merupakan 4% dari seluruh penduduk Thailand. Ada juga yang menunjukkan persentasi yang lebih besar. Yang perlu dicatat aalah bahwa kaum Muslim merupakan kelompok minoritas dalam kerajaan. Meskipun jumlah kam Muslim yang sangat besar terkonsentrasi di empat propinsi bagian selatan, yaitu Satun, Narathiwat,Pattani, dan Yala, di mana mereka merupakan kelompok mayoritas. Mereka juga tersebar di seluruh kerajaan di sekitar tiga puluh propinsi lainnya. Di Thailand terdapat 2.000 masjid ang terdaftar dan jumlah masjid di ibukota Bangkok dalah dua kali lipat dari jumlah seluruh masjid di Singapura. Masyarakat Muslim bukanlah masyarakat yang homogen. Istilah Thai-Issalam atau Thai-Muslim digunakan secara resmi untuk menyebut mereka. Pada beberapa kalangan, kaum Muslim disebut khaeg, yaitu sebuah julukan yang kedengarannya agak menggelikan dan berbau penghinaan. Masyarakat Muslim di Thailand sebagian besar berlatar belakang pedesaan. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani. Di daerah selatan, mereka kebanyakan bekerja sebagai nelayan. Di Bangkok dan pusat perkotaan lainnya, sebagian beasr Muslim bekerja sebagi pedagang, buruh, tukang, dan pegawai negeri. Terdapat pula sekelompok kecil kaum Muslim professional yang bekerja di bidang industry, perdagangan, perbankan, kesehatan dan hukum. Ada pula yang bekerja sebagai anggota pasukan kepolisian ataupun sebagai anggota militer. Secara keseluruhan, profil ekonomi kaum Muslim tidak jauh berbeda dengan orang Thai lainnya yang beragama Budha.</div><div align="center" class="western" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">BAB III</div><div align="center" class="western" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">PENUTUP</div><div class="western" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l0 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;">1.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span dir="LTR"></span>KESIMPULAN</div><div class="western" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebangkitan Islam merupakan sebuah sejarah yang menumbuhkan kembali semangat iman, pemikiran, fikih, serta gerakan dan jihad. Kebangkitan islam di asia tenggara terjadi sekitar abad ke-19 hingga 21 dimana ini bukan hasil militer maupun kekerasan tetapi islam disebarkan secara damai, terbuka dan tidak ada paksaan. Latar belakang kabengkitan : Paham tauhid yang dianut kaum muslimin, Sifat jumud, umat islam selale berpecah belah, Hasil kontak antara dunia islam dan barat. Sedangkan modal utamanya adalah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Rakyat yang beriman dan bertaqwa, Jama’ah Islam yang bercita-cita besar, Pemimpin islam yang berwibawa, Fikrah (minda) yang global, Asas peradaban yang kukuh, Pejuang-pejuang Islam yang gigih, Sumber Alam yang kaya, Jumlah penduduk yang banyak</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">.<o:p></o:p></span></div><div class="western" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; mso-list: l0 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;">2.<span style="font-size: 7pt;"> </span><span dir="LTR"></span>SARAN</div><div class="western" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">Penulis menyadari jika makalah ini belumlah sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk perbaikan makalah selanjutnya.</div><div class="western" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="western" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[1]</span></span></span></span></a> . surah annisa :141</div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[2]</span></span></span></span></a> . ash shahwah (kebangkitan)</div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[3]</span></span></span></span></a> . <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">ash-shahwah al-islamiyah ( kebangkitan islam)</span></div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">[4]</span></span></span></span></a> . <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dr. Yusuf al-Qardhawi, Ash-Shahwah al-Islamiyah wa Humum al Wathan al-‘Arabi wa al-Islami, hal. 11-12 cet. 1, Mu’asasah ar-Risalah, Beirut. 1409H/ 1988M.</span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div><div id="ftn5"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[5]</span></span></span></span></a>. <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Prof. Dr. Amir luthfi,elviriadi, s. Pi, Kebangkitan generasi baru asia tenggara, Hal. 113 cat. 11, suska press, pekanbaru, 2005.</span></div></div><div id="ftn6"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[6]</span></span></span></span></a> . <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">taqlid al-a’ma adalah taqlid buta</span></div></div><div id="ftn7"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[7]</span></span></span></span></a> . <span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">QS Al Haj 32</span></div></div><div id="ftn8"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI60.716/BAB%20I.docx#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[8]</span></span></span></span></a> . <span style="font-family: "Times New Roman","serif";">ungkapan </span><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Dr. Abdul sallam Harras, dosen senior di jamiah Qarawiyyun , Universitas Islam tertua di dunia, dibangun 200 tahun sebelum Al Azhar di Kairo</span></div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-2349493935835913672012-08-10T21:11:00.000-07:002012-08-10T21:11:51.790-07:00Perkembangan Islam di Asia Tenggara.<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">BAB I<br />
PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Latar Belakang <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh benua dan Negara yang ada dipermukaan dunia ini. Karena memang didalam ajaran islam itu sendiri menuntut kepada orang yang memeluk agama islam untuk menyebarkannya kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal islam, di dalam islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga banyak bukti-bukti alam bahwa agama islam adalah agama yang benar. Maka orang islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk sekitar yang non islam mau menerima , mengikuti, dan masuk agama islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salah satu fakta tentang orang yang paling berpenggaruh diseluruh dunia nomor satu adalah nabi kita rosulullah Muhammad saw. Beliau menyebarkan islam sendirian dimekkah yang saat itu penduduknya jahiliyah dan kemudian berubah menjadi masyarakat yang berakhlak baik dengan memeluk agama islam yang dibawa oleh nabi. Dari sinilah sejarah penyebaran islam semakin luas ke seluruh dunia hingga sampai ke Indonesia, lalu ke jawa timur, menyebar ke lamongan dan sampai ke desa paciran ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seiring berjalanya waktu dari penyebaran islam dimekkah sampai kepenjuru dunia, maka para pakar sejarah melakukan penelitian dan menceritakan dalam buku seperti apa perjalanan penyebaran islam itu hingga bisa mencapai kesetiap Negara,<br />
Sebenarnya para ahli sejarah yang telah menggungkapkan seperti apa perjalanan penyebaran islam ada yang berbeda-beda pendapat, dari masalah penepatan tahun persisnya waktu kejadian tersebut, tapi pada dasarnya semua saling melengkapi. Karena seiring dengan berkembangya teknologi dizaman sekarang buku-buku tentang sejarah di refisi dari kekurangan-kekurangannya, sehingga menjadi semakin lengkap dan benar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Tujuan Makalah<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 58.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menyelesaikan tugas Mata Kuliah Study Islam Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 58.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menambah pengetahuan tentang bagaimana penyebaran islam di Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 58.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menumbuhkan kesadaran bahwa betapa beratnya penyebaran islam ke seluruh dunia <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 58.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mendorong orang agar menceritakan kepada yang lain yang belum tau sejarah islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 58.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo2; tab-stops: 58.5pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Memotifasi kalangan umat islam untuk ikut serta menyebarkan ajaran islam ke pelosok yang belum mengenal islam.<br />
<br />
<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Rumusan Makalah<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teori masuknya Islam ke Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perkembangan Islam di Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l11 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pengaruh Islam tehadap Lembaga-Lembaga social Politik di Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">BAB II<br />
PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l6 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Teori Masuknya Islam ke Asia Tenggara<o:p></o:p></span></b></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, seperti Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab, cina dan india.<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt;"><br />
</div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 49.5pt; mso-list: l12 level1 lfo5; text-indent: -13.5pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <b>Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab. </b><o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Dikemukakan oleh John Crawford.<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI54.168/kelompok%202.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></a> Menurutnya Islam datang dari Arab melalui pedagang. Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah mempunyai pusat perniagaan di Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di pelabuhan Asia Tenggara tepatnya di Selat Malaka karena posisinya yang strategis, dalam jalur perdagangan. Kemudian Pedagang Arab ini tinggal beberapa bulan di Asia Tenggara dan ada yang menetap serta membina perkampungan Arab. Perkampungan ini juga menjadi tempat untuk berdagang. Ada juga pedagang Arab yang Menikah dengan wanita tempatan dan menyebarkan Islam. Karena sebagian besar pedagang menggunakan jalur laut sebagai sarana transportasi maka pada Masa menunggu angin muson/musim digunakan oleh pedagang Arab untuk mengembangkan Islam. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l23 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kampung Arab di Sumatera Utara yaitu di Ta Shih. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l23 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Persamaan penulisan dan kesusasteraan Asia Tenggara dan Arab.<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l23 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Budaya dan musik pengaruh dari arab seperti dabus dan tarian Zapin. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l23 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Karya-karya yang menceritakan pengislaman raja tempatan oleh syeikh dari Tanah Arab contohnya hikayat Raja-raja samudra Pasai mengatakan Raja Malik diislamkan oleh ahli sufi dari Arab yaitu Syeikh Ismail. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt;"><br />
</div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt;"><br />
</div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l12 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina.</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q. Fatimi. Menurut Eredia, Canton pernah menjadi pusat Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang Cina memeluk Islam. Pedagang China Islam ini kemudiannya berdagang di Asia tenggara disamping menyebarkan Islam. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sedangkan menurut Fatimi, pedagang Cina Canton pernah berpindah beramai-ramai ke Asia Tenggara. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Adapun Bukti kedatangan Islam dari China ini yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-bottom: 4.75pt; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l14 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pada Batu Bersurat Terengganu, batu nisan yang mempunyai ayat al-Quran di Pekan, Pahang. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-list: l14 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Wujud persamaan antara seni Bangunan Cina dengan seni Bangunan masjid di Kelantan, Melaka dan Jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas atap genteng dari China. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l12 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dikemukakan oleh S.Hurgronje, Menurutnya Islam datang dari Gujarat/India dan pantai Koromandel di semenanjung India. Hubungan dagang Asia Tenggara dengan India telah terwujud sejak lama, hal ini memberikan peluang bagi pedagang Islam India untuk menyebarkan Islam. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-list: l14 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Terdapat batu marmar pada batu nisan mempunyai cirri buatan India, contohnya di batu nisan Raja Malik Pasai. <o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-list: l14 level1 lfo7; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Unsur budaya India amat banyak kita jumpai di Negara-negara Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="Default" style="line-height: 150%; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sedangkan di Indonesia sendiri terdapat beberapa Teori tentang masuknya islam di Indonesia<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI54.168/kelompok%202.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></a>, yaitu :<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%;"><em><b><span lang="EN-US">1. Teori Gujarat</span></b></em><b><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara. Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang India Muslim. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Bukti-bukti dari teori ini yaitu :</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l14 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><em><span lang="EN-US" style="font-style: normal; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></em><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-Shaleh yang wafat pada 1297. relif nisan tersebut bersifat Hinduistis yang mempunyai kesamaan dengan nisan yang terdapat di Gujarat.<em> </em><em><span style="font-style: normal;"><o:p></o:p></span></em></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l14 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US">-<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"> adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-Cambai (Gujarat)-Timur Tengah-Eropa.</span></div><div style="line-height: 150%;"><em><b><span lang="EN-US">2. Teori Makkah</span></b></em><b><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam baru masuk pada abad 13, karena kenyataanya di Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu kekuatan politik Islam, maka sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 Masehi atau pada abad pertama Hijriyah.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai Barat Sumatera, bersumber dari berita Cina. kemudian berita Cina ini ditulis kembali oleh T.W. Arnold (1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka (1958). Timbulnya perkampungan perdagangan Arab Islam ini karena ditunjang oleh kekuatan laut Arab.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan seperti di atas, kemudian dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam di pantai barat Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan bangsa Arab dalam memasukkan Islam ke Nusantara.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span lang="EN-US">3. Teori Persia</span></b></em><b><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia (Morgan, 1963:139-140). Di antaranya adalah:</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l14 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US">-<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas syahidnya Husein. </span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l14 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><em><span lang="EN-US" style="font-style: normal; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></em><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya.<em><span style="font-style: normal;"><o:p></o:p></span></em></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Indonesia di atas, dapat dilihat beberapa perbedaan dan kesamaannya:</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l15 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan pandangan mengenai masuknya agama Islam ke Nusantara berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam di Indonesia mempunyai kesamaan ajaran dengan mistik di India. Sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan dengan ajaran Sufi di Persia. Gujarat dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh Persia, dan menjadi tempat singgah ajaran Syi'ah ke Indonesia.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l15 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai persamaan dengan teori Makkah, tetapi yang membedakannya adalah teori Makkah memandang Gujarat sebagai tempat singgah perjalanan perjalanan laut antara Indonesia dengan Timur Tengah, sedangkan ajaran Islam diambilnya dari Makkah atau dari Mesir.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l15 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab dalam perdagangan. Dalam hal ini keduanya lebih memandang pada peranan orang India Muslim. keduanya meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-13. Sebaliknya teori Makkah lebih meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-7, karena abad ke-13 dianggap sebagai saat-saat perkembangan Islam di Nusantara.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l15 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam di Nusantara, teori Makkah lebih berpendirian pada Makkah dan Mesir dengan mendasarkan tinjauannya pada besarnya pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia. Sedangkan teori Persia, meskipun mengakui pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi, bagi teori ini, hal itu merupakan pengaruh madzhab Syafi'i yang berkembang di Malabar, oleh karena itu teori ini lebih menunjuk India sebagai negara asal Islam Indonesia.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih menampakkan tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu yang bisa disimpulkan yakni, bahwa : </span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span lang="EN-US">1.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-US">Islam masuk dan berkembang melalui jalan damai (infiltrasi kultural),<o:p></o:p></span></i></b></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><i><span lang="EN-US">2.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span lang="EN-US">Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik.<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="Default" style="line-height: 150%; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> Cara-cara Datang dan Berkembangnya Islam di Asia Tenggara<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut Uka Tjandrasasmita<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI54.168/kelompok%202.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></a>, saluran-saluran islamisasi yang berkembang ada beberapa yaitu: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo10; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perdagangan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">pada taraf permulaan saluran islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 sampai ke-16 M membuat pedagang-pedagang muslim berdatangan dari berbagai negeri. Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Para pedagang muslim banyak yang bermukim di pesisir pulau Jawa, mereka berhasil mendirikan masjid, sehingga jumlah mereka menjadi banyak. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo10; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perkawinan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja karena mereka kemudian turut mempercepat proses islamisasi. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo10; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tasawuf<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tasawuf dan tariqad, bersamaan dengan para pedagang ke Indonesia datang pula ulama, da’i dan sufi pengembara dan diangkat menjadi penasehat/ pejabat di kerajaan dan kemudian kemudian para sufi menyebarkan Islam dengan cara membentuk kader mubaliq dam melalui karya-karya tulis<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo10; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendidikan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Para pedagang muslim menguasai kekuatan perekonomian dan dijadikan pusat pengembangan pendidikan dan penyebaran Islam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo10; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">kesenian<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penyebaran Islam dikembangkan dengan melalui seni seperti seni arsitektur dan seni kaligrafi dan berbagai seni lain yang bercorak Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo10; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Politik<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Kemenangan kerajaan Islam secara politik banyak menarik penduduk masuk Islam. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Tahap-tahap Perkembangan Islam<o:p></o:p></span></b></div><div style="margin-left: 31.5pt;"><b><span lang="EN-US">1. <em>Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)</em><o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US">Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya antara pendatang Muslim dengan penduduk setempat.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli ke dalam Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh kemudian, yakni pada permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4 H terdapat hubungan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi ini baru pada tahap dugaan.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan Fatimah binti Maimun yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M. Namun dari bentuknya, nisan itu menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-16 M seperti yang ditemukan di Campa, yakni berisi tulisan yang berupa do'a-do'a kepada Allah. </span></div><div style="margin-left: 31.5pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">2. <em>Terbentuknya kerajaan Islam (13-16M)</em><o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US">Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan mulai terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US">Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka. Di bagian lain, di Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok Masyarakat Muslim, terutama di pesisir utara. </span></div><div style="margin-left: 31.5pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">3. <em>Pelembagaan Islam</em><o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US">Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat kekuasaan, merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para penyebar dan pengajar Islam. Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur birokrasi kerajaan, dan banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata lain, Islam dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi langsung pada masyarakat bawah. Pengaruh islamisasi yang pada awalnya hanya berpusat di satu tempat telah jauh meluas ke wilayah-wilayah lain di asia tenggara.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US">Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena Dalam Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai. tidak pernah ada ekspedisi militer ataupun kekerasan untuk islamisasi ini.<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">D.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Pengaruh Islam di Asia Tenggara<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Islam begitu berpengaruh di kawasan asia tenggara, adapun beberapa pengaruh islam adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo11; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem Pemerintahan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l16 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wujudnya institusi kesultanan Islam di beberapa Negara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l16 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ulama menjadi penasehat bagi Raja/sultan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l16 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Islam sebagai agama resmi dan mayoritas. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l16 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Undang-undang berlandaskan hukum islam <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l16 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wujudnya semangat jihad<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo11; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem Pendidikan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo13; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendidikan islam disampaikan kepada semua lapisan masyarakat <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo13; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sekolah, pesantren, madrasah, dan Mesjid sebagai institusi pendidikan dan Basis Islam <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo11; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Cara hidup<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l17 level1 lfo14; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penggunaan Pakaian yang menutup aurat<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l17 level1 lfo14; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mengamalkan konseppersaudaraan sesama Islam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l17 level1 lfo14; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Persamaan taraf sesamamanusia <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l17 level1 lfo14; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sifat tolong-menolong, hormat menghormati, dan amalan bergotong-royong <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo11; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bahasa dan Kesusastraan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bentuk tulisan arab melayu <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Banyak istilah Arab digunakan dalam bahasa Melayu <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hasil kesusasteraan Melayu terpengaruh dengan gaya dan tatabahasa Arab<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo15; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bentuk sastera Melayu dipengaruhi, bentuk sastera Islam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo11; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesenian <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l13 level1 lfo16; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seni pada batu nisan dan ukiran kayu <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l13 level1 lfo16; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seni bangunan Islam mempengaruhi bentuk masjid, kubah, mimbar, mihrab dan menara azan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo11; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ekonomi <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l22 level1 lfo17; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terbentuknya Institusi ekonomi Islam seperti baitulmal <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l22 level1 lfo17; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Amalan zakat dan sedekah <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l22 level1 lfo17; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Amalan riba, penindasan dan penipuan dilarang dalam perdagangan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Sedangakan di Indonesia sendiri </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Ketika Islam datang, sebenarnya kepulauan nusantara (Indonesia) sudah mempunyai peradaban yang bersumber kebudayaan asli pengaruh dari peradaban hindu-budha di India. Meskipun demikian Islam cepat menyebar. Hal ini disebbkan Islam yang dibawa oleh kaum pedagang maupun para Da’i dan ulama masa awal, mereka semua menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara serta <st1:city w:st="on">gaya</st1:city> <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">gaya</st1:place></st1:city> hidup yang secara kuantitatif lebih maju dari peradaban yang ada. Bukti-bukti Perkembangan peradaban dan keagamaan di <st1:country -region="-region" w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country> adalah :<a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI54.168/kelompok%202.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span></span></a> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l21 level1 lfo18; tab-stops: list 54.0pt; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Sebelum Kemerdekaan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Sebelum <st1:place w:st="on"><st1:country -region="-region" w:st="on">Indonesia</st1:country></st1:place> merdeka Islam telah berkembang dan mempunyai peradaban yang mencerminkan kemuliaan agama Islam, diantaranya adalah: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l18 level1 lfo19; tab-stops: list 72.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">adanya birokrasi keagamaan, dimana kedudukan ulama sebagai penasehat raja, terutama dalam bidang keagamaan terdapat di kerajaan-kerajaan Islam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l18 level1 lfo19; tab-stops: list 72.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">ulama dan ilmu-ilmu keagamaan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan Islam di Indonesia terletak di pundak para ulama. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> dua cara yang dilakukan para ulama dalam pengembangan ilmu-ilmu keagamaan, yaitu: membentuk kader-kader ulama dan menyebarkan karya-karya ke berbagai tempat yang jauh<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l18 level1 lfo19; tab-stops: list 72.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">adanya arsitek bangunan yang menghasilkan seni-seni bangunan yang bercorak Islam seperti masjid, ukiran, candi dan sebagainya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l21 level1 lfo18; tab-stops: list 54.0pt; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Setelah Kemerdekaan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l20 level1 lfo20; tab-stops: list 72.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">berdirinya departemen agama<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l20 level1 lfo20; tab-stops: list 72.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">berdirinya lembaga-lembaga pendidikan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l20 level1 lfo20; tab-stops: list 72.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">adanya hukum Islam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l20 level1 lfo20; tab-stops: list 72.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">terlaksananya haji<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l20 level1 lfo20; tab-stops: list 72.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">berdirinya majelis ulama Indonesia (MUI)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo21; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Islam masuk dan berkembang dengan jalan damai, Beberapa teori masuk tentang masuknya islam di asia tenggara :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level1 lfo22; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Teori islam datang ke asia tenggara melalui arab<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level1 lfo22; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Teori islam datang ke asia tenggara melalui cina<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l19 level1 lfo22; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Teori islam datang ke asia tenggara melalui india/gujarat<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Saluran-saluran islamisasi yang berkembang yaitu: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level7 lfo23; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">saluran perdagangan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level7 lfo23; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">saluran perkawinan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level7 lfo23; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">saluran tasawuf<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level7 lfo23; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">saluran pendidikan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level7 lfo23; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">saluran kesenian<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l4 level7 lfo23; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">saluran politik<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Kedatangan islam membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan social, ekonomi maupun politik di kawasan Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-list: l10 level1 lfo21; tab-stops: list 18.0pt; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Saran<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis begitu juga pembaca. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><br />
<br />
<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br />
<br />
<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; mso-list: l2 level1 lfo24; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Yatim, Badri, <i>Sejarah Peradaban Islam, </i>PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo24; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">C.V.Avendonk. Art, Sharif, <i>Encyclopedia of Islam</i>, M. TH. Houtsma, A.J Wensink. (eds), Vol. IV S-Z, J. Britll Ltd, Leiden, 1934, p.326.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo24; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">A. Hasjmi (ed), <i>Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia</i>, P.T. Al-Maarif, Jakarta, 1981, p.375. </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo24; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">. </span><span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Asia_Tenggara"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Asia_Tenggara</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo24; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">5.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">. http://www.yahoo.com/islammalaysia/panduasia/e-01lamd/ep-lan-12.htm</span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; mso-list: l2 level1 lfo24; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US">6.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam. Cet. I; Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2002.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; mso-list: l2 level1 lfo24; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US">7.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">http:www.ai-shia.com/html/id/service/Info-Negara-Muslim/ Malaysia. htm.</span></div><div style="margin-left: 31.5pt; mso-list: l2 level1 lfo24; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US">8.<span style="font-size: 7pt;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Arnold , Thomas W, <em>Sejarah Da’wah Islam</em>, diterjemah A. Nawawi Rambe, (Jakarta: Penerbit Widjaya, 1981),</span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI54.168/kelompok%202.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> C.V.Avendonk,<i> Encyclopedia of islam,</i> (</span><span lang="EN-US">Britll Ltd, Leiden, 1934</span><span lang="EN-US">), h. 326</span></div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI54.168/kelompok%202.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> A. Hasjmi,<i> </i></span><i><span lang="EN-US">Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia</span><span lang="EN-US">,</span></i><span lang="EN-US"> (</span><span lang="EN-US">P.T. Al-Maarif, Jakarta, 1981</span><span lang="EN-US">), h. 375</span></div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI54.168/kelompok%202.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Badri Yatim, <i>Sejarah Peradaban Islam, </i>(<st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>: PT. Raja Grafindo Persada), h. 201-204</span></div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText"><a href="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/Rar$DI54.168/kelompok%202.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Badri Yatim, <i>Sejarah Peradaban Islam, </i>(<st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>: PT. Raja Grafindo Persada), h.299</span></div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-81473833866088420312012-08-10T21:07:00.000-07:002012-08-10T21:07:19.222-07:00SEJARAH PRA-ISLAM di ASIA TENGGARA<div class="MsoNormal"><b><i><span style="color: #0f243e; font-family: Harrington; font-size: 18.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes; mso-themecolor: text2; mso-themeshade: 128;"><img height="42" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" v:shapes="Picture_x0020_1" width="277" /></span></i></b><b><i><span lang="EN-US" style="color: #0f243e; font-family: Harrington; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2; mso-themeshade: 128;"><o:p></o:p></span></i></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="color: #0f243e; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: text2; mso-themeshade: 128;">Kata Pengantar<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berkat Rahmad dan hidayah Allah SWT, Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang kami berjudul <b>Sejarah Pra-Islam di Asia Tenggara </b>sebagai bahan tugas dan bacaan dalam rangka mempertebal keimanan (keyakinan) kita kepada Al-Khaliq.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Makalah ini kami persembahkan bagi siapa saja kaum muslimin yang ingin meningkatkan pengetahuan keagamaan terutama mengenai Sejarah Islam di Asia Tenggara. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan senang hati kami akan menerima masukan dan kritik konstruktif dari semua kalangan demi lebih baiknya makalah ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Tak lupa kami haturkan terima kasih banyak kepada bapak </span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">ADE JAMARUDIN, SS, M.A</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang telah banyak membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini selesai pada waktu yang telah ditentukan. Kami berdoa kepada Allah SWT semoga makalah ini banyak membawa manfaat, baik terhadap penyusun maupun terhadap para pembaca.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Amiin yaa Rabbal Aalamiin….<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"> <table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td height="7" width="382"></td> </tr>
<tr> <td></td> <td bgcolor="white" height="40" style="background: white; vertical-align: top;" width="248"><span style="mso-ignore: vglayout; position: absolute; z-index: 1;"> <table cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr> <td> <div class="shape" style="padding: 3.6pt 7.2pt 3.6pt 7.2pt;" v:shape="_x0000_s1026"> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;"><u><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt;">02 Jumadil Awal 1433 H<o:p></o:p></span></u></div><div class="MsoNormal"><br />
</div></div></td> </tr>
</tbody></table></span> </td> </tr>
</tbody></table></div><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span><br clear="ALL" /><span style="height: 38px; margin-left: 382px; margin-top: 3px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 248px; z-index: 2;"><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td bgcolor="white" height="38" style="background: white; vertical-align: top;" width="248"><span style="mso-ignore: vglayout; position: absolute; z-index: 2;"> <table cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr> <td> <div class="shape" style="padding: 3.6pt 7.2pt 3.6pt 7.2pt;" v:shape="_x0000_s1027"> <div class="MsoNormal"><u><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 115%;">25 Maret 2012 M</span></u><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></u></div></div></td> </tr>
</tbody></table></span> </td> </tr>
</tbody></table></span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.9<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di Burma: Pyu, Pegu dan Arakan (Myanmar)<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.10<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di Vietnam<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.11<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di Kamboja Escapade<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 7.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><br />
<span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 7.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="height: 97px; left: 0px; margin-left: -8px; margin-top: 33px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 200px; z-index: 3;"><img alt="http://www.pengobatan.com/images/al_quran.gif" height="97" src="file:///C:/Users/qwerty/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif" v:shapes="Picture_x0020_11" width="200" /></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Brush Script Std'; font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Pekanbaru, <u><o:p></o:p></u></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: right;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Brush Script Std'; font-size: 14pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; tab-stops: center 354.4pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">(Penyusun)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Daftar Isi<o:p></o:p></span></b></div><w:sdt docparttype="Table of Contents" docpartunique="t" id="535673" sdtdocpart="t"> <div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Kata Pengantar................................................................................................................ I<o:p></o:p></span><b><span lang="EN-US" style="color: #0f243e; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text2; mso-themeshade: 128;"><w:sdtpr></w:sdtpr></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 18.0pt; tab-stops: dotted 414.0pt;"><span lang="SV" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Daftar Isi.......................................................................................................................... II<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Bab 1 Pendahuluan............................................................................................ <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72.0pt; tab-stops: dotted 414.0pt;"><span lang="SV" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">1.1 Latar Belakang .................................................................................. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> </span><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">BAB 2 Pembahasan Materi </span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sejarah Pra-Islam Di Asia Tenggara</span></b><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.1 Pra-Islam di Indonesia...................................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.2 Pra-Islam di Malaka........................................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.3 Pra-Islam di British Malaya, Singapura, dan Borneo......................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.4 Pra-Islam di Malaysia......................................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.5 Pra-Islam di Singapura....................................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.6 Pra-Islam di Brunei............................................................................ <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.7 Pra-Islam di Thailand......................................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.8 Pra-Islam di Philipina......................................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.9 Pra-Islam di Burma: Pyu, Pegu dan Arakan (Myanmar)................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.10 Pra-Islam di Vietnam....................................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2.11 Pra-Islam di Kamboja Escapade...................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Bab 3 Penutup.................................................................................................... <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 3.1 Kesimpulan........................................................................................ <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 3.2 Saran.................................................................................................. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Daftar Pustaka................................................................................................................. </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div></w:sdt> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 11.5pt; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 11.5pt; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.1 Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Bagi banyak sarjana Barat, Asia Tenggara tentu saja bukan wilayah yang langsung terbayang ketika membicarakan Islam. Kajian tentang islam bagi mereka umumnya masih mengidentikkan Islam dengan Timur Tengah. Berbeda dengan kebanyakan dari sarjana Barat lainnya, Robert W. hefner mengatakan bahwa melakukan studi tentang Islam Asia Tenggara khususnya Indonesia adalah sangat penting dan menarik. Indonesia contohnya, adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Senada dengan Hefner, John L. Esposito melukiskan pengalaman dan keterkejutannya melihat Islam Asia Tenggara saat ini. Lebih dari dua puluh tahun yang lalu, Esposito tidak tertarik kepada Islam di Asia Tenggara. Salah satu faktornya adalah pandangan umum yang berkembang di kalangan ilmuwan barat, bahwa Islam Asia Tenggara adalah Islam peripheral (pinggiran). Namun, tahun 1990-an Esposito mengalami ketertarikan, bahkan kekaguman. Esposito mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia akan muncul dan memainkan peran penting dalam dunia Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Umat Islam merupakan mayoritas penduduk Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, Malaysia, Pattani (Thailand Selatan) dan Brunei. Proses konversi massal masyarakat dunia Melayu – Indonesia ke dalam Islam berlangsung secara damai. Konversi ke dalam Islam merupakan proses panjang, yang masih terus berlangsung sampai sekarang. Islamisasi itu lebih intens dan luas sejak akhir abad ke-12. Meski pedagang muslim dari kawasan Jazirah Arab telah hadir di beberapa tempat di nusantara sejak abad ke 8, tidak ada bukti yang memadai bahwa mereka memusatkan diri pada kegiatan penyebaran Islam. Islamisasi baru terjadi pada akhir abad ke-12, ketika para guru sufi dari berbagai tempat di Jazirah Arab mengembara ke Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan juga melalui kegiatan kaum pedagang. Islam yang masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa paksaan sehingga Islam mudah dipahami masyarakat. Adapun proses islamisasi ke Asia Tenggara yang berkembang ada beberapa hal yaitu perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian dan politik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan pembahasan tentang Sejarah pra-islam di Asia Tenggara. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.2. Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, penyusun merumuskan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">masalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">1. Bagaimana Sejarah Pra-Islam di Asia Tenggara?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2. Bagaimanakah Sejarah Pra-Islam di berbagai Negara di Asia Tenggara?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">3. Bagaimanakah keadaan Negara sebelum Islam masuk?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.2. Tujuan Pembahasan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">1. Sejarah Pra-Islam di Asia Tenggara<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2. Sejarah Pra-Islam di berbagai Negara di Asia Tenggara<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">3. Keadaan berbagai Negara di Asia Tenggara sebelum Islam masuk<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BAB II</span></b><b><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">PEMBAHASAN</span></b><b><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> <b>Sejarah Pra Islam Di Asia Tenggara <o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Menurut Para Ahli Masyarakat orang Melayu datang ke wilayah Asia Tenggara dapat digolongkan kepada :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 1. Proto melayu (melayu pertama atau melayu tua) datang lebih awal sekitar 3000 – 2500 SM. Mereka umumnya generasi yang masih mempertahankan paham animisme dan dinamisme.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> 2. Deutro melayu (melayu gelombang kedua atau melayu muda), mereka datang dari dataran Asia menuju ke berbagai penjuru Asia Tenggara dimulai kira-kira 300 - 250 SM. Sehingga ketika datang dan berbaur dengan suku-suku lain di wilayah yang baru dihuni suku terakhir ini mudah menyesuaikan diri dengan kebudayaan baru yang berkembang saat itu, termasuk ketika kedatangan penyebar agama Hindu, Buddha, dan Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Perkembangan agama Buddha pesat ketika dimotori oleh lahirnya kerajaan Melayu terbesar yaitu Sriwijaya di Sumatra sekitar abad ke-7 – 11M. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha lewat bahasa Sansekerta ke dalam bahasa dan budaya masyarakat melayu begitu banyak, karena berlangsung selama 500 tahun. Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa juga punya andil besar dalam mengembangkan dua agama tersebut (lebih khusus Hindu), sehingga mampu menyatukan wilayah Nusantra dalam satu kekuasaan. Tidak heran bila agama Hindu-Buddha berkembang ke sebahagian besar penjuru Nusantara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Memasuki abad ke-12 M, kerajaan Sriwijaya mulai surut, bila dilihat dari sudut ekonomi dan politik. Hal ini diperburuk dengan lahirnya Kerajaan Singosari (di Jawa) melakukan ekspedisi Pamalayu (1275 M). <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Keadaan ini mendorong daerah-daerah di bawah kekuasaan Sriwijaya melepaskan diri dari pusat kekuasaan, sehingga pusat perdagangan berpindah, yaitu semakin berkembang di perairan Malaka.Van Leur menegaskan, berdasarkan hasil perjalanan Sulaiman dan Marcopolo, diperkirakan sejak tahun 674 M ada koloni Aran yang sudah berdagang ke Barat Laut Sumatera. Meskipun jalinan dagang sudah terjadi jauh setelah Islam lahir, namun menurut Taufik Abdullah belum ada bukti bahwa penduduk pribumi yang disinggahi pedagang muslim itu telah memeluk agama Islam, dan kelompok yang beragama Islam masih dari pedagang muslim pendatang yang menunggu musim pelayaran tiba.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pembawa ajaran Islam ke Wilayah Nusantara adalah terdiri dari para pedagang dan para sufi. Kemudian mereka berinteraksi dengan penduduk pribumi dalam jangka pendek (sambil menunggu musim pelayaran) untuk berpindah ke negara asal atau negara lain. Dalam jangka panjang saudagar yang pernah datang ke nusantara atau yang belum mulai bermukim bahkan melangsungkan perkahwinan dengan penduduk pribumi. Dari perkahwinan ini lahir komunitas baru, terutama di pesisir-pesisir pantai. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Anthony Reid menyebutkan ada beberapa faktor penting yang menyebabkan terjadinya konversi massal masyarakat melayu kepada Islam pada masa perdagangan, yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">A. Portabilitas sistem keimanan islam. Sebelum kedatangan Islam, sistem kepercayaan lokal, yang berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang, tidaklah portable, tidak siap pakai dimana pun, tidak berlaku dalam semua kondisi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Bisa dipastikan, masyarakat lokal di wilayah melayu pertama kali bertemu dan berinteraksi dengan orang muslim pendatang di wilayah pesisir atau pelabuhan. Mereka adalah pedagang-pedagang muslim yang kaya raya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Al-attas merangkum beberapa teori yang diajukan oleh sarjana barat tentang cepatnya Islam diterima di kawasan asia tenggara, teori-teori itu dapat dirumuskan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">(1) Faktor perdagangan membawa Islam ke kepulauan ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">(2) Faktor pedagang-pedagang, pegawai-pegawai yang kawin dengan penduduk lokal (bukan Islam), faktor ini dipandang lebih mudah terjadinya proses pengislaman di kalangan masyarakat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">(3) Faktor permusuhan antara orang-orang Islam dengan Kristen yang mempercepat penyebaran islam, terutama pada abad ke-15 dan ke-17.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">(4) Faktor politik yang dianggap sebagai motif dan mudahnya penyebaran islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">(5) Faktor penghargaan nilai ideologi Islam dianggap lebih rasional bagi memeluknya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> "Islam datang" ke Asia Tenggara menurut S.M.N. Al-Attas, Fattimi, Hasyimi, dan Hamka pada abad ke-7 dan 8 M. "Islam berkembang" abad ke 13 M ke sebahagian wilayah nusantara. Sedangkan "Islam menjadi kekuatan politik" memasuki pada abad ke-15 M setelah tumbangnya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 19.2pt; margin-left: 46.35pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di Indonesia</span></b><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"><o:p></o:p></span></b></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Ketika Funan jatuh di bawah Khmer aturan, perdagangan Indocina diambil oleh negara lain.<span class="apple-converted-space"> </span>Yang di lokasi yang terbaik adalah Sriwijaya, di pantai tenggara Sumatera dekat baik Malaka dan selat Sunda.<span class="apple-converted-space"> </span>Mungkin ada sebagai kerajaan sebelum runtuhnya Funan, tetapi catatan pertama menyebutkan bahwa Sriwijaya adalah buku harian perjalanan I-ching, seorang peziarah Budha Cina yang dikunjungi di 671 dan memuji modal, Palembang, untuk 1.000 yang rahib dan sebuah perpustakaan yang sangat baik dari teks-teks suci.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Seratus tahun kemudian Sriwijaya tidak hanya memerintah Sumatera tetapi juga semenanjung Melayu dan Jawa Barat, memberikan kontrol hampir penuh atas perdagangan Indocina. Dan dengan pertumbuhan negara-negara baru yang kuat bersemangat untuk berdagang dengan satu sama lain (Dinasti Tang dari Cina dan kekhalifahan Islam di Timur Tengah), Sriwijaya bisa berharap untuk masa depan yang sejahtera.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sriwijaya tidak pernah lupa bahwa kemakmurannya berasal dari luar negeri. Para Srivijayans menyimpan ramah Cina dengan diplomasi, mengirimkan pedagang ke pengadilan Cina dalam kedok pengikut menawarkan upeti. Untuk menambah penghasilan mereka sebagai perantara, industri lokal dikembangkan di lada, nipah tikar, kulit penyu, lilin lebah, kayu aromatik, dan kamper. Orang Asli(Hutan Rakyat) dipekerjakan untuk mengumpulkan kayu dan menemukan pohon-pohon sakit yang merupakan sumber dari kapur barus, dan para bajak laut Malaka (Orang Laut atau Orang Laut) direkrut ke dalam angkatan laut Srivijayan, untuk membela selat bukan menjarah mereka. Semua pengikut mereka dan sekutu, di darat dan laut, diajarkan bahwa raja-raja Srivijayan adalah anak-anak para dewa, dan bahwa mereka memiliki kekuatan untuk menjatuhkan siapa pun bersalah atas pengkhianatan. Ide ini segera menjadi begitu luas bahwa hamba raja rutin melakukan bunuh diri saat kematiannya.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Meskipun semua ini, Sriwijaya memang harus menghadapi persaingan dan pesaing paling agresif adalah kerajaan Mataram, di tengah dan timur Jawa. Raja pertama Mataram penting adalah Sanjaya (732-750), yang berangkat dengan armadanya untuk menyerang setiap orang dalam jangkauan, termasuk Sriwijaya, Chenla, dan bahkan Cina. Pada awalnya Srivijayans tidak bisa menahan ancaman ini, tapi beberapa tahun kemudian sebuah dinasti kedua, Sailendras, muncul di Jawa.Karena Sailendras adalah umat Buddha, sementara Sanjaya dan penggantinya adalah orang Hindu, Sriwijaya dan Sailendras dengan cepat menjadi teman. Para Sailendras mungkin menerima bantuan dari Sriwijaya ketika mereka menggulingkan saingan mereka di 775. Kemudian penguasa baru Sriwijaya dan Mataram disemen hubungan baik dengan perjanjian dan pernikahan kerajaan. Dengan 860 penguasa Sriwijaya juga sebuah Sailendra, boasting leluhur Jawa.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sedangkan Sriwijaya bergantung pada perdagangan karena kekayaan, Mataram adalah masyarakat yang berorientasi pertanian. Raja yang menunjukkan pengabdian mereka kepada agama Buddha dengan membangun Candi Borobudur di tengah Jawa. Besar dengan ukuran apa pun, Borobudur adalah lima-lapis langkah piramida yang berisi dua juta kaki kubik batu, 73 berbentuk lonceng kuil ("stupa"), dan 1460 bas-relief. Sriwijaya, sebaliknya, begitu sibuk dengan perdagangan yang tidak dibangun monumen abadi apapun.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Borobudur tidak dimaksudkan untuk menjadi tempat ibadah, tetapi panduan untuk pencerahan. Terjadi di sekitar tepi pada setiap tingkat adalah jalur cekung, berjajar di kedua sisi dengan relief menampilkan adegan dari kehidupan Sang Buddha. Setiap tahap lanjut, Sang Buddha menjadi kurang terlibat dengan hal-hal dari dunia ini. Para peziarah yang mengikuti semua lima koridor (jalan kaki 3-mil) muncul pada platform terbuka ke langit, meninggalkan bumi di belakang. Pada platform ini tiga platform yang lebih kecil, lingkaran untuk mewakili kesempurnaan. Ini adalah tempat stupa berdiri; tempat suci masing-masing berisi gambar Buddha, sebagian tertutup oleh layar batu karena seorang manusia hanya dapat setengah memahami Buddha. Kuil tertinggi dan terbesar memiliki dinding yang solid, karena gambar bagian dalam berada di luar pemahaman manusia.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Meskipun semua upaya ini, pengabdian kepada Sang Buddha berada di jalan keluar, sama seperti di Champa, Kamboja, dan pasca Gupta India. Dengan 850 penguasa Sailendra Mataram telah masuk sekte Saivite agama Hindu, yang mengajarkan bahwa raja adalah sebuah avatar atau inkarnasi hidup dari dewa Siwa, dan mereka mulai membangun kuil Hindu untuk mencocokkan Borobudur, 50 mil jauhnya. Karena Srivijayans masih Budha, aliansi didinginkan. Ketika Mataram digulingkan oleh saingan, pangeran dari Kediri (sebuah kota dekat Mataram), di 928, orang Jawa kembali ke kebiasaan lama mereka merampok. Hubungan melakukannya bermusuhan menjadi duta Srivijayan yang pergi ke Cina pada 992, memohon bantuan terhadap para bajak laut Jawa. Orang Cina menolak untuk campur tangan.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Lebih banyak masalah yang akan terjadi. Pelanggan utama Sriwijaya, Cina dan Khilafah Abbasiyah, pergi ke potongan pada abad kesepuluh awal, menyebabkan kemerosotan ekonomi. Kemudian pada tahun 1030 datanglah serangan yang menghancurkan dari Kekaisaran Chola dari India selatan; Sriwijaya dipaksa untuk membayar upeti kepada Cholas sampai 1190. Ada beberapa pemulihan dalam 12-awal abad 13, namun negara itu tidak pernah makmur cara sebelumnya. The Laut Orangmenjadi bajak laut lagi, karena mereka tidak bisa lagi membuat hidup jujur. Akhirnya datang beberapa saat setelah 1230, ketika Sriwijaya kehilangan kendali atas sangat penting saluran air. Tidak ada rincian yang tersedia, tetapi ketika Marco Polo mengunjungi Sumatera pada tahun 1292, ia menemukan pulau dibagi menjadi delapan negara bagian, tidak satupun dari mereka yang mengaku sebagai kerajaan perdagangan kuno.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sementara Jawa mengalami masalah sendiri. Pada 1016 Kediri hancur, tidak ada rincian yang tersedia untuk menggambarkan apa yang terjadi, tetapi sebuah prasasti yang ditulis dalam 1041 menyebutnya "penghancuran dunia." Kerajaan ini dipulihkan oleh anak mertua raja mati Airlangga, tetapi kemudian ia membuka kancing prestasinya dengan membagi kerajaannya di antara dua putranya agar mereka bertengkar atas takhta tunggal. Hampir dua abad perselisihan diikuti.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Kondisi mulai membaik akhirnya ketika seorang petualang bernama Arok menggulingkan Kediri pangeran terakhir di 1222, mendirikan sebuah kerajaan baru bernama Singosari. Pada saat ini kekosongan politik dan ekonomi ada di Indonesia, dan Jawa baru raja bersemangat mengisinya. Para Singosari paling kuat raja, Kertanagara (1268-1292), dikenakan kekuasaannya di pulau-pulau terdekat: Madura, Bali, Sunda kecil, dan bagian selatan Sumatera. Tapi ia pergi terlalu jauh dalam 1289, ketika ia dianiaya utusan Kubilai Khan, yang datang dari China untuk menuntut penyerahan ke Kekaisaran Mongol. Bangsa Mongol mengadakan ekspedisi menghukum, tetapi Kertanagara tewas akibat pemberontak Kediri, Jayakatwang, sebelum mereka tiba. <o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Jayakatwang pada gilirannya dengan cepat dilemparkan oleh Kertanagara itu anak mertua, Kertarajasa, yang digunakan bangsa Mongol untuk mengalahkan Jayakatwang dan kemudian berbalik melawan mereka dan membawa mereka kembali ke laut. Sebuah ibu kota baru didirikan di Majapahit. Raja baru menghabiskan sisa pemerintahannya meletakkan pemberontakan, dengan bantuan seorang jenderal halus bernama Gajah Mada.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pemerintahannya pun berakhir terlalu cepat, namun ketika ia mengambil istri Gajah Mada dan memasukkannya ke dalam harem-nya, waktu berikutnya raja membutuhkan sebuah Gajah Mada operasi memastikan para dokter memotong terlalu dalam. Gajah Mada adalah perdana menteri pada masa pemerintahan putri Kertarajasa itu (1329-1350), dan dalam tahun-tahun ini Majapahit menjadi pusat kerajaan. Para sejarawan telah memperdebatkan sejauh mana sebenarnya dari kerajaan Majapahit, beberapa mengatakan itu mencakup seluruh modern Indonesia dan Malaysia, sementara yang lain mengatakan itu hanya memerintah pulau penting yang secara langsung (Jawa, Madura, dan Bali?) Dan hanya didominasi laut sekitar sisanya.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Masa pemerintahan Hayam Wuruk itu (1350-1389) adalah periode paling mulia dalam sejarah Jawa, sebagian berkat kekuatan di balik tahta, Gajah Mada. Sebagian besar pemerintahan Hayam Wuruk adalah masa damai dan pengembangan budaya, tetapi dimulai dengan kejadian dramatis. Pada 1351 Hayam Wuruk tanya raja yang masih independen Sunda untuk anak perempuan untuk menikah.Senang pada prospek untuk menjadi ayah mertuanya untuk raja Indonesia yang paling kuat, raja setuju. Dia datang dengan sang putri dan rombongan indah ke kota Jawa bernama Bubat, dimana kedua raja sepakat untuk menikah. Tapi Gajah Mada tidak menyetujui pernikahan. Sebelum itu terjadi, ia turun tangan dan mengatakan kepada raja Sunda bahwa pengantin wanita bukan obyek dari sebuah aliansi politik, tapi sebuah objek dari penghormatan yang diberikan oleh pengikut-Nya untuk tuan.Menyadari bahwa ia telah rapi terperangkap, raja mencoba untuk mundur dari pernikahan dengan bantuan penjaga, tapi penjaga Majapahit disiapkan untuk ini. Raja Sunda dan rombongan telah dikalahkan dan dibunuh. Catatan ada yang memberitahu kita apakah pengantin wanita hidup melalui pembantaian itu untuk mengambil bagian dalam pernikahan. <o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">The "pertumpahan darah Bubat" berakhir masa penaklukan. Hayam Wuruk mengabdikan sisa pemerintahannya untuk membangun kuil baru, sebagai bukti bahwa periode sejarah yang baru telah dimulai. Gajah Mada menyewa seorang penyair bernama Prapanca untuk menulis sebuah puisi epik, yang Nagarakertagama, dalam pujian dari "pembangun kerajaan-disalahpahami." Selain itu, Gajah Mada terus sibuk dengan kegiatan lain begitu banyak bahwa ketika ia meninggal pada 1364, sebuah dewan negara memutuskan bahwa tidak ada yang bisa menggantikannya, dan dibagi di antara fungsi empat menteri. Jawa menikmati hubungan perdagangan dan baik dengan setiap bagian dari Timur Jauh kecuali Sumatera, yang meluncurkan pemberontakan berumur pendek untuk mengembalikan Sriwijaya tahun 1377.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Jawa segera dihancurkan pemberontakan itu, tetapi kemudian menurun drastis. Hayam Wuruk meninggalkan anak tidak dengan ratu, jadi dia dibagi Jawa antara kedua anak selir. Seperti bisa diduga, perang saudara pecah di antara mereka, dan kesatuan tidak dikembalikan sampai 1406. Di Sumatera bajak laut Cina bernama Liang Daoming mengambil Palembang dan membuat markasnya operasi, merampok pengiriman lokal sampai armada China datang dan dihapus dia di 1407. Orang Cina dikembalikan Palembang Majapahit, tetapi menurut catatan mereka sendiri kekaisaran sekarang ada dalam nama saja. Hampir tidak ada catatan ada untuk memberitahu kami tentang sejarah Indonesia di abad 15, tapi apa yang kita miliki menunjukkan bahwa ada pertikaian sipil di pemerintahan setiap. Tradisi Jawa menegaskan bahwa Muslim menguasai seluruh Jawa pada tahun 1478, tapi ini tidak sepenuhnya benar; prasasti menyebutkan seorang Hindu raja bernama Ranavijaya hingga akhir 1486. Ketika Portugis tiba di daerah tersebut, mereka menulis bahwa pantai Jawa memiliki sejumlah kecil negara Muslim, sementara kafir bernama Pateudra (Pati Udara?) Memutuskan interior. Pemerintahan Pateudra berakhir pada 1518 ketika ia digulingkan oleh sultan dekat (atau 1527?), Dan dengan hal pra-Islam sejarah Indonesia berakhir. Budaya Majapahit, namun, masih hidup di Bali, sebuah pulau dari tradisi kuno dalam lautan Islam.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 46.35pt; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.2<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di Malaka<o:p></o:p></span></b></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 9.55pt; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.8pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Negara Islam pertama di Asia Tenggara dengan kekuasaan yang sesungguhnya adalah Malaka, yang didirikan pada tahun 1401 oleh seorang pangeran Sumatra bernama Parameswara buronan.<span class="apple-converted-space"> </span>Malaka memiliki lokasi yang strategis untuk perdagangan, tepat di titik tersempit dari selat dengan nama yang sama, tapi selain tidak terlalu menjanjikan.Port miskin, dan begitu juga tanah sekitarnya, yang tidak bisa tumbuh cukup makanan untuk memberi makan populasi yang besar.<span class="apple-converted-space"> </span>Akhirnya, kerajaan Siam dan Majapahit keduanya mengklaim Semenanjung Malaya seluruh sendiri.<span class="apple-converted-space"> </span>Untuk Malaka untuk bertahan hidup itu membutuhkan sekutu yang kuat, dan ditemukan di Cina, yang pada waktu itu mengirim ekspedisi angkatan laut besar ke Pasifik dan Samudra India setiap tahun.Ini armada, berjumlah ratusan kapal dan ribuan pria, dipimpin oleh seorang laksamana bernama Zheng He (diucapkan "Huh Jung"), yang kebetulan seorang muslim Cina.Ketika Cina memperingatkan "Hands off Malaka!"<span class="apple-converted-space"> </span>orang Thai dan Jawa mendengarkan dan taat.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 9.55pt; margin-right: 6.35pt; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.8pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pada saat yang sama Parameswara mengundang pedagang Muslim untuk mengunjungi negara itu dengan membebankan mereka kurang untuk tugas pelabuhan dan biaya dari mereka membayar di Sumatera. Beberapa saat sebelum kematiannya pada 1424, Parameswara menjadi Muslim, mengubah namanya menjadi Megat Iskander (Muhammad Alexander) Shah. Sebagian besar rakyatnya ikut teladannya, tapi tidak langsung - dua berikutnya raja memiliki baik muslim dan non-muslim nama.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 9.55pt; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.8pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pada saat ekspedisi angkatan laut Cina berhenti datang (1433), Majapahit tidak lagi ancaman, dan Malaka telah tumbuh cukup kaya untuk menyewa tentara bayaran yang dibutuhkan untuk menjaga Siam pada jarak yang aman. Malaka sekarang pelabuhan tersibuk di Asia Tenggara, menerima kapal dari Timur Tengah, India, Cina dan Indonesia. Kapal-kapal Bahasa Indonesia adalah yang paling penting dalam jangka panjang, karena mereka membawa rempah-rempah dari kepulauan Maluku, dekat New Guinea. <o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 9.55pt; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.8pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pulau-pulau, segera akan disebut "Kepulauan Rempah-Rempah" oleh Eropa, adalah sumber terbesar di dunia lada hitam, kayu manis, jahe, cengkeh, pala, bunga pala dan kapur barus. Permintaan rempah-rempah di Barat adalah di semua waktu tinggi, karena diet Eropa Timur dan Tengah saat ini adalah sangat hambar tanpa mereka, apalagi, mereka membantu membuat daging busuk lumayan, yang membuat perbedaan dalam era sebelum pendingin ditemukan . Rempah-rempah juga banyak digunakan sebagai obat, dan pedagang menganggap mereka sebagai muatan ideal: komoditas mudah busuk yang dapat bernilai banyak uang tanpa menyita banyak ruang kargo.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 9.55pt; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.8pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sayangnya untuk Eropa Barat, rempah-rempah dibawa barat dengan relay dari pedagang (Indonesia, Cina, India, Persia, Arab dan akhirnya Italia) dan setiap kali kargo berpindah tangan harganya naik.Sebuah tas cengkeh menjual selama tiga dukat (hampir $ 150) di India bisa menghabiskan biaya hampir lima puluh kali lipat pada saat itu mencapai Venesia. Jelas, siapa pun bisa mendapatkan rempah-rempah tanpa berurusan dengan tengkulak akan membuat keuntungan besar, dan tingginya harga rempah-rempah diminta salah satu negara paling jauh, Portugal, menganggap mereka dalam banyak cara yang sama bangsa-bangsa modern menganggap minyak; bangsa yang dikendalikan lada bisa mengendalikan dunia! Pada abad kelima belas Portugis awal laut kapten mulai berlayar jauh ke Atlantik, mencari cara untuk mencapai Timur dengan berlayar di sekitar Afrika. Jadi Zaman Eksplorasi dimulai, memuncak ketika seorang pelaut bernama Christopher Columbus mencoba rute alternatif ke Asia dan menemukan Amerika.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 9.55pt; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.8pt;"><br />
</div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 46.35pt; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.85pt; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.3<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di British Malaya, Singapura, dan Borneo<span style="background: #E6ECF9;"><o:p></o:p></span></span></b></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Raffles membenci pemberian Jawa kembali kepada Belanda, dan ia mencari koloni lain sebagai pengganti, yang akan memberikan Inggris peran yang dominan dalam Far Eastern commerce.<span class="apple-converted-space"> </span>Akhirnya dia memutuskan Singapura, sebuah pulau tak jauh dari ujung selatan Malaya.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Singapura adalah sempurna untuk apa Raffles yang ada dalam pikiran: ini memiliki lokasi geografis yang luar biasa, itu berpenduduk jarang, dan yang terpenting, itu tidak dikontrol oleh pemerintah asli yang kuat.<span class="apple-converted-space"> </span>Tahta negara Melayu terdekat, Johor, adalah kosong, dan Raffles Singapura diperoleh dengan mendukung klaim pangeran ke Johor dan meminta pulau itu sebagai pembayaran atas jasanya setelah itu.<span class="apple-converted-space"> </span>Lalu ia berbalik pelabuhan Singapura menjadi pelabuhan bebas di mana setiap orang bisa membawa kargo tanpa membayar pungutan yang diberlakukan di Batavia dan port Belanda lainnya.<span class="apple-converted-space"> </span>Tentu saja Belanda marah ketika mereka melihat sebuah kota Inggris sedang dibangun di tengah area mereka selalu dianggap milik mereka, tetapi Raffles didinginkan emosi mereka dengan memberi mereka Bencoolen, sebuah koloni Inggris yang telah ditetapkan di Sumatera beberapa tahun sebelum .<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Koloni baru menjadi sebuah kesuksesan: $ 4 juta dalam barang perdagangan melewati port di kapal Asia di tahun pertama. Pada tahun 1823, empat tahun setelah ia mendirikan koloni Singapura, Raffles berlayar ke Inggris, tidak pernah kembali, tapi sudah koloni tumbuh begitu cepat sehingga dia bisa bangga dengan prestasinya.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Itu adalah petualangan juga perwira tentara Inggris, James Brooke, yang memberi pijakan Inggris di Kalimantan. Pada awal abad 19 Sultan Brunei mengklaim seluruh pulau dan kepulauan Sulu terdekat untuk dirinya sendiri. Namun, ketika Brooke tiba di kapal pesiar pribadinya pada tahun 1839, ia menemukan sultan dalam kesulitan karena pemberontakan di sudut barat daya alamnya, Sarawak.Brooke disebut di angkatan laut Inggris untuk menekan bajak laut lokal, yang berada di sisi pemberontak Sarawak. Sultan berterima kasih dihargai oleh Brooke penobatan dia pangeran dari Sarawak, dan dia memberi Inggris pulau lepas pantai Labuan kecil untuk digunakan sebagai stasiun pemuatan batu bara. Ratu Victoria knighted Brooke, dan ia menjadi dikenal secara lokal sebagai "Rajah Putih." Sarawak diperintah oleh keluarga Brooke sampai 1946, ketika diwariskan kepada pemerintah Inggris.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pada saat yang sama sengketa muncul atas Kalimantan Utara tidak beradab, atau Sabah, yang diklaim oleh banyak tetapi diduduki oleh none. Belanda, Spanyol, Inggris, Brunei, Sarawak, dan Sultan Sulu (Filipina) semua mengklaim. <o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Begitu pula tiga pedagang Amerika, yang dibentuk Perusahaan Perdagangan Amerika Kalimantan pada tahun 1865. Mereka mendirikan sebuah pemukiman sekitar 60 km sebelah utara dari Labuan, tapi gagal hampir dari awal. Pada tahun 1876 Perusahaan Amerika dijual kepada pedagang Inggris. Kemudian pemerintah Inggris bergerak masuk Menggunakan negosiasi (dan beberapa suap yang ditempatkan secara strategis), Inggris berhasil mempengaruhi semua pihak lain untuk menjatuhkan klaim mereka. Sultan Brunei melihat apa yang akan terjadi berikutnya. Pada 1888 ia menyerah klaimnya Sarawak; apa yang tersisa dari negara itu menjadi protektorat Inggris, hampir tidak menghindari kolonisasi langsung.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Selama lebih dari generasi Inggris tidak tertarik dalam setiap bagian dari semenanjung Melayu selain pelabuhan Penang, Malaka, dan Singapura, yang disatukan dengan nama "Straits Settlements."Selama ini deposito besar timah ditemukan di daratan. Sejak Melayu santai tidak tertarik untuk kerja paksa, imigran Cina pergi bekerja di tambang, dan ketika mereka membutuhkan lebih banyak pekerja, mereka mengimpor sejumlah besar rekan senegara mereka untuk mengisi pekerjaan yang tersedia.Cina lainnya pindah ke pos-pos Inggris, di mana mereka membentuk kelas menengah pedagang dan rentenir, seperti yang mereka lakukan di Manila, Batavia dan Bangkok. Di akhir abad ke pohon karet diperkenalkan dari Brazil, tepat waktu untuk mendukung industri ban baru di dunia; sejumlah kecil tapi signifikan imigran India pindah untuk bekerja di perkebunan karet. Ketika abad ke-19 berakhir, Melayu menemukan diri mereka menjadi minoritas di negara mereka sendiri. Bahkan, mereka sudah minoritas, karena beberapa imigran Indonesia masuk juga; mereka dianggap Melayu segera setelah mereka turun dari perahu karena mereka berbagi bahasa yang sama dan agama dengan penduduk asli.Seorang pengamat Eropa menulis bahwa jika imigran Cina telah membawa wanita dengan mereka, mereka akan sepenuhnya diserap penduduk Melayu dalam beberapa generasi.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sembilan Malaya sultan menemukan pendatang baru Cina menjadi kesukuan dan tidak mungkin untuk mengasimilasi. Para penambang Tionghoa mengorganisasikan diri ke dalam perkumpulan rahasia, yang mengobarkan permusuhan berdarah antara satu sama lain untuk menguasai tambang. <o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Inggris diabaikan pertengkaran ini pada awalnya, tetapi pada tahun 1874 pertempuran tumpah ke Penang.Inggris segera pergi ke negara Melayu terdekat, Perak, dan negosiasi gencatan senjata, dukungan itu dengan pasukan India. Sultan Perak diberi penasihat Inggris, yang mengatakan kepadanya bagaimana meningkatkan ekonomi lokal dan memastikan bahwa sultan tidak melupakan kepentingan Inggris di wilayah tersebut. Sistem baru bekerja sangat baik bahwa dengan 1896 empat negara bagian di pusat Malaya memiliki penasihat orang Britania. Pada tahun itu empat negara diorganisir menjadi federasi, dijalankan oleh penduduk-Inggris umum. Tempat yang dipilih untuk modal federasi, sebuah kamp pertambangan bernama Kuala Lumpur, di mana mencerminkan kekayaan riil tanah itu berasal. Pada tahun 1909 empat sultan utara, yang sebelumnya telah pro-Siam, "tanya" untuk perlindungan Inggris dan bergabung dengan federasi. The ketidaksepakatan terakhir, Sultan Johor, bergabung federasi pada tahun 1914.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Memiliki penguasa Inggris tidak mengurangi prestise dari sultan, tapi Inggris mengganggu sesedikit mungkin dengan adat Melayu dan praktek. Campuran etnis semenanjung, bagaimanapun, terbukti menjadi masalah Malaya terbesar. Melayu, Cina dan India tidak saling percaya, bahkan, setiap kelompok disukai pemerintahan Inggris terhadap dominasi oleh para pesaingnya. Karena situasi ini, tidak ada gerakan nasionalis sebelum Perang Dunia II, dan setelah perang Inggris yang ditawarkan sebelum kemerdekaan penduduk asli memintanya.<span style="background: #E6ECF9;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 19.2pt; margin-left: 46.35pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.4<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di Malaysia<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Malaysia yang terletak di wilayah Semenanjung Tanah Melayu merupakan pusat terpenting di Asia Tenggara. Untuk beberapa abad lamanya, amper ini menjadi jembatan dunia perdagangan. Wilayah yang meliputi satu kawasan di bagian selatan Semenanjung ini berbatas dengan Singapura.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Islam merupakan agama resmi Malaysia. Diperkirakan amper 60.4% masyarakat mengamalkan Agama Islam; 19% Buddha; 9% Kristen; 6% Hindu; dan 3% konfusianisme dan agama tradisonal Cina lainnya. Mazhab Syafi’i merupakan salah satu cabang ajaran utama di Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sekitar abad ke-14 agama Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, dan Malabar. Di samping itu, ada seorang ulama bernama Sidi Abdul Aziz dari Jeddah yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka dan kemudian terbentuklah kerajaan Islam di Malaka dengan raja pertama yaitu Sultan Permaisuri. Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Iskandar Syah dan penyiar Islam bertambah maju. Sampai sekarang, perkembangan Islam di Malaysia bertambah maju dan pesat, terbukti dengan banyaknya masjid-masjid yang dibangun, juga terlihat dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan jama’ah haji yang begitu baik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Dalam bidang politik pemerintahan, juga terdapat konsepsi dan pemikiran politik yang dipengaruhi oleh ajaran Al-quran. Sehingga tradisi politik melayu yang berbasis Hindu-Budha sebelum kedatangan Islam telah digantikan dengan ide-ide yang diilhami oleh Al-quran dan sumber-sumber sah Islam lainnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 19.2pt; margin-left: 46.35pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.5<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di Singapura<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Dalam perjalanan sejarahnya, dahulu Singapura mempunyai peranan penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Posisi stategis yang merupakan nilai lebih Singapura menjadikannya sebagai transit bagi perdagangan dari berbagai kawasan. Pada sisi lain, selain sebagai transit perdagangan letaknya yang strategis ini juga telah memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Singapura menjadi sebuah Negara Republik yang merdeka setelah melepaskan diri dari Malaysia pada tanggal 17 Agustus 1965. Saat ini, Singapura merupakan Negara paling maju diantara Negara-negara tetangganya di kawasan Asia Tenggara. Namun demikian, Islam relative tidak berkembang di Negara ini, baik bila dibandingkan dengan sejarah masa lalunya, maupun bila dibandingkan dengan perkembangan Islam di Negara-negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sejak abad ke-15, pedagang Muslim menjadi unsur penting dalam perniagaan wilayah Timur, tidak terkecuali Singapura. Beberapa diantara para pedagang ada yang menetap, dan menjalin hubungan perkawinan dengan penduduk setempat. Lama-kelamaan mereka membentuk suatu komunitas tersendiri. Para pedagang tersebut tidak jarang menjadi guru agama dan imam. Dalam komunitas Muslim ini juga sudah terdapat sistem pendidikan agama yang bersifat tradisional. Pada umumnya mereka belajar agama dirumah-rumah, yang kemudian dilanjutkan di surau-surau dan mesjid. Pada tahun 1800 di kampong Glam dan kawasan Rocor menjadi pusat pendidikan tradisional. Dalam hal ini, guru-guru dan imam sangat penting peranannya dalam memupuk penghayatan keagamaan pada masyarakat Muslim Singapura. Sama dengan Muslim di kawasan Asia Tenggara lainnya, Muslim di Singapura pada masa awal menganut mazhab Syafi'I dan berpaham teologi Asy'ariyah. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pada abad-19 di kalangan komunitas muslim Singapura juga terdapat kelompok pendatang yang berasal dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Riau, dan Bawean serta 1kelompok Imigran yang berasal dari luar seperti muslim India, dan keturunan Arab khususnya Hadramaut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Kedatangan imigran secara besar-besaran ini secara tidak langsung telah membuat pelabuhan Singapura berkembang menjadi gerbang ekonomi yang penting di Selat Melaka. Pada abad ke-19 hal ini telah menjadikan kota Singapura selain sebagai sentral ekonomi juga menjadikan Singapura punya peranan penting selain sebagai pusat perdagangan juga sebagai pusat informasi dan dakwah Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 19.2pt; margin-left: 46.35pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.6<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di Brunei<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Brunei Darusslam adalah wilayah yang terletak di Barat Daya Pulau Borneo (Sabah). Brunei merdeka dari jajahan Inggeris tanggal 1 Januari 1984.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Filosofi politik Brunei adalah penerapan yang begitu ketat terhadap Melayu Islam Beraja (MIB) yang terdiri dari dua dasar yaitu Islam sebagai Guiding Principle dan Islam sebagai Form of Fortification. Dari dua dasar ini kemudian muncul penanaman nilai-nilai keislaman kenegaraan dengan tiga konsep. Yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">1. Mengekalkan Negara melayu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2. Mengekalkan Negara Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">3. Mengekalkan Negara beraja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Berkaitan dengan masuknya Islam pertama, dapat diketahui berdasarkan bukti sejarah Brunei, yaitu batu di perkuburan Islam Rangas, Tutong Bandar Sri Begawan bertuliskan Cina bernama P'kung Chih-Mu meninggal 1264 M, ia adalah orang Cina yang masuk Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Untuk menunjukkan identitas ideologi negara, sultan dalam beberapa kesempatan mengeluarkan dekrit yang isinya:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">1. Membuat garis pemisah antara Islam pribumi dan Islam luar, terutama kaum fundamentalis, termasuk gerakan Al-Arqam dari Malaysia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2. Sultan mengharuskan warga Melayu mampu membaca al-quran dengan mengeluarkan dana 2 juta dolar Brunei untuk merealisasikan kebijakan ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">3. Memerintahkan pentingnya pengajaran bahasa Melayu dalam aksara jawi, agar masyarakat memahami hubungan antara bahasa melayu dengan warisan budaya Islamnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">4. Tahun 1991 didirikan tabungan Amanah Islam Brunei (TAIB). Lembaga keuangan yang didasarkan syariat Islam guna mendukung investasi dan perdagangan meliputi bursa dan pasar uang serta pembangunan ekonomi atau industri di dalam dan luar negeri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">5. Pemerintah juga melarang jual beli minuman keras di toko-toko atau hotel, dan tempat lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; margin-left: 42.55pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.7 Pra-Islam di Thailand<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Dari sisi sejarah, berkembangnya Islam di Thailand sudah sejak abad ke-12 M yang berakar dari kesultanan Pattani. Masyarakat Melayu-Muslim Pattani hingga sekarang tinggal di empat provinsi di Thailand bagian Selatan, yaitu Pattani, Yalla, Naratiwat, dan Setul. Sebagian muslim lain juga mendiami Provinsi Songkla.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> Seluruh provinsi yang mayoritas muslim ini dulunya adalah termasuk wilayah Kesultanan Pattani abad ke-17 dan 18.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Dalam realitas kultural, ketika proses integrasi berlangsung, umumnya masyarakat muslim Pattani lebih suka bergabung dengan Malaysia. Hidup di bawah pemerintahan Muangthai yang agama negaranya adalah agama Buddha, mereka merasa diperlakukan tidak adil sebagai kelompok minoritas. Ketika pemerintah Thai mencopot kaum bangsawan Pattani dari kekuasaannya pada jabatan-jabatan penting di wilayah provinsi yang mayoritas muslim itu, dan menggantikannya dengan birokrat dari Bangkok atau provinsi Bagian Utara. Disamping itu, proses asimilasi dan akulturasi yang dipaksakan oleh Pemerintah Thai kepada Muslim Pattani dianggap oleh masyarakat muslim dalam rangka langkah strategis mengeliminasi budaya melayu yang identik Islam melekat bagi penduduknya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pada tahun 1950-an pemerintah membuat kebijakan baru dalam menindaklanjuti proses integrasi. Bidang pendidikan, pemerintah thai mengintervensi dalam pengaturan pondok pesantren tidak dapat dielakkan. Program perbaikan pondok dimulai dengan menawarkan bantuan keuangan. Tahun 1961-1966 di Pattani Raya terdapat 287 dari keseluruhan 486 pondok Pesantren ikut berpartisipasi dalam program ini. Namun para ulama pimpinan pondok mau mendaftarkan hanya sebatas mengharapkan bantuan. Dengan persyaratan mengubah kurikulum sesuai dengan pendidikan nasional, akhirnya para ulama menolak. Penolakan itu mengakibatkan pemerintah Thai mengancam kepada ulama dengan melarang menyelenggarakan pendidikan di pondok pesantren, karena dianggap melanggar hukum. Akibat ultimatum ini, para ulama kebanyakan terpaksa memberikan dukungan simbolis melalui pendaftran "partisipasi terbatas" dengan harapan nantinya bisa disusun kembali kurikulum yang mampu mengurangi intervensi dari pemerintah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 19.2pt; margin-left: 64.35pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">2.8<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pra-Islam di Philipina<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Islam masuk ke wilayah Philipina Selatan khususnya kepulauan Mindanao dan Sulu pada tahun 1380 M. Seorang tabib dan ulama Arab bernama Syarif Aulia karim Al Makhdum dan Raja Baginda tercatat sebagai orang pertama yang menyebarkan Islam di kepulauan tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Dilihat dari segi politik, politik Philipina bergeser kea rah yang banyak melibatkan peran gereja yang berujung pada proses Kristenisasi di basis wilayah Melayu Muslim Moro. Fusi antara lembaga pemerintahan transisi dengan gereja ini, walaupun tidak nyata secara struktual, namun Nampak bagaimana gereja katolik telah banyak memainkan peran politik dengan mengatanamakan integrasi nasional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Kebijakan pemerintah Philipina dari periode satu dengan yang lain pada dasarnya tidak berubah, yaitu: Pertama, pemerintah masih memegang pandangan colonial yaitu "Moro yang baik adalah Moro yang mati". Kedua, kaum muslim adalah penghambat pembangunan. Keempat, masalah mengintegrasikan mereka dalam arus utama di tubuh politik nasional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Di Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan sosial yang patut diperhitungkan, karena hampir seluruh negara yang ada di Asia Tenggara penduduknya, baik mayoritas ataupun minoritas memeluk agama Islam. Misalnya, Islam menjadi agama resmi negara federasi Malaysia, Kerajaan Brunei Darussalam, negara Indonesia (penduduknya mayoritas atau sekitar 90% beragama Islam), Burma (sebagian kecil penduduknya beragama Islam), Republik Filipina, Kerajaan Muangthai, Kampuchea, dan Republik Singapura (Muzani, 1991: 23).<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sementara Mons yang membangun diri mereka di Lower (selatan) Burma, nenek moyang saat ini menetap Burma Burma (500-200 SM?).<span class="apple-converted-space"> </span>Para Tibet-Birma telah memperoleh ukuran peradaban dari sepupu mereka, orang Cina, tapi sekarang kemerdekaan dan gaya hidup mereka terancam oleh negara Cina tumbuh.<span class="apple-converted-space"> <o:p></o:p></span></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Lebih menyukai kesulitan fisik untuk perbudakan, mereka pindah, satu suku, orang-orang Tibet, langsung pergi ke Tibet barat, sedangkan sisanya berbaris di atas pegunungan Yunnan dan Burma utara untuk mencapai lembah Irrawaddy.<span class="apple-converted-space"> </span>Dari sini suku menyebar ke daerah-daerah sekitarnya, dan di 167 AD mereka membentuk sebuah konfederasi bernama Pyu.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Para Pyus makmur dari pedagang yang sesekali digunakan Irrawaddy untuk pergi antara India dan Cina. Mereka juga bergaul dengan baik dengan Mons dan dengan India. Pengunjung Cina melaporkan bahwa Pyu memiliki masyarakat yang sangat elegan dan manusiawi. Belenggu, rantai dan penjara tidak diketahui, dan hukuman hanya untuk penjahat adalah beberapa stroke dari cambuk. Para pria mengenakan perhiasan emas di topi mereka dan wanita mengenakan perhiasan di rambut mereka; kedua jenis kelamin mengenakan pakaian biru cerah. Pyus tinggal di rumah-rumah kayu dengan ubin atap timah dan timah, mereka menggunakan pisau emas dan dikelilingi dirinya dengan benda-benda seni dari emas, hijau kaca, batu giok dan kristal. Tidak seperti Mons, yang memiliki seorang raja yang bertanggung jawab atas setiap kota Mon, para Pyus diatur oleh masing-masing suku perakitan demokratis.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Dari abad ke-6 dan seterusnya Burma berkembang menjadi yang terbesar dari suku-suku Pyu. Hal ini membuat sedikit perbedaan sampai 832, ketika Nan Zhao, Thailand pertama kerajaan, meluncurkan serangan dahsyat yang menghancurkan ibukota Pyu. Kepemimpinan dari masyarakat Burman dikirimkan ke Burma, namun tidak semua orang menyetujui ide itu, bahkan hari ini mayoritas Burma memiliki kesulitan bergaul dengan yang lain Tibet-Birma. Hal ini benar terutama dari Karen, minoritas etnis besar yang tinggal di sebelah Mons di Burma Tenggara, mereka telah menjadi musuh bebuyutan dari pemerintahan orang Birma untuk sebagian besar sebelas abad sejak jatuhnya Pyu. Dalam 849 Burma mendirikan kota mereka sendiri, menamakannya Pagan (diucapkan "Pah-gon"), dan membangun sebuah dinding di sekitarnya. Pada saat yang sama Mons membangun ibu kota baru untuk menggantikan Thaton, bernama Pegu, di tepi timur delta Irrawaddy.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Di pantai, antara delta Irrawaddy dan perbatasan modern Bangladesh, ada sebuah kerajaan bernama Arakan. Arakan adalah tanah berbentuk baji, 350 mil panjang dan 90 mil pada titik terlebar, sebuah pegunungan bernama Arakan Yoma memisahkannya dari seluruh Burma, membuat komunikasi sulit.Arakanese sangat erat terkait dengan Burma - sebenarnya mereka berbicara dialek Burma kuno yang tidak lagi digunakan oleh Burma sendiri - tetapi hambatan alam telah membuat mereka lebih tertarik di India dan laut daripada di saudara-saudara mereka di pegunungan. <o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Kebanyakan dari mereka adalah Buddha, tetapi agama Buddha tidak pernah menjadi agama negara dengan cara yang telah untuk Burma. Bahkan, ada sebuah komunitas Bengali Muslim di Arakan hari ini, produk dari toleransi Arakan tentang Islam ketika itu adalah sebuah negara merdeka mencari perdagangan dengan India.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Sejarah Arakan mengklaim bahwa kerajaan mereka didirikan pada tahun 2666 SM, dan mereka berisi daftar raja-raja akan kembali ke tanggal tersebut. Prasasti telah ditemukan yang menyebutkan sebuah kerajaan yang sangat tua di daerah tersebut (setua tahun 350 AD, tentu saja), tetapi mereka ditulis dalam bahasa Sansekerta, menunjukkan bahwa pendiri Arakan itu adalah India, tidak Tibet-Burman.Bukti pertama dari Arakan sendiri tanggal ke abad kesepuluh, sehingga mereka mungkin berasal sebagai salah satu suku Pyu, migrasi sejauh barat mungkin saat Pyu hancur. Bagian utara negara itu ditaklukkan oleh Anawrahta, yang penting pertama Burma raja, pada pertengahan abad ke-sebelas, tetapi tetap sebuah provinsi semi-independen, dengan raja sendiri turun-temurun, sampai kemerdekaan penuh itu kembali dua setengah abad kemudian.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Asal usul orang-orang Vietnam tidak pasti.<span class="apple-converted-space"> </span>Bahasa mereka mirip dengan bahasa Mon-Khmer, tetapi ada juga kemiripan dengan Thailand dan bahasa Melayu.<span class="apple-converted-space"> </span>Vietnam sendiri menyatakan salah satu raja pertama China sebagai nenek moyang mereka, dan bahkan ada suatu suku yang menyebut dirinya "Viet" (Yue dalam bahasa Cina) di tepi Sungai Yangtze (di Cina provinsi Zhejiang) dalam SM milenium pertama teori sekarang diterima adalah bahwa Viets bermigrasi ke selatan setelah Cina diserap tanah air mereka di 334 SM Beberapa Viets menetap di Provinsi Fujian; kerajaan mereka, yang disebut Man Viet (Min Yue di Cina), ditaklukkan oleh China pada 110 SM sisa yang Viets dilanjutkan ke Red River delta, menikah dengan orang-orang sudah tinggal di sana, dan membentuk etnik Vietnam hari ini.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Negara Vietnam pertama di sepanjang Sungai Merah, Van Lang ("Tanah Pria bertato"), mungkin mitos - legenda Vietnam mengklaim itu didirikan pada 2879 SM! Paling-paling Van Lang adalah memori samar-samar dari kebudayaan Dongson yang ada di wilayah tersebut sebelum Viets tiba. Van Lang terakhir raja digulingkan tahun 258 SM oleh seorang imigran bernama An Duong Vuong (kepala dari Viets?), Yang berganti nama menjadi negara Au Loc. Au Loc pada gilirannya ditaklukkan oleh seorang jenderal Cina bernama Zhao Untuk di 208 SM Tetapi bahkan sedangkan Cina mengambil alih, tuan dari Cina, dinasti Qin, digulingkan. Alih-alih mengirimkan ke kaisar baru, Zhao mengambil untuk dirinya sendiri nama Viet, Trieu Da, diadopsi Viet adat istiadat, dan menyatakan daerah di bawah kekuasaannya - Merah lembah Sungai ditambah Guangdong dan provinsi Guangxi - sebuah kerajaan independen yang disebut Viet Nam ( Nan Yue di Cina). Pada titik ini sejarah yang benar menggantikan legenda.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Selama hampir satu abad penerus Trieu Da digunakan duel diplomatik dan militer untuk menjaga keluar Cina. Kemudian pada 111 SM Nam Viet ditaklukkan oleh kaisar Cina Wu Di. Pada awalnya, Cina diperintah leniently, memperkenalkan banyak hal orang Vietnam menyambut, seperti menulis, jalan, kanal, pertanian ditingkatkan, dan alat-alat besi / senjata. Tapi Viets menolak untuk menjadi Cina, sebagai akibatnya, dari abad pertama Masehi dan seterusnya, China berusaha program Sinicization total. Ribuan administrator Cina, tentara dan sarjana masuk, mengisi pekerjaan pemerintah yang sebelumnya dipegang oleh Vietnam. Konfusianisme, Taoisme, dan bahasa Cina diajarkan; adat istiadat Cina dan mode menjadi wajib. Meskipun semua ini hanya elit berpendidikan dipengaruhi banyak, dan bahkan mereka lebih suka berbicara hanya Vietnam di rumah.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pemberontakan besar pertama terhadap kekuasaan China (39-42 AD) dipimpin oleh Trung Trac, istri seorang mulia dieksekusi oleh Cina, dan adiknya Trung Nhi. Mereka mengumpulkan para kepala suku dengan pengikut bersenjata mereka, menyerang dan menghancurkan benteng Cina, dan menyatakan dirinya ratu dari Vietnam independen. Orang Cina kembali, namun, dengan tentara baru, kembali memberlakukan aturan mereka, dan berusaha lebih keras dari sebelumnya untuk mengasimilasi penduduk asli. Wanita lain, Trieu Au, memimpin pemberontakan kedua di 248, tetapi hancur dalam enam bulan, seperti saudara Trung, ia menenggelamkan diri untuk menghindari penangkapan oleh orang Cina. Tiga pemberontakan terjadi pada abad keenam, dan Cina memenangkan setiap waktu.Setelah pemberontakan pertama jenderal Cina, Ma Yuan, didirikan dua pilar perunggu di perbatasan selatan Vietnam, menandai dimana Cina berpikir dunia yang beradab itu berakhir. Di luar yang tinggal pilar setan saja, hantu, biadab subhuman - dan Chams.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Ke selatan, di lingkungan Hue modern, sebuah kerajaan yang berbeda itu mulai. Champa, seperti yang disebut kerajaan, yang pertama yang tercantum dalam catatan Cina dengan nama "Linyi", dan tanggal pendiriannya diberikan sebagai 192 AD Diperintah oleh seorang raja dibalut kapas, dengan kalung emas dan bunga di rambutnya, yang Chams dibesarkan mutiara dari Laut Cina Selatan dan diproduksi obat luar biasa kuat dan kemenyan. Prajurit mengenakan baju besi rotan dan mengendarai gajah dalam pertempuran, sering untuk menyerang permukiman Cina.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Seperti tetangga mereka di selatan dan barat, Chams adalah Melayu. Karena lokasi mereka, Champa dipengaruhi oleh budaya Cina dan India pada awalnya. Kemudian, ketika kekaisaran Gupta muncul di India (4 abad), banyak perdagangan antara India dan Champa terjadi. Hasilnya adalah bahwa kebudayaan Champa itu menjadi benar-benar Indianized. Sansekerta secara luas digunakan sebagai bahasa suci, raja mengambil nama Sansekerta, dan nama-nama kota Champa itu adalah bahasa Sansekerta yang seperti ini: Amaravati (modern Quang Nam), Vijaya (Binh Dinh), Kauthara (Nha Trang), dan Panduranga ( Phan Rang). Pada saat yang sama India dan Cham seni itu identik.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pantai pegunungan Vietnam tengah tidak bisa memberikan lahan pertanian cukup untuk menjaga makan Chams, sehingga dari tahun-tahun awal masyarakat mereka adalah kapal-berorientasi, tergantung pada kedua perdagangan dan pembajakan (tanpa preferensi tertentu) untuk mencari nafkah. Sebagian besar serangan diarahkan ke utara menuju bagian Cina yang diduduki Vietnam, hingga Cina membalas dengan menghancurkan Vijaya, ibukota Cham, di 446. Champa jatuh di bawah kekuasaan China sampai kembali kemerdekaannya pada tahun 510. Tiga puluh tahun kemudian, penurunan Funan memberikan Chams kesempatan untuk memperluas selatan, dan mereka maju sampai ke tepi delta Mekong.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pada abad berikut Champa bertukar serangan dengan Cina, Khmer, dan Jawa. Keterampilan tentara Cham, kekuatan laut yang kuat dan posisi tanah hampir tak tergoyahkan mereka semua memberikan kontribusi bagi keberhasilan Champa itu. Tapi pembajakan mereka membuat semua musuh Champa tetangga, dan Chams mendapat lebih dari yang mereka tawar-menawar untuk ketika Vietnam ternyata sebagai agresif seperti mereka.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Di akhir abad kedelapan kontrol Cina atas Vietnam melemah, mendorong serangan dari Jawa (767) dan kerajaan Thailand Nan Zhao (862-863), dalam 780 bit Champa dari provinsi Hue, Quang Tri dan Quang Binh. Ketika Cina dinasti Tang digantikan oleh anarki pada abad kesepuluh awal, Vietnam dibuat lagi tawaran untuk kemerdekaan. Kali ini, di bawah pemimpin mereka, Ngo Quyen, mereka berhasil, dan setelah kemenangan angkatan laut besar dalam 939 orang Vietnam bebas akhirnya.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Kerajaan-kerajaan di daratan Asia Tenggara terlalu kuat bagi Barat untuk menaklukkan langsung sebelum 1800, tetapi Eropa individu menemukan cara untuk membuat kerusakan, pada skala yang lebih besar dari jumlah mereka akan menyarankan.<span class="apple-converted-space"> </span>Para bajak laut Portugis yang bertugas di angkatan laut dari Arakan (lebih banyak tentang mereka dalam beberapa halaman) adalah contoh dari jenis kegiatan.<span class="apple-converted-space"> </span>Salah satunya, Philip de Brito, menerima tawaran untuk menjadi raja dari Mons setelah Pegu dihancurkan pada 1599.<span class="apple-converted-space"> </span>Dia mungkin telah menikmati dukungan Mon tanpa batas waktu, tapi begitu posisinya tampak aman ia mencoba untuk mengubah rakyatnya secara massal ke agama Kristen, dilucuti emas dan perhiasan dari pagoda dan dilebur lonceng kuil untuk melemparkan meriam.<span class="apple-converted-space"> </span>Perilaku yang mengasingkan Mons, dan mereka menyambut Burma ketika mereka merebut kembali Burma lebih rendah pada 1613; Anaukpetlun tewas de Brito dan dideportasi sisa 400-orang Portugis garnisun.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Pada saat yang sama lainnya Iberia petualang mencoba keberuntungan mereka di Kamboja. Seorang misionaris beberapa sudah ada sejak 1550-an, tapi oposisi Buddha selalu memaksa mereka untuk pergi lagi. Hal ini berubah pada 1580-an, ketika sebuah perjuangan yang sedang berlangsung antara Siam dan Kamboja berbalik melawan Kamboja. Sebagai raja Siam, Naresuen, maju pada Lovek (modal Kamboja untuk banyak abad 16), raja Kamboja lemah, Satha, menjadi putus asa. Menggunakan Diogo Veloso, seorang tentara Portugis dari keberuntungan, sebagai utusan-Nya, Satha memohon bantuan, pertama dari Portugis di Malaka, kemudian dari orang-orang Spanyol di Manila. Sebuah gaya Spanyol itu dikirim dari Manila tahun 1594 tetapi tiba terlambat; orang-orang Spanyol menemukan bahwa Kamboja telah jatuh ke Siam, Veloso adalah tahanan di Siam, dan Raja Satha adalah seorang pengungsi di Laos. Pemimpin Spanyol, Blaz Ruiz, ditangkap dan ditempatkan pada sebuah kapal penjara menuju Siam. Tidak mau menyerah begitu saja, Ruiz berhasil membajak kapal dan membawanya kembali ke Manila. Sementara itu Veloso sama akal mendapatkan bantuan dengan Naresuen dan mendapat dirinya ditempatkan di perintah dari sebuah kapal yang mengangkut duta besar Siam ke Manila.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; margin-right: 6.35pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Petualangan menjadi semakin aneh sekali Veloso dan Ruiz bersatu di Manila. Melupakan bahwa dia sekarang resmi seorang diplomat Siam, Veloso mengklaim bahwa ia mewakili Kamboja mantan raja dan menandatangani perjanjian sangat tidak teratur. Dokumen ini memungkinkan pasukan Spanyol, pedagang, dan misionaris untuk melakukan perjalanan secara bebas di Kamboja, dan berjanji bahwa raja dan ratu akan menjadi orang Kristen dengan imbalan bantuan militer. Kemudian Veloso dan Ruiz memimpin serangan di Siam yang diduduki Phnom Penh. Memutuskan pada awalnya untuk kembali ke Manila setelah urusan ini, mereka kemudian berubah pikiran, melompat kapal di pelabuhan Vietnam, dan berjalan darat dari Vietnam ke Laos, di mana mereka menemukan bahwa Satha dan putra sulungnya telah meninggal. Para petualang kembali ke Kamboja pada 1597 dengan putra kedua Satha di belakangnya; takut invasi lain Spanyol, Kamboja ketakutan memungkinkan mereka untuk mahkota pangeran sebagai Raja Barom Reachea II.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 7.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 7.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BAB III</span></b><b><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">PENUTUP</span></b><b><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level2 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">3.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Senada dengan Hefner, John L. Esposito melukiskan pengalaman dan keterkejutannya melihat Islam Asia Tenggara saat ini. Lebih dari dua puluh tahun yang lalu, Esposito tidak tertarik kepada Islam di Asia Tenggara. Salah satu faktornya adalah pandangan umum yang berkembang di kalangan ilmuwan barat, bahwa Islam Asia Tenggara adalah Islam peripheral (pinggiran). Namun, tahun 1990-an Esposito mengalami ketertarikan, bahkan kekaguman. Esposito mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia akan muncul dan memainkan peran penting dalam dunia Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Dari segi jumlah, hampir terdapat 300 juta orang di seluruh Asia Tenggara yang mengaku sebagai Muslim. Berdasarkan kenyataan ini, Asia Tenggara merupakan satu-satunya wilayah Islam yang terbentang dari Afrika Barat Daya hingga Asia Selatan, yang mempunyai penduduk Muslim terbesar. Asia Tenggara dianggap sebagai wilayah yang paling banyak pemeluk agama lslamnya. Termasuk wilayah ini adalah pulau-pulau yang terletak di sebelah timur lndia sampai lautan Cina dan mencakup lndonesia, Malaysia dan Filipina. </span><b><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level2 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">3.2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Saran<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis begitu juga pembaca. <o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Daftar Pustaka<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #444444; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">,</span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Abd. Ghofur, M.Ag, <i>Sejarah Islam Asia Tenggara</i> .UIN SUSKA RIAU, 2008<o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Ajid Thohir, <i>Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam,</i> (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. 2004)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Apipudin SM, M.Hum Islam di Asia Tenggara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Badri Yatim, <i>Sejarah Peradaban Islam, </i>(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.com&twu=1&u=http://xenohistorian.faithweb.com/&usg=ALkJrhjNXIDuTItAj9q37M7IugDMsjO3RQ" target="_blank"><span style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26; text-decoration: none; text-underline: none;">CharlesKimball</span></a></span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">.</span><span lang="EN-US"><a href="http://translate.google.com/translate?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/indonesia.php"><span style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">http://translate.google.com/translate?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/indonesia.php</span></a></span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"><o:p></o:p></span></div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.85pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.com&twu=1&u=http://xenohistorian.faithweb.com/&usg=ALkJrhjNXIDuTItAj9q37M7IugDMsjO3RQ" target="_blank"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26; text-decoration: none; text-underline: none;">CharlesKimball</span></a><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/malacca.php"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/malacca.php</span></a><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> <o:p></o:p></span></span></div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.85pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.com&twu=1&u=http://xenohistorian.faithweb.com/&usg=ALkJrhjNXIDuTItAj9q37M7IugDMsjO3RQ" target="_blank"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26; text-decoration: none; text-underline: none;">CharlesKimball</span></a><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/malaya.php"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/malaya.php</span></a><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> <o:p></o:p></span></span></div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.85pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.com&twu=1&u=http://xenohistorian.faithweb.com/&usg=ALkJrhjNXIDuTItAj9q37M7IugDMsjO3RQ" target="_blank"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26; text-decoration: none; text-underline: none;">CharlesKimball</span></a><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/burma.php"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/burma.php</span></a><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> <o:p></o:p></span></span></div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.85pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.com&twu=1&u=http://xenohistorian.faithweb.com/&usg=ALkJrhjNXIDuTItAj9q37M7IugDMsjO3RQ" target="_blank"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26; text-decoration: none; text-underline: none;">CharlesKimball</span></a><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/vietnam.php"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/vietnam.php</span></a><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"> <o:p></o:p></span></span></div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.85pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.com&twu=1&u=http://xenohistorian.faithweb.com/&usg=ALkJrhjNXIDuTItAj9q37M7IugDMsjO3RQ" target="_blank"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26; text-decoration: none; text-underline: none;">CharlesKimball</span></a><a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/cambodia.php"><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">http://translate.googleusercontent.com/translate_c?http://www.guidetothailand.com/thailand-history/cambodia.php</span></a><span style="color: #1d1b11; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Dedi Supriadi,<i> Sejarah Peradaban Islam,</i> (Bandung: Pustaka Setia, 2008), <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Drs. H. Suhaimi, M.Ag, <i>Sejarah Islam Asia Tenggara</i>, Unri Press, Cetakan Kedua, 2010, Pekanbaru.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Hasan, Ridwan.<b> </b><i>Pemurnian Aqidah Masyarakat Islam Acheh<b>.</b></i> 2008</span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Rudi Arlan Al-farisi. </span><span lang="EN-US"><a href="http://spistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-peradaban-islam-di-asia.html"><span style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">http://spistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-peradaban-islam-di-asia.html</span></a></span><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="color: #1d1b11; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: background2; mso-themeshade: 26;">Supriyadi, M. Ag, Dedi.2008.<i>Sejarah Peradaban Islam.</i>Bandung: PUSTAKA.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 11.5pt; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; tab-stops: 21.0pt center 235.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.85pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;"><br />
</div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 9.55pt; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.85pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background: white; margin-bottom: 9.55pt; margin-left: 0cm; margin-right: 6.35pt; margin-top: 0cm; mso-line-height-alt: 10.2pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 11.5pt; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 11.5pt; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 11.5pt; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 11.5pt; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 11.5pt; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 11.5pt; margin-right: 8.45pt; margin-top: 6.9pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-21557981266464875102012-08-06T20:07:00.000-07:002012-08-06T20:07:09.458-07:00KEHILANGAN CINTA part 20oke sahabat pengetahuan21..nii ada cepen yang ditulis oleh <a href="https://www.facebook.com/nashita.prasetya" target="_blank">Nasita Ulfa Jameina</a>...:)<br />
Jika ingin di copast silahkaan..tetapii anda harus mencantumkan sumbernya ..<br />
terima kasih untuk tidak mengcopast tanpa izin penulis:)<br />
<br class="Apple-interchange-newline" /> <br />
*********************KEHILANGAN CINTA part 20*****************************<br />
<br class="Apple-interchange-newline" /><br />
<br />
sebelumnya..<br />
<br />
Ndy, andai aku diberi kesempatan untuk bisa hidup didunia ini<br />
Tak akan kusia siakan hidupku untuk mu<br />
Andai aku diberi kesempatan untuk bisa memeluk mu<br />
Akan ku peluk erat dirimu<br />
Namun waktuku tlah sampai pada ujungnya<br />
Dimana saat dunia kita akan berbeda<br />
Memang jiwaku yang mati<br />
Tapi tenanglah sayang,<br />
cintaku akan slalu hidup disisimu & menemanimu<br />
sudah lah jangan menangis<br />
biarkan senyummu mengantarkan kepergianku nanti.<br />
<br />
Setelah itu tak ada lagi kata yang terucap dari mulut bisma. matanya terpejam, mukanya memucat, tangannya lemas tak lagi menggenggam tangan nindy seperti sebelumnya. sehelai kertas yang ada ditangannya perlahan jatuh.“bisma” sapa nindy. Namun, tak ada jawaban “bisma, bangun… bangun bisma..” seru nindy sambil mengguncangkan bahu bisma. namun, tubuh bisma lemas, tak ada sedikitpun nafas yang terhembus dari hidung dan mulutnya. “BISMAAAAAA….!!!!” nindy berteriak dan memeluk tubuh kekasihnya itu, air matanya mengalir deras.<br />
<br />
************<br />
<br />
Siang itu pemakaman bisma dilangsungkan. Semua orang berduka. Nindy yang ditemani oleh mila dan kakanya rangga masih bersedih tak rela melepaskan kepergian bisma. sementara dicky ilham dan kedua orang tuanya terlihat murung. Kini bisma telah tertimbun didalam gundukan tanah.<br />
setelah pemakaman selesai, satu persatu orang pergi. Kini tinggal nindy sendirian tertegun melihat makam bisma. mukanya sembab dan air matanya masih tetap mengalir. “gak seharusnya aku menangis seperti ini, dan itu adalah janjiku padamu dulu bisma.. tapi maafkan jika aku mengingkarinya. Aku tak kuasa melihat jiwamu pergi dari sisiku, biarkan aku menangis untuk kali ini saja sayang.” Ucap nindy sambil memeluk batu nisan bisma.<br />
<br />
*********<br />
<br />
Nindy berdiri dipantai, ditepi tebing dimana dulu ia pernah datangi bersama bisma dulu. “disini dulu kamu menghapus kesedihanku, bis. Dan sekarang setelah sebulan aku berusaha keras untuk menepati janjiku padamu, akanku hapus air mata dan kesedihanku disini” nindy menghela nafasnya sejenak “aku percaya, walau jiwamu tlah mati, tapi cintamu masih disini” ucap nindy sambil memegang dadanya.<br />
<br />
<br />
The endAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-35119148797334957652012-08-06T20:05:00.001-07:002012-08-06T20:07:32.085-07:00KEHILANGAN CINTA part 19oke sahabat pengetahuan21..nii ada cepen yang ditulis oleh <a href="https://www.facebook.com/nashita.prasetya" target="_blank">Nasita Ulfa Jameina</a>...:)<br />
Jika ingin di copast silahkaan..tetapii anda harus mencantumkan sumbernya ..<br />
terima kasih untuk tidak mengcopast tanpa izin penulis:)<br />
<br class="Apple-interchange-newline" /> <br />
*********************KEHILANGAN CINTA part 19*****************************<br />
<br class="Apple-interchange-newline" /> sebelumnya..<br />
<br />
“ham, kok kalian diluar? Ada apa?” Tanya nindy. “mmm… eng… bisma ndy” ucap ilham ragu. “bisma kenapa ham?” Tanya nindy yang mulai cemas dengan keadaan bisma. “bisma..” ucap ilham terpotong ketika dokter keluar dari kamar rawat bisma. “bisma gimana dok?” Tanya dicky pada dokter.<br />
<br />
“mas..” dokter menghela nafasnya sejenak “bisma keadaannya sudah mulai tidak stabil.. kanker yang bersarang diotaknya sudah semakin parah, jadi saya rasa waktunya sudah tidak lama lagi” ucap dokter mantap. Nindy kaget mendengar ucapan dokter sehingga makanan yang dibawanya jatuh kelantai, air matanya mengalir deras. Segera ia berlari memasuki kamar rawat bisma dan diikuti oleh ilham dan dicky.<br />
<br />
“bisma” seru nindy sambil menghampiri dan memeluk bisma. “kamu kenapa? Jangan menangis seperti itu” ucap bisma sambil mengusap kepala nindy. Tangis nindy semakin menjadi ketika melihat raut muka bisma yang sangat pucat itu. “sudah lah nindy, kamu jangan menangis.. hapus air mata kamu” bisik ilham pada nindy. Kemudian nindy pun mengusap air mata yang mengalir dipipinya.<br />
<br />
************<br />
<br />
Hari sudah melihatkan sinar senjanya. Saat itu bisma terbangun dari tidurnya. Sementara nindy merebahkan kepalanya disamping bisma sambil tertidur lelah. Bisma yang mendapati tangan nindy menggenggam tangannya, melepaskannya dan ia berusaha untuk bangun dari tempat tidurnya. Nindy yang tertidur sontak terbangun “bisma, kamu mau kemana?” Tanya nindy sambil mengusap matanya. “ndy, aku ingin menghirup udara luar” ucap bisma lemas. “ya udah sini aku bantu untuk pindah kekursi roda” ucap nindy sambil memegangi bisma. akhirnya nindy mendorong kursi roda bisma menuju halaman rumah sakit. Nindy berhenti dibawa pohon yang rimbun, ia menghentikan kursi roda bisma “ndy” sapa bisma sambil memegangi tangan nindy. Nindy bergegas berjalan kehadapan bisma dan bertekuk di rumput. “ndy aku sayang sama kamu” ucap bisma. “aku juga sayang sama kamu” ucap nindy sambil memberikan senyum termanisnya pada bisma. “ndy, aku mau membacakan sebuah puisi aku untuk kamu, dengerin ya?” ucap bisma. “iya, aku dengerin” balas nindy.<br />
Ndy, andai aku diberi kesempatan untuk bisa hidup didunia ini<br />
Tak akan kusia siakan hidupku untuk mu<br />
Andai aku diberi kesempatan untuk bisa memeluk mu<br />
Akan ku peluk erat dirimu<br />
Namun waktuku tlah sampai pada ujungnya<br />
Dimana saat dunia kita akan berbeda<br />
Memang jiwaku yang mati<br />
Tapi tenanglah sayang,<br />
cintaku akan slalu hidup disisimu & menemanimu<br />
sudah lah jangan menangis<br />
biarkan senyummu mengantarkan kepergianku nanti.<br />
<br />
<a href="http://ilmu-pengetahuan21.blogspot.com/2012/08/kehilangan-cinta-part-20.html" target="_blank">part-part</a> terakhir ni..like dan coment na diperlukan..Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-5208255726420409522012-08-06T20:02:00.001-07:002012-08-06T20:06:11.937-07:00KEHILANGAN CINTA part 18oke sahabat pengetahuan21..nii ada cepen yang ditulis oleh <a href="https://www.facebook.com/nashita.prasetya" target="_blank">Nasita Ulfa Jameina</a>...:)<br />
Jika ingin di copast silahkaan..tetapii anda harus mencantumkan sumbernya ..<br />
terima kasih untuk tidak mengcopast tanpa izin penulis:)<br />
<br class="Apple-interchange-newline" /> <br />
*********************KEHILANGAN CINTA part 18*****************************<br />
<br class="Apple-interchange-newline" /> <br />
sebelumnya..<br />
<br />
“nindy” seru mila memanggil nindy. Nindy yang asyik masak didapur segera menuju ruangan tengan dimana kakaknya mila memanggil “iya apa kak?” ucap nindy sambil mengelap tangannya dicelemek yang ia pakai. “ni ada surat buat kamu” ucap mila sambil memberikan surat itu kenindy.<br />
<br />
“dari siapa kak?” Tanya nindy. “gak tau dek” jawab mila. “oh ya udah, makasih ya kak”. “iya masama dek” ucap mila sambil berlalu pergi.<br />
<br />
Nindy kemudian membuka surat yang ada ditangannya itu dan membacanya.<br />
<br />
Dear nindy<br />
Aku sadar aku udah salah sama kamu selama ini, aku udah sering banget nyakitin hati kamu. Aku ingat saat dulu kita masih bersama, hubungan kita sangat baik. Tapi setelah aku kembali dari ausi mungkin kamu merasa aku jauh berubah. Aku tega membiarkan kamu melihat aku bersama cewe lain dan aku tak mengakui kamu. Pasti sakit rasanya hatimu pada saat itu. Tapi setelah itu aku datang lagi meminta cinta kamu yang mungkin pada saat itu tak ada sedikitpun perasaanmu pada ku lagi. tapi aku terus memaksa mu buat kembali keaku lagi. namun, sekarang aku udah bisa ngelepasin kamu. Aku tau kamu gak akan bahagia kalo aku terus maksa kamu. Sekarang kamu bisa bahagia dengan pacar barumu.<br />
Aku kirim surat ini Cuma untuk berpamitan sama kamu. Aku akan kembali keausi untuk menjalani tugas kerjaku. Selamanya aku akan sayang sama kamu. Makasih atas waktunya ya. See you nindy.<br />
<br />
Reza anugrah<br />
<br />
Nindy tertegun membaca surat dari reza itu. Tapi disisi lain ia merasa lega reza sudah bisa merelakannya. Nindy kemudian meletakkan surat itu dimeja dan kembali kedapur menyiapkan masakan untuk dibawanya kerumah sakit nanti.<br />
<br />
***********<br />
<br />
Sesampainya dirumah sakit nindy langsung menuju kamar rawat bisma, tapi tak sampai nindy masuk kekamar rawat bisma, ia melihat ilham duduk dikursi ruang tunggu dan dicky mondar mandir tak karuan, seperti orang yang gelisah.<br />
<br />
“ham, kok kalian diluar? Ada apa?” Tanya nindy. “mmm… eng… bisma ndy” ucap ilham ragu. “bisma kenapa ham?” Tanya nindy yang mulai cemas dengan keadaan bisma. “bisma..” ucap ilham terpotong ketika dokter keluar dari kamar rawat bisma. “bisma gimana dok?” Tanya dicky pada dokter.<br />
<br />
kenapa ya bisma na??lanjut na di<a href="http://ilmu-pengetahuan21.blogspot.com/2012/08/kehilangan-cinta-part-19.html" target="_blank">next part</a> ya..<br />
<br />
<br class="Apple-interchange-newline" />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-32101136111163653812012-08-06T19:59:00.001-07:002012-08-06T20:04:00.089-07:00KEHILANGAN CINTA part 17oke sahabat pengetahuan21..nii ada cepen yang ditulis oleh <a href="https://www.facebook.com/nashita.prasetya" target="_blank">Nasita Ulfa Jameina</a>...:)<br />
Jika ingin di copast silahkaan..tetapii anda harus mencantumkan sumbernya ..<br />
terima kasih untuk tidak mengcopast tanpa izin penulis:)<br />
<br class="Apple-interchange-newline" /> <br />
*********************KEHILANGAN CINTA part 17*****************************<br />
<br class="Apple-interchange-newline" /> <br />
<br />
bruuuuukkkkk reza membalas pukulan dari bisma, namun ternyata pukulan reza tidak mengenai bisma, sebelum sempai tangan reza, nindy telah datang duluan menglindungi bisma. nindy terlihat pusing namun dia berusaha untuk tak pinsan. “nindy, maafin aku” ucap reza.<br />
<br />
<br />
Tiba-tiba ilham dan dicky melihat kejadian itu, mereka berlari menuju nindy dan bisma. “eh, kamu apa-apaan sih? Gak jentle banget sih mukulin cewe??” bentak dicky. Dicky mencoba memukul reza tapi ilham menghalanginya dan memegangi dicky “udah ky, gak usah kita ladenin cowo ini”. “kamu, pergi dari sini sekarang!!!” bentak ilham sambil mengusir reza. reza terpaksa pergi dengan muka yang kesal. Setelah itu segera dicky dan ilham menghampiri nindy yang terduduk dirumput “ndy, kamu gak apa??” Tanya dicky. “aku gak apa-apa, kalian bawa bisma kekamarnya aja” pinta nindy. Sementara bisma, badannya tiba-tiba menjadi lemas, kepalanya mulai kembali sakit dan akhirnya dia pinsan. Ilham,dicky, dan nindy sontak kaget dan langsung membawanya kekamar rawat.<br />
<br />
“dok, tolong bisma dok..” desak nindy pada dokter sambil memegangi kepalanya yang masih pusing. Sementara doktermenangani bisma, diruang tunggu seolah tak kuat lagi dengan pukulan reza tadi, nindy pingsan dan menjatuhkan dirinya. Sontak dicky dan ilham yang juga ada disitu langsung menolong nindy dan membawanya keruang rawat lain.<br />
<br />
***********<br />
<br />
Tak berapa lama nindy pingsan, ia akhirnya sadar “bisma” ucap nindy pelan. Sementara dicky yang menunggunya menoleh kearah nindy. “dicky, gimana bisma?” Tanya nindy. “bisma udah gak apa-apa kok” jawab dicky. “aku mau ketemu bisma” ucap nindy sambil duduk dan beranjak dari tempat tidurnya. “iya,iya.. ndy.. pelan-pelan ya… aku anterin kamu” ucap dicky sambil memegangi nindy.<br />
<br />
Sesampainya nindy dikamar rawat bisma, ia langsung menghampiri bisma. “nindy, kamu gak apa-apa?” Tanya bisma cemas. “iya aku gak apa-apa, yang harus dikwatirkan itu kamu, kamu gak apa-apakan?” Tanya nindy balik. “aku juga gak apa-apa” jawab bisma. “tenang aja ndy, ini semua gak akan terjadi lagi, tu cowo gak akan nunjukin mukanya lagi, kalo sampe.. siap-siap berhadapan sama aku” ucap dicky. Plaaakkk ilham menjitak kepala dicky “banyak omong kamu ky..”. “ya kamu..” dicky memanyunkan mulutnya. Bisma dan nindy hanya tertawa melihat ulah dua adiknya bisma.<br />
<br />
***********<br />
<br />
Pagi ini nindy tidak seperti biasa berangkat pagi buat menemui bisma dirumah sakit. Ia ingin memasakan nasi goreng special buat bisma dirumahnya. Bisma bilang kalau dia bosan makan makanan yang diberi oleh rumah sakit, ia ingin nindy memasakan sesuatu untuknya.<br />
<br />
“nindy” seru mila memanggil nindy. Nindy yang asyik masak didapur segera menuju ruangan tengan dimana kakaknya mila memanggil “iya apa kak?” ucap nindy sambil mengelap tangannya dicelemek yang ia pakai. “ni ada surat buat kamu” ucap mila sambil memberikan surat itu kenindy.<br />
<br />
surat dari siapa ya??liat ke<a href="http://ilmu-pengetahuan21.blogspot.com/2012/08/kehilangan-cinta-part-18.html" target="_blank">next part</a> ya...Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-18247270001866475632012-07-23T23:39:00.001-07:002012-08-06T20:00:30.645-07:00KEHILANGAN CINTA part 16oke sahabat pengetahuan21..nii ada cepen yang ditulis oleh <a href="https://www.facebook.com/nashita.prasetya" target="_blank">Nasita Ulfa Jameina</a>...:)<br />
Jika ingin di copast silahkaan..tetapii anda harus mencantumkan sumbernya ..<br />
terima kasih untuk tidak mengcopast tanpa izin penulis:)<br />
<br class="Apple-interchange-newline" /> <br />
*********************KEHILANGAN CINTA part 16*****************************<br />
<br />
<br />
sebelumnya..<br />
<br />
Saat nindy pergi, reza pun datang dilain arah.<br />
<br />
Sementara itu rangga yang bersiap-siap berangkat kerja terhenti sejenak melihat kedatangan reza “mau ngapain lagi sih kamu kesini? Gak capek ya?” ucap rangga sewot. “aku sengaja datang pagi-pagi kak biar bisa ketemu nindy. Nindynya pasti belum pergikan?” Tanya reza sambil melemparkan senyumnya. Sementara rangga terus memasang wajah sangarnya “dia baru aja pergi”. “dia kemana sih kak?” Tanya reza kesal. “dia nemanin cowonya yang lagi sakit dirumah sakit” ucap rangga. “cowonya?? Nindy udah punya cowo?” Tanya reza. “iya, dan tentunya cowonya itu lebih baik dari pada kamu” ucap rangga kemudian pergi meninggalkan reza.<br />
<br />
************<br />
<br />
Dirumah sakit seperti biasa nindy mengganti bunga divasnya, mengupas buah dan menyuapkannya kebisma, dan mengajak bisma jalan-jalan dihalaman rumah sakit yang rimbun oleh pohon-pohon yang tumbuh. dibawah sebuah pohon nindy menghentikan kursi roda bisma. iya bersimpuh dirumput dan bersandar dibahu bisma sambil memeluk bisma dari samping “aku sayang sama kamu bis” ucap nindy “aku seribu kali sayang sama kamu” sambung bisma. “ndy” sapa bisma “apa?”. “sisa hidup aku udah semakin berkurang ndy, kalo udah tiba saatnya nanti aku harap kamu bisa ngelepasin aku dengan senyuman” ucap bisma lemas dengan wajah pucatnya. “iya, aku pasti ngelakuin itu buat kamu, tapi jangan marah ya kalau ntar aku gak sanggup Menuhin permintaan kamu itu ya?” ucap nindy sendu. Seketika itu juga nindy meneteskan air matanya dan melihat itu bisma menampung air mata nindy dengan telapak tangannya dan kemudiam bisma menggenggam air mata itu erat-erat dan meletakkan kedadanya. Hal itu membuat hati nindy luluh. Kemudian nindy pun mempererat pelukannya.<br />
<br />
“nindy” seru seseorang dari belakang. Sontak nindy dan bisma menoleh kearah suara itu “reza” ucap nindy pelan. Segera nindy menghampiri reza “kamu kok tau aku disini”. “aku tau dari kak rangga” ucapnya “kamu ngapain sama dia?” sambungnya lagi. namun nindy tak menjawab apa-apa. kemudian reza langsung menarik tangan nindy “kamu apa-apan sih?” ucap nindy sambil mencoba melepaskan tangannya dari genggaman reza, tapi genggamannya terlalu kuat buat nindy untuk melepaskannya. “ayo kita pergi dari sini” bentak reza. Sementara bisma yang melihat itu semua menjalankan kursi rodanya kearah nindy dan reza “lepesin tangan nindy” pinta bisma. “eh, kamu siapa? Gak usah deh ikut campur dengan urusan kami” ucap reza kasar. “aku pacarnya nindy, jadi tolong jangan ganggu cewe aku..” pinta bisma lagi. “apa? pacar? Udah deh.. kamu gak usah cari-cari masalah, kamu tu Cuma cowo penyakitan, bisa apa?” ucap reza. Mendengar perkataan reza bisma kesal, ia ingin sekali menonjok reza. Kemudian bisma mencoba untuk berdiri dari kursi rodanya dan bruuuukkkk dengan tenaga yang tersisa bisma menonjok reza. reza mengusap tepi bibirnya yangg berdarah “ternyata kamu masih punya tenaga buat mukul orang”. dan bruuuuukkkkk reza membalas pukulan dari bisma, namun ternyata pukulan reza tidak mengenai bisma, sebelum sempai tangan reza, nindy telah datang duluan menglindungi bisma. nindy terlihat pusing namun dia berusaha untuk tak pinsan. “nindy, maafin aku” ucap reza.<br />
<br />
mau tau kelanjutannya??<a href="http://ilmu-pengetahuan21.blogspot.com/2012/08/kehilangan-cinta-part-17.html" target="_blank">next part </a>aja ya??Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-87175342627775567542012-07-23T23:36:00.001-07:002012-07-23T23:40:10.541-07:00KEHILANGAN CINTA part 15oke sahabat pengetahuan21..nii ada cepen yang ditulis oleh <a href="https://www.facebook.com/nashita.prasetya" target="_blank">Nasita Ulfa Jameina</a>...:)<br />
Jika ingin di copast silahkaan..tetapii anda harus mencantumkan sumbernya ..<br />
terima kasih untuk tidak mengcopast tanpa izin penulis:)<br />
<br />
<br />
************************KEHILANGAN CINTA part 15****************************<br />
<br />
<br />
sebelumnya..<br />
<br />
“ndy, aku gak pingin kamu jadi sedih kaya gini” ucap bisma yang terbaring lemas ditempat tidurnya “aku pingin kamu kesini Cuma mau bilang aku cinta sama kamu ndy” ucapnya. “bisma” ucap nindy sambil terus meneteskan air matanya.<br />
<br />
<br />
“aku Cuma pingin ngungkapin perasaan aku, aku gak minta kamu jadi pacar aku, karna aku tau hidup aku gak akan lama lagi dan aku juga tau dihati kamu Cuma ada reza” ucap bisma. “bis, kamu jangan bilang gitu, sekarang aku gak punya perasaan apa-apa sama reza, sekarang aku baru sadar kalau orang yang aku cinta itu kamu, orang yang juga mencintai aku sepenuh hatinya” ucap nindy. Kemudian ia memeluk bisma.<br />
<br />
***********<br />
<br />
Sekarang setiap hari nindy selalu menjenguk bisma, merawatnya sepenuh hati, membawakan buah dan mengganti bunga divas bunga dikamar rawat bisma setiap hari, dan mengajaknya menghirup udara segar dihalaman rumah sakit. Bisma terlihat senang karna ada nindy yang slalu menemaninya disisa-sisa hidupnya.<br />
<br />
***********<br />
<br />
Pagi ini seperti biasa nindy bersiap-siap berangkat kerumah sakit untuk menjenguk bisma. sementara kakaknya rangga heran melihatnya akhir-akhir ini slalu berangkat pagi-pagi dan dia tidak tau nindy kemana “eh dek, kamu belakangan ini jarang dirumah, kamu kemana sih? Padahal kamu lagi cuti kuliah kan?” Tanya rangga menghentikan langkah nindy yang berjalan menuju pintu depan. “kak, tenang aja aku gak nemuin reza kok” ucap nindy. “iya kaka tau kamu gak nemuin reza” ucap rangga mantap. “kaka kok yakin gitu?” Tanya nindy bingung. “karna selama kamu gak dirumah, cowo tengik itu sering datang kesini cariin kamu, dan gak tau malunya lagi, dia sering kaka marahi dan kaka usir, tapi malah terus-terusan datang dan nyogok kaka dengan barang-barang yang gak jelas.” Jelas rangga. “trus kaka terima?” Tanya nindy. “ya gak lah, sampai kapan pun kaka gak akan pernah suka sama dia” rangga menghela nafasnya sejenak “jadi selama ini kamu kemana sih?”. “ceritanya panjang kak” nindy menceritakan semuanya pada kakanya rangga. semua tentang bisma. “kaka bangga sama kamu dek, jaga terus cinta kamu ya” ucap rangga memberikan semangat pada adeknya itu. “ya udah kak, aku pergi dulu ya?” nindy berpamitan pada kakanya. “senyum semangat dek” seru rangga.<br />
<br />
Saat nindy pergi, reza pun datang dilain arah.<br />
<br />
bagaimana kisah selanjutnya??yuk kita<a href="http://ilmu-pengetahuan21.blogspot.com/2012/07/kehilangan-cinta-part-16.html" target="_blank"> kenext part</a>..Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-80757056980138883582012-07-23T23:27:00.001-07:002012-07-23T23:37:39.497-07:00KEHILANGAN CINTA part 14oke sahabat pengetahuan21..nii ada cepen yang ditulis oleh <a href="https://www.facebook.com/nashita.prasetya" target="_blank">Nasita Ulfa Jameina</a>...:)<br />
Jika ingin di copast silahkaan..tetapii anda harus mencantumkan sumbernya ..<br />
terima kasih untuk tidak mengcopast tanpa izin penulis:)<br />
<br />
**********************KEHILANGAN CINTA part 14*****************************<br />
<br />
<br />
sebelumnya..<br />
<br />
Saat dicky berjalan menyusuri lorong rumah sakit, ia berbelok dan memasuki sebuah ruang rawat. “dicky ngapain sih kesini? Jangan bilang kalau..” nindy kemudiam berdiri didepan ruangan itu dan mencoba melihat siapa yang ada didalam melalui celah pintu yang agak renggang.<br />
<br />
<br />
“bis, aku gak ketemu sama nindy.. dia gak datang, maaf ya ma..” ucap dicky sambil tertunduk.”iya, gak papa kok ky” ucap bisma yang terbaring diranjang rumah sakit itu dengan wajah yang pucat ditambah kemurungannya yang belum bisa bertemu dengan nindy. “kamu gimana sih ky?? Gitu aja gak bisa, ya udah biar aku aja deh yang nemuin nindy” ucap ilham yang tiba-tiba angkat bicara sambil pergi keluar dari ruangan itu.<br />
<br />
“ha?? Bisma??” ucap nindy kaget melihat orang yang dirawat diruangan itu. Saking kagetnya ia tidak menyadari kalo ilham berada dihadapannya. “kak nindy, kok bisa disini?” Tanya ilham. “eh ham, eng…. Aku tadi ngikutin dicky” ucap nindy “bisma kenapa ham?” lanjutnya. “mmm… sini deh kak” ucap ilham sambil menarik tangan nindy menjauh dari ruang rawat bisma. sementara mayang dan morgan masih bingung melihat apa yang terjadi dengan temannya itu, mereka hanya menonton apa yang sedang terjadi.<br />
<br />
“bisma kenapa sih??” Tanya nindy penasaran. “mmm.. bisma mengidap kanker otak kak” ucap ilham ragu. “apa???” ucap nindy tak percaya dengan apa yang dikatakan ilham. Seketika itu juga air mata nindy mengalir, entah perasaan apa yang dirasakan nindy. Perasaan kasian kah? atau perasaan sedih yang dirasakannya. Yang ia rasakan hanya kegalauan dihatinya. “dokter bilang hidup bisma hanya tinggal beberapa minggu lagi kak, makanya kami ingin disisah hidupnya bisma ditemani oleh orang yang paling dia cinta” jelas ilham. “maksud kamu” ucap nindy tak mengerti. “bisma itu sebenarnya cinta sama kak nindy, tapi dia gak mau bilang itu semua kekak nindy, dia gak ingin kak nindy sedih kalo dia pergi nanti” terang ilham lagi. tangis nindy semakin menjadi-menjadi, nindy bingung.<br />
<br />
Kemudian nindy berlari memasuki ruangan bisma “bisma” serunya. Sontak bisma dan dicky menoleh kearah nindy “nindy” ucap bisma lemas. Sementara ilham, mayang, dan morgan juga mengikuti nindy masuk keruangan bisma.<br />
<br />
Nindy menghampiri bisma “kenapa sih kamu gak bilang kalo kamu tu sakit? Aku kuatir sama kamu bis..” ucap nindy. “ndy, aku gak pingin kamu jadi sedih kaya gini” ucap bisma yang terbaring lemas ditempat tidurnya “aku pingin kamu kesini Cuma mau bilang aku cinta sama kamu ndy” ucapnya. “bisma” ucap nindy sambil terus meneteskan air matanya.<br />
<br />
loh? bisma bilang apa tu? apa ya respon dari nindy?buruan <a href="http://ilmu-pengetahuan21.blogspot.com/2012/07/kehilangan-cinta-part-15.html" target="_blank">kepart selanjutnya</a> ya??Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3259531982767354081.post-33111290433231201192012-07-23T23:25:00.002-07:002012-07-23T23:28:43.442-07:00KEHILANGAN CINTA part 13oke sahabat pengetahuan21..nii ada cepen yang ditulis oleh <a href="https://www.facebook.com/nashita.prasetya" target="_blank">Nasita Ulfa Jameina</a>...:)<br />
Jika ingin di copast silahkaan..tetapii anda harus mencantumkan sumbernya ..<br />
terima kasih untuk tidak mengcopast tanpa izin penulis:)<br />
<br />
*****************KEHILANGAN CINTA part 13*********************************<br />
<br />
<br />
sebelumnya..<br />
<br />
“ndy, aku mohon ndy.. aku sayang sama kamu.. kamu juga sayangkan sama aku?” ucap reza memelas. Sejenak nindy terdiam, fikiran nindy buyar, dia baru sadar kalo dia udah janjian dengan dicky 1jam lalu. “ya ampun, dicky” seru nindy.<br />
<br />
<br />
Bergegas nindy beranjak dari tempat duduknya dan berlari menuju pantai yang gak jauh dari café itu. “ndy, kamu mo kemana? Kamu belum jawab pertanyaan aku ndy” ucap reza seraya melerai tangan nindy. “maaf za, aku ada urusan penting” ucap nindy. “apa masih ada yang lebih penting selain hubungan kita?” Tanya reza yang masih menahan nindy. Namun, nindy tak memperdulikan perkataan reza dan melepaskan genggaman tangan reza. Kemudian ia kembali berlari mengejar waktu.<br />
<br />
Saat nindy sampai dijalan dekat pantai, ia melihat dicky masuk kemobilnya dan melaju pergi “dicky, dicky.. tunggu..” teriak nindy sambil mengejar mobilnya, tapi dicky tidak mungkin mendengar teriakan nindy. Saat nindy menyerah mengejar dicky, tiba-tiba sebuah mobil berhenti didekatnya. “ndy, kamu mau kemana?” Tanya seseorang yang menyeru nindy dari dalam mobilnya. “mayang” ucap nindy sontak melihat kearah orang itu yang ternyata mayang temannya, ada morgan juga. Segera nindy berlari memasuki mobil itu “gan, ikuti mobil itu, cepeten….” Ucap nindy sambil menunjuk mobil dicky yang melaju. “iya,iya ndy..” ucap morgan yang panic melihat nindy. “emang ada apa sih ndy? Siapa orang yang kamu kejar itu?” tanya mayang yang juga ikut panic. “ceritanya tu panjang entar deh aku ceritain” ucap nindy yang matanya masih focus memandangi mobil dicky.<br />
<br />
Tidak beberapa menit mobil dicky memelankan laju mobilnya dan memarkirkannya didepan sebuah rumah sakit. Morgan pun menghentikan mobilnya “dia masuk kerrumah sakit tu ndy” ucap morgan sambil terus memandangi gerak gerik dicky. Nindy kemudian turun dari mobil dan masuk kerumah sakit itu mengikuti dicky. Mayang dan morgan pun yang penasaran juga mengikuti nindy. “ndy tunggu kita dong..” seru mayang.<br />
<br />
Saat dicky berjalan menyusuri lorong rumah sakit, ia berbelok dan memasuki sebuah ruang rawat. “dicky ngapain sih kesini? Jangan bilang kalau..” nindy kemudiam berdiri didepan ruangan itu dan mencoba melihat siapa yang ada didalam melalui celah pintu yang agak renggang.<br />
<br />
siapa yang dirawat diruangan itu ya??see <a href="http://ilmu-pengetahuan21.blogspot.com/2012/07/kehilangan-cinta-part-14.html" target="_blank">next part ya</a> teman2..Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04062759717843228738noreply@blogger.com0