oke sahabat pengetahuan21..
semoga inii bermanfaat :)
Salah satu fenomena yang cukup menghebohkan dunia Islam saat ini adalah adanya sekelompok umat yang aktif mengkafirkan kelompok lainnya. Mereka memandang bahwa orang-orang yang ada di luar kelompoknya, atau yang tidak berbaiat kepada imam mereka sebagai kafir, murtad dan keluar dari Islam.
Bahkan terkadang dosa-dosa yang dilakukan oleh umat Islam ini sudah cukup dijadikan dasar oleh mereka untuk memposisikan umat Islam di dalam kekafiran.
Lebih jauh lagi, para pemimpin negeri Islam dan termasuk juga ulama pun dikafirkan karena dianggap mendiamkan kemungkaran. Jadi dalam pandangan mereka, tidak harus menjalankan kemungkaran, tapi sekedar mendiamkan kemungkaran pun sudah bisa membuat seseorang atau sebuah pemerintahan menjadi kafir.
Maka setiap kali berbeda pendapat dengan orang lain, mereka dengan mudah menyerang lawan bicaranya itu dengan julukan kafir. Seolah-olah di dunia ini hanya dirinya saja yang berhak menganut agama Islam, sedangkan orang lain sangat rentan untuk menjadi kafir.
1. Latar Belakang
Untuk bisa menanggapi fenomena tersebut, tidak ada salahnya bila kita coba untuk menelusuri latar belakang dan motivasi yang menyebabkan sebagian saudara kita melakukannya. Sebab dengan mengenal latar belakang dan motivasinya, kita bisa memahami alur berpikir mereka. Dan dengan itu, kita pun bisa melakukan koreksi dan memberikan masukan yang positif atas pendapat itu.
a. Fenomena tersebarnya kekufuran, kemaksiatan serta kemurtadan di tengah masyarakat Islam memang sudah sedemikian parah. Para penyeru kebatilan menarikan tarian syetan tanpa malu dan tanpa harga diri di depan hidung kita. Mereka dengan luluasa memanfaatkan media informasi untuk menyiarkan dan menyebarkan kebatilan tanpa ada upaya pencegahan yang berarti. Seks bebas, pelacuran, pemerkosaan, pencurian, khamar, narkotika, kolusi di antara penguasa serta pelecehan hukum dan agama telah membuat darah pendukung takfir ini bergejolak untuk bertindak.
b. Tingkat toleransi dari sebagian ulama yang terlalu berlebihan mengakibatkan tidak sabarnya kelompok pentakfir untuk segera mengeluarkan vonis kafir kepada siapa saja yang dipandang keluar dari ajaran Islam
c. Umumnya mereka yang suka mengkafirkan orang lain itu adalah generasi muda punya niat ikhlas, semangat membara, fitalitas yang tingggi, taat beribadah, punya semangat amar ma'ruf nahi mungkar dan punya rasa memiliki atas umat ini yang banyak. Dan paling utama adalah rasa keprihatinan mereka atas apa yang kita saksikan termasuk kerusakan moral, akhlaq, adab Islam, kemurtadan dan tekanan kekuatan kafir. Semua problem itu demikian menyiksa batin mereka sehingga keluarlah mereka dari kearifannya dan masuk ke wilayah yang out of control.
d. Namun energi yang tinggi itu tidak diimbangi dengan kemampuan syar'iyah yang mendasar. Kurangnya latar belakang kafaah syar'iyah dan pendalaman bidang hukum Islam telah membuat mereka cenderung untuk mengambil ayat-ayat yang mutasyabihat dan meninggalkan yang muhkamat. Selain itu karena kurang luasnya wawasan mereka, sehingga seringkali mereka hanya menemukan sepotong dalil dan terluput dari dalil lainnya. Akibatnya pemahaman mereka menjadi sepotong-sepotong, tidak lengkap dan tidak komprehensif.
2. Bahaya Mengkafirkan
3. Yang Berhak Dikafirkan
4. Syarat Ke-Islaman : Ikrar Dua Kalimat Syahadat
5. Dosa Besar Tidak Merusak ke-Islaman
6. Pembagian Kafir : Hakiki dan Majazi
Don't forget Follow me on Twitter Ajiez
Salah satu fenomena yang cukup menghebohkan dunia Islam saat ini adalah adanya sekelompok umat yang aktif mengkafirkan kelompok lainnya. Mereka memandang bahwa orang-orang yang ada di luar kelompoknya, atau yang tidak berbaiat kepada imam mereka sebagai kafir, murtad dan keluar dari Islam.
Bahkan terkadang dosa-dosa yang dilakukan oleh umat Islam ini sudah cukup dijadikan dasar oleh mereka untuk memposisikan umat Islam di dalam kekafiran.
Lebih jauh lagi, para pemimpin negeri Islam dan termasuk juga ulama pun dikafirkan karena dianggap mendiamkan kemungkaran. Jadi dalam pandangan mereka, tidak harus menjalankan kemungkaran, tapi sekedar mendiamkan kemungkaran pun sudah bisa membuat seseorang atau sebuah pemerintahan menjadi kafir.
Maka setiap kali berbeda pendapat dengan orang lain, mereka dengan mudah menyerang lawan bicaranya itu dengan julukan kafir. Seolah-olah di dunia ini hanya dirinya saja yang berhak menganut agama Islam, sedangkan orang lain sangat rentan untuk menjadi kafir.
1. Latar Belakang
Untuk bisa menanggapi fenomena tersebut, tidak ada salahnya bila kita coba untuk menelusuri latar belakang dan motivasi yang menyebabkan sebagian saudara kita melakukannya. Sebab dengan mengenal latar belakang dan motivasinya, kita bisa memahami alur berpikir mereka. Dan dengan itu, kita pun bisa melakukan koreksi dan memberikan masukan yang positif atas pendapat itu.
a. Fenomena tersebarnya kekufuran, kemaksiatan serta kemurtadan di tengah masyarakat Islam memang sudah sedemikian parah. Para penyeru kebatilan menarikan tarian syetan tanpa malu dan tanpa harga diri di depan hidung kita. Mereka dengan luluasa memanfaatkan media informasi untuk menyiarkan dan menyebarkan kebatilan tanpa ada upaya pencegahan yang berarti. Seks bebas, pelacuran, pemerkosaan, pencurian, khamar, narkotika, kolusi di antara penguasa serta pelecehan hukum dan agama telah membuat darah pendukung takfir ini bergejolak untuk bertindak.
b. Tingkat toleransi dari sebagian ulama yang terlalu berlebihan mengakibatkan tidak sabarnya kelompok pentakfir untuk segera mengeluarkan vonis kafir kepada siapa saja yang dipandang keluar dari ajaran Islam
c. Umumnya mereka yang suka mengkafirkan orang lain itu adalah generasi muda punya niat ikhlas, semangat membara, fitalitas yang tingggi, taat beribadah, punya semangat amar ma'ruf nahi mungkar dan punya rasa memiliki atas umat ini yang banyak. Dan paling utama adalah rasa keprihatinan mereka atas apa yang kita saksikan termasuk kerusakan moral, akhlaq, adab Islam, kemurtadan dan tekanan kekuatan kafir. Semua problem itu demikian menyiksa batin mereka sehingga keluarlah mereka dari kearifannya dan masuk ke wilayah yang out of control.
d. Namun energi yang tinggi itu tidak diimbangi dengan kemampuan syar'iyah yang mendasar. Kurangnya latar belakang kafaah syar'iyah dan pendalaman bidang hukum Islam telah membuat mereka cenderung untuk mengambil ayat-ayat yang mutasyabihat dan meninggalkan yang muhkamat. Selain itu karena kurang luasnya wawasan mereka, sehingga seringkali mereka hanya menemukan sepotong dalil dan terluput dari dalil lainnya. Akibatnya pemahaman mereka menjadi sepotong-sepotong, tidak lengkap dan tidak komprehensif.
2. Bahaya Mengkafirkan
3. Yang Berhak Dikafirkan
4. Syarat Ke-Islaman : Ikrar Dua Kalimat Syahadat
5. Dosa Besar Tidak Merusak ke-Islaman
6. Pembagian Kafir : Hakiki dan Majazi
Don't forget Follow me on Twitter Ajiez
0 komentar:
Posting Komentar