Selasa, 10 Juli 2012

Cerpen BUKAN OH HA NY(diplayfull kiss)

oke sahabat pengetahuan21..nii ada cepen yang ditulis oleh Nasita Ulfa Jameina...:)
Jika ingin di copast silahkaan..tetapii anda harus mencantumkan sumbernya ..
terima kasih untuk tidak mengcopast tanpa izin penulis:)

****************************BUKAN OH HA NY(diplayfull kiss)**************************


“haaaa….. dicky…. Dia keterlaluan…” begitu lah rengek azi padaku. Cewe yang sebenanya bernama azeirha ini terus saja memukul-mukul manja dadaku. Bahuku telah kuyup dibasahi oleh air matanya. Beginilah azi setiap ia merasakan patah hati karna tak bisa mendapatkan orang yang disukainya. Sepanjang hari bisa ia habiskan untuk menangisinya. Sementara aku, sebagai sahabatnya hanya bisa memberikan bahuku sebagai tempat sandarannya.

   “gue tau kalau sebenarnya dia itu suka sama gue. tapi gue gak tau masalah dia itu apa? sampe-sampe dia ngabaiin gue yang… yah gak ada kurangnya deh..” ucap azi ketus dan masih menangis dibahuku sambil meremas-remas lengan seragam putih abu-abuku. “dicky…. Dengerin gue gak sih?” tanyanya yang sekarang mendongakkan kepalanya padaku. “denger kok” jawabku lesu tanpa mengarah padanya.

“tapi lo kok diem…” timpal azi kesal dengan wajah sembabnya. “so, gue harus bilang WAW gtu?” ucapku sambil mendekatkan wajahku padanya. Dengan jarak muka sedekat ini aku bisa melihat setiap lekuk wajahnya yang tergolong cantik tipe B itu.

  Azi semakin kesal, ia tak tahan lagi. dia yang sedang sedih, bukannya menenangkannya, aku malah semakin membuat ia kesal. Azi beranjak dari bangku taman sambil mengarah padaku “ya udah, gue balik kekelas aja. Susah punya sahabat gak pengertian kaya lo!” omelnya sambil melangkah pergi.

“azi… hati-hati ya jalanya? Perasaan gue gak enak” seruku setengah berteriak sambil melambaikan tangan dan tersenyum manis. Aku sengaja berkata seperti itu untuk membuatnya semakin kesal. Azi pun membuka sepatunya dan mengarahkannya padaku. Namun aku rasa dia tak akan setega itu. hingga azi memakai sepatunya lagi dan berbalik pergi. Melihat espresinya seperti slalu membuatku tertawa geli. Seperti Espresi anak SD yang sedang menggertak temannya.

Aku yang merasa jam istirahat belum berakhir, melanjutkan kembali membaca komik yang tadinya tertunda karena azi. Namun, belum lama membaca aku kembali harus menghentikannya. Karena azi datang lagi. entah apa lagi yang membuatnya kembali ketaman ini lagi.

“dicky… barusan dicky disana…” ucapnya isteris sambil mengguncangkan tubuhku. Wajahnya yang sekarang jauh berbeda dari wajahnya yang tadi merengek dihadapanku. Ceria, seratus delapan puluh derjat berubah. “apaan sih?”

“barusan pas aku jalan kekelas aku ketemu sama kak bisma. trus, trus dia senyum gitu sama aku.” ucapnya girang. Wajahnya yang sebelumnya sembab karena menangis berubah seratus delapan puluh derajat menjadi ceria dengan hanya mendapatkan senyuman dari orang yang juga tadinya membuat dia nangis.

  Terus terang ini yang membuatku kuatir pada azi, jelas-jelas dia tadi menangis karena diabaikan oleh bisma dan sekarang dia tersenyum bahagia seperti ini juga karena bisma hanya tersenyum padanya. “ya ampun zi.. zi…” hanya itu yang bisa keluar dari mulutku melihat tingkahnya.

Ya, bisma adalah cowo yang selama ini azi kejar cintanya. Cowo yang bisa terbilang sepurna, jenius, keren, tampan, dia seperti seorang baeksenjo dalam drama korea playfull kiss. Tak peduli bisma mengabaikannya dan pura-pura tak tau dengan perasaannya, azi selalu saja melakukan berbagai macam cara mendapatkan cinta bisma.

Masih aku ingat saat pertama kali azi membuat surat cinta untuk bisma dan memberikannya langsung, sementara bisma hanya cuek dan tak sedikitpun menyentuh surat itu. saat azi mebawakan bekal untuk bisma, saat azi menyatakan cintanya pada bisma, betapa bodohnya itu. bisma hanya menolaknya mentah-mentah dengan mengatakan “azeirha, gue Cuma mau sama cewe yang otaknya sama kaya gue” dia mengucapkan kata-kata itu sambil tersenyum manis. Namun, azi tak merasa terhina sedikit pun. jika aku yang jadi dia sudah ku bunuh pria itu.

********

“akhirnya pulang juga.. otak gue udah buntu banget dengan pelajaran hari ini” keluhku saat jam pelajaran telah usai sambil merapikan isi tasku. “yuk ky, kita pulang” ajak azi penuh semangat sambil menarik tanganku.

Tapi belum sempat aku beranjak dari bangkuku, azi telah ditarik duluan oleh seorang lelaki. “ikh… apaan sih reza” sontak azi berontak pada lelaki yang disebutnya reza itu. reza, dia itu orang yang selalu meledek azi, mengacaukan semua yang dilakukan azi, tepatnya azi menyebutnya my enemy. Ntah apa lagi yang dilakukan reza kali ini. azi sepertinya memang lebih cocok dengan reza ketimbang bisma. tapi aku tetap saja tidak akan rela.

Aku mengikuti reza dan azi dai belakang. Tepat didepan kelas reza menghentikan langkahnya dan melepaskan genggaman tangannya sambil menghadap azi. “ohany ku, sudahlah jangan mengejarku lagi. aku tidak menyukaimu ohany. Baeksenjo hanya mau dengan perempuan yang otaknya sama dengan diriku” itulah ledekkan dari reza dengan ucapan dramanya.

“hhh…” aku hanya bisa menghela nafas saat bisma lewat dihadapan mereka, ternyata itulah maksud reza mempermalukan azi didepan bisma. sementara bisma, sepertinya ia didalam hati menetertawakan azi dengan senyuman sok coolnya itu.
                “ikh!!! Reza keterlaluan!” bentak azi kesal. Sementara reza hanya tertawa puas dengan apa yang dilakukannya itu. azi bergegas pergi dari tempat itu dengan muka memerah.
               
Plaaakkk aku pukuli kepala reza dengan komik yang ada ditanganku “sebenarnya lo berharap jadi baeksenjonya azikan?” ledekku. “ikh… ogah…. Lo tu yang diam-diam suka sama azi” elak reza berbalik meledekku. Aku hanya bisa terdiam mendengar ucapan itu, aku tak tau harus berkata apa lagi tiap kali reza menyinggung tentang itu.

“tu kan… malu lo... ya udah gue pulang dulu ya? Bye bye…” reza beranjak dari hadapanku dan mengacak rambut azi yang sudah duluan dihadapanku.

***********

Pagi ini seperti biasa aku dan azi berangkat kesekolah berbarengan dengan motor matik ku. “buruan dicky, gue pengen liat kak bisma” seru azi sambil setengah berteriak. “iya, iya, bawel” balasku sambil mengencangkan laju motorku.

Tepat waktu, saat aku sampai diparkiran sekolah, disitu bisma juga baru sampai dengan mobil sport merahnya. “bagus-bagus… tepat waktu” seru azi sambil mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis padaku, lalu bergegas menghampiri bisma. smentara aku lagi-lagi hanya bisa “hhh…” menghela nafas panjang.

“kak bisma” tegur azi pada bisma sambil tersenyum ceria. Sementara bisma hanya tersenyum dengan coolnya. “kaka, kaka… kapan gue bisa jadi pacar lo?” tanya azi memelas namun tetap menunjukkan senyumnya. Namun, belum sempat bisma menjawab azi meneruskan ocehannya “gue tu udah berusaha loh buat bisa punya otak yang sama dengan kaka, rajin belajar, baca-baca buku, pokoknya gue udah berusaha banget kak”.

Bisma tiba-tiba menghentikan langkahnya dan mengarah pada azi. Ia menatap azi lekat-lekat, belum pernah sebelumnya ia seperti itu. “apa ini? kak bisma natap gue? jangan-jangan kali ini dia akan akui kalau dia juga suka sama gue. yes!” batin azi begitu gembira tanpa menghilangkan salah tingkahnya.

bisma memegang kedua bahu azi, semakin membuat gadis itu salah tingkah. “kebetulan banget hari ini itu hari terakhir gue disekolah ini. jadi silahkan cari baeksenjo yang lain ya?” ucap bisma seketika membuat azi terperanjat dan kemudian melanjutkan langkahnya.

Azi tertegun sebentar lalu tersadar dan kembali mengimbangi langkah bisma “kaka mau kemana? Mau pindah ya?”. “gue mau pindah kesingapore. Lo mau ngikutin gue kesana?” tanya bisma yang sekarang tak lagi menatap azi dan berbelok kearah samping kanan.

Bruuukkkk sementara azi tiba-tiba jatuh karna tak sengaja menabrak tembok. Jalannya jalan buntu. Aku yang sedari tadi mengikuti mereka sontak berlari mendekati azi “lo gak apa-apa?” tanya ku panic.

“haaaaa……. Kak bisma mau pindah keluar negri. Trus aku gimana?” rengeknya dengan suara yang lantang hingga semua orang mengarah padanya. “ya lo sama dicky dong” tiba-tiba dari kejauhan reza datang menhampiri kami.

“maksud lo?” tanya azi menghentikan tangisnya. “azi, reza itu suka sama lo” aku lantas langsung menjawab sebelum reza berkata yang tidak-tidak lagi. azi yang sedari tadi terduduk dilantai langsung berdiri dan menghampus air matanya. “oh jadi lo berdua diam-diam suka sama gue?” tanya azi menyelidik.

Aku dan reza hanya bisa tertegun malu. Kami saling menyikut stu sama lain. Azi tiba-tiba mendekati kami berdua dan bergantian melihat kami sambil tersenyum manis masih dengan mata sembabnya. “benarkah itu? kalau gitu gue kasih kesempatan buat kalian.” Ucap azi sontak membuat kami terkaget-kaget.

***********

aku dan reza sibuk bergantian mencari perhatian azi. Saat dikantin reza nyuguhin jus apel, aku malah nyuguhin jus nanas pada azi. Reza menghidangkan bakso, aku menghidangkan mie rebus. Begitu juga diperpus,aku mencarikan komik untuk azi, sementara reza mencarikan novel. Begitu juga saat pulang reza mengajak azi pulang dengan mobilnya sementara aku mengajaknya dengan motorku. Semua itu membuat azi bingung sekaligus tersenyum geli.

Hal serupa juga terjadi disaat azi mengajak reza dan aku kemall. Setiap apa yang azi beli pasti dipilihkan oleh kami berdua. azi beli sepatu, baju, tas, dan masih banyak lagi.

************

“oh aziku, pilihlah diriku” ucap ku dengan berpakaian seperti pangeran didalam dongeng. “tidak ohanyku, pilihlah aku” ucap reza juga berpakaian sama seperti aku. kami saling menarik azi, aku memegang tangan azi sebelah kanan dan reza disebelah kiri. Azi yang berpakaian bak putri didalam dongeng bingung dan berteriak. “AAAaaaaa……!!!!!”

Hingga akhirnya aku tersadar dari mimpiku. Kulihat kearah jam dinding kamarku. Untung saja aku tidak telat untuk berangkat sekolah. Segera aku beranjak dari ranjang dan bergegas kekamar mandi.

***********

Aku menyusuri lorong sekolah sambil memutar otak, mencari cara lain agar azi tidak memilih reza melainkan memilih aku. selama ini yang setia disamping azi itu aku, bukan reza yang selalu menjadi enemy nya azi. Lamunanku buyar ketika azi ku lihat berada didepan mataku sambil berjalan ceria seperti biasanya. Segera saja aku mengiringinya “azi”.

Disaat yang sama ntah dari mana rezapun muncul dan ikut mengiringi langkah kami. Reza benar-benar tak memberiku kesempatan untuk berdua dengan azi.

Saat aku dan reza saling bertatapan dan beradu tangan dibelakang punggu azi, tiba-tiba azi mendadak menghentikan langkahnya hingga tangan kami tak sengaja memukul punggungnya. Aku kira azi akan berteriak kesakitan, namun dia tak perduli sedikitpun. Aku dan reza memperhatikan tingkah azi, nyengir sambil matanya terus mengarah pada seorang cowo yang berjalan tepat dihadapan kami.

Azi berbalik mengikuti cowo itu sambil mengiringi langkahnya “hai, anak baru ya?” sapa azi dengan logat cerianya. “iya” jawab cowo yang terbilang jauh lebih tampan dibandingkan bisma sambil tersenym manis pad azi. “aku azeirha” tambah azi sambil menjulurkan tangannya. Cowo itu menghentikan langkahnya dan menatap azi lekat-lekat dan tersenyum simpul “ilham”. Aku ingat cara itu, itu seperti cara saat bisma terakhir kalinya berbicara dengan azi. “mau aku antar kekelas?” tanya azi pada ilham. “kalo gak keberatan”. “dengan senang hati” ucap azi semangat sambil tersenyum lebar.

Sontak aku dan reza serempak mengatakan “baeksenjo lagi?”. seolah azi mendengar perkataan kami dan menjawab dengan lantang “bukan, yang sekarang ini gujunpyo” teriaknya tanpa berbalik dan tanpa menghentikan langkahnya bersama ilham.

Sementara aku dan reza hanya bisa tertegun dan saling memandang satu sama lain dengan muka lesu. “kirain gak ada baeksenjo, ohanyku akan jadi milikku” ucap reza sambil merangkul aku. “kan udah aku bilang dia bukan ohany” balasku sambil berbalik merangkul reza. kami saling mengasihani diri masing-masing, namun baru sadar kami saling berpelukan karena terbawa suasana. Semua orang melihat kearah kami. Segera kami melepaskan diri dan saling menjitak kepala.

Sudah aku bilang azi itu bukan ohany. Dia hanya seorang gadis remaja yang sedang mencari jati diri. Dan aku yakin tak akan selamanya ia seperti itu. dan suatu saat dia pasti akan menemukan cinta sejatinya. Bisa reza atau aku, tapi aku berharap itu aku.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Bluehost